AKUNTANSI PEMERINTAHAN
1
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
• Pemerintah adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
• Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,
penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya.
• Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah.
• Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat
PSAP, adalah SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.
• Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah konsep dasar
penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan
merupakan acuan bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan,
penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan
keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
• Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan, yang
selanjutnya disingkat IPSAP, adalah penjelasan, klarifikasi, dan uraian
lebih lanjut atas PSAP. 2
• SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban,
aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta
mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD.
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan,
belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan
ekuitas dana berbasis akrual.
• Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat
KSAP, adalah komite sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang bertugas
menyusun SAP.
• Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari
prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan
fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan
keuangan di lingkungan organisasi pemerintah
3
• SAP dinyatakan dalam bentuk PSAP.
• SAP dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan.
4
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
5
• Dalam hal diperlukan perubahan terhadap PSAP sebagaimana
dimaksud, perubahan tersebut diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa
Keuangan.
• Rancangan perubahan PSAP sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun oleh KSAP sesuai dengan mekanisme yang berlaku
dalam penyusunan SAP.
• Rancangan perubahan PSAP sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) disampaikan oleh KSAP kepada Menteri Keuangan.
• Menteri Keuangan menyampaikan usulan rancangan perubahan
PSAP sebagaimana dimaksud Badan Pemeriksa Keuangan untuk
mendapat pertimbangan.
6
• Pemerintah menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan yang
mengacu pada SAP.
• Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengacu pada
pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
• Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur
dengan peraturan gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada
pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
• Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan sebagaimana
dimaksud diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah
berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.
7
• Penerapan SAP Berbasis Akrual sebagaimana dimaksud dapat
dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual
secara bertahap sebagaimana dimaksud pada pemerintah pusat
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual
secara bertahap sebagaimana dimaksud pada pemerintah daerah
diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual sebagaimana dinyatakan dalam
bentuk PSAP.
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual sebagaimana dimaksud
dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
8
KRANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan
yang selanjutnya dapat disebut standar. Tujuannya adalah sebagai
acuan bagi:
1) penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya;
2) penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah
akuntansi yang belum diatur dalam standar;
3) pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan standar; dan
4) para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi
yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan standar.
Kerangka Konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat
masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi
pemerintahan.
9
RUANG LINGKUP
Kerangka konseptual ini membahas:
1) tujuan kerangka konseptual;
2) lingkungan akuntansi pemerintahan;
3) pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;
4) entitas akuntansi dan entitas pelaporan;
5) peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan
keuangan, serta dasar hukum;
6) asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat
informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendata
informasi akuntansi; dan
7) unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan
pengukurannya.
11
(b) Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
1) anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal,
dan sebagai alat pengendalian;
2) investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan
pendapatan;
3) kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan
pengendalian; dan
4) Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena
digunakan dalam kegiatan operasional pemerintahan.
12
Sistem Pemerintahan Otonomi Dan Transfer Pendapatan Antar
Pemerintah
13
Anggaran Sebagai Pernyataan Kebijakan Publik, Target Fiskal,
Dan Alat Pengendalian
14
Dengan demikian, fungsi anggaran di lingkungan pemerintah
mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan
keuangan. antara lain karena:
15
Investasi Dalam Aset Yang Tidak Langsung Menghasilkan
Pendapatan
16
Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Dana Untuk Tujuan
Pengendalian
Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah
yang memisahkan kelompok dana menurut tujuannya, sehingga
masing-masing merupakan entitas akuntansi yang mampu
menunjukkan keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau
transfer yang diterima. Akuntansi dana dapat diterapkan untuk
tujuan pengendalian masing-masing kelompok dana selain kelompok
dana umum (the general fund) sehingga perlu dipertimbangkan
dalam pengembangan pelaporan keuangan pemerintah.
18
Kebutuhan Informasi Para Pengguna Laporan Keuangan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum
untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.
Dengan demikian, laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk
memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna.
Namun demikian, berhubung laporan keuangan pemerintah berperan
sebagai wujud akuntabilrtas pengelolaan keuangan negara, maka
komponen laporan yang disajikan setidak-tidaknya mencakup jenis laporan
dan elemen informasi yang diharuskan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan (statutory reports).
Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional pemerintahan serta
posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan
memadai apabila didasarkan pada basis akrual, yakni berdasarkan
pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan berdasarkan pada arus
kas semata. Namun, apabila terdapat ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengharuskan penyajian suatu laporan keuangan dengan
basis kas, maka laporan keuangan dimaksud wajib disajikan demikian.
19
ENTITAS AKUNTANSI DAN PELAPORAN
Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola
anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi
dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang
diselenggarakannya.
Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu
atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban,
berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:
1. Pemerintah pusat;
2. Pemerintah daerah;
3. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan
pemerintah pusat;
4. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau
organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
20
PERANAN DAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
23
DASAR HUKUM PELAPORAN KEUANGAN
Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan
pemerintah, antara lain:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
khususnya bagian yang mengatur keuangan negara;
2) Undang-Undang di bidang keuangan negara;
3) Undang-Undang tentang APBN dan peraturan daerah tentang
APBD;
4) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pemerintah daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah;
5) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah;
6) Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah; dan
7) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang
keuangan pusat dan daerah.
24
ASUMSI DASAR
25
Kemandirian Entitas
26
Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas
pelaporan akan berlanjut keberadaannya. Dengan
demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud
melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka
pendek.
1) Relevan;
2) Andal;
3) Dapat dibandingkan; dan
4) Dapat dipahami.
28
PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai
ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam
menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan
keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan
keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan.
Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi
dan pelaporan keuangan pemerintah:
1) Basis akuntansi;
2) Prinsip nilai historis;
3) Prinsip realisasi;
4) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
5) Prinsip periodisitas;
6) Prinsip konsistensi;
7) Prinsip pengungkapan lengkap; dan
8) Prinsip penyajian wajar.
29
BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan
pemerintah adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO,
beban, aset, kewajiban, dan ekuitas.
Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada
saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun
kas belum diterima di Rekening Kas umum Negara/Daerah atau oleh
entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang
mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi
waiaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/
Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak
luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan
ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada
saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar.
30
Nilai Historis (Historical Cost)
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar
atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat
sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalarn
pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Nilai historis iebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain
karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat
nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.
31
Realisasi (Realization)
32
Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form)
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikanr maka transaksi atau
peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak
konsisten/berbeda dengan aspek formaiitasnya, maka hal tersebut
harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
Periodisitas (Periodicity)
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu
dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas
dapat diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat
ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun,
periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.
33
Konsistensi (Consistency)
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang
serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip
konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi
perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang
lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat
bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi
yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan
penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
36
Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, Laporan keuangan
pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi
kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila ketalaian
untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil atas dasar laporan keuangan.
38
UNSUR LAPORAN KEUANGAN
39
UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan pemerintah terdiri dari :
Laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) :
• LRA, dan
• Laporan Perubahan SAL.
Laporan Finansial :
• Neraca,
• LO,
• LPET dan
• LAK
CaLK
CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih
lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun
laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan
dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
40
PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
41
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian
atau peristiwa untuk diakui yaitu:
a) terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang
berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan
mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas
pelaporan yang bersangkutan;
b) kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau
biaya yang dapat diukur atau dapat diestimasi dengan
andal.
42
Kemungkinan Besar Manfaat Ekonomi Masa Depan Terjadi
43
Keandalan Pengukuran
44
Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal.
SejaIan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk piutang
atau beban dibayar di muka diakui ketika hak klaim untuk
mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari
entitas lain telah atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut
dapat diukur atau diestimasi.
titik pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk
mendapatkan pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang
lebih rinci, termasuk pengaturan mengenai batasan waktu sejak
uang diterima sampai penyetorannya ke Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan
manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh
pemerintah setelah periode akuntansi berjalan.
45
Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeiuaran
sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban yang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas
kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
dengan andal.
Sejalan dengan penerapan basis akrual, kewajiban diakui pada saat
dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
Pengakuan Pendapatan
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi. Pendapatan-
LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.
46
Pengakuan Beban Dan Belanja
47
PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
48