Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KASUS

ODS KATARAK MATUR


ODS PRESBIOPIA

DISUSUN OLEH :
SHELA RAHMADANI

PEMBIMBING :
DR. DWIDJO PRATIKNJO, SP. M.
DR. YB. HARI TRILUNGGONO, SP. M.
I. IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. S
 Usia : 73 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Pinggirejo Wates
 Pekerjaan : Tidak bekerja
 Status : Menikah
 Agama : Islam
 No. RM : 164465
2. ANAMNESIS
ANAMNESIS

 Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 12


Februari 2018
 Keluhan Utama
Penglihatan sangat kabur pada mata kanan dan kiri
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke Poli Mata RST dr. Soedjono Magelang dengan keluhan penglihatan
sangat kabur pada mata kanan dan kiri sejak 3 bulan yang lalu. 2 tahun yang lalu pasien
mulai mengeluh penglihatan mata kanan dan kirinya terasa kabur seperti melihat kabut.
Pada awalnya penglihatan kabur terjadi pada mata kiri dan selang 3 bulan kemudian
mata kanan juga kabur. Pada awalnya penglihatan kabur dirasakan hanya sedikit dimana
pasien masih dapat melihat benda jauh walaupun terkadang tidak jelas karena ada kabut.
Satu tahun pasca penglihatan kanannya terasa berkabut, pasien mengeluhkan pandangan
mata kanannya semakin kabur dan kabut yang menutupi matanya semakin tebal. Pasien
terkadang merasa penglihatanya terasa jelas, tetapi kadang terasa kabur. Pada keadaan ini
pasien lebih nyaman dan jelas melihat pada malam hari dibandingkan siang hari. Sejak 3
bulan belakangan ini, pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kirinya menjadi
sangat kabur, baik siang maupun malam sama saja terasa tidak nyaman dan tidak jelas.
Pasien saat ini sama sekali tidak dapat melihat jauh maupun dekat dengan mata kanan
dan kirinya, sehingga pasien kesulitan dalam beraktifitas sehari-hari. Ketika berobat ke
dokter pasien mengaku mata kiri hanya dapat melihat cahaya, mata kanan hanya dapat
melihat lambaian tangan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 Sejak usia kurang lebih 40 tahun, pasien mengeluh kesulitan untuk melihat dekat.
Namun pasien merasa hal ini merupakan hal yang wajar karena usianya yang semakin
tua. Keluhan ini dirasa tidak terlalu mengganggu aktifitas sehari-hari pasien dan juga
tidak mengalami kesulitan saat membaca, karena pasien buta huruf. Pasien tidak
pernah memeriksakan keluhannya ini ke dokter dan tidak pernah memakai kacamata
baca.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 Kondisi bisa membaca tanpa kacamata baca disangkal, karena pasien tidak memakai
kacamata baca. Ketika itu, pasien menyangkal adanya mata kanan kiri kemeng dan
cekot-cekot, mata merah, melihat pelangi di sekitar cahaya, nyeri kepala, serta mual
dan muntah.
 Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok. Riwayat trauma disangkal. Riwayat
mengkonsumsi obat-obatan seperti fenitoin disangkal. Riwayat DM dan Hipertensi
disangkal. Pasien belum pernah memakai kacamata minus, plus, dan baca karena
keterbatasan faktor pendidikan dan ekonomi pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Riwayat darah tinggi disangkal


 Riwayat kencing manis disangkal
 Riwayat adanya trauma seperti terbentur benda tumpul atau benda tajam disangkal
RIWAYAT
 PENYAKIT
Riwayat Penyakit KELUARGA
Keluarga
Di keluarga (ayah, ibu, adik) tidak ada yang memiliki keluhan yang sama
seperti pasien. Riwayat darah tinggi pada keluarga disangkal dan riwayat
kencing manis pada keluarga disangkal
 Riwayat Pengobatan
Pasien menyangkal mengkonsumsi obat-obatan untuk darah tinggi dan
kencing manis. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti
kortikosteroid dalam waktu lama disangkal.
 Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga dan biaya pengobatan
ditanggung oleh BPJS. Kesan ekonomi cukup.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Aktivitas : Normoaktif
 Kooperatif : Kooperatif
 Status gizi : Baik
Vital Sign
 TD : 120/70 mmHg
 Nadi : 90 x/menit
 RR : 24 x/menit
 Suhu : 36,4oC
Status Ophthalmicus

Oculus Dexter Oculus Sinister

Oculus Dexter Oculus Sinister


IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 ODS Katarak Matur
Pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS)
V. DIAGNOSA BANDING

Oculus Dexter Sinister


 ODS Katarak Matur
Dipertahankan karena dari hasil pemeriksaan didapatkan lensa keruh total, dengan iris
shadow (-), COA cukup, tidak terdapat riwayat Diabetes Mellitus dan trauma pada
mata disangkal.
 ODS Katarak Imatur
Disingkirkan karena pada katarak imatur lensa keruh sebagian, iris shadow (+), COA
dangkal, sedangkan pada pasien ini lensa keruh total, iris shadow (-), COA cukup.
V. DIAGNOSA BANDING

 ODS Katarak Hipermatur


Disingkirkan karena pada katarak hipermatur terdapat COA yang dalam dan iris
shadow pseudopositif. Sedangkan pada pasien didapatkan COA yang cukup dan iris
shadow (-).
 ODS Presbiopia
Dipertahankan karena pasien berusia >40 tahun dan mengalami kesulitan saat melihat
jarak dekat seperti membaca dan lebih baik bila dijauhkan.
 ODS Hipermetropia
Disingkirkan karena pada pasien hipermetropi mengalami gejala kabur bila melihat jauh
dan lebih kabur lagi saat melihat dekat, sedangkan pada pasien ini keluhan melihat kabur
hanya pada jarak dekat.
VI. DIAGNOSA KERJA

 ODS Katarak Matur


 ODS Presbiopia
VII. TERAPI ODS KATARAK MATUR
VII. TERAPI ODS PRESBIOPIA
VIII. EDUKASI
ODS KATARAK MATUR

 Menjelaskan bahwa penglihatan kabur pada mata kanan dan kiri pasien diakibatkan karena kekeruhan
merata pada lensa yang disebut katarak. Katarak ini disebabkan karena bertambahnya usia. Biasanya
terjadi pada usia >60 tahun.
 Menjelaskan bahwa obat-obatan yang diberikan hanya untuk mengurangi gejala-gejala yang ada tanpa
membantu dalam perbaikan penglihatan kembali, sedangkan untuk membantu dalam perbaikan
penglihatan hanya dapat dilakukan dengan operasi.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa kataraknya sudah matang dan sangat disarankan untuk dilakukan
operasi. Jika tidak di operasi, penyakit ini tidak akan sembuh dan bahkan akan bertambah berat dan
juga dapat terjadi komplikasi penyakit lainnya hingga dapat terjadi kebutaan.
 Menjelaskan bahwa jika dilakukan operasi, lensa yang keruh akan diganti dengan lensa buatan
 Menjelaskan kepada pasien bahwa setelah operasi kemungkinan penglihatan dapat membaik, bila tidak
ada komplikasi lain seperti gangguan saraf penglihatan maupun gangguan pada retina.
 Menjelaskan bahwa terdapat perawatan mata pasca operasi yaitu seperti mata dibebat, mata tidak
boleh kotor, tidak boleh dicuci, tidak boleh tegang dan tidak boleh sujud sampai kontrol kembali 1
minggu kemudian
VIII. EDUKASI
ODS PRESBIOPI

 Menjelaskan kepada pasien bahwa usianya sudah lebih dari 40 tahun, sehingga
kemampuan mata untuk melihat dekat sudah berkurang dan memerlukan bantuan
kacamata baca agar jelas jika melihat benda yang dekat dan memudahkan dalam
melakukan pekerjaan.
 Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan kacamata baca saat melihat dekat
agar mata tidak cepat lelah.
 Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan kacamata baca apabila hendak
melakukan pekerjaan yang membutuhkan fokus seperti menjahit.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa mata kabur pasien disebabkan oleh karena
katarak, sehingga jika menggunakan kacamata baca ini penglihatan dekat akan tetap
kabur atau tidak membaik sampai katarak tersebut di operasi.
IX. KOMPLIKASI

 ODS Katarak Matur


 Katarak hipermatur
 ODS Presbiopia
 Tidak ada
X. RUJUKAN

 Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke Disiplin


Ilmu Kedokteran lainnya karena dari pemeriksaan
klinis tidak ditemukan kelainan yang berkaitan dengan
Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya.
XI. PROGNOSIS

Oculus Dexter Oculus Sinister


 Quo ad visam : Dubia Ad bonam Dubia Ad bonam
 Quo ad sanam : Dubia Ad bonam Dubia Ad bonam
 Quo ad functionam : Ad bonam Ad bonam
 Quo ad cosmeticam : Ad Bonam Ad bonam
 Quo ad vitam : Ad bonam Ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
LENSA

 Pada manusia, lensa mata berbentuk bikonveks, tidak mengandung pembuluh darah
(avaskular), tembus pandang (transparan), dengan diameter 9 mm dan tebal 5 mm
yang memiliki fungsi untuk mempertahankan kejernihan, refraksi cahaya, dan
memberikan akomodasi..
 Lensa terletak di belakang iris. Disebelah depan lensa terdapataquos humor, di
belakang berhubungan dengan corpus vitreum.
 Lensa ini digantungkan pada processus ciliare oleh zonula zinii atau Ligamentum
suspensorium lentis.
 Permukaan posterior lebih cembung daripada permukaan anterior.
 Lensa diliputi oleh kapsula lentis, yang bekerja sebagai membran yang sempermiabel,
yang akan memperoleh air dan elektrolit untuk masuk.
SUSUNAN

 Bagian tengah lensa keras, disebut nucleus lentis


 Bagian luar lensa yang disebut cortex lentis
 Cortex dan nucleus lentis disebut sebagai substansia
lentis
 Lensa diliputi oleh capsula lentis yang melekat pada
zonula zinii.
 Dengan bertambahnya umur seseorang, maka
nucleus akan semakin tebal dan cortex semakin
tipis.
 Pada usia tua, bagian sentral lensa tertekan oleh
pertumbuhan serabut-serabut lensa disekelilingnya
dan dikenal sebagai sclerosis lensa
 Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular.
 Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya.
 Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi,
sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik.
 Lensa ditahan ditempatnya oleh ligamen yang dikenal zonula zinii, yang tersusun dari
banyak fibril dari permukaan korpus siliaris dan menyisip ke dalam ekuator lensa.
 Lensa terdiri atas 65% air dan 35% protein (kandungan tertinggi diantara jaringan-
jaringan tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa berada di dalam jaringan tubuh
lainnya.
 Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada dikebanyakan jaringan lain. Tidak ada
serat nyeri, pembuluh darah atau saraf di lensa.
KATARAK
DEFINISI

Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata berupa


kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam penglihatan
penderita berkurang.
ETIOLOGI

1. Kongenital
2. Trauma mata (trauma tumpul maupun tajam)
3. Obat-obatan kataraktogenesis (fenitoin, allupurinol)
4. Penyakit metabolik (Diabetes Mellitus)
5. Proses degenerasi
KLASIFIKASI KATARAK

1. Berdasarkan Usia 2. Berdasarkan stadium


 Katarak kongenital  Stadium insipien
 Katarak juvenile  Stadium imatur
(setelah usia >1  Stadium matur
tahun)
 Stadium hipermatur
 Katarak
senilis(>60thn)
STADIUM INSIPIEN

• Belum menimbulkan gangguan


visus.

• Kekeruhan terutama terdapat


pada bagian perifer berupa
bercak-bercak seperti baji
yang samar terutama
mengenai korteks anterior
STADIUM IMATUR

• Kekeruhan belum mengenai seluruh


lapisan lensa.

• Iris Shadow test (+)

• Refleks fundus suram

• Kontroversi katarak
KONTROVERSI KATARAK

a. Melihat jelas pada malam hari daripada siang hari


b. Second sight  Merasa nyaman tanpa menggunakan kacamata
baca
STADIUM MATUR

• Lensa telah menjadi keruh seluruhnya.

• Iris shadow test (-).

• Visus 1/300

• Kontroversi katarak sudah tidak ada


STADIUM HIPERMATUR

• Pada stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul

lensa, yang menjadi lebih permeabel, sehingga

isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa

menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat

nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak

Morgagni.
Tabel 1. Perbandingan Katarak Berdasarkan Stadium
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang


(cairan masuk) (air+masa lensa
keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

COA Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik Normal Sempit Normal Terbuka


mata

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif


3.Berdasarkan Letak
 Katarak Nuklear
 Katarak Kortikal
 Katarak
Subkapsular
4. Berdasarkan Etiologi
• Katarak Traumatika
• Katarak Komplikata
a. KATARAK TRAUMATIK
 Trauma tembus/tajam  terjadi katarak langsung (akut)
 Trauma tidak tembus/tumpul  terjadi perlahan (tidak
langsung ± 2–3 tahun)
b.KATARAK KOMPLIKATA
 Efek lokal: Sinekia posterior
 Sistemik: Penyakit DM (ciri: usia dewasa muda <60
tahun, visus naik turun, presbiopia prekoks, ditetesi
midriatil midriasis lama, lensa tidak rata, xanthelasma,
retinopati diabetik), obat-obatan kataratogenesis (fenitoin
alupurinol)
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala pada penderita katarak adalah sebagai berikut:


1. Penurunan visus
2. Silau
3. Perubahan miopik
4. Bintik hitam di depan mata
PENATALAKSANAAN

 Medikamentosa
 Topikal :
 Iodium tetes (obat iodine yang memiliki efek antioksidan seperti potassium iodine, natrium iodine)
 Oral :
 Vitamin (Vit A,Vit B,Vit C,Vit E)
 Parenteral :
 Tidak diberikan
 Operatif :
 EKEK
 SICS
 Phacoemulcification
 Non Medikamentosa
 Tidak diberikan
PRESBIOPIA
 Definisi
 Suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan
akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.
 Etiologi
 Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut.
 Kelemahan otot-otot akomodasi.
 Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat
kekakuan (sklerosis) lensa.
KLASIFIKASI
 Presbiopi Insipien
tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa di dapati pasien memerlukan kaca mata untuk
membaca dekat, tapi tidak tampak kelainanbila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak
preskripsi kaca mata baca
 Presbiopi Fungsional
akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa
 Presbiopi Absolut
Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak
terjadi sama sekali
 Presbiopi Prematur
Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhub ungan dengan lingkungan,
nutrisi, penyakit, atau obat-obatan
 Presbiopi Nokturnal
Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap disebabkan oleh peningkatan diameter
pupil
GEJALA KLINIK

 Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecil


 Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa
juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama
 Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan
punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik
dekat mata makin menjauh)
 Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam
hari
 Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca
PEMERIKSAAN PRESBIOPI

1. Pasien diukur visus dekatnya menggunakan kartu jaeger dengan menggunakan


dioptri yang sesuai dengan umur pasien (1.00 D untuk usia 40 tahun, +1.50 D
untuk usia 45 tahun, +2.00 D untuk usia 50 tahun, +2.50 D untuk usia 55
tahun,+3.00 D untuk usia 60 tahun atau lebih)
2. Atur posisi antara pasien dan reading chart yaitu 20-30 cm, posisi sejajar dengan
mata pasien
3. Target yang bisa terbaca yaitu pada J6, pemeriksaaan dilakukan satu per satu mulai
dengan mata kanan dan menutup mata yang tidak diperiksa.
TATALAKSANA

 Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopi. Tujuan koreksi adalah untuk
mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang
dekat.
 Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan dengan lensa positif sesuai usia
dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada
kartu Jaeger 20/30.
 Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3.00 D adalah lensa positif
terkuat yang dapat diberikan pada pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai