Radikulopati Lumbal
Oleh :
DIAN SUCIATY ANNISA
1102012064
Dokter Pembimbing:
dr. Sofie Minawati, SpS
KEPANITERAAN KLINIK
STASE NEUROLOGI
PERIODE 13 SEPTEMBER 2017 – 11 OKTOBER 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
Nama : Tn. I
Umur : 75 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Sudah tidak bekerja
Alamat : Cigalontong
Tanggal Masuk : 05 September 2017
Tanggal Keluar : 15 September 2017
Status Keluar : Pulang dengan perbaikan
Ruangan : Cempaka bawah
No CM : 01044067
Identitas
Keluhan Utama
Nyeri tulang punggung hingga kaki kanan sejak ± 5 hari
sebelum masuk rumah sakit
Anamnesis berjalan dan sulit untuk menggerakan kaki kanannya karena nyeri,
saat berjalan juga pasien mengaku menjinjit. Gangguan BAB dan
BAK, demam, lemah badan sebelah, sedang dalam pengobatan
paru disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkal oleh
pasien. Riwayat mengangkat barang-barang berat saat masih
muda disangkal pasien. Pasien tidak mengetahui memiliki
riwayat hipertensi, gula darah tinggi, serta kolesterol. Riwayat
batuk-batuk lama, penyakit jantung, dan penurunan berat badan
drastis disangkal oleh pasien.
Anamnesis
disangkal. Riwayat penyakit paru pada keluarga
disangkal. Riwayat sakit kuning pada keluarga disangkal.
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi
Keadaan Sosial-Ekonomi
Pasien tinggal bersama dengan ke 3 anaknya beserta istri
nya. Sehari-hari pasien tidak bekerja, hanya dirumah
membantu pekerjaan rumah bersama istrinya.
Anamnesis
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E5 M6 V5
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Nadi : 76x/menit regular
Heart rate : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,3°C
Pemeriksaan Fisik
Umum
Kepala : Normocephal
Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thoraks :
• Jantung
– Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
– Palpasi: Iktus cordis teraba pada sela iga ke 5 sebelah medial garis midclavicula
sinistra
– Perkusi :
• Paru - Paru
– Inspeksi : Gerakan statis dan dinamis hemitoraks kanan dan kiri, Tidak tampak
retraksi sela iga, hematoma, udem, massa, dan deformitas pada kedua hemitoraks.
Terdapat bekas luka operasi pada hemitoraks kanan.
– Palpasi: Fremitus Taktil simetris pada kedua hemitoraks. Fremitus Vokal simetris pada
kedua hemithoraks, tidak nyeri tekan.
– Perkusi : Sonor di kedua hemitoraks
– Auskultasi : Vesicular Breathing Sound sama di hemitoraks dextra, Ronkhi (-/-),
Pemeriksaan Fisik
Wheezing (-/-)
Badan
Respirasi : Abdomino thorakal
Bentuk kolumna vetebralis : Dalam batas normal
Pergerakan kolumna vetebralis : Dalam batas normal
Refleks kulit perut atas : Negatif
Refleks kulit perut tengah : Negatif
Refleks kulit perut bawah : Negatif
Pemeriksaan Fisik
Neurologi
Badan dan Anggota gerak
Refleks
Biceps : +/+
Trisep : +/+
Brakio Radialis : +/+
Radius : +/+
Ulna : +/+
Hoffman/trommer : -/-
Sensibilitas : Dalam batas normal
Taktil : Dalam batas normal
Nyeri : (-)
Suhu : Dalam batas normal
Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan
Lokalis : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Fisik Getar : Tidak dilakukan
Neurologi
Badan dan Anggota gerak
Pemeriksaan Fisik
Neurologi
Badan dan Anggota gerak
Refleks Patologis
Refleks Fisiologis
Pemeriksaan Fisik
Neurologi
Koordinasi, Gait, dan Keseimbangan
Cara berjalan : Tidak dilakukan
Test Romberg : Tidak dilakukan
Disdiadokokinesis : (-)
Ataksia : Tidak dilakukan
Rebound phenomen : (-)
Gerakan abnormal
Tremor : (-)
Athetosis : (-)
Mioklonik : (-)
Pemeriksaan Fisik Khorea : (-)
Neurologi
Fungsi Luhur
Dalam batas normal
Fungsi Vegetatif
• BAK : Dalam batas normal
• BAB : Dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
Neurologi
Laboratorium
(Tanggal 05/09/2017)
Hematologi lengkap
• Darah rutin:
• Hemoglobin : 13,8 g/dL
• Hematokrit : 40%
• Leukosit : 8.000/mm3
• Trombosit : 268.000/mm3
• Eritrosit : 4.58 juta/mm3
• Kimia Klinik:
• CK-MB : 24 U/L
• Ureum : 38 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang • Kreatinin : 0.8 mg/dL
EKG
Pemeriksaan Penunjang
Foto Polos Lumbosacral AP/Lat
Ekspertise :
• Curve dan alignment dalam batas normal
• Besar, bentuk, dan stuktur trabekula vertebra
lumbosacral dalam batas normal.
• Discus dan Foramen intervertebralis tidak menyempit
• Paedicle dalam batas normal
• Tampak osteofit pada CV lumbalis
Pemeriksaan Penunjang
Subjektif
Pasien laki-laki berumur 75 tahun dibawa oleh keluarganya ke
IGD RSUD dr. Slamet Garut karena mengalami nyeri tulang
punggung hingga kaki kanan sejak ± 5 hari. Nyeri punggung
dirasakan menjalar hingga bokong, paha kanan, betis dan
telapak kaki. Pasien juga mengeluh terasa panas dan baal
pada kaki kanan. Sebelumnya keluhan sudah dirasakan pasien
seperti sering nyeri pinggang kanan namun tidak seberat saat
ini dan berkurang saat membungkuk. Nyeri dirasakan
diperberat saat berjalan dan tidur telentang. Sebelumnya
pasien mengeluhkan 7 hari yang lalu pasien sempat terjatuh
dan terduduk. Semenjak saat itu pasien sulit untuk berjalan
dan sulit untuk menggerakan kaki kanannya karena nyeri, saat
berjalan juga pasien mengaku menjinjit. Gangguan BAB dan
BAK, demam, lemah badan sebelah, sedang dalam
pengobatan paru disangkal pasien. Pasien tidak mengetahui
Ringkasan memiliki darah tinggi, gula darah tinggi dan kolesterol yang
tinggi.
Objektif
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E5 M6 V5
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Nadi : 76x/menit regular
Heart rate : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,3°C
Jantung : Dalam batas normal
Paru : Dalam batas normal
Ringkasan
Status Psikis
Dalam batas normal
Status Interna
• Cor : BJ I-II reg murmur (-), Gallop (-)
• Pulmo: VBS ka = ki Rh-/-, Wh-/-
Ringkasan
Status Neurologis
Ringkasan
Klinis : Radikulopati
Lokalisasi : Lumbal
Diagnosis : Radikulopati Lumbal
Diagnosis banding : Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
Diagnosis
Rencana Diagnosis
• Pemeriksaan laboratorium darah lengkap + GDP/G2PP
+ elektrolit
• CT Scan
• MRI
• Myelography
• Nerve Conduction Study (NCS) dan Electromyography
(EMG)
• Urinalisis
Rencana Awal
Terapi Umum Terapi Khusus
• Monitor tanda vital T,N,R.S • Inf. Asering + tramadol 1 amp drip 20 gtt/mnt
Rencana Edukasi
• Minum obat secara teratur
• Hindari aktivitas fisik berat yang berlebihan
• Istirahat yang cukup
Rencana Awal
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Prognosis
Follow Up
Follow Up
Follow Up
TINJAUAN PUSTAKA
Kolumna
vertebralis
dibentuk oleh
serangkaian 33
vertebra :
7 servikal
12 thorakal
5 lumbal
5 Sakral
4 coccygeus
ANATOMI VERTEBRA
Radikulopati adalah
suatu keadaan yang
berhubungan dengan
gangguan fungsi dan
struktur radiks akibat
proses patologis yang
dapat mengenai satu
atau lebih radiks saraf
dengan pola gangguan
bersifat dermatomal.
DEFINISI RADIKULOPATI
PROSES PROSES PROSES
KOMPRESIF INFLAMASI DEGENERATIF
ETIOLOGI RADIKULOPATI
TIPE RADIKULOPATI
PROSES PROSES PROSES
KOMPRESIF INFLAMASI DEGENERATIF
MANIFESTASI KLINIS
• Leher terasa kaku, rasa tidak nyaman pada bagian medial skapula.
• Gejala diperburuk dengan gerakan kepala dan leher, juga dengan
regangan pada lengan yang bersangkutan. Untuk mengurangi gejala
tersebut, penderita seringkali mengangkat dan memfleksikan lengannya
Radikulopati Servikal di belakang kepala.
• Lesi pada C5 ditandai dengan nyeri pada bahu dan daerah trapezius,
berkurangnya sensorik sesuai dengan pola dermatomal, kelemahan dan
atrofi otot deltoid. Lesi ini dapat mengakibatkan berkurangnya
kemampuan abduksi dan eksorotasi lengan.
• Lesi pada C6 ditandai dengan nyeri pada trapezius, ujung bahu, dan
menjalar hingga lengan atas anterior, lengan bawah bagian radial, jari ke-
1 dan bagian lateral jari ke-2. Lesi ini mengakibatkan paresthesia ibu jari,
menurunnya refleks biseps, disertai kelemahan dan atrofi otot biseps.
• Lesi pada C7 ditandai dengan nyeri bahu, area pektoralis dan medial
aksila, posterolateral lengan atas, siku, dorsal lengan bawah, jari ke-2 dan
ke-3, atau seluruh jari. Lesi ini dapat mengakibatkan paresthesia jari ke-2,
ke-3, dan juga jari pertama, atrofi dan kelemahan otot triseps, ekstensor
tangan, dan otot pektoralis.
• Lesi pada C8 ditandai dengan nyeri sepanjang bagian medial lengan
bawah. Lesi ini akan mengganggu fungsi otot-otot intrinsik tangan dan
sensasi jari ke-4 dan 5 (seperti pada gangguan nervus ulnaris).
MANIFESTASI KLINIS
• Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka yang menjalar hingga ke bokong, paha, betis, dan
kaki.
• Pada rupture diskus intervertebra, nyeri dirasakan lebih berat bila penderita sedang
duduk atau akan berdiri. Ketika duduk, penderita akan menjaga lututnya dalam
keadaan fleksi dan menumpukan berat badannya pada bokong yang berlawanan.
Ketika akan berdiri, penderita menopang dirinya pada sisi yang sehat, meletakkan
Radikulopati Lumbal tangannya di punggung, menekuk tungkai yang terkena (Minor’s Sign). Nyeri mereda
ketika pasien berbaring. Umumnya penderita merasa nyaman dengan berbaring
terlentang disertai fleksi sendi coxae dan lutut, serta bahu disangga dengan bantal
untuk mengurangi lordosis lumbal. Pada tumor intraspinal, nyeri tidak berkurang
atau bahkan memburuk ketika berbaring.
• Gangguan postur atau kurvatura vertebra. Pada pemeriksaan dapat ditemukan
berkurangnya lordosis vertebra lumbal karena spasme involunter otot-otot
punggung. Sering ditemui skoliosis lumbal, dan mungkin juga terjadi skoliosis torakal
sebagai kompensasi. Umumnya tubuh akan condong menjauhi area yang sakit, dan
panggung akan bungkuk ke depan dan kearah yang sakit untung menghindari
stretching pada saraf yang bersangkutan.
• Ketika pasien berdiri, dapat ditemukan gluteal fold yang menggantung dan tampak
lipatan kulit tambahan karena otot gluteus yang lemah. Hal ini merupakan bukti
keterlibatan radiks S1.
• Dapat ditemukan nyeri tekan pada sciatic notch dan sepanjang nervus iskiadikus.
• Pada kompresi radiks spinal yang berat, dapat ditemukan gangguan sensasi,
paresthesia, kelemahan otot, dan gangguan refleks tendon. Fasikulasi jarang terjadi.
• HNP biasanya terletak di posterolateral dan mengakibatkan gejala yang unilateral.
Tetapi, jika letak hernia agak besar dan sentral, dapat menyebabkan gejala pada
kedua sisi yang mungkin dapat disertai gangguan berkemih dan buang air besar.
MANIFESTASI KLINIS
ANAMNESIS
Pemeriksaan fisik yang lengkap adalah suatu hal yang penting. Penting
memperhatikan abnormalitas postur, deformitas, nyeri tekan, dan spasme
otot. Pada pemeriksaan neurologis harus diperhatikan :
• Gangguan sensorik (hipesthesia atau hiperesthesia). Perlu dibedakan
gangguan saraf perifer dan segmental.
• Gangguan motorik (pemeriksaan kekuatan otot, atrofi, fasikulasi, dan
spasme otot).
• Perubahan refleks.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan radikulopati servikal, antara lain akan
didapatkan :
• Terbatasnya “range of motion” leher.
• Nyeri akan bertambah berat dengan pergerakan (terutama
Radikulopati Servikal hiperekstensi).
• Tes Lhermitte (Foramina Compression Test).
Tes ini dilakukan dengan menekan kepala pada posisi leher
tegak lurus atau miring. Peningkatan dan radiasi nyeri ke
lengan setelah melakukan tes ini mengindikasikan adanya
penyempitan foramen intervertebralis servikal, sehingga
berkas serabut sensorik di foramen intervertebra yang
diduga terjepit, secara faktual dapat dibuktikan.
• Tes Distraksi
Tes ini dilakukan ketika pasien sedang merasakan nyeri
radikuler. Pembuktian terhadap adanya penjepitan dapat
diberikan dengan tindakan yang mengurangi penjepitan itu,
yakni dengan mengangkat kepala pasien sejenak.
PEMERIKSAAN FISIK
• Tes Lasegue (Straight Leg Raising Test)
• Modifikasi/Variasi Tes Lasegue (Bragard’s Sign, Sicard’s Sign, dan Spurling’s Sign)
Merupakan modifikasi dari tes Lasegue yang mana dilakukan tes Lasuge
disertai dengan dorsofleksi kaki (Bragard’s Sign) atau dengan dorsofleksi ibu
jari kaki (Sicard’s Sign). Dengan modifikasi ini, stretching nervus iskiadikus di
Radikulopati Lumbal
daerah tibial menjadi meningkat, sehingga memperberat nyeri. Gabungan
Bragard’s sign dan Sicard’s sign disebut Spurling’s sign.
• Tes Lasegue Silang atau O’Conell Test
Tes ini sama dengan tes Lasegue, tetapi yang diangkat tungkai yang sehat. Tes
positif bila timbul nyeri radikuler pada tungkai yang sakit (biasanya perlu sudut
yang lebih besar untuk menimbulkan nyeri radikuler dari tungkai yang sakit).
• Nerve Pressure Sign
Tes ini dilakukan dengan menekan nervus tibialis pada fossa poplitea hingga
pasien mengeluh adanya nyeri. Tes ini positif bila terdapat nyeri tajam pada
daerah lumbal, bokong sesisi, atau sepanjang nervus iskiadikus.
• Naffziger Tests
Tes ini dilakukan dengan menekan kedua vena jugularis selama 2 menit.
Tekanan harus dilakukan hingga pasien mengeluh adanya rasa penuh di
kepalanya. Dengan penekanan tersebut, dapat mengakibatkan tekanan
intrakranial meningkat. Meningkatnya tekanan intrakranial atau intraspinal,
dapat menimbulkan nyeri radikular pada pasien dengan space occupying lesion
yang menekan radiks saraf.
PEMERIKSAAN FISIK
0 Foto Polos Roentgen
Tujuan utama foto polos Roentgen adalah untuk mendeteksi
1
adanya kelainan structural.
2
memberikan gambaran struktur anatomi tulang vertebra
dengan baik, dan memberikan gambaran yang bagus untuk
herniasi diskus intervertebra.
0 Myelograf
Pemeriksaan ini memberikan gambaran anatomis yang
4
radiks, pleksus saraf, atau saraf tunggal. Selain itu,
pemeriksaan ini juga membantu menentukan lokasi
kompresi radiks saraf.
0 Laboratorium
Pemeriksaan darah perifer lengkap, laju endap darah, faktor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radikulopati Servikal
• Cedera Pleksus Brakhialis
• Rotator Cuff Injury
Radikulopati Lumbar
• Cedera Diskus Torakik
• Cedera Diskus Lumbosacral
DIAGNOSIS BANDING
Terapi Non Akut
Farmakologi
• Imobilisasi
• Pengaturan berat badan, posisi tubuh, dan aktivitas
• Modalitas termal (terapi panas dan dingin)
• Pemijatan
• Traksi (tergantung kasus)
• Pemakaian alat bantu (misalnya korset atau tongkat)
Kronik
• Terapi psikologis
• Modulasi nyeri (akupuntur atau modalitas termal)
• Latihan kondisi otot
• Rehabilitasi vokasional
• Pengaturan berat badan, posisi tubuh, dan aktivitas
TATALAKSANA
Terapi
Farmakologi
TATALAKSANA
DAFTAR PUSTAKA