Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN

PELAYANAN GIZI
PUSKESMAS

DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT


DITJEN BINA PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT, DEPKES RI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

 Masalah gizi kurang dan gizi lebih:


• Kurang Energi Protein (KEP) dan Gizi Buruk (Marasmus,
Kwashiorkor, Marasmik-kwashiorkor)  Balita
• Kurang Energi Kronik (KEK)  Bumil, WUS, Rematri
• Anemia Kurang Besi Bumil, WUS, Rematri, Balita, Lansia
• Kurang Vitamin A  Balita
• Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)  Bumil, WUS
• Kurang zat gizi Mikro lain (Zn: 31 % pd balita di 7 prop)
• Kegemukan dan obesitas (usia produktif, Lansia, remaja)
• Penyebab masah gizi (kurang asupan makan ~ penyakit,
asuhan gizi, pelayanan kesehatan, sanitasi, kemiskinan,
soseksosbud, politik)  Unicef
A. LATAR BELAKANG (lanjutan ….)
 ”Life Cycle Approach”:
• Masalah gizi pada satu generasi  mempengaruhi generasi
berikutnya
• Mempengaruhi kualitas SDM dimasa mendatang
• Penangulangan pada semua kelompok umur  memutus
rantai dari sejak dlm kandungan sp dws dan lansia
• Prioritas pada masa emas (“golden period”): ibu dan anak
• Dimulai dari Pra hamil (Remaja putri)
A. LATAR BELAKANG (lanjutan ….)
 ”Nutrition Related Diseases”:
• Penyakit yang berhubungan dengan gizi dan dalam
tindakan atau pengobatan memerlukan terapi gizi
• Gizi kurang & gizi buruk  infeksi (TBC, HIV/AIDS) dan
keganasan (kanker stadium lanjut)
• Gizi lebih  penyakit degeneratif (DM, jantung dan
pembuluh darah)
• Kurang Energi Protein  Kurang zat gizi mikro lain
(Vitamin & mineral)
• Memerlukan manajemen meliputi terapi gizi dan terapi
medis  terapi gizi medis
A. LATAR BELAKANG (lanjutan ….)
 SK Menkes No, 128 tahun 2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat:
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas:
1. Upaya Promosi Keshatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya kesehatan Ibu dan Anak serta KB
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat :
Pelayanan gizi puskesmas adalah pelayanan kesehatan
perorangan dan masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


Menular
6. Upaya Pengobatan
B. RUANG LINGKUP
 Pelayanan di dalam dan di luar gedung:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan;
- Penggerak di wilayah kerja
- Memantau penyelenggaraan lintas sektor
- Mendukung peningkatan kualitas pelayanan gizi
- Tidak menimbulkan dampak negatif pada masyarakat

2. Pusat pemberdayaan masyarakat;


- Perorangan & masy. Sadar, mau dan mampu hidup sehat
- Berperan aktif memperjuangkan kepentingan kesehatan (biaya)
- Mempertimbangkan kondisi daerah  KADARZI
B. RUANG LINGKUP (lanjutan ….)

 Pelayanan di dalam dan di luar gedung


3. Pusat kesehatan strata pertama; melakukan Pelayanan
kesehatan tingkat pertama:
- komprehensif/menyeluruh (promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif) -
terpadu antara upaya kesehatan wajib  tim asuhan gizi
- berkesinambungan (rutin/bukan proyek)
Pelayanan gizi puskesmas meliputi :
a. Pelayanan gizi perorangan: bersifat individu (“private good”)
dng tujuan utama pemulihan gizi utk pencegahan dan
penyembuhan penyakit (Rawat Jalan dan Rawat inap)
b. Pelayanan gizi masyarakat: bersifat publik (“public good”)
dng tujuan utama untuk mencegah terjadinya masalah gizi
C. DASAR HUKUM
1. UU No. 23 tahun 1992 ttg Kesehatan
2. UU No. 25 thn 1999 ttg Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
3. UU No. 32 thn 2004 ttg Pemerintah Daerah
4. PP N0 16 thn 1994 ttn JabFung Pegawai Negeri Sipil
5. PP No. 32 thn 1996/4? ttg tenaga Kesehatan
6. PP No. 25 thn 2000 ttg Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
7. PP N0. 102 thn 2000 ttg Standarisasi Nasional
8. KepMenKes RI No. 1333 thn 1999 ttg Standar Pelayanan Rumah
Sakit/puskesmas perawatan?
9. KepMen PAN No. 23/Kep/M.PAN/4/2001 ttg Jabatan Fungsional Nutritionis
dan Angka Kreditnya
10. Kep. Bersama MenKes RI No 849/Meskes/SKB/VIII/2001dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara No. 35 Tahun 2001 ttg Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Nutritionis dan Angka Kreditnya
11. SK Menkes No.1457/Menkes/SK/X/2003 ttg Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di kabupaten/kota
12. SK Menkes No.128/Menkes/SK/II/2004 ttg Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayan Gizi Puskesmas
2. Asuhan Gizi
3. Tim Asuhan Gizi
4. Terapi Gizi
5. Terapi Gizi Medis
6. Konseling Gizi
7. Nutrisionis
8. Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)
9. Food Model
10.“Nutrition Related Diseases”
11.“Life Cycle Approach”
BAB II. MANAJEMEN PELAYANAN
GIZI PUSKESMAS
A. TUJUAN
Pelayanan gizi merupakan upaya perbaikan gizi masyarakat
untuk menurunkan AKB dan AKI serta meningkatkan UHH
• Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan dan mutu/kualitas pelayanan
gizi
• Tujuan Khusus
Meningkatnya pelayanan gizi dalam upaya mencapai
KADARZI ; -
pendidikan gizi
-  pemantauan pertumbuhan
-  suplementasi gizi pada kelompok rentan & masy.
rawan gizi
-  pelaksanaan asuhan gizi
-  pelaksanaan survailens gizi
B. SASARAN
• Individu:
pasien/klien yang membutuhkan terapi dan atau
konseling gizi
• Keluarga:
yang mempunyai masalah gizi terutama dari
keluarga miskin
• Kelompok rentan:
Bumil & nifas, buteki, bayi, anak balita, anak
usia sekolah, rematri, WUS, dewasa dan lansia
• Kelompok masyarakat:
Kelompok masyarakat potensial rawan gizi
(Anak di sekolah, pekerja, penghuni panti pddk
daerah rawan pangan, endemik GAKY, malaria,
wabah campak dll)
C. MEKANISME
KELUARGA

Kegiatan luar
gedung
POSYANDU

POSKESDES/PUSTU

PUSKESMAS PUSKESMAS
Kegiatan dalam
PERAWATAN
gedung

Kegiatan rujukan RUMAH SAKIT


BAB III. KEGIATAN
PELAYANAN GIZI
PUSKESMAS
A. PERENCANAAN
1. Pendataan sasaran:
- individu : anak gizi buruk, penderita DM, pend.
jantung & pembuluh drh, dll
- keluarga, kelompok rentan, kelompok masy. Rawan
gizi (Gakin, sekolah, panti asuhan/wredha dll)
2. Pendataan & perencanaan sarana dan prasarana
(dalam dan luar gedung):
- Food model
- Media KIE (poster, lembar balik, leaflet,KMS dll)
- Alat antropometri (timbangan bayi/dws, microtoise,
length board/stadiometer,pita lila, dacin)
- Buku pedoman, form RR
- Home economic set & peralatan dapur (puskesmas
rawat inap)
- Alat laboratorium: Hb, gula drh dll
A. PERENCANAAN (lanjutan ….)
3. Pendataan sumber daya :
- jumlah posyandu, pustu/poskesdes
- jumlah kader aktif
- jumlah TPG, nutrisionis, juru masak dll
3. Menghitung stok dan kebutuhan:
- Obat gizi & suplemen: mineral mix, kapsul vit. A,
kapsul yodium, TTD, sirup besi, as. Folat vit. B,
vit C dll
- MP-ASI gakin
- PMT-P: bahan pembuat formula (WHO,modisco)
- Bahan pangan: beras, telur, gula, minyak, dan
lauk pauk
5. Penyusunan rencana kegiatan:
- Lokakarya mini bulanan (lintas program)
- Lokmin tribulanan (lintas sektor)
B. PELAKSANAAN
1. Pendidikan gizi:
a. penyuluhan kelompok/individu : di dalam & luar gedung
b. konseling gizi : komunikasi 2 arah antara konselor dan klien
c. Promosi gizi : kampanye, pameran, media cetak dan
elektronik
d. Demontrasi & praktek : PMT-penyuluhan & masak bersama
2. Suplementasi gizi:
a. Kapsul vit. A dosis tinggi : bayi 6 – 11 bln (100.000 iu), 1 – 5
thn (200.000 iu), nifas 0-42 hr ( 2 x 200,000 iu stlh lahir &
sehr kmd), slrh desa KLB campak 1 x, kasus xeropthalmia 3
x (hr 1,2,15)
b. TTD: Anak usia sekolah 6 12 tahun: 1 x/mg selama 3 bln
(mandiri), WUS & rematri: 1 x/mg selama 16 mg atau waktu
haid setiap hr 10 hr (mandiri), Bumil & nifas : 1 x/ht selama
90 hr (gratis)  hati2! pd daerah malaria, anak gizi buruk
dan pend. Thalasemia serta kelainan darah
c. Kapsul yodium pd kec. Endemik berat & sedang (Bumil,
buteki, WUS) serta anak SD/MI pd kec. Endemik berat 1
kaps/thn)
B. PELAKSANAAN (lanjutan ….)
d. MP-ASI khususnya bagi balita Gakin (bubur: 6 – 24 bln) &
biskuit (12 – 24 bln) setiap hr selama 90 hr
e. PMT-Pemulihan : bagi anak gizi kurang dan gizi buruk
f. Zinc: utk anak diare & Mineral Mix: balita gizi buruk
g. PMT-AS (kegiatan lokal/mandiri)
3. Pemantauan Pertumbuhan :
a. Penimbangan bulanan (posyandu & klinik KIA)
b. Deteksi dini gangguan pertumbuhan (posyandu & MTBS)
4. Asuhan gizi :
a. Rawat jalan (konseling gizi)
b. Rawat Inap (konseling gizi & penyelenggaraan makanan)
c. Rujukan (ke RS, posyandu, Pos pemulihan gizi)
d. Perawatan kesehatan masyarakat  keluarga masalah gizi
e. Pendampingan kader keluarga  prioritas kel. Yg punya bumil &
balita dng masalah gizi (ibu hamil anemia, balita gizi buruk)
ASUHAN GIZI DI PUSKESMAS
Diagnosis
5 aktivitas
masalah gizi
ASUHAN GIZI

Evaluasi/ Menentukan
pemantauan kebutuhan
respons Didukung gizi
pasien/klien oleh:
RR terpadu
puskesmas,
Administrasi,
Bag Obat, dll

Memberikan Mempersiapkan
makanan/obat makanan/ obat
gizi/suplemen gizi /suplemen
(oral/ enteral)

Sumber: modifikasi Buku Gizi Klinik


B. PELAKSANAAN (lanjutan ….)

3. Survailens Gizi :
a. PWS-Gizi: pemantauan secara teratur/rutin dari indikator
yg sdh ada (D/S, N/D, T/D dll)
b. SKD-KLB : Deteksi dini & tindakan cepat (kasus gizi
buruk), mencakup: 1).Kajian data secara rutin, 2)
Peringatan kewaspadaan dini dan Peningkatan
kewaspadaan, dan 3). Kesiap-siagaan
c. Pemantauan Status Gizi (PSG) : 1x/thn
d. Pemantauan Tinggi Badan Anak Baru Sekolah (TB-ABS):
setiap tahun ajaran baru
C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
1.Pemantauan & evaluasi :
a. Bulanan: Lb1 utk data penyakit, Lb2 utk laporan obat,
b. Triwulan: Lb3 utk Gizi, KIA, Imunisasi, penyuluhan &
konseling, kasus gizi buruk
c. Semester: rekapitulasi laporan bulanan & triwulan
d. Tahunan: data sarana & prasarana
e. KLB: W1 & lap khusus

2.Analisis data & penyajian:


a. Memperoleh informasi tentang pencapaian kegiatan &
permasalahan serta penyebabnya
b. Informasi di desiminasi dalam lokmin atau di tk kabupaten
c. Penting untuk perencanaan kedepan
C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
(lanjutan ……..)

3. Indikator kinerja:
1. Pemberian kapsul vitamin A (200.000 iu) pd balita 2 x/
tahun
2. Pemberian TTD (90 hr) pada bumil
3. Pemberian PMT-pemulihab pd balita gizi buruk (gakin)
4. Balita naik BB nya
5. Balita BGM
6. Bayi mendapat ASI eksklusif (6 bln )  PROMKES
7. Jumlah posyandu madya & purnama  PROMKES
BAB IV. KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI & JUMLAH TENAGA

1. Nutrisionis :
Sebagai tenaga profesional dengan pendidikan dasar
D3 gizi sebagai Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)  jumlah
minimal 2 orang
2. Puskesmas dengan perawatan perlu 1 orang juru masak
3. Peningkatan jenjang pendidikan atau kursus/pelatihan
bagi TPG puskesmas perlu diperhatikan sesuai
perkembangan keilmuan   kualitas pelayanan
4. Pelayanan gizi puskesmas dilakukan bekerja sama
dengan tenaga puskesmas lain, sesuai kompetensi (supl
TTD dilakukan oleh bidan, supl Vit A oleh jurim).
Tanggung jawab ttp oleh TPG
B. TIM ASUHAN GIZI

• Tim fungsional yang mengkoordinasikan


penyelenggaraan “ASUHAN GIZI” mulai dari
diagnosis masalah gizi, menentukan kebutuhan gizi,
mempersiapkan & memberikan makanan/obat gizi
atau suplemen & evaluasi/pemantauan respon
pasien/klien.
• Tim ini dipimpin oleh seorang dokter dengan anggota
yang terdiri dokter, nutritionis, perawat/bidan dan
tenaga kesehatan lain.
• Bertugas menyelenggarakan pelayanan gizi paripurna
kepada klien/pasien yang membutuhkan “Therapi
Gizi” baik rawat jalan/rawat inap.
B. PERAN DAN FUNGSI TIM ASUHAN GIZI

1) Dokter :
- Bertanggung jawab dalam aspek gizi yg terkait
dengan kondisi klinis klien/pasien
- Menentukan diet klien/pasien bersama
nutritionis/dietisien
- Memberikan penjelasan kepada pasien/klien & kel ttg
peranan terapi gizi
- Merujuk pasien/klien untuk konseling/therapi gizi
- Melakukan pemantauan dan evaluasi berkala
bersama anggota tim selama masa perawatan
B. PERAN DAN FUNGSI TIM ASUHAN GIZI
(lanjutan ….)
2) Perawat/bidan :
- Melakukan kerja sama dengan dokter dan
nutritionis dalam memberikan pelayanan gizi kepada
klien/pasien
- Membantu klien/pasien pada waktu makan
- Melakukan pengukuran antropometri untuk
menentukan dan mengevaluasi status gizi klien/pasien
- Memantau masalah asuhan gizi bersama
nutritionis
- Pemantauan, mencatat dan melaporkan asupan
makanan dan respon klinis terhadap diet yg
diberikan
B. PERAN DAN FUNGSI TIM ASUHAN GIZI
(lanjutan ….)
3) Nutrisionis:
- Mengkaji status gizi klien/pasien berdasarkan data
rujukan
- Melakukan anamnesa diet klien/pasien
- menerjemahkan rencana diet ke dalam bentuk
makanan yg disesuaikan dengan kebiasaan makan
 keperluan therapi
- Memberikan saran kepada dokter berdasarkan
pemantauan/evaluasi therapi gizi
- Mermantau masalah yg berhub. asuhan gizi
bersama perawat/bidan
- Memberikan penyuluhan, motivasi dan konseling gizi
pada klien/pasien & kel.
BAB V. Sarana, peralatan dan
perlengkapan
A. SARANA, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. Rawat Jalan (Klinik Gizi & laktasi):

Bangunan Ruangan ukuran 2 x 2,5 m2


Peralatan Meja + kursi konseling, bangku tunggu,
kantor komputer + printer, dll.
Peralatan Lemari, food model, formulir dan leaflet diet,
Konsultasi Daftar penukar, software konseling (nutriclin),
buku-buku pedoman, penuntun diet, dll.
Peralatan Standar antropometri, alat-alat ukur : TB, BB,
antropometri PB, pita LILA, Tabel WHO-NCHS, 1983), dll.
Peralatan Kulkas, termos air panas (dibawa pulang),
konseling alat peraga menyusui (tetek2an)
laktasi
A. SARANA, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
(lanjutan ….)

2. Rawat Inap

Bangunan Minimal 3 x 3 m utk Puskesmas


perawatan dengan 10 TT
Peralatan dapur “Home Economic Set” (lihat buku )
- Peralatan besar
- Peralatan kecil
- alat-alat makan
- Peralatan khusus utk membuat formula
& makanan bayi
- peralatan kebersihan dan pencucian
alat
B. PENYELENGGARAAN MAKANAN DI
PUSKESMAS PERAWATAN
PENGERTIAN:
Suatu rangkaian kegiatan mulai perencanaan menu s/d
distribusi makanan kpd pasien, dlm rangka pencapaian
status kesehatan yg optimal melalui pemberian diet yg
tepat.
TUJUAN:
Menyediakan makanan bermutu baik, jumlah sesuai
kebutuhan, serta pelayanan yg layak

BENTUK PENYELENGGARAAN:
a. Swakelola.
b. Out sourcing.
B. PENYELENGGARAAN MAKANAN DI
PUSKESMAS PERAWATAN (lanjutan ….)

MEKANISME KERJA:
a. Perencanaan anggaran
b. Perencanaan menu
c. Perhitungan kebutuhan bahan makanan
d. Pemesanan dan pembelian
e. Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran
f. Persiapan bahan makanan
g. Pengolahan
h. Pendistribusian

Anda mungkin juga menyukai