Manajemen

Resusitasi Cairan
Bambang Suryono S
 Cairan tubuh
• Cairan Tubuh Total : laki-laki 60% BB
• perempuan 40% BB
• Cairan tubuh:
• intraseluler 40% BB
• ekstraseluler 20% BB
• interstitial 15% BB
• intravaskuler 5% BB
.
 Assessment of i.v volume
• Anamnesis:
• Masukan cairan sedikit
• Gangguan kesadaran
• Muntaber
• Polyuria
• Perdarahan
 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
• Gangguan status mental
• Vital sign
• Oliguria/anuria
• Turgor kulit/mukosa kering
• JVP rendah
• Jantung (takhikardi, murmurs)
• Pemeriksaan paru (rhonchi, effusi)
• Perfusi perifer (capillary refill, pulsus perifer)
• Edema perifer
• Tanda perdarahan
 Laboratorium
• Hb/Hct -turun
• naik
• BUN/creatinin
 Pemeriksaan
• CVP
• PAC
• Pengukuran dinamis pada pasien ventilasi
mekanik
• pulse pressure
• tekanan sistolik
 Problem Cairan
• Perlukah terapi cairan?
• Kapan diberikan infus?
• Tujuan infus?
• Lewat mana pemberian cairan?
• Macam cairan infus?
• Berapa banyak?
• Sampai kapan?
Perlukah terapi cairan?
 Indikasi terapi cairan
• Koreksi defisit cairan : dehidrasi,
hipovolemia (dengan/tanpa shock)
perdarahan, luka bakar RESUSITASI
CAIRAN
• Mempertahankan volume dan komposisi
cairan tubuh
• Memberikan nutrisi
• Koreksi elektrolit
Kapan diberikan infus?
 Kapan infus dipasang?
• Sudah terjadi defisit cairan : pasien
dehidrasi atau hipovolemia
• Sebelum terjadi defisit cairan  untuk
memudahkan koreksi atau
mempertahankan cairan tubuh
• Pada saat terjadi hilangnya cairan :
muntaber, perdarahan  yang ada
kemungkinan ada defisit sehingga perlu
koreksi
Apa tujuan infus?
 Tujuan infus
• 1. Vena terbuka :-pengobatan medikamentosa
• -persiapan emergensi
• 2.Mempertahankan volume cairan tubuh
• -pada pasien puasa
• 3.Resusitasi cairan :-hipovolemia -absolut
• -relatif
• -dehidrasi
• 4.Nutrisi parenteral : pasien tidak dapat, tidak
• boleh atau tidak mau makan
Bagaimana rute pemberian infus?
 Rute pemberian cairan
• Prioritas : enteral - oral, pipa lambung,
• naso-duodenal,
• naso-jejunal,
• gastrostomi
• Alternatif : parenteral : i.v. – perifer
• -sentral
• intraosseal
Macam cairan infus?
 Macam cairan infus
• 1.Larutan dextrose/glukose/fruktose
• 2.Kristaloid : cairan resusitasi (Ringer laktat,
• Ringer asetat)
• Cairan rumatan:
• Kaen 3A, Kaen 3B, Kaen MG3
• Tutofusin OPS
• 3.Koloid : Dextran 40 ,70, Gelatin, Hydroxy –
• ethyl-starch, darah buatan
• Berat Atom/Berat Molekul
• Na 23 Cl 35.5 Ca 40
• Albumin 60.000 HAES 150-200.000
• Dextran 40: 40.000 Dextran 60: 60.000
 Macam cairan infus
• 4.Nutrisi parenteral : karbohidrat,
• protein/asam amino
• lipid,
• kombinasi
• Triofusin, Triofusin E-1000, Aminofusin,
• Aminoleban, Lipovenous
• 5.Produk darah : albumin, FFP, SPPS, cryopre-
• cipitate
Berapa banyak?
 Berapa banyak?
• KOREKSI:
• Dehidrasi  rehidrasi (lihat tanda vital T,N,
pengisian kapiler dan produksi urine) 
teruskan dengan pemeliharaan
• Shock  perdarahan : 3-4 kali darah yang
hilang dengan RL/RA, bila 3-4 liter tidak
terkoreksi beri darah/koloid
• Pada hipovolemia  tanda vital baik dan
CVP normal
 Berapa banyak?
• PEMELIHARAAN :
• 1. Bayi minggu I
• Hari 1 2,3 4,5 6 7
• ml/Kg/hari 0 50 75 100 120
• 2. Bayi dan Anak
• Berat Kebutuhan cairan (ml/Kg/hari)
• s/d 10 kg 100
• 10-20 kg 1000 + 50 x {BB(kg) -10}
• 20-30 kg 1500 + 25 x {BB(kg) -20}
 Berapa banyak?
• Pemeliharaan :
• 3. Anak dan Dewasa

• Berat Kebutuhan cairan

• -----------------------------------------------------
• Anak > 20 kg 60 ml/kg/hr 2.5 ml/kg/jam
• Dewasa 35 1.5
 Cara pemberian infus
• Kebutuhan : liter/24 jam
kemudian ml/jam  tetes per menit
Administration/infus set:
Makro: 1 ml  20 tetes
Mikro : 1 ml  60 tetes
Kanula intravena:
Pendek
Panjang
Sampai kapan infus diberikan?
 Sampai kapan?
• Koreksi tercapai : lihat tensi, nadi, urine,
kesadaran
• Tidak diperlukan akses intravena: tidak ada
lagi pemberian obat parenteral
• Dapat minum per-oral atau makan biasa
 Cairan Kristaloid
• RL, RA, NaCl 0.9%,RD5
• Molekul kecil
• Distribusi : intravaskuler dan interstitial
• Perlu volume besar untuk ekspansi intra-
vaskuler
• Kemungkinan membuat edema jaringan
pada pemberian berlebihan
 Koloid
• HAES, Gelatin, Dextran
• Molekul besar
• Mengisi intravaskuler
• Memberi segera effek volume sirkulasi
• Gangguan pada hemostasis dan fungsi
ginjal
 Hypotonic infusion
• 5% dextrose

Replace Normal
increases ICF > ECF loss (IWL + urine)

ICF
ICF ISF
ISF Plasma
Plasma

660
660 ml
ml 255
255 ml
ml 85
85 ml
ml

Cairan
 Infus Isotonic
• Ringer’s acetate
• Ringer’s lactate
• Normal saline

Replace acute/
increases ECF abnormal
loss
RL 2liter/15 menit

ICF
ICF ISF
ISF Plasma
Plasma

800 ml 200 ml
 Perdarahan
• Internal bleeding
• External bleeding
 SHOCK
• Inadequate tissue perfusion along with
cellular hypoxia and oxygen debt, which
results in cellular dysfunction and is caused
by inadequate systemic oxygen delivery or
impairment of cellular oxygen uptake.
EVALUATION OF SYMPTOMS
• HISTORY
• In hypovolemic shock : blood loss, trauma,
fluid losses, dehydration, third spacing or
other fluid losses.
 History
• In adult  drop Systolic BP > 40 mmHg 
significant hypotension
 General Symptoms of Shock
• CNS changes
• *Confusion, coma, combative behavior,
• agitation, stupor
• Skin changes
• *Cool, clammy, warm, diaphoresis
• Cardiovascular
• *Increase or decrease heart rate,
• arrhythmia, angina, low high or normal
• cardiac output, changes in pulmonary pressure
 General symptoms of shock
• Pulmonary
• *Increased RR, increase or decrease in
• end- tidal CO2, decrease O2 saturation,
• increased pulmonary pressures,
• respiratory failure, decreased tidal volume,
• decreased FRC
• RENAL
• *Decreased urine output, elevation in BUN and
creatinine levels, change in urine electrolyte levels
Common effects of shock on organs
• Systemic : Capillary leak, formation of micro
• vascular shunts, cytokine release
• Cardiovascular : circulatory failure,
• depression of cardiovascular function
• , arrhythmia
• Haematologic : bone marrow suppression,
• coagulopathy, DIC, platelet
• dysfunction
 .
• Hepatic : liver insufficiency, elevation of
• liver enzyme levels, coagulopathy
• Neuroendocrine : change in mental status,
• adrenal suppression, insulin
• resistance, thyroid dysfunction
• Renal : renal insufficiency, change in urine
• electrolyte levels, elevation of BUN
• and creatinine levels
• Cellular : cell-to-cell dehiscence, cellular
• swelling, mitochondrial dysfunction,
• cellular leak
 Hypovolemic shock
• Cause : depletion of fluid in the intravascular
space (hemorrhage, vomiting, diarrhea,
dehydration, capillary leak or a combination)
• SIRS  capillary leak
• Findings : decreased CO, decreased PCWP,
increase SVR
• Echo : decreased right-sided filling,
decreased stroke volume, increase aortic
diameter
.
 Perdarahan
• Kehilangan akut darah dari sistim sirkulasi
• Volume darah normal :
• * Dewasa : 7% BB ideal
• *Anak : 8-9% BB ideal
 Perdarahan
• Mulai segera resusitasi cairan agressif:
• Rule 3:1 untuk perdarahan akut
• Pengobatan disesuaikan dengan respon
pasien pada terapi awal
 Tanda perdarahan
• Klas I (BB 70 Kg)
• -----------------------------------------------------------
• Perdarahan ml sampai 750
• Perdarahan (%BV) sampai 15%
• Nadi < 100
• Tensi Normal
• Tek Nadi (mmHg) Normal atau naik
• Nafas 14 - 20
• Urine ml/jam > 30
• SSP/status mental sedikit Cemas
• Penggantian cairan Kristaloid
• (hukum 3:1)
 Tanda perdarahan
• Klas II
• -----------------------------------------------------------
• Perdarahan ml 750-1500
• Perdarahan (%BV) 15-30%
• Nadi >100
• Tensi Normal
• Tek Nadi (mmHg) Turun
• Nafas 20-30
• Urine ml/jam 20-30
• SSP/status mental Cemas sedang
• Penggantian cairan Kristaloid
• (hukum 3:1)
 Tanda perdarahan
• Klas III
• -----------------------------------------------------------
• Perdarahan ml 1500-2000
• Perdarahan (%BV) 30-40%
• Nadi > 120
• Tensi Turun
• Tek Nadi (mmHg) Turun
• Nafas 30-40
• Urine ml/jam 5-15
• SSP/status mental Cemas gelisah
• Penggantian cairan Kristaloid & darah
• (hukum 3:1)
 Tanda perdarahan
• Klas IV
• -----------------------------------------------------------
• Perdarahan ml >2000
• Perdarahan (%BV) >40%
• Nadi >140
• Tensi turun
• Tek Nadi (mmHg) turun
• Nafas >35
• Urine ml/jam tak ada
• SSP/status mental gelisah/letargi
• Penggantian cairan kristaloid & darah
• (hukum 3:1)
 Perdarahan bermakna

perlu konsultasi BEDAH

• .
 Keputusan Pengobatan
• Respon pasien pada resusitasi cairan merupakan
penentu terapi berikutnya
• INGAT
• Bedakan antara “hemodinamik stabil” dan
“hemodinamik normal”
 Keputusan Terapi
• Respon cepat
• *< 20% perdarahan
• *Stabil : respon pada penggantian cairan
• *Lanjutkan monitor
• *Evaluasi dan konsultasi bedah
 Keputusan Terapi
• 20-40% perdarahan
• Tidak stabil : memburuk setelah terapi cairan
awal
• Lanjutkan cairan dan darah
• Evaluasi dan konsultasi bedah
• Perdarahan berlanjut : operasi
 Keputusan terapi
• Tak ada respon (minimal)
• > 40% perdarahan
• Tak ada respon pada terapi cairan
• Singkirkan kemungkinan shock nonhemorrhagik
• Operasi segera
 Diagnosis & pengobatan
• Pitfalls
• *Tensi tidak sama dengan cardiac output
• *Umur
• *Atlit
• *Hipotermi
• *Pengobatan
• *Pacu-jantung
 Differential Diagnosis
• Distributive shock
• Hypovolemic shock
• Obstructive shock
• Cardiogenic shock
 DD
• Hypovolemic shock
• Dehydration (low fluid intake, diarrhea, bowel
obstruction, sweating or diabetes insipidus)
• Diuresis (diuretics, hyperglycemia)
• Capillary leak and third spacing (burns, sepsis,
pancreatitis, surgical stress)
• Hemorrhage (trauma , GIT bleeding, fractures,
vascular injuries, ectopic pregnancy, etc)
• Anemia
 Management and Therapy
• The basic goal of shock therapy is the restoration
of effective perfusion to vital organs and tissue
before the onset of cellular injury.
• Basic resuscitation :
• 1.Rapid placement of a large- bore i.v line or a
high-flow central line as a route for fluid
resuscitation
• 2. Secure the airway and on mechanical ventilation
if necessary
• high-flow oxygenation  oxygen saturation >
92%.
• Put 3.Foley catheter
 General goals for support of shock patients
• Hemodynamic support
• MAP > 60-65 mmHg
• PCWP= 15-18 mmHg
• Cardiac index > 2.1 L/min per m2 of body surface
area for cardiogenic and obstructive shock
• Cardiac index > 4.0 L/min per m2 body surface
area for septic, traumatic, or hemorrhagic shock
 General goals
• Optimization of oxygen delivery
Hb level > 10 g/dl
Arterial oxygen saturation > 92%

• Reversal of organ system dysfunction

• Maintain urine output > 0.5 ml/kg per hour
 Balans Cairan
• Tiap pemberian cairan harus dibuat balans
cairan: tiap 6 atau 8 jam, dihitung total tiap 24
jam.
• Semua cairan masuk dihitung: oral dan infus
• Setiap cairan keluar dihitung: urine,
muntah/NGT, diare, drain, IWL (insensibel
water loss)
 Balans cairan
• Masuk Keluar
• ------------------------------------------------------------------
• Air (ml) NORMAL
• Minum 1500 (500-3000) Urin 1500 (600-3000)
• Makanan 1000 (500-1500) IWL 800 (400-1000)
• Oksidasi 100 (50-200) Feces 200 (50-500)
• Total 2500 (1000 – 4500)
• Air (ml) TIDAK NORMAL
• Infus Perdarahan
• Drain/NGT/fistula
 RESUME
• Resusitasi cairan:
• 1. ABC
• 2. Restored tissue oxygenation
• 3. Avoid / prevent tissue injury
• 4. Monitor vital sign
• 5. Collaboration to allied surgeon