Anda di halaman 1dari 17

Pembimbing:

Dr.Farokah Sp.THT-KL(K)Msi.Med

Oleh :
Herdiansyah
PENDAHULUAN

 Paralisis pita suara unilateral (UVFP) memiliki dampak signifikan pada


fungsi vokal dan kualitas hidup.
 Pembedahan : penyebab paling umum dari UVFP (60% dari kasus
UVFP).
 Pasien NSUVFP yang dirujuk ke klinik otolaringologi awalnya dengan
UVFP tanpa sebab yg diketahui.
 Diagnosis NSUVFP : UVFP idiopatik dan nonsurgery-related-
nonidiopathy (NSNI).
 Elektromiografi Laryngeal (LEMG)  konfirmasi dan identifikasi
cedera saraf pada UVFP.
BAHAN DAN METODE
Subjek
 pasien klinik otolaringologi dari September 2011 - Desember 2015
 Kriteria inklusi :
Usia > 20 tahun didiagnosis UVFP,
Dikonfirmasi dg laringoskopi dan LEMG,
Rekaman gerakan pita suara dievaluasi setelah follow up ≥ 6 bulan

 Kriteria eksklusi :
Kontraindikasi/penolakan terhadap jarum elektromiografi,
Tidak ada bukti paralisis pita suara neurogenik pada LEMG,
Paralisis pita suara bilateral pada LEMG,
Riwayat intervensi untuk perbaikan posisi pita suara yang lumpuh,
seperti injeksi intrakordal, laringoplasti, atau operasi kerangka laring.
 Prosedur
videolaryngostroboscopy dan LEMG dg analisis kuantitatif.
Videolaryngostroboscopy dilakukan 2 minggu setelah penilaian LEMG.

 Pemeriksaan LEMG
Sinyal LEMG untuk kompleks otot TA-LCA bilateral dan otot CT.
Analisis unit motor semiquantitatif dan analisis rekrutmen.
. EMG abnormal didefinisikan adanya aktivitas spontan (fibrilasi,
gelombang tajam positif, atau berulang kompleks), > 30% polyphasia/
penurunan pola interferensi.

 Analisis LEMG Kuantitatif


Program berbasis MatLab (MathWorks, Natick, MA).
 Videolaringostroboskopi
Pasien diminta memproyeksikan vokal /e/ pada pitch dan intensitas biasa
mereka, dan sampel suara dan getaran pita suara dicatat oleh
videolaryngostroboscopy.
Film yang tercatat dianalisis secara offline, frame demi frame,
menggunakan perangkat lunak Image J untuk memberi area celah glotal
yang dinormalisasi (NGGA), mengikuti metode Omori et al.

 Analisis Statistik
Untuk data parametrik, perbedaan antara dua kelompok dibandingkan
dengan Student t-test.
Untuk data kategoris, perbedaan antar kelompok dibandingkan
menggunakan tes χ2 atau tes Fisher pasti.
Tingkat signifikansi didefinisikan sebagai P <0,05.
HASIL
Perbandingan Antara Pasien Terkait-Bedah dan Pasien
Terkait-Nonbedah
Presentasi Penyakit UVFP Terkait-Nonbedah
 Karakteristik Pasien
Sisi Kelumpuhan.
 kelompok idiopatik dan kelompok NSNI tidak berbeda dalam
distribusi sisi (Tabel III dan Gambar 1), dan
 di antara kelompok NSNI, tidak ada perbedaan yang signifikan antara
subkelompok tumor dan nontumor (semua P> 0,05).

Saraf yang Terkena Lesi.


 Interaksi antara sisi lesi dan keterlibatan eSLN menunjukkan bahwa, di
antara 34 pasien dalam kelompok idiopatik,
 lesi eSLN kelumpuhan sisi kanan terjadi pada seluruh 6 pasien (100%),
 hanya enam dari 28 pasien (21%) yang mengalami kelumpuhan sisi kiri
(P < 0,001) (Gambar 1).
Pemulihan Gerak Pita Suara dan Glottal Gap.
 Proporsi pasien dengan pemulihan gerakan pita suara komplit
sebanding antara kelompok idiopatik (4 pasien, 12%) dan kelompok
NSNI (1 pasien, 5%) (P = 0,64) dan antara subkelompok tumor (0
pasien, 0%) dan nontumor (1 pasien, 17%) (P = 0,30) (Tabel III dan
Gambar 1).
 NGGA fase terbuka dan fase tertutup, yang mencerminkan ukuran
celah glotal yang diukur dengan videolaryngostroboscopy, tidak
berbeda antara yang kelompok idiopatik dan NSNI atau antara
subkelompok tumor dan nontumor (semua P > 0,05) (Tabel III).
LEMG dan Analisis Kuantitatif.
 Kelompok idiopatik (490,2 ± 255,1) memiliki frekuensi putaran yang
lebih tinggi pada kompleks otot TA-LCA di sisi lesi dibandingkan
dengan kelompok NSNI (333.1 ± 192.1) (P = 0,02), menunjukkan
denervasi yang kurang parah pada kelompok idiopatik.
 Frekuensi putar untuk kompleks otot TA-LCA tidak berbeda antara
subkelompok tumor (369,8 ± 205,6) dan nontumor (247,5 ± 133,3) (P =
0,20) (Tabel III).
DISKUSI
 Dari hasil penelitian kami, dua hipotesis patofisiologi independen untuk UVFP
idiopatik dapat terbentuk.
 Pertama, pasien tanpa keterlibatan eSLN, prevalensi lebih tinggi dari keterlibatan
sisi kiri dibandingkan dengan sisi kanan (22 vs. 0)  mekanisme yang secara
khusus terjadi pada RLN kiri (Gambar 2, segmen merah) (hipotesis 1).
 Kedua, jumlah pasien UVFP dengan kombinasi RLN dan keterlibatan eSLN yang
identik antara keterlibatan kiri dan kanan (6 vs 6) menyiratkan penyebab
patofisiologis yang terjadi sama pada kedua sisi dan melibatkan lokasi proksimal
ke bifurkasio dari nervus laringeus dan nervus laringeal superior (Gambar 2,
segmen biru) (hipotesis 2).
 Kita berpendapat bahwa sebagian besar UVFP idiopatik dapat
pertanggungjawabkan oleh kedua hipotesis ini.
Gambar 2. Dua hipotesis untuk UVFP idiopatik. 1) Neuropati khususnya di RLN kiri.
2) Neuropati proksimal terhadap RLN yang terjadi sama di kedua sisi.
CT = otot krikotiroid; RLN = nervus laringeal rekuren; SLN = nervus laringeus
superior; TA-LCA = kompleks otot cricoarytenoid-tiroaritenoid-lateral
 Insiden keterlibatan eSLN lebih rendah pada pasien NSUVFP dengan
tumor dibandingkan dengan nontumor.
 Sebagian besar pasien di kelompok NSNI memiliki etiologi yang
diketahui terjadi di bawah leher, seperti lesi mediastinum atau paru-
paru, yang berhubungan dengan UVFP tanpa keterlibatan eSLN.
 Penelitian ini memiliki dua keterbatasan.
 Pertama, penelitian ini bukan studi prospektif,
 Kedua, variasi etiologi penyakit pada kelompok NSNI berkisar dari
tumor mediastinum hingga radioterapi, sehingga sulit diklasifikasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai