Anda di halaman 1dari 30

LIFE THREATENING

COMPLICATION
REGIONAL ANESTHESIA

Oleh :
Dr. I Gusti Ngurah Rai Artika, Sp.An, KAKV, KAR
Konsulen Anestesiologi dan Terapi Intensif
DAFTAR MATERI PEMBAHASAN

TOTAL SPINAL ANESTESI

INTOKSIKASI OBAT ANESTESI LOKAL


Total Spinal Anestesia

Definisi

Spinal anestesi lokal yang memblokade


semua saraf spinal hingga dan mungkin
termasuk batang otak.
INSIDENSI

Insidensi total spinal <1/100,000 -


27/100,000 (0.001-0.027%)
B. Penyebab
Epidural
1. Pungsi dural yang tidak disengaja pada epidural
anestesi
2. Penempatan intratekal atau bergesernya kateter
epidural

Spinal
a) Dosis spinal yang besar
b) Posisi Trendelenburg yang berlebihan dgn larutan hiperbarik
c) Full dosis spinal pada ibu melahirkan yang bertubuh pendek
d) Anestesi spinal (dosis normal) diberikan setelah labor
epidural
e) Pengulangan full dosis spinal setelah kegagalan spinal

3.CSE : bolus epidural berlebihan dengan CSE


D. Pencegahan
1. Gunakan dosis yang tepat dari anestesi lokal selama blok
neuraksial
2. Pada ibu melahirkan dengan perawakan pendek, penggunaan
CSE dengan dosis rendah intratekal lebih dianjurkan
dibandingkan dengan spinal single shot
3. Posisi pasien tepat
4. Dosis epidural atau CSE secara bertahap dan mengevaluasi
pasien terhadap tanda-tanda dan gejala injeksi
intratekal/intravaskular
5. Peralatan resusitasi dan obat harus segera tersedia di semua
tempat di mana anestesi neuraksial dilakukan
E. Manifestasi
F. PENATALAKSANAAN (1)

1. Aktifkan emergency, panggil bantuan, ambil peralatan


emergency dan defibrilator jika kondisi berat,
komunikasikan dengan tim bedah
2. Jika pasien pasien tidak respon, tidak bernapas dan nadi
karotis tidak teraba lakujkan RJP.
3. Hentikan bolus / infus epidural
5. Pastikan oksigenasi dan ventilasi adekuat
 Berikan O2 100% dan bantuan ventilasi tekanan positif jika
diperlukan.
 Intubasi pasien jika ada kehilangan kesadaran, kegagalan
pernapasan, atau kolaps kardiovaskular berat
 Pada ibu hamil (lambung penuh) intubasi dengan teknik RSI
(rapid sequence intubation)

“Ventilasi pasien sampai efek dari anestesi lokal hilang


(biasanya 1 sampai 2jam)”
6. SUPPORT SIRKULASI
Berikan bolus cairan
Berikan vasopressor , tingkatkan dosis sesuai kebutuhan
 Ephedrine IV, 5 to 10 mg
 Epinephrine IV, 10 to 100 mcgr bolus dan pertimbangkan
kontinu melalui infus jika tidak ada respon

“Pada kondisi kardivaskular kolap, terapi agressif dengan


vassopressor dan pemberian cairan”
Penanganan bradikardi
 atropin IV 0,5 mg  terapi sesuai algoritma bradikardia
 Bradikardia berat mungkin memerlukan pengobatan dengan
epinefrin IV, 10 sampai 100 mcgr, dilanjutkan dengan infus
kontinyu

“Terapi dengan agressif bradikardia ekstrim, karena pasien


potensial untuk mengalami henti jantung”
kematian G. Komplikasi
janin Hipoksemia
dan ibu
5 1
4 2 Cedera otak
Penurunan Aritmia
kesadaran 3 Henti Jantung

Aspirasi isi
lambung

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FK UGM-RSUP DR.SARDJITO


A. Definisi

Keracunan sistemik pada lokal anestesi adalah efek


sistemik yang merugikan yang terjadi karena konsentrasi
obat lokal anestesi yang tinggi di darah
B. PENYEBAB

1. Injeksi langsung ke intravaskular dengan


menggunakan obat anestesi lokal.

2. Kelebihan jumlah obat anestesi lokal yang


diabsorpsi kedalam pembuluh darah dalam
waktu yang singkat

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FK UGM-RSUP DR.SARDJITO


Absorbsi sistemik lokal anestesia
D. Pencegahan
1. Persiapkan peralatan resusitasi termasuk obat dan peralatan
support oksigenasi dan ventilasi
2. Pengetahuan tentang penggunaan lokal anestesi dengan
volume dan konsentrasi yang tinggi, termasuk antisipasi jika
terjadi komplikasi
3. Pemberian benzodiazepin pada pasien akan meningkatkan
ambang kejang tetapi bisa menyebabkan bias gejala awal
neurologi dari intoksikasi lokal anestesi
4. Monitoring yang ketat dan kontinyu pada teknik regional yang
menggunakan dosis besar
5. Gunakan teknik berikut selama blokade regional untuk
meminimalkan risiko injeksi intravaskular :
 Menggunakan panduan USG
 Melakukan tes dose dengan epinephrine (5 μg/mL)
 Melakukan teknik injeksi dan aspirasi inkremental, lihat
adakah darah saat akan menyuntikan obat anestesi lokal
 Jika ada abnormalitas pertimbangan awal adalah akibat
intoksikasi obat sebelum terbukti yang lain
 Jangan memberikan obat melebihi dosis maksimal yang
direkomendasikan
6. Memantau dokter bedah dalam menggunakan obat lokal
anestesi untuk infiltrasi
G. PENATALAKSANAAN

1. Aktifkan emergency, panggil bantuan, ambil


peralatan emergency, komunikasikan dengan tim
bedah
2. Lakukan assessment awal, pastikan jalan napas
adekuat, support ventilasi dan oksigenasi dengan
O2 100% jika diperlukan.
3. Akses iv adekuat, support sirkulasi berikan
vasopressor jika diperlukan
4. Hentikan pemberian dari obat anestesi setelah
diketahui adanya toksisitas

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FK UGM-RSUP DR.SARDJITO


5. Jika terdapat gejala awal dari kejang berikan
 Midazolam IV, 0.5-1 mg bertahap
 Propofol IV, 10-20mg (hati-hati dosis yang lebih
tinggi dapat lebih menekan fungsi jantung)

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FK UGM-RSUP DR.SARDJITO


6. Jika terjadi kejang dan kolaps kardiovaskular,
berikan lipid emulsi 20%
7) Pertimbangkan mengobati takikardia yang
berkepanjangan :
Esmolol IV, 0,5 mg / kg dosis awal, diikuti dengan
infus yang diperlukan untuk mengontrol HR
Labetolol IV, 5 sampai 20 mg, ulangi jika diperlukan
8. Jika kejang tidak teratasi dengan cepat
 Intubasi dengan menggunakan pelumpuh otot keja cepat
 Berikan midazolam dengan dosis tinggi
 Berikan obat antikejang lain: Phenitoin IV, 10 mg/kg,
diberikan perlahan (dapat menyebabkan hipotensi)
 Berikan obat pelumpuh otot setelah jalan napas dilindungi
untuk meminimalkan konsumsi O2 perifer dan asidosis yang
dihasilkan selama kejang

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FK UGM-RSUP DR.SARDJITO


G. PENATALAKSANAAN (5)

9. Usaha resusitasi
yang berkepanjangan mungkin diperlukan
CPR / ACLS dengan modifikas. Obat :
• Mengurangi dosis epinefrin dengan dosis <1mikro
gram/kg, Epinefrin dosis tinggi (1mg) bisa mengganggu
resusitasi dan efikasi dari iipid
• Berikan emulsi lipid (20%) seperti yang dinyatakan
sebelumnya
Pertimbangkan CPB untuk serangan jantung refrakter
• Pastikan personil yang dibutuhkan ada (ahli
bedah jantung dan SpJP)
• Mentransfer setiap pasien serangan jantung di
dalam rumah sakit adalah sangat sulit;
mempertimbangkan inisiasi CPB di lokasi di mana
serangan jantung terjadi
• Jika CPB tidak tersedia, rujuk ke Rumah Sakit
terdekat yang terdapat fasilitas CPB
Kolaps
H. Komplikasi
Kematian kardiovaskular

5 1
4 2 Cedera
Aspirasi otak,
3
hipoksia
Status
epileptik

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FK UGM-RSUP DR.SARDJITO


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai