Anda di halaman 1dari 42

ANEMIA PADA ANAK

Anemia pada Anak

Oleh:
Diani Nur Pathona 1310070100009
Rindy Adelia 1210070100

Preceptor:
dr. Fetria Faisal, Sp. A
2
Definisi

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar


hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk
kelompok orang yang bersangkutan. (WHO)
Kriteria Menurut WHO
Usia Hemoglobin (g/dL)

6 bulan - <5 tahun <11

≥ 5 tahun – 14 tahun <12

Laki dewasa <13

Wanita dewasa <12

Wanita dewasa (hamil) <11


Batasan Anemia Berdasakan Umur dan
Jenis Kelamin
Etiologi
Gangguan
pembentukan
Perdarahan
eritrosit oleh
sumsum tulang

Proses penghancuran
eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya
atau hemolisis
Klasifikasi

Etiologi Morfologi
1. Berdasarkan Etiologi
A. Gangguan pembentukan eritrosit
dalam sumsum tulang

2. Gangguan penggunaan 3. Kerusakan sumsum


1. Kekurangan besi tulang
bahan esensial
pembentuk
eritrosit Anemia akibat Anemia aplastik
penyakit kronik

Anemia Anemia mieloptisik


defisiensi besi Anemia
sideroblastik
Anemia pada keganasan
Anemia hematologi
defisiensi asam
folat
Anemia diseritropoietik
Anemia defisiensi
vitamin B12 Anemia pada sindrom
mielodisplastik
B. Anemia akibat
perdarahan

Anemia pasca Anemia akibat


perdarahan akut perdarahan kronik
C. Anemia hemolitik

1. Anemia hemolitik Anemia hemolitik


intrakorpuskuler ekstrakorpuskuler

Membranopati Anemia
hemolitik
autoimun
Enzimopati

hemoglobinopati

Talasemia

Hemoglobinopati
struktural
D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui
atau dengan patogenesis yang kompleks
2. BerdasarkanMorfologi

Berdasarkan Morfologi

1. Anemia 2. Anemia Normositik 3. Anemia


Mikrositik Normokrom Makrositik
Hipokrom
Anemia
Makrositik

Etiologi:
MCV > 100 fl
Peningkatan Retikulosit
Metabolisme abnormal Asam
Nukleat
Gangguan maturasi sel darah
merah (sindrom mielodisplasia,
leukemia akut)
Penggunaan alkohol
Penyakit hati
Hipotiroidisme
Anemia
Mikrositik

MCV < 80 fL

Etiologi:
Berkurangnya Fe (zat besi)
Penyakit kronis
Berkurangnya sintesis heme
Berkurangnya sintesis globin
Anemia
Normositik

MCV 80-
Etiologi: 100 fL
Penyakit ginjal kronik
Sindrom anemia kardiorenal
Anemia hemolitik:
kelainan intrinsik eritrosit
Kelainan ektrinsik eritrosit
Gejala Anemia

Lemah lesu cepat lelah

telinga mata
kaki terasa
berdenging berkunang-
dingin
(tinitus) kunang

sesak napas dispepsia


Menentukan adanya anemia

Menentukan jenis anemia


Diagnosis
Anemia
Menentukan etiologi atau
penyakit dasar anemia

Menentukan ada atau tidaknya


penyakit penyerta yang akan
memengaruhi hasil pengobatan
Pemeriksaan Diagnosis Anemia

Pemeriksaan
Laboraturium
Pemeriksaan Pemeriksaan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Darah Seri Sumsum
Penyaring Khusus
Anemia Tulang
Pendekatan Terapi

Terapi untuk keadaan darurat

Terapi suportif

Terapi khas masing-masing anemia

Terapi kausal
ANEMIA YANG SERING TERJADI

1. Anemia Defisiensi Besi

Definisi

Anemia yang terjadi akibat berkurangnya


penyediaan besi untuk eritropoiesis karena tidak
adanya cadangan besi sehingga pembentukan
hemoglobin berkurang
Etiologi
Kebutuhan zat besi meningkat
Kehilangan zat besi
Konsumsi zat besi yang kurang
Gangguan absorbsi zat besi

Epidemiologi
Di Indonesia: 16-50% laki-laki
25-48% perempuan
55,5% balita
Gejala khas:
• koilonikia (kuku sendok)
• atrofi papil lidah
• stomatitis angularis
• disfagia maupun pica.

Diagnosis:
Penurunan kadar hemoglobin dan Fe serum.

Apusan darah tepi:


Gambaran anemia mikrositik hipokrom, anisositosis,
poikilositosis, sel cincin, dan sel pensil
Kriteria diagnosis ADB menurut WHO

1. Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia


2. Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata <31% (N:
32-35%)
3. Kadar Fe serum < 50 µg/dl (80-180 µg/dl)
4. Saturasi transferin <15% ( N: 20-50%)
Terapi
Preparat besi oral
Prinsip: mengetahui faktor
penyebab dan (ferous sulfat)
Vit. C : 2 X 50 mg/hari
mengatasinya serta Dosis oral : 4-6 mg besi untuk meningkatkan
memberikan terapi elemental/kgBB/hari absorbsi besi
penggantian dengan
preparat besi. Diberikan hingga 2-3 bln
sejak Hb normal

Preparat parenteral :
dekstran besi, Transfusi : Hanya untuk
Asam folat : 2 X 5-10 mengandung 50 mg perdarahan yang berat
mg/hari untuk besi/ml
meningkatkan aktifitas Hb <4 gr/dl diberi PRC 2-3
eritropoiesis Dosis (mg) : BB(kg) x kadar ml/kgBB disertai
Hb yang diinginkan (g/dl) x pemberian furosemid
2,5

