Anda di halaman 1dari 57

Disusun

dr Atrya iga amanda

Pembimbing
dr H Awaluddin Noor sp S
dr Hj Sumarmi
PENDAHULUAN

Data di Indonesia menunjukkan Angka kematian berdasarkan


Meningkatnya usia harapan
kecenderungan peningkatan umur adalah: sebesar 15,9%
hidup Indonesia akan
kasus stroke baik dalam hal (umur 45-55 tahun) dan 26,8%
cenderung meningkatkan risiko
kematian, kejadian, maupun (umur 55-64 tahun) dan 23,5%
terjadinya penyakit vaskuler
kecacatan. (umur 65 tahun).

Penderita laki-laki lebih banyak Stroke menyerang usia


daripada perempuan dan profil produktif dan usia lanjut yang
usia dibawah 45 tahun sebesar berpotensi menimbulkan
11,8%, usia 45-64 tahun 54,2%, masalah baru dalam
dan usia diatas 65 tahun sebesar pembangunan kesehatan secara
33,5%. nasional di kemudian hari.
PENDAHULUAN

Konsep unit stroke, sebagai


suatu unit pelayanan stroke Penanganan stroke memerlukan
terpadu, telah terbukti efektif pengorbanan yang tidak sedikit,
dalam menekan angka kematian baik dari aspek moril, materil
dan menurunkan derajat dari setiap keluarga
kecacatan

penatalaksaan faktor risiko baik


resesi ekonomi global primer maupun sekunder dan
mengakibatkan biaya yang harus perawatan pada pasien di unit
dikeluarkan dalam stroke maupun stroke carier
penatalaksanaan kasus stroke sedapat mungkin harus diadakan
menjadi berlipat ganda. disetiap rumah sakit di
Indonesia.
LAPORAN KASUS

Nama : Ny A
Identitas Jenis kelamin : Perempuan
pasien Usia : 83 tahun
Alamat : Garawangi, kuningan jawa barat
Pekerjaan : IRT
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Sunda
Tanggal masuk : 11 Februari 2018 pukul 19.30
Tanggal masuk : 18 Februari 2018
Anamnesis
• Dilakukan secara alloanamnesis pada anak pasien pada tanggal 11 Februari 2018
pukul 19.30.
Keluhan utama
• Penurunan kesadaran sejak 6 jam SMRS

Keluhan tambahan
• Muntah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

11 Februari jam 05.00


14 jam SMRS OS 11 Februari jam 14.00
,tiba-tiba pasien merasa nyeri Penurunan kesadaran tiba-
kepala
tiba saat akan sholat dzuhur 11 Februari jam 19.30 WIB

kaki dan tangan kanan terasa penurunan kesadaran sejak


lemas kesemutan ataupun baal Muntah 2x jam 14.00 ( 6 jam SMRS ).
disangkal, lalu jatuh terduduk di
kasur namun masih sadar. . terlihat sangat mengantuk
Kejang tidak dijumpai dan hanya mengerang.
berbicara pelo, mulut menjadi
mencong dan terlihat mengantuk.
baru pertama kali mengalami
makan minum sedikit tidak tersedak. hal seperti ini, BAB normal
dan BAK normal.
.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

nyeri kepala
nyeri kepala pusing trauma kepala
hebat
kronis (-) berputar (-) (-)
mendadak (-)

penurunan
pandangan
demam (-) kejang (-) berat badan
ganda (-)
drastis (-)
Riwayat penyakit dahulu

• Riwayat hipertensi sejak ± 10 tahun yang lalu, namun jarang memeriksakan diri ke dokter. Riwayat
stroke, diabetes mellitus, dislpidemia, jantung ,hepar, ginjal, hemofilia dan trombositipenia disangkal.

Riwayat penyakit keluarga

• Pada keluarga Os ada Hipertensi, tidak ada yang menderita Stroke, Dm, dan Jantung.

Riwayat pengobatan

• OS tidak konsumsi obat-obatan maupun obat antikoagulan.

Riwayat Kebiasaan

• OS tidak suka makan makanan yang tinggi lemak seperti jeroan, namun suka makan makanan asin,
pasien tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol. Dan jarang berolahraga.

Riwayat Sosial Ekonomi dan Pribadi

• Sehari-hari OS bekerja sebagai Ibu rumah tangga. Pasien sudah berkeluarga mempunyai 3 orang anak
dan tinggal serumah dengan anak ke 2 nya. Biaya rumah sakit ditanggung oleh BPJS KIS.
PEMERIKSAAN FISIK
(MINGGU 11 FEBRUARI 2018 JAM 19.30)

Keadaan • Tampak sakit sedang


umum • Kesadaran : Somnolen, GCS E2 M5 V2

• Berat badan : 35 kg
Status gizi • Tinggi badan : 140 kg
• BMI : 17,86 (Underweight)

• Tekanan darah : 180/90 mmHg


• Nadi : 86x/menit, reguler, kuat, ekual
• Pernapasan : 24x/menit, reguler, tipe
Tanda vital
abdominotorakal
• Suhu : 36,6oC
• Spo2 : 94 %
STATUS GENERALIS
Kepala
• Normocephali, simetris, warna rambut hitam, rambut tidak mudah dicabut

Mata
• Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, ø 3mm/ ø 3mm RCL (+/menurun), RCTL
(+/menurun), pergerakan mata ke segala arah sulit dinilai
Hidung
• Sekret (-), pernapasan cuping hidung (-)

Telinga
• Liang telinga lapang (+), dan nyeri tekan (-)
Mulut
• Sianosis (-), bibir pucat (-), bibir kering (-),

Leher
• KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar,
• JVP 5+2 cm H2O
Thoraks Bentuk normal, simetris, warna kulit sawo matang, ikterik (-), pucat (-),
Inspeksi : sianosis (-), tidak tampak retraksi sela iga, gerakan pernapasan simetris kiri
dan kanan, tidak ada bagian hemithoraks yang tertinggal

Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris, tidak ada bagian yang
Palpasi : tertinggal, vocal fremitus simetris kiri dan kanan baik di bagian dada

Sonor pada kedua lapang paru, batas paru dan jantung kanan setinggi ICS 3 hingga ICS
5 linea sternalis kanan dengan suara redup, batas paru dan jantung kiri setinggi ICS 5 ±
1 cm medial linea midclavikularis kiri dengan suara redup, batas atas jantung setinggi ICS
Perkusi :
3 linea parasternalis kiri

Auskultasi: Paru : Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : BJ I dan BJ II regular, murmur (-), gallop (-)


Abdomen Bentuk normal, mendatar, simetris, tidak buncit, warna kulit sawo
matang, ikterik (-), pucat (-), tidak terdapat efloresensi yang bermakna,
Inspeksi : gerak dinding perut simetris, tidak ada yang tertinggal

Dinding abdomen supel, tidak ada retraksi maupun defense muskular,


Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), nyeri lepas (-), pembesaran hepar (-)
pembesaran lien (-), murphy sign (-), ballotement (-), undulasi (-)

Perkusi : Pada ke 4 kuadran didapatkan suara timpani, shifting dullness (-)

Auskultasi: Bising usus 4x/menit


STATUS NEUROLOGI

Fungsi
Rangsang
Penampilan Kognitif Motorik Sensorik
Meningen
Kaku Kuduk : Kekuatan Anggota
Kepala :
Normocephal (-) badan atas:
• 1/5
• 1/5
sulit dinilai
Brudzinski I,
Collumna vertebra : II, III : (-)
kesan tidak ada
Tidak Trofi :
Batang tubuh:
deformitas dilakukan normotrofi / sulit dinilai
Laseque : (-) normotrofi

Sikap dan cara jalan Tonus : Anggota


: Tidak
Kernig : (-) hipertonus / bawah badan :
dilakukan normotonus sulit dinilai
SARAF KRANIALIS

Nervus III (okulomotoris)


Nervus I (Olfaktorius) Nervus II (optikus): , IV (trokhlearis) ,VI( Nervus V (Trigeminus):
abdusen):
• : Tidak dilakukan • Tajam Pandangan : • Gerakan Bola Mata : • Sensoris:
VOD VOS : sulit dinilai sulit dinilai • Cabang oftalmik :
sulit dinilai
• Lapang Pandang : • Pupil Ukuran : • Cabang maksilaris :
sulit dinilai bulat, sentral, reguler, sulit dinilai
isokor , ø 3mm • Cabang mandibularis:
• Oftalmoskopi : sulit dinilai
Tidak dilakukan • Refleks Cahaya : Langsung • Refleks kornea :+
+/menurun, Tidak /+
langsung +/menurun. • Motorik :
• Membuka & Menutup
mulut : sulit
dinilai
• Palpasi otot masseter &
temporalis : sulit diniali
• Kekuatan gigitan
; sulit diniali
SARAF KRANIALIS

Nervus
Nervus VIII Nervus Nervus XII
Nervus VII ( Facialis): IX(Glossofaringeus),
(Vestibulokokhlearis): XI(Accesorius) : (Hipoglossus):
X (Vagus):
• Nasolabial fold : Kiri • Rinne : • Arcus Faring : • Sternocleidomastoid: • Deviasi
terlihat lebih jelas, • Tidak dilakukan • simetris tidak dilakukan : Sulit dinilai
terdapat deviasi • Weber : • Uvula : • Atrofi
kearah kiri • Trapezius : tidak : tidak ada atrofi
• Tidak dilakukan • simetris
• Kerut dahi: Sulit dinilai dilakukan • Fasikulasi
• Swabach: • Gag refleks :
• Memperlihatkan gigi : : Sulit dinilai
• Tidak dilakukan • Sulit dinilai
Sulit dinilai
• Disartria :
• Menutup mata : Sulit
diniali • Sulit dinilai
• Meniup sekuatnya: • Disfonia :
Sulit diniali • Sulit dinilai
• Perasaan lidah (2/3
depan): tidak
dilakukan
REFLEKS

Refleks fisiologis Refleks Patologis


Babinski + -
Kanan Kiri
Chaddock + -
Biceps Meningkat normal Oppenheim - -
Gordon - -
Triceps Meningkat normal
Sheiffer - -

Pattela Meningkat normal Klonus


Achilles Meningkat normal Kaki - -
Patella - -
GAJAH MADA SCORE

Skor Gajah Mada (SGM)


Menggunakan
3 variabel
pemeriksaan
yaitu :

Penurunan
Kesadaran

Nyeri
Kepala

Refleks
Babinski
SIRIRAJ STROKE SCORE

No Gejala / Tanda Penilaian Indek Skor


1. Kesadaran (0) Kompos mentis
(1) Mengantuk X 2,5 2,5
(2) Semi koma/koma
2. Muntah (0) Tidak SCORE Total:
X 2 2
(1) Ya
3. Nyeri Kepala (0) Tidak SSS > 1 =
X 2 2 Stroke
(1) Ya
hemoragik +3,5 →
4. Tekanan Darah Diastolik : 90 X 10 % 9 klinis
5. Ateroma Stroke
SSS < -1 = hemoragik
a. DM (0) Tidak Stroke non-
X (3) 0
b. Angina pektoris (1) Ya hemoragik
c. Klaudikasio Intermiten
6. Konstanta - 12 -12
HASIL SSS +3,5
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab. Dari IGD pada tanggal 11 Februari 2018 jam 21.10


Hematologi Hasil Nilai Normal
Leukosit 10.62 ribu/ μL 4.0 – 10
Eritrosit 4,02 jt/ μL 4.5 – 5.9
Hemoglobin 11,4.0 g/ dL 12 – 16
Hematokrit 34,8% 35 - 47
Trombosit 364 ribu / μL 150 – 450
MCV 85.4 fL 80 – 100
MCH 28.2 pg 28– 33
MCHC 33.6 g/dL 33 – 36
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu 130 mg/dL 70 -120
SGOT 32 U/L 5 - 40
SGPT 21 U/L < 45
Ureum 26 mg/dl 10-50
Creatinin 0,49 mg/dl 0,5-1,1
Elektrolit Serum
Natrium (Na) 133mmol /L 135-145
Kalium 3.9 mmol/L 3,5 -5,1
Chlorida 97 mmol/L 95-110
PEMERIKSAAN PENUNJANG

EKG di IGD pada tanggal 11 Februari 2018 jam 19.40

QRS rate 75x/menit,

Regularitas reguler,
Axis Normoaksis,
Interval PR 0,16s, Gelombang P normal,
Komples QRS <0,12s ,
R' sekunder pada lead prekordial kanan ( V2-
3) atau rSR' atau "M" Shaped QRS komplek,

T inversi di VI-V3,
Tidak ada ST depresi maupun elevasi,
Tidak ada Q patologis.

Kesan : incompleteRight Bundle Branch


Block (RBBB)
DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja

• Penurunan kesadaran e.c Stroke hemoragik Intraserebral


• Hipertensi grade II

Diagnosis Banding

• Penurunan kesadaran e.c Stroke hemoragik Subarachnoid


• Penurunan kesadaran e.c Stroke Infark luas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorax di IGD pada tanggal 11 Februari 2018 jam 20.00

Foto asimetris , kurang inspirasi

Cor membesar ke latera kiri dengan apex tertanam pada


diafragma , pinggang jantung mendatar, kalsifikasi aorta
,aorta memanjang.

Sinuses dan diagfragma normal

Pulmo hilus kanan normal, tertutup bayangan jantung,


corakan bronkovaskuler bertambah, tak tampak infiltrat

Kesan : Kardiomegali ( LV, LA ?) tanpa bendungan


paru disertai elongasi aorta dan atherosklerosis
aorta.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT scan kepala tanpa kontras di IGD pada tanggal 11 Februari 2018 jam 19.40

Pemeriksaan Ct Scan kepala potongan axial dengan slice 5-


10 mm dari basis-vertex. Scanning tanpa menggunakan
kontras.
• Jaringan lunak extracalvaria dan calvaria masih memberikan bentuk dan densitas
normal.
• Sulci dan gyri corticlis, fissura interhemisfer dan ruang subarachnoid tampak
normal.
• Ventrikel lateralis dextra terisi lesi hiperdens.
• Tampak lesi hiperdens dengan lesi hipodens di sekitarnya di ganglia basalis sinistra
berukuran lk 5 x 9,5 x7 cm yang mendesak dan menyempitkan ventrikel lateralis
sinistra.
• Tak tampak lesi hipo/hiperdens di parenkim cerebellum dan ponds
• Tampak kalsifikasi fisiologis di pleksus coroideus bilateral.
• Sisterna ambiens dan basalis tampak normal.
• Dorsum sella dan juxta sella serta cerebellopontine angle bilateral tampak normal
• Sinus frontalis dan ethmoidalis dalam batas normal.
•.

