Anda di halaman 1dari 53

REFERAT

Di Susun Oleh :
Marisa 1102013162
Nourma Kusuma Winawan 1102013214
Nur Zanirah 1102013218
• Asfiksia merupakan penyebab kematian terbanyak
yang ditemukan dalam kasus kedokteran forensik.

• Asfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya obstruksi pada


saluran pernafasan disebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis
inilah yang paling sering dijumpai dalam kasus tindak pidana
yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia.

• Mengetahui gambaran asfiksia, khususnya pada postmortem


serta keadaan apa saja yang dapat menyebabkan asfiksia,
khususnya asfiksia mekanik mempunyai arti penting terutama
dikaitkan dengan proses penyidikan.
 Keadaan yang ditandai dengan
terjadinya gangguan pertukaran udara
pernafasan
 Oksigen darah berkurang(hipoksia)
 Peningkatan CO2(hiperkapnia)
 Organ tubuh mengalami kekurangan
oksigen
 Kematian
Alamiah

Etiologi Trauma Mekanik

Keracunan

 Penyebab tersering asfiksia dalam konteks forensik


adalah jenis asfiksia mekanik, dibandingkan
penyebab yang lain seperti alamiah ataupun
keracunan. 4
1. ALAMIAH :
- PENYAKIT SALURAN NAFAS
Contoh : Laringitis Difteri, Fibrosis Paru

2. TRAUMA MEKANIK :
- TRAUMA
- SUMBATAN SALURAN NAFAS

3. KERACUNAN :
- DEPRESI PUSAT PERNAFASAN
Contoh : Barbiturat, Narkotika
1. Fase Dispnea
2. Fase Konvulsi
3. Fase Apnea
4. Fase Akhir
Fase dispneu / Fase akhir /
Fase konvulsi Fase apneu
sianosis terminal / final
•Berlangsung •Berlansung kira- •Berlangsung •Paralisis pusat
kira-kira 4 menit. kira 2 menit. kira-kira 1 menit. pernapasan
•Pernapasan •Awalnya berupa •Depresi pusat lengkap.
terlihat cepat, kejang klonik pernapasan • Denyut jantung
berat. lalu kejang tonik (napas lemah), beberapa saat
•Nadi teraba kemudian kesadaran masih ada lalu
cepat. opistotonik. menurun sampai napas terhenti
•Tekanan darah •Kesadaran mulai hilang dan kemudian mati.
terukur hilang, pupil relaksasi
meningkat. dilatasi, denyut spingter.
jantung lambat,
dan tekanan
darah turun.
1. Sianosis
2. Lebam mayat:
1. Lebih gelap
2. Lebih luas
3. Lebih cepat terbentuk
3. Busa halus:
1. Depan hidung dan mulut
2. Saluran pernafasan
4. Darah berwarna lebih gelap dan encer
5. Perbendungan sirkulasi pada seluruh
organ tubuh
6. Petekie/tardieu’s spot/bintik
perdarahan, pelebaran pembuluh
darah
7. Edema paru
Tanda Kardinal (Klasik) Asfiksia

1. Tardieu’s spot (Petechial hemorrages)


 Ditemukan pada jaringan longgar,
seperti kelopak mata, dibawah kulit
dahi, kulit dibagian belakang telinga,
circumoral skin, konjungtiva dan sklera
mata. Selain itu juga bisa terdapat
dipermukaan jantung, paru dan otak,
mukosa laring dan faring.
2. Kongesti dan Oedema
 Terjadi akibat bendungan pada pembuluh
darah
3. Sianosis
 terjadi akibat peningkatan jumlah absolut
Hb tereduksi (Hb yang tidak berikatan
dengan O2).
4. Tetap cairnya darah
 Terjadi karena peningkatan fibrinolisin
paska kematian
Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam

• Dapat ditemukan sianosis pada bibir, •Darah berwarna lebih gelap dan lebih
ujung - ujung jari dan kuku encer
•Warna lebam mayat ( livor mortis ) •Busa halus di dalam saluran pernafasan.
merah - kebiruan gelap akan terbentuk •Petekie dapat ditemukan pada mukosa
lebih cepat. usus halus, epikardium pada belakang
•Terdapat busa halus pada hidung. jantung daerah aurikuloventrikular,
•Gambaran perbendungan pada mata subpleura viseralis paru terutama di lobus
berupa pelebaran pembuluh darah bawah pars diafragmatika dan fissura
konjungtiva bulbi dan palpebra berupa interlobaris, kulit kepala sebelah dalam
bintik - bintik perdarahan yang terutama daerah otot temporal, mukosa
dinamakan sebagai tardeou’s spot. epiglottis dan daerah subglotis.
•Kelainan - kelainan yang berhubungan
dengan kekerasan, seperti fraktur laring,
perdarahan faring terutama bagian
belakang rawan krikoid ( pleksus vena
submukosa dengan dinding tipis ).
1. PEMBEKAPAN/SMOTHERING.
2. GAGGING & CHOKING.
3. PENCEKIKAN.
4. PENJERATAN / STRANGULASI.
5. GANTUNG / HANGING.
Asfiksia Mekanik

•Mati lemas yang


terjadi bila udara
pernapasan
terhalang memasuki
Definisi saluran pernapasan
oleh berbagai
kekerasan (yang
bersifat mekanik)
 Tekanan dari luar tubuh, menghambat
respirasi
 Terbagi menjadi 3:
Traumatic Positional Riot-crush or
asphyxia “human pile”
asphyxia deaths
 Traumatic Asphyxia
 Beban yang berat menekan dada atau bagian perut atas,
membuat respirasi sulit terjadi
 Pada otopsi, ada kongesti dari kepala, leher, dan bagian
atas tubuh dengan berbagai petechiae di ini
daerah, sklera, konjungtiva dan kulit periorbital.
 Hampir selalu kecelakaan
 Berkaitan dengan keracunan alkohol atau obat
 Seseorang yang terperangkap, dengan posisi tubuhnya
yang membuat kesulitan bernafas.
 Saat kericuhan orang-orang
berebut untuk keluar dada
terkompresi, sulit bernafas
 Ch. : Kerusuhan saat konser musik
 akibat kecelakaan
Cth :
- Bayi yang tertimpa orang dewasa saat tidur
- Terkubur dalam pasir
Pembunuhan (Burking)
Burke dan Harre (awal abad 19)
Pemasok mayat utk pendidikan
kedokteran
Korban dibuat mabuk ->
dijatuhkan -> ditindih dada & di
tutup mulut dan hidungnya
•Penutupan saluran napas bagian atas: Pembekapan (smothering) dan
Penyumbatan (gagging dan choking)

•Penekanan dinding saluran nafas: Penjeratan (strangulation)Pencekikan


(manual strangulation, throttling),Penggantungan (hanging)

•Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)

•Saluran pernapasan terisi air (tenggelam, drowning)


 Tanda kekerasan yang ditemukan
tergantung :jenis dan kekuatan benda
yang digunakan
 Kekerasan yang mungkin ditemukan:
› Luka lecet tekan/goreskuku pada hidung,
pipi, dagu, bibir
› Luka memar bibir bagian
dalam,gusi,lidah,kepala bagian belakang
1. SUICIDE SMOTHERING :
- MENTAL PSYCHOSIS
2. ACCIDENTAL SMOTHERING :
- OVERLYING BABY , GEMPA BUMI
3. HOMICIDAL SMOTHERING :
- BAYI
- TUA, SAKIT, PENGARUH ALKOHOL
 Pembunuhan

KORBAN DALAM KEADAAN LEBIH


LEMAH DARI PADA PELAKU
 Bunuh diri

KELAINAN
JIWA
 KECELAKAAN
 Sumbatan jalan nafas benda asing
 Gagging orofaring
 Choking laringofaring
 Sebab Kematian:
› Asfiksia
› Reflek vagal
1. Bunuh diri kelainan jiwa
2. Pembunuhanbayi,fisik lemah
3. Kecelakaantersedak, regurgitasi
makanan

Pemeriksaan jenazah: benda asing di


dalam saluran pernafasan
STRANGULASI:
 Gantung
 Strangulasi Ligature
 Strangulasi manual
 JEJAS JERAT ;
1. MENGARAH KEATAS KE SIMPUL
MENGHILANG PADA B.RAMBUT
2. DIATAS RAWAN GONDOK
3. SIMPUL HIDUP
 LEBAM MAYAT PD UJUNG EXT. DAN
GENITALIA EXTERNA
POSISI GANTUNG :
1. KOMPLIT HANGING
2. INKOMPLIT HANGING ;
A. DUDUK/ BERLUTUT
B. BERBARING TERLUNGKUP
LETAK SIMPUL :
1. TYPICAL HANGING:
 Dimana letak simpul di belakang leher, jeratan
berjalan simetris di samping leher dan di bagian
depan leher di atas jakun.
 Tekanan pada saluran nafas dan arteri carotis
paling besar pada tipe ini.