PROGNOSIS : Baik
Pencegahan terhadap Anemia
Defisiensi Fe
 Meningkatkan pemberian ASI ekslusif
 Menunda pemakaian susu sapi sampai usia 1 tahun
 Memberikan makan bayi yang mengandung besi serta
makanan kaya asam askorbat (jus buah) pada saat
memperkenalkan makanan padat (usia 4-6 bulan)
 Memberikan suplementasi Fe pada bayi kurang bulan
 Pemakaian PASI (susu formula) yang mengandung
besi.
 Hindari makanan yang menghambat absorbsi besi
(mis : teh, susu murni,kuning telur)
2. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik
autoimun

Anemia hemolitik non


autoimun.
Anemia Hemolitik imun
(autoimmune hemolytic anemia atau AIHA )
• suatu kelainan dimana terdapat antibodi
terhadap sel-sel eritrosit sehingga umur
eritrosit memendek.
• Kemungkinan terjadi gangguan central
tolerance, dan gangguan pada proses
pembatasan limfosit autoreaktif residual.
Gejala:
• ikterik (40% kasus) Pemeriksaan
• Demam penunjang:
• urin berwarna gelap • hemoglobin < 7 g/dl,
(hemoglobulinuria) • retikulosit 200.000-
• Splenomegali 600.000/µL
(50-60% kasus) • sferositosis positif
• Hepatomegali • uji Coomb direk
(30% kasus) positif
• Limfadenopati
(25% kasus).
Anemia hemolitik non imun
anemia akibat kerusakan eritrosit yang lebih
cepat daripada kemampuan eritropoiesis
sumsum tulang dan terjadi tanpa melibatkan
imunoglobulin

Gejala: lemah, pusing, mudah lelah, dan sesak.


Urin berwarna kecoklatan jarang dilaporkan.
Pemeriksaan fisik:
kulit atau mukosa ikterik dan splenomegali

Pemeriksaan darah tepi:


• penurunan kadar Hb
• Retikulositosis
• Peningkatan Bilirubin indirek
• hemoglobinuria
• Kadar LDH-2 dan SGOT meningkat
• Hiperplasia eritrosit di sumsum tulang
Penatalaksaan Anemia Hemolitik
• Kortikosteroid • Transfusi tukar/plasmafaresis
– Warm antibody : 2-10 – Lebih efektif untuk
mg/kgBB/hari hemolitik krn IgM dari pada
– Monitor : BB, tumbang, IgG
eksaserbasi DM, risiko infeksi
– Bersifat sementara
• Gamaglobulin IV 2gr/kgBB
– Utk hemolitik autoimun • Splenektomi
– + Kortikosteroid Transfusi – Pasien yang tidak responsif
darah kortikosteroid
– Kebanyakan tidak diperlukan – Pertimbangkan komplikasi
– Diberi bila, Hb rendah disertai (sepsis)
tanda gagal jantung
– Dosis 5 ml/kgBB selama 3-
4jam
3. Anemia Defisiensi Asam Folat

• Anemia makrositik yang ditandai dengan


membesarnya eritrosit karena abnormalitas
hematopoiesis akibat gangguan sintesis DNA.

Etiologi:
Asupan yang tidak adekuat
Malabsorbsi
Kehilangan folat berlebihan lewat urin
Keperluan yang meningkat
Gejala

Diare atau Stomatitis


Glossitis
konstipasi angularis

Neuropati
Ikterus ringan Sterilitas perifer
bilateral

Pigmentasi
kulit
Diagnosa ditegakkan bila penurunan kadar Hb dan
penurunan kadar folat serum (microbiological
assay atau competitive binding technique).

Apusan darah tepi: eritrosit berukuran besar dan


neutrofil hiperpigmentasi.
Pengobatan:
Terapi awal, asam folat dengan dosis 0,5-1
mg/hari (PO atau IV). Pemberian asam folat
dilanjutkan selama 3-4 minggu sampai terjadi
perbaikan hematologis yang menetap, →
multivitamin yang mengandung 0,2 mg asam
folat.

Transfusi hanya diberikan pada keadaan anemia


yang sangat berat
Prognosis baik dengan diagnosis dini dan
pengobatan yang cepat
4. Anemia Aplastik

50% kasus tidak diketahui penyebabnya.


Sisanya karena obat (kloramphenikol), sitostatika,
bahan kimia (benzene) dan radiologi.
•Sebagian besar kongenital seperti anemia fanconi,
anemia Diamond-Blackfan dan lain-lain
Pemeriksaan fisik:
• Pucat
• perdarahan (kulit, gusi, retina, hidung,
saluran cerna atau vagina)
• Demam
• hepatomegali.
Diagnosis:
• pansitopenia pada pemeriksaan darah tepi
• hiposelularitas pada biopsy sumsum tulang.

Gambaran darah tepi:


anemia normositik normokrom
Tatalaksana: transplantasi sumsum tulang (TST)

Terapi imunosupresi:
• anti thymocyte globulin (ATGam) 20
mg/KgBB/hari selama 4 hari
• thymoglobulin 3,5 mg/KgBB/hari selama 5 hari
ditambah siklosporin A (CsA) 12-15 mg/KgBB
selama 6 bulan.

Meningkatkan neutrofil:
G-CSF (filgrastim 5 µg/KgBB/hari)
GM-CSF (Sargramostim 250 µg/KgBB/hari).

Anda mungkin juga menyukai