Kesan : Perdarahan intracerebri dengan edema


perifokal di ganglia basalis sinistra disertai perdarahan
intraventrikuler lateralis dextra.
Volume perdarahan 172.9 CC
RESUME

Anamnesis Pemeriksaan fisk: Pemeriksaan Penunjang


keadaan umum tampak sakit sedang,
Pasien Ny A, usia 83 tahun. kesadaran somnolent. Lab lain dbn, Na 133 sedikit menurun ,
Status gizi underweight.
penurunan kesadaran sejak 6 jam SMRS
tiba tiba TD: 180/90 mmHg, N: 84x/m, RR: 24x/mnt, EKG didapatkan kesan RBBB,
T: 36,6 ̊C.
muntah 2x menyemprot sedikit
Mata bulat isokor ø 3mm RCL+/ menurun,
RCTL +/ menurun.
Kejang tidak dijumpai Rontgen thorax kesan kardiomegali
Ekstremitas: motorik 1111/5555, tanpa bendungan paru disertai elongasi
14 jam SMRS nyeri kepala dan terjatuh hipertonus/normotonus, aorta dan atherosklerosis aorta.
dikasur normotrofi/normotrofi,

lemas tubuh sebelah kanan, status neurologis nasolabial fold kanan


menghilang, refleks CT scan kepala tanpa kontras
didapatkan PIS dengan edema perifokal
bicara pelo dan mulai sering mengantuk. fisiologis kanan meningkat , patologis di ganglia basalis sinistra disertai
kanan positif perdarahan intraventrikuler lateralis
Gajah mada score dan Sriraj Stroke dextra
Baru pertama kali mengalami hal seperti ini,
Score : Stroke hemmorage
Riwayat HT tak terkontrol.
DIAGNOSIS

Diagnosa 1 :

• Diagnosa Fungsional : Penurunan kesadaran, Hemiparese dextra + Parese


N VII dextra tipe UMN
• Diagnosa Etiologik : Perdarahan intraserebral
• Diagnosa Anatomik : Ganglia basal sinistra
• Diagnosa Kerja : Penurunan kesadaran e.c. Stroke hemoragik
Intraserebral

Diagnosa 2 :

• Hypertension Heart Disease


PENATALAKSANAAN

NonMedikamentosa Medikamentosa

Rawat inap ruang neuro


Stabilisasi hemodinamika : beri
Tirah baring, kepala dinaikkan cairan intravena asering 20tpm
20-30 DERAJAT
Stabilisasi pernapasan: oxygen Konsul Spesialis Syaraf :
2-3 l/m • Inject Citicolin 4x250 mg IV
Monitor tanda-tanda vital dan • Infus Manitol 4x125 cc
TIK • Amlodipin 1x10 mg PO
• Irbesartan 1x 300 mg PO
Pemasangan kateter
Saran Konsul spesialis bedah
syaraf : namun keluarga
Pemasangan NGT menolak untuk tindakan lebih
Diet cair , saran konsul Gizi lanjut karena faktor usia.
PROGNOSIS

Ad
sanasionam
Ad
functionam Ad Malam
Ad vitam
Ad Malam
Ad Malam
FOLLOW UP
12 Feb 18 13 Feb 18 14 Feb 18 15 Feb 18
S : kesadaran OS tampak mengantuk dalam, belum bisa S : kesadaran OS tampak mengantuk dalam, S : kesadaran OS tampak mengantuk namun S : kesadaran OS tampak mengantuk namun dipanggil
menggerakan kaki dan tangan kanan sendiri, bicara masih belum bisa menggerakan kaki dan tangan dipanggil sudah membuka mata, belum bisa sudah membuka mata, belum bisa menggerakan kaki
mengerang, muntah (-), kejang (-), demam (-) kanan sendiri, bicara masih mengerang, menggerakan kaki dan tangan kanan sendiri, bicara dan tangan kanan sendiri, bicara masih mengerang,
muntah (-), kejang (-), demam (-) masih mengerang, muntah (-), kejang (-), demam (-) muntah (-), kejang (-), demam (-)

O : SM, GCS:E2M5V2(9) O : SM, GCS:E2M5V2(9) O : SM, GCS:E3M6V2(11) O : SM, GCS:E2M5V2(9)


TD =150/90, S = 37,RR = 22 X,N = 80 X TD =140/70, S = 36,6,RR = 22 X,N = TD =140/80, S = 36.6,RR = 20 X,N = 80 X TD =140/80, S = 37,RR = 22 X,N = 82 X
80 X
Pupil : Isokor ø 2mm/ ø 2mm , RCL+/↓, RCTL +/↓, Pupil : anisokor ø 2mm/ ø 4mm , RCL+/↓, Pupil : anisokor ø 2mm/ ø 4mm , RCL+/↓,
Pupil : Isokor ø 2mm/ ø 2mm , RCTL +/↓, RCTL +/↓,
Saraf kranialis didapatkan parase N.VII sentral dextra
RCL+/↓, RCTL +/↓,
Saraf kranialis didapatkan parase N.VII sentral Saraf kranialis didapatkan parase N.VII sentral
Motorik : 1111/5555
Saraf kranialis didapatkan parase N.VII dextra dextra
1111/5555 sentral dextra
Motorik : 1111/5555 Motorik : 1111/5555
Ref fisiologis dx meningkat, ref patologis dx positif Motorik : 1111/5555
1111/5555 1111/5555
1111/5555
Ref fisiologis dx meningkat, ref patologis dx Ref fisiologis dx meningkat, ref patologis dx
Ref fisiologis dx meningkat, ref patologis positif positif
dx positif
A :Stroke hemoragik intraserebral A :Stroke hemoragik intraserebral A :Stroke hemoragik intraserebral A :Stroke hemoragik intraserebral

P : IVFD Asering 20 tpm P : IVFD Asering 20 tpm P : IVFD Asering 20 tpm P : IVFD Asering 20 tpm

Inject Citicolin 4x250 mg IV Inject Citicolin 4x250 mg IV Inject Citicolin 4x250 mg IV Inject Citicolin 4x250 mg IV

Infus Manitol 4x125 cc Infus Manitol 4x125 cc Infus Manitol 4x125 cc Infus Manitol 4x125 cc
Amlodipin 1x10 mg PO Amlodipin 1x10 mg PO Amlodipin 1x10 mg PO Amlodipin 1x10 mg PO
Irbesartan 1x 300 mg PO Irbesartan 1x 300 mg PO Irbesartan 1x 300 mg PO Irbesartan 1x 300 mg PO
Diet cair 1300 kkal Diet cair 1300 kkal Diet cair 1300 kkal Diet cair 1300 kkal
FOLLOW UP
16 Feb 18 17 Feb 18 18 Feb 18
S : kesadaran OS tampak mengantuk namun dipanggil S : kesadaran OS tampak kembali mengantuk S : kesadaran OS tampak mengantuk semakin
sudah membuka mata, belum bisa menggerakan kaki dan dalam, belum bisa menggerakan kaki dan tangan dalam, belum bisa menggerakan kaki dan tangan
tangan kanan sendiri, bicara masih mengerang, muntah (-), kanan sendiri, bicara masih mengerang, muntah (- kanan sendiri, bicara masih mengerang, muntah
kejang (-), demam (-) ), kejang (-), demam (-) (-), kejang (-), demam (-)

O : SM, GCS:E2M5V2(9) O : SM, GCS:E2M4V2(8) O : SM, GCS:E2M4V2(8)


TD =120/70, S = 37,RR = 22 X,N = 80 X TD =130/80, S = 36,6,RR = 24X,N = 80 X TD =130/80, S = 36.6,RR = 20 x,N=86 x OS meninggal
Pupil : anisokor ø 2mm/ ø 4mm , RCL+/↓, RCTL Pupil : Isokor ø 2mm/ ø 4mm , RCL↓/-, Pupil : anisokor ø 2mm/ ø 4mm , 18 Feb 2018
+/↓, RCTL ↓/- RCL+/↓, RCTL +/↓, pukul 21.30
Saraf kranialis didapatkan parase N.VII sentral dextra Saraf kranialis didapatkan parase N.VII Saraf kranialis didapatkan parase N.VII
sentral dextra sentral dextra
Motorik : 1111/5555
Motorik : 1111/3333 Motorik : 1111/3333
1111/5555
1111/3333 1111/3333
Ref fisiologis dx meningkat, ref patologis dx positif
Ref fisiologis dx meningkat, ref patologis dx Ref fisiologis dx meningkat, ref patologis
positif dx positif
A :Stroke hemoragik intraserebral A :Stroke hemoragik intraserebral A :Stroke hemoragik intraserebral

P : IVFD Asering 20 tpm P : IVFD Asering 20 tpm P : IVFD Asering 20 tpm

Inject Citicolin 4x250 mg IV Inject Citicolin 4x250 mg IV Inject Citicolin 4x250 mg IV

Amlodipin 1x10 mg PO Amlodipin 1x10 mg PO Amlodipin 1x10 mg PO


Irbesartan 1x 300 mg PO Irbesartan 1x 300 mg PO Irbesartan 1x 300 mg PO
Diet cair 1300 kkal Diet cair 1300 kkal Diet cair 1300 kkal
ANALISIS KASUS

Gangguan
Anamnesis OS sirkulasi darah
otak
Gejala stroke (+)

Demam (-),
Infeksi
kejang (-)
Penurunan kesadaran
tiba-tiba
Gangguan Riw hepar (-),
Nyeri kepala metabolik ginjal (-) ,DM (-)
Penurunan
kesadaran Nyeri kepala
Bicara Pelo Neoplasma kronis progresif
(-) BB turun(-)
Muntah
Benturan kepala
Lemas bagian tubuh Trauma kepala
(-)
kanan
Gangguan
Riw HT tak terkontrol elektrolit dan
Diare (-)
konstipasi (-)
endokrin
ANALISIS KASUS

EPIDEMIOLOGI
STROKE
47% wanita dan 53% pria
menurut WHO
suatu tanda klinis yang berkembang secara 45 tahun sebesar 11,8%,
cepat akibat gangguan otak fokal maupun
usia 45-64 tahun 54,2%,
global dan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih dan dapat
usia diatas 65 tahun 33,5%.
menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular 1,6% tidak berubah; 4,3%
semakin memberat
ANALISIS KASUS

Faktor resiko OS Faktor risiko yang


Faktor risiko yang
tidak bisa
bisa dikendalikan
dikendalikan
• Hipertensi, • Umur-semakin tua
• Penyakit jantung, • Sering pada pria
Wanita dibanding wanita.
• Diabetes mellitus,
• Hiperlipidemia, • Ras dan etnik-
Usia Tua sering
• Pil kontrasepsi
• Rokok, Alkohol, • Herediter-terdapat
Riw HT tak terkontrol Obesitas. stroke di kalangan
anggota keluarga.
ANALISIS KASUS

Faktor
Faktor resiko
risiko utama terdiriStroke
dari 3 yaitu

• pulsative flow • Kelainan irama jantung • kelainan lipid timbul


• Miliary aneurysms Charcot aterosklerosis
Bourchard • Penyakit jantung
• endotelial denudation, koroner
• replikasi dari sel otot polos • Kelainan Katup jantung
• Hyperplastic atau • Pembesaran jantung dan
proliferative arteriosclerosis kardiomiopati

Kelainan Diabetes
Hipertensi
jantung mellitus
ANALISIS KASUS
Klasifikasi Stroke

Berdasarkan Berdasarkan
kelainan lokasi lesi
patologis vaskuler

Stroke non- Stroke Sistem


Sistem karotis
hemoragik hemoragik vertebrobasiler

trombosis Perdarahan Perdarahan


Emboli serebri
serebri intra serebral subarakhnoid
Klasifikasi Stroke Patologis ANALISIS KASUS
Klasifikasi Stroke Patologis ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
Stroke Infark
ANALISIS KASUS
Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik Intraserebral


• perdarahan ke dalam parenkim otak akibat pecahnya arteri
penetrans yang di bagian distalnya berupa anyaman kapiler. ( a.
lentikulostriata )
• terjadi aneurisma kecil –kecil (mikroaneurisma) dengan diameter sekitar 1
mm disebut aneurismas Charcot-Bouchard.

Stroke Hemoragik Subarachnoid


• perdarahan spontan biasanya hasil dari pecahnya aneurisma mendadak di
sebuah arteri otak, yaitu pada bagian aneurisma yang menonjol di daerah
lemah
ANALISIS KASUS

Stroke Hemoragik SAH Stroke Hemoragik ICH


ANALISIS KASUS
Stroke Sign Symptom
ANALISIS KASUS
Parese N VII

PemFisik OS
nasolabial fold kanan menghilang

motorik 1/5,

hipertonus/normotonus,

normotrofi/normotrofi, ,

refleks fisiologis kanan meningkat

refleks patologis kanan positif.


ANALISIS KASUS
Parese N XII
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Laboraturium
• darah rutin, komponen kimia darah (ureum, kreatinin, asam urat, profil lipid,
gula darah, fungsi hepar), elektrolit darah,

Rontgen Thoraks

EKG atau Echocardiografi.

CT Scan atau MRI

Angiografi

Pungsi Lumbal
No Gejala / Tanda Penilaian Indek Skor

Pemeriksaan sistem skoring 1. Kesadaran (0) Kompos


mentis

Skor Gajah Mada (SGM) (1) Mengantuk X 2,5


(2) Semi
koma/koma
2. Muntah (0) Tidak
X 2
(1) Ya
3. Nyeri Kepala (0) Tidak
X 2
(1) Ya
4. Tekanan Darah Diastolik : X 10 %
5. Ateroma
a. DM (0) Tidak
X (3)
b. Angina pektoris (1) Ya
c. Klaudikasio Intermiten
6. Konstanta - 12 -12
HASIL Sriraj Stroke Score
ANALISIS KASUS
Herniasi Uncal
Konsep Tekanan Intrakranial. Hipotesis moro-kellie

Sign
Symptom
Dilatasi pupil
ipsilateral, refleks
negatif

Penurunan tingkat
kesadaran (penekanan
mesencephalon)

Hemiplegia
kontralateral
ANALISIS KASUS
TATALAKSANA UMUM DI IGD
Stabilisasi Jalan Napas dan Pengendalian Peninggian
Stabilisasi Hemodinamik Pemeriksaan Awal Fisik Umu
Pernapasan Tekanan Intrakranial (TIK)
• oksigen dianjurkan pada • Berikan cairan kristaloid atau • Tekanan darah • edema serebral harus
keadaan dengan saturasi koloid intravena • Pemeriksaan jantung memperhatikan perburukan
oksigen < 95% • hindari pernberian cairan • Pemeriksaan neurologi umum gejala dan tanda neurologis
• Intubasi ETT , hipoksia (p02 hipotonik seperti glukosa). awal: • Monitor TIK harus dipasang
<60 mmHg atau pCO2 >50 • Optimalisasi tekanan darah • Derajat kesadaran pada pasien dengan GCS <9
mmHg), • sistolik <120 mmHg dan • TIK kurang dari 20 mmHg
• Pemeriksaan pupil dan
cairan sudah mencukupi, okulomotor dan CPP >70 mmHg
vasopressor dapat • Keparahan hemiparesis • Tinggikan posisi kepala 20 –
diberikan secara titrasi 30 drajat
seperti dopamin dosis • Hindari pemberian cairan
sedang/ tinggi, glukosa atau cairan hipotonik
norepinefrin atau epinefrin • Manitol 0.25 - 0.50 gr/kgBB,
dengan target tekanan selama >20 menit, diulangi
darah sistolik 140 mmHg setiap 4 - 6 jam dengan target
• penyakit jantung kongestif, ≤ 310 mOsrn/L
segera konsultasi Kardiologi • Kortikosteroid tidak
• Hipovolemia ,Hipotensi, direkomendasikan untuk
aritmia jantung harus mengatasi edema otak
dikoreksi
ANALISIS KASUS
TATALAKSANA UMUM DI IGD
Penanganan Transformasi
Pengendalian Kejang Pengendalian Suhu Tubuh Pemeriksaan Penunjang
Hemoragik
• terapi sama seperti stroke • Bila kejang, berikan • Setiap pederita stroke • EKG
perdarahan, diazepam bolus lambat disertai demam harus • Laboratorium (kimia
• memperbaiki perfusi intravena 5-20mg diobati dengan darah, fungsi ginjal,
serebral • Diikuti oleh fenitoin, antipiretika dan diatasi hematologi, faal
• mengendalikan tekanan loading dose 15-20 mg/kg penyebabnya hemostasis, kadar gula
darah arterial secara bolus dengan kecepatan • Berikan Asetaminofen darah, analisis urin,
hati-hatI maksimum 50 mg/menit 650 mg bila suhu lebih analisa gas darah, dan
• stroke perdarahan dari 38,5 oC atau 37,5 oC elektrolit)
intraserebral, obat • Pada pasien febris atau • Bila perlu pada kecurigaan
antikonvulsan profilaksis berisiko terjadi infeksi, perdarahan subaraknoid,
dapat diberikan selama 1 harus dilakukan kultur lakukan punksi lumbal
bulan, kemudian dan diberikan antibiotik untuk pemeriksaan cairan
diturunkaN • Jika meningitis, maka serebrospinal
segera diikuti terapi • Pemeriksaan radiologi
antibiotic • Foto rontgen dada
• CT Scan
ANALISIS KASUS
TATALAKSANA UMUM DI Ruang Rawat

Pencegahan dan Penanganan


Cairan Nutrisi
Komplikasi
• kebutuhan cairan 30 • Nutrisi enteral paling lambat • Mobilisasi dan penilaian dini
ml/kgBB/hari sudah harus diberikan dalam 48 untuk mencegah komplikasi
• Elektrolit (natrium, kalium, jam subakut
kalsium dan magnesium) harus • gangguan menelan atau kesadaran • Berikan antibiotika atas indikasi
selalu diperiksa dan diganti bila menurun makanan, melalui pipa • Pencegahan dekubitus
terjadi kekurangan sampai nasogastrik • resiko menderita thrombosis vena
tercapai nilai normal • kebutuhan kalori 25-30 dalam, heparin subkutan 5000 IU
• Asidosis dan alkalosis harus kkal/kg/hari dengan komposisi: dua kali sehari atau LMWH atau
dikoreksi sesuai dengan hasil • Karbohidrat 30-40 % dari total heparinoid pada stroke infark
analisa gas darah kalori;
• Cairan yang hipotonik atau • Lemak 20-35 %
mengandung glukosa hendaklah • Protein 20-30%
dihindari kecuali pada keadaan
• pemakaian pipa nasogastrik
hipoglikemia.
diperkirakan >6 minggu,
pertimbangkan untuk
gastrostomi.
ANALISIS KASUS
TATALAKSANA HIPERTENSI STROKE AKUT

• TDS >220 mmHg atau TDD)>120 mmHg maka . TD


diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun diastolic) dalam 24 jam
pertama setelah awitan

stroke • Bila terapi trombolitik (rtPA), tekanan darah diturunkan hingga


TDS <185 mmHg dan TDD <110 mmHg
iskemik • Selanjutnya, tekanan darah harus dipantau hingga TDS <180

akut mmHg dan TDD <105 mmHg selama 24 jam setelah


pemberian rtPA.

• Obat antihipertensi yang digunakan adalah labetalol, nitropaste,


nitroprusid, nikardipin, atau diltiazem intravena
ANALISIS KASUS
TATALAKSANA HIPERTENSI STROKE AKUT

• TDS >200 mmHg atau Mean Arterial Preassure (MAP) >150 mmHg, tekanan
darah diturunkan dengan menggunakan obat antihipertensi intravena secara
kontiniu dengan pemantauan tekanan darah setiap 5 menit

• TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg disertai dengan gejala dan tanda
peningkatan tekanan intracranial, menggunakan obat antihipertensi intravena
stroke secara kontinu atau intermiten

perdarahan • TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg tanpa disertai gejala dan tanda
peningkatan tekanan intracranial obat antihipertensi intravena kontinu atau
intraserebral intermitten tekanan darah setiap 15 menit hingga MAP 110 mmHg atau
tekanan darah 160/90 mmHg

• TDS 150-220 mmHg, penurunan tekanan darah dengan cepat hingga TDS 140
mmHg cukup aman

• parenteral golongan penyekat beta (labetalol dan esmolol), penyekat kanal


kalsium (nikardipin dan diltiazem) intravena,
Obat antihipertensi IV pada stroke akut
Obat Dosis Mula Kerja Lama Kerja Efek Samping

Labetalol 0,5 kb/bb mg iv 5-10 menit 3-6 jam Nausea, vomit,


bolus setiap 10 menit hipotensi, blok atau
atau 2 mg/menit, gagal jantung,
infus kontinyu kerusakan hati,
bronkospasme

Nikardipin 5-15 mg/jam infus 5-15 menit Sepanjang infus Takikardia.


kontinyu berjalan
Diltiazem 5-40 ug/kg/menit 5-10 menit 4 jam Blok nodus AV,
infus kontinyu denyut prematur
atrium, terutama usia
lanjut.
ANALISIS KASUS
Stroke Perdarahan Intra Serebral (PIS)
Terapi hemostatik Reversal of anticoagulation

• Eptacog alfa (recombinant activated • PIS akibat dari pemakaian warfarin secepatnya diberikan fresh frozen plasma
factor VII [rF VIIa]) dianjurkan atau prothrombic complex concentrate dan vitamin K.
untuk pasien hemofilia yang resisten • Prothrombic-complex concentrates suatu konsentrat dari vitamin K
terhadap pengobatan faktor VIII dependent coagulation factor II, VII, IX, dan X, menormalkan INR lebih
replacement cepat dibandingkan FFP dan aman untuk jantung dan ginjal.
• Dosis tunggal intravena rFVIIa 10-90µg/kg pada pasien PIS yang memakai
• Pemberian rF VIIa pada PIS pada warfarin, harus tetap diikuti dengan coagulation-factor replacement dan
onset 3 jam hasilnya adalah highly- vitamin K karena efeknya hanya beberapa jam.
significant • PIS akibat penggunaan unfractionated atau low moleculer weight heparin
diberikan Protamine Sulfat,
• trombositopenia atau adanya gangguan fungsi platelet dapat diberikan dosis
tunggal Desmopressin, transfusi platelet, atau keduanya.
• Memang harus menggunakan antikoagulan maka pemberian obat dapat
dimulai pada hari ke-7-14 setelah erjadinya perdarahan.
ANALISIS KASUS

Tindakan bedah pada PIS


Tidak dioperasi bila: Dioperasi bila:

Pasien dengan perdarahan serebelar >3cm dengan


Pasien dengan perdarahan kecil (<10cm3) perburukan klinis atau kompresi batang otak dan
atau defisit neurologis minimal. hidrosefalus dari obstruksi ventrikel harus
secepatnya dibedah.
Pasien dengan GCS <4. Meskipun pasien PIS dengan lesi struktural seperti aneurisma
GCS <4 dengan perdarahan intraserebral malformasi AV atau angioma cavernosa dibedah
disertai kompresi batang otak masih mungkin jika mempunyai harapan outcome yang baik dan
untuk life saving. lesi strukturnya terjangkau.
Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang
s/d besar yang memburuk.

Pembedahan untuk mengevakuasi hematoma


terhadap pasien usia muda dengan perdarahan lobar
yang luas (>50cm3) masih menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai