Jaringan fibrotik
eksterna :
patah tulang panggul
straddle injury
Kesukaran kencing
Harus mengejan
Pancaran mengecil
Pancaran bercabang
Menetes sampai retensi urine
Pembengkakan / nanah di perineum
Kadang bercak darah di celana dalam
Bila sistemik : febris, warna urine keruh
Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari
1/3 diameter lumen
Sedang : oklusi 1/3 s.d ½ diameter lumen
uretra
Berat : oklusi lebih besar dari ½ diameter
lumen uretra. Ada derajat berat kadangkala
teraba jaringan keras di korpus spongiosum
yang dikenal dengan spongiofibrosis. (Basuki
B. Purnomo;2003)
BUN/Kreatin
Kultur urin
Urinalisis
Uroflowmetri
Uretrografi
Uretroskopi
Laboratorium
Terapi
Kalau penderita datang dengan retensio
urine maka pertolongan pertama dengan
cystostomi kemudian baru dibuat
pemeriksaan uretrogafi untuk memastikan
adanya striktura urethra.
Kalau penderita datang dengan infiltrat urine
atau abses dilakukan insisi infiltrat dan abses
dan dilakukan cystostomi baru kemidian
dibuat uretrografi.
Trukar Cystostomi
Bedah endoskopi
Uretraplasti
Otis uretomie
Infeksi saluran kemih.
Gagal ginjal.
Refluks vesio uretra.
Retensi urine.
PENGKAJIAN
1. Anamnesa : Anamnesa pada klien dengan
gangguan system perkemihan mencakup
tanda dan gejala yang cenderung kearah
penyakit pada saluran kemih.Yang meliputi:
-rasa nyeri
-perubahan eliminasi
2 Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Inspeksi pada daerah muka dan ekstermitas.
Untuk menemukan gejala edema yang
menunjukkan retensi cairan.
Inspeksi daerah inguinal untuk menemukan
pembesaran nodus limfatikus, hernia inguinal
atau femoral.
Palpasi
Palpasi dapat langsung membantu menentukan ukuran
dan mobilitas ginjal.
Tehnik palpasi pada ginjal adalah sebagai berikut:
Atur posisi klien terlentang atau supinasi, pemeriksaan
meletakkan salah satu tangannya dibelakang pinggang
klien dengan jari-jari tangan yang tidak mengenai iga
bagian bawah.
Tangan yang lain ( telapak tangan menghadap ke bawah
) ditempatkan disebelah anterior ( depan ) ginjal dengan
jari-jari tangan tepat diatas umbilicus.
Klien diminta untuk menarik nafas dalam dan tangan
pemeriksa yang berada disebelah anterior ditekan
kedepan.
Rasakan bahwa tangan menyentuh kutub ginjal yang
licin dan bulat diantara kedua belah tangan; ginjal kanan
sedikit lebih rendah dibandingkan yang kiri.
Diagnosa Keperawatan
Kelebihan volume cairan b/d mekanisme regulatori ( gagal ginjal )
dengan retensi urine
Perubahan eliminasi urin b/d stimulasi kandung kemih, iritasi ginjal
atau uretra, obstruksi mekanik, inflamasi atau trauma jaringan
Retensi urine ( akut/kronik ) b/d obstruksi mekanik, pembesaran
prostat, ketidakmampuan kandung kemih untuk bermkontraksi
secara adekuat.
Nyeri akut b/d iritasi mukosa kandung kemih, spasme otot, trauma
jaringanpeningkatan frekuensi / dorongan kontraksi uretra
Perubahan nutrisi ( resiko tinggi ) : kurang dari kebutuhan tubuh
b/d anoreksia, mual/muntah, peningkatan kebutuhan metabolik,
pembatasan diet.
Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan b/d kurang terpajaan informasi, salah mengartikan
informasi, tidak mengenal sumber informasi
Urinary Retention Care (05620)
1. Melakukan pengkajian yang berfokuske inkontinensia urin
(seperti output urin, pola pengosongan urine, fungsi kognitif, dan
masalah urinary preeksisten)
2. Monitor penggunaan antikolinergik atau alpha agonist
3. Monitor efek resep obat seperti calcium channel blokers dan
antikolinergik
4. Gunakan sugesti seperti menyalakan air atau menyiram toilet
5. Menstimulasi reflek kandung kemih dengan menggunakan
sesuatu yang dingin ke abdomen, gerakan dibagian dalam paha,
atau menyalakan air
6. Gunakan crede maneuver jika dibutuhkan
7. Gunakan kateter urin jika dibutuhkan
8. Informasikan kepada klien/keluarga untuk mencatat output urin
9. Monitor intake dan output
10.Berikan waktu yang cukup untuk pengosongan kandung kemiih
(10menit)