NAFAS
Anatomi dan Fisiologi :
Saluran nafas :
• Staphylococcus
• Corynebacterium
• Moraxella
• Haemophilus
• Bacteriodes
• Streptococcus
Infeksi Saluran Nafas :
• Dada
• Sistim saluran nafas bawah biasanya
steril, terproteksi dengan baik dari
kolonisasi mikroorganisme
• Kadang patogen dapat lolos dari
pertahanan tubuh dan menyebabkan
penyakit yang serius, seperti pneumonia,
tuberkulosis, atau batuk rejan
Struktur yang terlibat dalam infeksi saluran
nafas bawah :
• Pita suara atau larynx laryngitis
(hoarseness/parau)
• Windpipe atau trachea 2 bronchi bronchitis
(infeksi atau merokok)
• Bronchioles bronchiolitis
• Alveoli
• Inflamasi paru pneumonitis pneumonia
(akibat alveoli terisi pus dan cairan)
• Pleura pleurisy (nyeri dada hebat saat
bernafas atau batuk)
Infeksi bakteri pada saluran nafas atas :
• Diphtheria
• Pneumococcal pneumonia
• Klebsiella pneumonia
• Mycoplasmal pneumonia
• Whooping cough (Pertussis)
• Tuberculosis
• Legionnaires’ disease
Infeksi jamur pada saluran nafas bawah :
• Family : Streptococcaceae
• Genus : Streptococcus
• Morfologi :
– Diplokokus Gram positif, lancet, berkapsul
• Sifat :
hemolisa
– Uji kepekaan Optochin : zona hambat (+)
– Fermentasi Inulin : (+)
– Bile solubility : (+)
– Reaksi Quellung : (+)
Klebsiella pneumoniae
• Family : Enterobacteriaceae
• Genus : Klebsiella
• Morfologi :
– Batang Gram negatif
• Sifat :
– Fakultatif anaerob
– Koloni mukoid
• Medium perbenihan :
– Mac Conkey medium
Mycoplasma pneumoniae
Gejala :
• Sore throat
• Demam
• Fatique
• Malaise
• Pseudomembrane di tonsil dan tenggorok atau
di hidung
• Paralisis
• Gagal jantung dan ginjal
Diphtheria :
Masa inkubasi :
• 2 – 6 hari
Agen penyebab :
• Corynebacterium diphtheriae – batang
Gram positif, menghasilkan toksin, tidak
membentuk spora
Diphtheria :
Patogenesis :
• Infeksi saluran nafas atas
• Pelepasan eksotoksin dan diabsorbsi oleh
aliran darah
• Toksin membunuh sel dengan
mempengaruhi sintesis protein
• Efek terjadi pada sel yang mempunyai
reseptor terhadap toksin – terutama
jantung, ginjal, dan jaringan saraf
Diphtheria :
Epidemiologi :
• Inhalasi droplet infeksius
• Kontak langsung dengan pasien atau
carrier
• Kontak tidak langsung dengan barang-
barang terkontaminasi
Diphtheria :
• Pneumococcal pneumonia
• Klebsiella pneumonia
• Mycoplasmal pneumonia
• Whooping cough (Pertussis)
• Tuberculosis
• Legionnaires’ disease
Pneumococcal pneumonia :
Gejala :
• Batuk
• Demam
• Menggigil
• Sputum kecoklatan – degradasi darah
• Nafas pendek
• Nyeri dada
Pneumococcal pneumonia :
Masa inkubasi :
• 1 – 3 hari
Agen penyebab :
• Pneumococcus = Streptococcus
pneumoniae, strain berkapsul
Pneumococcal pneumonia :
Patogenesis :
• Inhalasi pneumococci berkapsul
• Kolonisasi alveoli respons inflamasi
• Plasma, darah, dan sel radang mengisi
alveoli
• Nyeri akibat terlibatnya ujung saraf
Pneumococcal pneumonia :
Epidemiologi :
• Angka carrier Streptococcus pneumoniae
tinggi
• Resiko pneumonia pada : alkoholism,
pengguna narkotik, penyakit paru kronik,
dan infeksi virus yang merusak
mucociliary escalator.
• Faktor predisposisi lainnya ; penyakit
jantung kronik, diabetes, dan kanker
Pneumococcal pneumonia :
Gejala :
• Menggigil
• Demam
• Batuk
• Nyeri dada
• Grossly bloody, mucoid sputum
Klebsiella pneumonia :
Masa inkubasi :
• 1 – 3 hari
Agen penyebab :
• Klebsiella pneumoniae - enterobacterium
Klebsiella pneumonia :
Patogenesis :
• Aspirasi kolonisasi droplet mukus dari
tenggorok
• Destruksi jaringan paru dan sering
pembentukan abses
• Infeksi menyebab lewat darah ke jaringan
tubuh lainnya
Klebsiella pneumonia :
Epidemiologi :
• Sering resisten terhadap antibiotik, dan
kolonisasi individu yang meminumnya
• Klebsiella sp. Dan batang Gram negatif
lainnya sering merupakan penyebab
pneumonia nosokomial yang fatal
Mycoplasmal pneumonia :
Gejala :
• Gradual onset of cough
• Demam
• Produksi sputum
• Sakit kepala
• Fatique
• Nyeri otot
Mycoplasmal pneumonia :
Masa inkubasi :
• 2 – 3 minggu
Agen penyebab :
• Mycoplasma pneumoniae – dinding sel (-)
Mycoplasmal pneumonia :
Patogenesis :
• Sel lekat pada reseptor spesifik epitel
respiratori
• Penghambatan gerakan silia dan diikuti
destruksi sel
Mycoplasmal pneumonia :
Epidemiologi :
• Inhalasi droplet terinfeksi
• Sering infeksi ringan dan membantu
penyebartan penyakit
Mycoplasmal pneumonia :
Gejala :
• Runny nose
• Beberapa hari batuk hebat dengan
spasme
• Muntah
• Mungkin kejang
Whooping cough (Pertussis) :
Masa inkubasi :
• 7 – 21 hari
Agen penyebab :
• Bordetella pertussis – batang Gram
negatif
Whooping cough (Pertussis) :
Patogenesis :
• Kolonisasi pada permukaan saluran nafas atas
dan sistim tracheobronchial
• Gerakan silia lambat
• Toksin yang dilepaskan oleh Bordetella pertussis
menyebabkan kematian sel epitel dan
peningkatan cAMP
• Demam, pengeluaran mukus yang berlebihan,
dan peningkatan jumlah limfosit dalam aliran
darah
Whooping cough (Pertussis) :
Epidemiologi :
• Inhalasi droplet terinfeksi
• Anak lebih besar dan dewasa – gejala
ringan
Tuberculosis :
Gejala :
• Demam kronik
• BB
• Batuk
• Produksi sputum
Tuberculosis :
Masa inkubasi :
• 2 – 10 minggu
Agen penyebab :
• Mycobacterium tuberculosis - BTA
Tuberculosis :
Patogenesis :
• Kolonisasi alveoli respons inflamasi;
• Ingesti oleh makrofag organisme
survive kelenjar limfe, paru dan
jaringan tubuh lainnya
• Basil tuberkel multiplikasi
• Bentuk granuloma
Tuberculosis :
Epidemiologi :
• Inhalasi organisme airborne
• Infeksi latent dapat reaktivasi
Tuberculosis :
Gejala :
• Nyeri otot
• Demam
• Batuk
• Nafas pendek
• Nyeri dada dan abdominal
• Diare
Legionnaires’ disease :
Masa inkubasi :
• 2 – 10 hari
Agen penyebab :
• Legionella pneumophila – bakteri Gram
negatif (sulit – spesimen klinik) – anggota
- proteobacteria
Legionnaires’ disease :
Patogenesis :
• Organisme multiplikasi dalam fagosit;
dikeluarkan dengan sel yang mati;
nekrosis sel sepanjang alveoli; inflamasi,
dan membentuk mikroabses