2. ATYPICAL HANGING :
 Bila letak simpul di samping, sehingga leher
dalam posisi miring (fleksi lateral) yang akan
mengakibatkan hambatan pada arteri carotis
dan arteri vertebralis.
1. ASFIKSIA.
2. ANOKSIA JARINGAN OTAK.
JERAT KECIL&KERAS,
LETAK SIMPUL, POSISI GANTUNG
3. VAGAL REFLEX.
4. FRAKTUR OS CERVICAL
 KASUS HUKUM GANTUNG.
 Cara : Paling umum adalah bunuh diri
Jarang akibat kecelakaan atau pembunuhan
 Jeratjejas jerat/simpul
 JEJAS = LUKA LECET TEKAN
1. MENDATAR ,SELURUH LEHER
2. DIBAWAH RAWAN GONDOK.
3. SIMPUL MATI
 Bunuh diri : sangat jarang
Setelah kesadaran , tekanan pada
leher berkurang.

 Kecelakaan : sangat jarang


Terlilit oleh dasi, syal atau pakaian yang
masuk kedalam mesin yang bergerak.
 Mekanisme Kematian:
› Asfiksia
› Reflek vasovagal
 Jerat masih terdapat di leher 
› Disimpan
› Dibuka dengan tehnik yang benar
(digunting serong pd tempat yg berlawanan
dg simpul)
› Simpul harus diamankan
 Gambaran jejas bervariasi:
› Jerat lunak,lebar jejas tidak ditemukan
› Jerat kasar luka lecet tekan(kulit
mencekung berwarna coklat,perabaan
kaku spt kertas perkamen)
› Otot leher resapan darah
 Penekanan leher dengan tangan
dinding sal nafas bag atas
tertekanpenyempitan saluran
pernafasanudara tidak bisa lewat
 Mekanisme kematian:
› Asfiksia
› Reflek vagal  rangsangan pada carotid
body(jarang)
 Luka lecet kecil kecil berbentuk bulan
sabit di leher kuku
 Luka memar pd kulit, otot bagian dalam
leher
 Patah tulang lidah unilateral
 Patah tulang rawan gondok unilateral
 PERBENDUNGAN –MUKA/KEPALA
 Tekanan pada leher oleh tangan, atau
lengan.
 Semua kasus adalah pembunuhan
 Mayoritas korban adalah perempuan,
berkaitan dengan motif pemerkosaan
Vaginal swab
 Pada leher ditemukan lecet, memar,
fingernails mark
 Hydrogen Cyanide (HCN), (KCN/NaCN)
 Menyebabkan hipoksia seluler
 Merusak enzim Cytochrome Oxidase
Intracell
 Tidak memiliki efek kumulatif
 Walaupun kadar sangat pekat, perlu
waktu
beberapa menit untuk menyebabkan
kematian.
 Garam sianida + as. Lambung ->
kematian
 . Dosis lethal 200mg
 Dari mulut & lambung tercium bau almond -> tp
penciuman bau almond tergantung dari genetik
 Mukosa lambung, darah berwarna merah
terang
-> darah mengandung oksihemoglobin yang
tinggi
 Jika cairan KCN/NaCN tertelan, akan
menyebabkan luka bakar alkali pada lambung
dan mulut atau kulit disekitar mulut jika
dimuntahkan.
 Analisis darah -> secepatnya -> bisa terurai
 Hydrogen sulfide (H2S)
 Fermentasi bahan organik, ditemukan di
selokan, septik tank.
 Kematian -> kecelakaan
 Tidak ada efek kumulatif
 Mudah terdeteksi -> bau telur busuk
 H2S + Oxyhaemoglobin ->
methhaemoglobin
 Carbon monooxide (CO)
CO + Haemoglobin -> Carboxihaemoglobin
Afinitas 200-250x lebih kuat dibanding O2
Suplai oksigen ke jaringan menurun -> Asfiksia
>60% -> kematian
diagnosa : keterangan TKP, lebam mayat
warna organ2, tes toksikologi.
Kualitatif tes : alkali delusi, Katayama, spectroscopy
Kuantitatif tes : Van Slyke Manometric method,
Reduksi Palladium chloride

Anda mungkin juga menyukai