Anda di halaman 1dari 17

 Striktur Uretra yaitu penyempitan lumen

uretra disertai dengan menurunnya


elastisitas jaringan uretra akibat adanya
jaringan parut dan kontraksi
Lesi epitel uretra
Infeksi putusnya kontinuitas uretra
Trauma
Proses keradangan
Reaksi Fibrosis / kolagen

Jaringan fibrotik

Penyempitan lumen uretra

Penyumbatan lumen uretra


Gambaran anatomi jenis-jenis striktur urethra anterior :
A. Lipatan mukosa / mucosal fold
B. Kontriksi iris / iris constriktion
C. Fibrosis minimal
D. Spongiofibrosis
E. Inflamasi dan fibrosis sampai jaringan corpus spongiosum
F. Striktur dengan komplikasi fistel. Dapat terbentuk abses, fistel kearah kulit
dan rektum
(A to F, from Jordan GH: Management of anterior urethral stricture disease. Probl Urol
1987;1:199-225.)
 Setiap proses yang diakibatkan trauma pada
epitel urethra atau korpus spongiosum yang
menimbulkan jaringan parut dapat
menyebabkan terjadinya striktur urethra
anterior.
 Sedangkan terminologi striktur kongenital
digunakan untuk mendefinisikan striktur
yang penyebabnya tidak diketahui (kelainan
kongenital)
 Infeksi :
 Uretritis GO
 Infeksi ikutan akibat komplikasi pemakaian kateter
menetap
 Trauma :
 Iatrogenik :
 Kateterisasi
 Kaliberasi
 reseksi transuretra
 tindakan-tindakan endourogi lain

 eksterna :
 patah tulang panggul
 straddle injury
 Kesukaran kencing
 Harus mengejan
 Pancaran mengecil
 Pancaran bercabang
 Menetes sampai retensi urine
 Pembengkakan / nanah di perineum
 Kadang bercak darah di celana dalam
 Bila sistemik : febris, warna urine keruh
 Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari
1/3 diameter lumen
 Sedang : oklusi 1/3 s.d ½ diameter lumen
uretra
 Berat : oklusi lebih besar dari ½ diameter
lumen uretra. Ada derajat berat kadangkala
teraba jaringan keras di korpus spongiosum
yang dikenal dengan spongiofibrosis. (Basuki
B. Purnomo;2003)
 BUN/Kreatin
 Kultur urin
 Urinalisis
 Uroflowmetri
 Uretrografi
 Uretroskopi
 Laboratorium
Terapi
 Kalau penderita datang dengan retensio
urine maka pertolongan pertama dengan
cystostomi kemudian baru dibuat
pemeriksaan uretrogafi untuk memastikan
adanya striktura urethra.
 Kalau penderita datang dengan infiltrat urine
atau abses dilakukan insisi infiltrat dan abses
dan dilakukan cystostomi baru kemidian
dibuat uretrografi.
 Trukar Cystostomi
 Bedah endoskopi
 Uretraplasti
 Otis uretomie
 Infeksi saluran kemih.
 Gagal ginjal.
 Refluks vesio uretra.
 Retensi urine.
PENGKAJIAN
1. Anamnesa : Anamnesa pada klien dengan
gangguan system perkemihan mencakup
tanda dan gejala yang cenderung kearah
penyakit pada saluran kemih.Yang meliputi:
-rasa nyeri
-perubahan eliminasi
2 Pemeriksaan fisik
Inspeksi
 Inspeksi pada daerah muka dan ekstermitas.
Untuk menemukan gejala edema yang
menunjukkan retensi cairan.
 Inspeksi daerah inguinal untuk menemukan
pembesaran nodus limfatikus, hernia inguinal
atau femoral.
Palpasi
 Palpasi dapat langsung membantu menentukan ukuran
dan mobilitas ginjal.
 Tehnik palpasi pada ginjal adalah sebagai berikut:
 Atur posisi klien terlentang atau supinasi, pemeriksaan
meletakkan salah satu tangannya dibelakang pinggang
klien dengan jari-jari tangan yang tidak mengenai iga
bagian bawah.
 Tangan yang lain ( telapak tangan menghadap ke bawah
) ditempatkan disebelah anterior ( depan ) ginjal dengan
jari-jari tangan tepat diatas umbilicus.
 Klien diminta untuk menarik nafas dalam dan tangan
pemeriksa yang berada disebelah anterior ditekan
kedepan.
 Rasakan bahwa tangan menyentuh kutub ginjal yang
licin dan bulat diantara kedua belah tangan; ginjal kanan
sedikit lebih rendah dibandingkan yang kiri.

 Diagnosa Keperawatan
 Kelebihan volume cairan b/d mekanisme regulatori ( gagal ginjal )
dengan retensi urine
 Perubahan eliminasi urin b/d stimulasi kandung kemih, iritasi ginjal
atau uretra, obstruksi mekanik, inflamasi atau trauma jaringan
 Retensi urine ( akut/kronik ) b/d obstruksi mekanik, pembesaran
prostat, ketidakmampuan kandung kemih untuk bermkontraksi
secara adekuat.
 Nyeri akut b/d iritasi mukosa kandung kemih, spasme otot, trauma
jaringanpeningkatan frekuensi / dorongan kontraksi uretra
 Perubahan nutrisi ( resiko tinggi ) : kurang dari kebutuhan tubuh
b/d anoreksia, mual/muntah, peningkatan kebutuhan metabolik,
pembatasan diet.
 Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan b/d kurang terpajaan informasi, salah mengartikan
informasi, tidak mengenal sumber informasi
Urinary Retention Care (05620)
1. Melakukan pengkajian yang berfokuske inkontinensia urin
(seperti output urin, pola pengosongan urine, fungsi kognitif, dan
masalah urinary preeksisten)
2. Monitor penggunaan antikolinergik atau alpha agonist
3. Monitor efek resep obat seperti calcium channel blokers dan
antikolinergik
4. Gunakan sugesti seperti menyalakan air atau menyiram toilet
5. Menstimulasi reflek kandung kemih dengan menggunakan
sesuatu yang dingin ke abdomen, gerakan dibagian dalam paha,
atau menyalakan air
6. Gunakan crede maneuver jika dibutuhkan
7. Gunakan kateter urin jika dibutuhkan
8. Informasikan kepada klien/keluarga untuk mencatat output urin
9. Monitor intake dan output
10.Berikan waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemiih
(10menit)

Anda mungkin juga menyukai