Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

Congestive
Heart Failure (CHF)

{ By GROUP 2
Latar Belakang

Congestive Heart Failure (CHF) merupakan masalah kesehatan yang


progresif dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi di negara
maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut American
Heart Association (AHA) 5,3 juta warga Amerika mengalami CHF dan
660.000 kasus baru didiagnosis setiap tahun, dengan kejadian mendekati 10
per 1000 penduduk dengan usia lebih dari 65 tahun (Padila, 2012).
Prevalensi CHF di Indonesia pada responden umur ≥15 tahun sekitar
229.696 orang, prevalensi CHF meningkat seiring bertambahnya umur,
tertinggi pada umur 55 – 64 sekitar 60.659 orang. Prevalensi CHF lebih
bnyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki yaitu sebesar
177.070.
Jumlah penderita penyakit CHF di Sumatera Barat sekitar 4.458 orang
(Riskesdas, 2013).
Konsep CHF
PENGERTIAN
CHF adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seseorang pasien harus
memiliki tampilan berupa: gejala CHF (nafas pendek atau sesak nafas saat
istirahat atau saat melakukan aktifitas disertai atau tidak kelelahan); tanda retensi
cairan (kongesti paru atau edema tungkai); adanya bukti objektif dari gangguan
struktur atau fungsi jantung saat istirahat.
(PERKI,2015)
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah
cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh
jaringan
(Brunner and suddarth,2013)
PENYEBAB
 Kelainan Otot Jantung
 Aterosklerosis koroner
 Hipertensi sistemik atau pulmonal
 Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
 Penyakit jantung lain
 Faktor sistemik
(Brunner and Suddarth, 2013)
Patofisiologi
Mekanisme dasar Heart Failure (HF) meliputi gangguan kemampuan
kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih dari curah
jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan
mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung.
Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi
jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus
menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Tetapi pada HF dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut
otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal
masih dapat dipertahankan.

(Brunner and Suddarth, 2013)


Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis

Respon tubuh terhadap perubahan fisiologi pasien CHF dapat


dihubungkan dengan ventrikel yang mengalami gangguan, karena curah
jantung ventrikel berpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu
ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan
HF KIRI
Respon tubuh yang terjadi meliputi dispnea, batuk, mudah lelah, denyaut
jantung cepat (takikardia) dengan bunyi jantung S3, kecemasan dan
kegelisahan.
HF KANAN
Respon tubuh yang tampak meliputi edema ekstremitas bawah (edema
dependen), yang biasnya merupakan pitting edema, pertambahan berat
badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena leher, asites
(penimbunan cairan di dalam rongga peritoneum), anoreksi dan mual,
nokturia dan lemah.
Penatalaksanaan
Tujuannya untuk meredakan gejala, memperbaiki status fungsional dan
memperbaiki kualitas hidup, serta meningkatkan harapan hidup. Pemilihan terapi
sangat tergantung pada tingkat keparahan dan kondisi pasien dan dapat meliputi
medikasi oral dan intra vena (IV), perubahan besar pada gaya hidup, pemberian
tambahan oksigen, pemasangan alat bantu, dan dengan pembedahan, meliputi
transplantasi jantung.

(Brunner and Suddarth,2013)


Terapi farmakologi
 Digitalis
 Terapi Diuretik
 Terapi Vasodilator

Terapi Non-Farmakologi (Manajemen Perawatan Mandiri)


 Ketaatan pasien berobat
 Pemantauan berat badan mandiri
 Asupan cairan
 Pengurangan berat badan
 Kehilangan berat badan tanpa rencana
 Latihan fisik
Abnormalitas EKG umum yang ditemukan pada Heart Failure (HF)
Sinus takikardia, Sinus bradikardia, Atrial takikardia / futer / fibrilasi,
Aritmia ventrikel, Iskemia / infark, Gelombang Q, Hipertrofi ventrikel kiri,
Blok atrioventikular, MikrovoltaseDurasi QRS > 0,12 detik dengan
morfologi LBBB .

Abnormalitas foto toraks yang umum ditemukan pada Herat failure (HF)
Kardiomegali, Hipertrofi ventrikel, Tampak paru normal, Kongesti vena
paru, Edema intertisial, Efusi pleura, Garis kerley B, Area paru hiperlusen,
Infeksi paru, Infiltrat Paru.

Abnormalitas pemeriksaan laboratorium yang sering dijumpai pada


Heart Failure (HF)
Peningkatan kreatinin serum, Anemia, Hiponatremia, Hipernatremia ,
Hipokalemia , Hiperglikemia, Hiperurisemia, Kadar albumin tinggi, Kadar
albumin rendah, Peningkatan transaminase, Peningkatan troponin, Tes
tiroid abnormal, Urinalisis, INR, Leukositosis, Neutrofil
KONSEP ASKEP CHF
Pengkajian
 Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya pasien CHF mengeluh sesak nafas dan kelemahan


saat beraktifitas, kelelahan, dada terasa berat, dan berdebar –
debar.
 Riwayat Kesehatan Dahulu

Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita klien terutama


penyakit yang mendukung munculnya penyakit saat ini. Pada pasien
CHF biasanya sebelumnya pernah menderita nyeri dada, hipertensi,
iskemia miokardium, infark miokardium, diabetes melitus, dan
hiperlipidemia. Dan juga memiliki riwayat penggunaan obat-obatan
pada masa yang lalu dan masih relevan dengan kondisi saat ini.
Obat-obatan ini meliputi obat diuretik, nitrat, penghambat beta, serta
antihipertensi. Catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu,
alergi obat, dan reaksi alergi yang timbul. Sering kali pasien
menafsirkan suatu alergi sebagai efek samping obat.
 Riwayat kesehatan keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga,
anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia produktif, dan
penyebab kematiannya. Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang
timbulnya pada usia muda merupakan faktor risiko utama terjadinya
penyakit jantung iskemik pada keturunannya.

Pemerikasaan Fisik
Kesadaran pasien dengan CHF biasanya baik atau compos mentis dan akan
berubah sesuai tingkat gangguan perfusi sistem saraf pusat.
Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, palpebra bengkak,
Hidung: Bernafas dengan cuping hidung
Mulut : Bibir terlihat pucat
Wajah : Wajah terlihat keletihan dan kelelahan sepanjang hari
Leher : Pembengkakan pada vena jugularis (JVP)
Sistem Pernafasan: Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bantal, Orthopnea, Paroximal Nokturnal Dispnea(PND),
Takipnea, SaO2 rendah, Batuk dan/ tanpa sputum, Penggunaan
bantuan pernafasan, Pernafasan takipnea, dangkal, Edema
pulmonal, Adanya krekel atau wheezing
Jantung: Adanya jaringan parut pada dada, Bunyi jantung tambahan
(ditemukan jika penyebab CHF kelainan katup), Batas jantung
mengalami pergeseranyang menunjukkan adanya hipertrofi
jantung (Kardiomegali), Adanya bunyi jantung S3 atau S4,
Takikardia
Abdomen: Adanya hepatomegali, Adanya splenomegali, Adanya asites
Haluaran urin: Oliguria, Anuria
Ekstremitas: Terdapat edema dan CRT kembali > 3 detik, Adanya edema,
Sianosis perifer

(Brunner & Suddarth, 2013)


Kemungkinan diagnosa keperawatan
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret
 Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kekuatan kontraksi ventrikel kiri
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan
oksigen, kelelahan
 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan asam laktat pada jantung
 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju fitrasi glomerulus,
meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perembesan cairan ke alveoli, edema paru
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
anoreksia
 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
 Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen ke otak
 Risiko ketidakefektifan perfusi renal berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke renal
 Risiko gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak nafas
 Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi

(NANDA 2015-2017)
Intervensi keperawatan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai