Anda di halaman 1dari 21

TORSI DAN RUPTUR KISTA

KELOMPOK 1
KELOMPOK 1
• Bobby Kandami • Ni Putu Vidha
• Dyerik Lingling Cendraswari
• Eka Indrayanti Sirait • Nurfitria
• Inggryd Christianita • Santhi Irawati Achmad
• Muhamad Agung Panigoro
Supriyanto • Suirina Ulina Saraan
• Syama Rena Tandiallo
KISTA OVARIUM
• Disebut juga kistoma ovarii, yaitu suatu kantong
abnormal berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh
dalam indung telur (ovarium).
• Gambaran klinis :
a)Benjolan perut bagian bawah
b)Nyeri perut bagian bawah (karena
c)peregangan kapsula, torsi, atau ruptur)
d)Gangguan penekanan (ureter, vesika urinaria,
rektum)
e)Gejala endokrin (maskulinisasi atau feminimisasi)
KLASIFIKASI
A. Tumor non-neoplastik B. Tumor neoplastik jinak
1. Tumor akibat radang 1. Kistik
a) Kistoma ovarii simpleks
2. Tumor lain b) Kistoma ovarii serosum
a) Kista folikel c) Kistoma ovarii epidermoid
b) Kista korpus luteum
c) Kista lutein 2. Solid
d) Kista inklusi germinal a) Fibroma, Leiomioma,
Fibriadenoma, Papiloma,
e) Kista endometrium Angioma
f) Kista Stein-Leventhal b) Tumor Brenner
c) Tumor sisa adrenal
KOMPLIKASI
a) Torsi
- Terjadi warna biru karena tekanan vena
- Menimbulkan akut abdomen
b) Ruptur
- Menimbulkan perdarahan intra abdominal (dari arteri Ovarica)
sehingga menimbulkan akut abdomen
- Peritoneum dan rongga abdomen terisi cairan gelatinosa
(Pseudomiksoma Peritonei)
c) Infeksi
- Panas, nyeri, leukositosis, peritonitis
- Defans muscular
d) Keganasan
TORSI KISTA OVARIUM
• Pada kasus torsi, umumnya
ovarium dan tuba falopii berputar
mengelilingi ligamen latum
sebagai sebuah unit tunggal.
Namun terkadang, hanya ovarium
yang berputar mengelilingi
mesovarium ataupun tuba falopii • Putaran tungkai menimbulkan rasa
mengelilingi mesosalfing. sakit yang berat akibat tarikan
melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap
• Torsi bisa terjadi pada jaringan peritoneum parietale.
adneksa normal, namun dalam
50-80% kasus ditemukan massa • Torsi ovarium melibatkan rotasi
ovarium unilateral. Putaran pedikel vaskuler ovarium
tungkai menyebabkan gangguan menyebabkan obstruksi aliran
vena infrak
EPIDEMIOLOGI
• Menurut penelitian sekitar 70% kasus torsio terjadi pada wanita usia 20-39
tahun. Kasus torsio juga terjadi pada masa kehamilan dan sekitar 20-25%
• Torsio ovarium lebih umum disisi kanan karena kolon sigmoid membatasi
mobilitas ovarium kiri. Sekitar 2% kasus torsio ovarium dapat disertai
keganasan
MANIFESTASI
A.KLINIS
Anamnesa
• Umumnya, wanita yang mengalami torsio kista ovarium akan datang
dengan keluhan utama nyeri akut abdomen
• Pasien torsio kista ovarium biasanya merasakan nyeri yang tajam
didaerah abdomen bagian bawah
• Nyeri tersebut terlokalisir pada lokasi ovarium yang mengalami gangguan
dan terkadang dapat menjalar ke daerah pinggang dan paha
• Onset nyeri biasanya muncul pada saat pasien
mengangkat beban berat, melakukan latihan fisik,
maupun ketika berhubungan intim
• Gejala lain yaitu mual dan muntah
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Jika kista telah
abdomen akan menyebabkan
ditemukan abdomen peradangan Pemeriksaan panggul
terasa sangat lembut, peritoneum, terkadang ditemukan adanya
khususnya didaerah bisa ditemukan tanda- massa dan rasa nyeri
kista ovarium. Tanda tanda rangsang didaerah ovarium
paling penting adalah peritoneal, seperti yang mengalami torsi
ditemukannya massa nyeri tekan dan nyeri
intra abdomen lepas
C.Pemeriksaan Penunjang

• Ultrasonografi (USG)
• Transvaginal Color Doppler
Sonography (TV-CDS)
• CT-Scan
• MRI
MANAJEMEN
Penanganan torsio pada kehamilan tidak berbeda dengan diluar kehamilan. Jika korpus luteum
diangkat sebelum usia kehamilan 10 minggu, diberikan 17-hidroksiprogesteron kaproat dengan
dosis 150 mg secara intramuskular guna mempertahankan kehamilan.

Jika terjadi antara 8-10 minggu, maka hanya membutuhkan 1 kali dosis pemberian segera setelah
operasi. Namun jika korpus luteum dieksisi antara 6-8 minggu, maka dibutuhkan tambahan 2 dosis
yang harus diberikan pada 1 dan 2 minggu setelah dosis pertama diberikan

LAPAROSKOP
Tindakan : I “Detorsion”
RUPTUR KISTA
• Kista pecah / ruptur merupakan salah satu komplikasi dari kista
ovarium, yakni terjadinya peristiwa pecahnya kantung kista yang
berisi cairan atau darah.
• Ruptur kista ovarium biasanya terjadi dengan kista luteal corpus.
Kasus ini melibatkan ovarium kanan dalam dua pertiga kasus dan
biasanya terjadi pada hari 20-26 dari siklus menstruasi wanita
• Pada wanita hamil perdarahan kista corpus luteal biasanya terlihat
pada trimester pertama.
MANIFESTASI KLINIS
A. Anamnesa
1. Nyeri abdomen, nyeri dapat terlokalisir pada salah satu
kuadran atau menyeluruh pada abdomen bagian bawah. Rasa
nyeri cenderung konstan dan diperhebat oleh pergerakkan
2. Mual dan muntah, dapat terjadi segera atau beberapa jam
setelah timbulnya nyeri mendadak
3. Riwayat menstruasi, pada umumnya tidak terjadi perubahan
pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
Kelainan dapat terjadi pada wanita hamil maupun tidak hamil
4. Gejala lainnya, berupa sinkope atau syok atau kedua-duanya
yang memberi kesan perdarahan intraperitoneum yang hebat
ataupun suatu torsi akut
B. Pemeriksaan
Fisik 1. Tanda Vital
Suhu biasanya normal atau sedikit meningkat. Denyut nadi biasanya cepat,
tekanan darah dan pernafasan dalam batas normal, kecuali apabila terdapat
perdarahan intraperitoneum yang hebat sehingga menyebabkan gejala-
gejala syok hipovolemik
2. Pemeriksaan abdomen
Nyeri tekan unilateral pada kuadran bagian bawah dengan atau tanpa nyeri
lepas, rigiditas dan pergeseran memberi kesan adanya proses terlokalisasi.
Bising usus biasanya normal. Perdarahan yang lebih ekstensif atau rupturnya isi
kista menyebabkan peritonitis abdominalis bagian bawah
3. Pemeriksaan pelvis
Ukuran uterus biasanya normal kecuali bila pasien hamil. Apabila serviks
digerakkan terdapat rasa nyeri. Daerah adneksa yang terkena cenderung
menjadi sangat lunak
C. Pemeriksaan Penunjang

• Ultrasonografi
• Foto
Roentgen
• Parasintesis
PENANGANAN
Ruptur kista dan perdarahan dapat diobati secara
konservatif dengan observasi jika pasien stabil,
dengan tindak lanjut scanning dalam 6 minggu untuk
mengkonfirmasi resolusi perdarahan

Teknik  Laparoskopi ditunjukkan dalam


kompromi hemodinamik, kemungkinan torsi,
tidak ada bantuan dari gejala dalam waktu
48 jam atau meningkat hemoperitoneum
atau konsentrasi hemoglobin jatuh
MANAJEMEN TINGKAT
RUJUKAN
Perhatikan tanda-tanda vital. Sirkulasi, pernafasan, suhu. Cegah
pasien jangan sampai jatuh dalam keadaan syok. Waspada bila
pasien tampak pucat, dingin, nafas sesak atau perut kembung.
1. Bebaskan jalan nafas, dengan tujuan untuk menjaga agar tidak
terjadi hipoksia
2. Pantau pernafasan, bila pasien sesak berikan O2 4-8 liter
3. Periksa sirkulasi
• Apakah nadi cepat, lemah dan tidak teratur?
• Apakah tensi rendah? Jika iya maka segera pasang infus
untuk mengembalikan volume sirkulasi. Jika pasien nampak
4. Berikan obat-obatan simptomatik, jika pasien nyeri berikan analgetik,
bila kembung bisa diberikan ranitidin dan bila mual muntah dapat
diberikan metoclopramide atau domperidone
5. Siapkan alur transportasi rujukan, dampingi dengan petugas. Bila
perjalanan jauh maka siapkan peralatan untuk intubasi dan obat-obat
emergency. Pantau secara berkala airway, breathing, circulation
6. Sebelum berangkat hubungi pusat rujukan terlebih dahulu agar dapat
mempersiapkan peralatan, petugas dan obat-obatan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai