Anda di halaman 1dari 52

BAKTERI SALURAN

NAFAS
Anatomi dan Fisiologi :

Saluran nafas :

• Saluran nafas atas

• Saluran nafas bawah


Mucociliary Escalator :

• Mucus – sel goblet


• Silia – 1.000 x per menit

• Kerusakan gerakan silia  infeksi 


– Infeksi virus
– Merokok
– Alkohol
– Narkotik
Flora normal dari sistim respiratorius :

• Staphylococcus
• Corynebacterium
• Moraxella
• Haemophilus
• Bacteriodes
• Streptococcus
Infeksi Saluran Nafas :

• Infeksi saluran nafas atas

• Infeksi saluran nafas bawah


Infeksi saluran nafas atas :
• Kepala dan leher
• >>> : tidak enak, tetapi tidak mengancam
hidup dan sembuh tanpa terapi sekitar 1
minggu
• Beberapa : minor komponen saluran nafas
atas, tapi mengenai kulit, paru, sistim
saraf, atau bagian lain dari tubuh
• Gejala mayor : mata, hidung, tenggorok,
telinga bagian tengah, sinus, dan sistim
tubuh lainnya
Infeksi saluran nafas bawah :

• Dada
• Sistim saluran nafas bawah biasanya
steril, terproteksi dengan baik dari
kolonisasi mikroorganisme
• Kadang patogen dapat lolos dari
pertahanan tubuh dan menyebabkan
penyakit yang serius, seperti pneumonia,
tuberkulosis, atau batuk rejan
Struktur yang terlibat dalam infeksi saluran
nafas bawah :
• Pita suara atau larynx  laryngitis
(hoarseness/parau)
• Windpipe atau trachea  2 bronchi  bronchitis
(infeksi atau merokok)
• Bronchioles  bronchiolitis
• Alveoli
• Inflamasi paru  pneumonitis  pneumonia
(akibat alveoli terisi pus dan cairan)
• Pleura  pleurisy (nyeri dada hebat saat
bernafas atau batuk)
Infeksi bakteri pada saluran nafas atas :

• Strep throat (Streptococcal Pharyngitis)

• Diphtheria

• Pinkeye, Earache, dan Sinus Infections


Infeksi bakteri pada saluran nafas bawah :

• Pneumococcal pneumonia
• Klebsiella pneumonia
• Mycoplasmal pneumonia
• Whooping cough (Pertussis)
• Tuberculosis
• Legionnaires’ disease
Infeksi jamur pada saluran nafas bawah :

• Valley Fever (Coccidioidomycosis)

• Spelunkers’ disease (Histoplasmosis)


Corynebacterium diphtheriae
• Genus : Corynebacterium
• Morfologi :
– Batang Gram positif
• Sifat :
– Aerobik dan fakultatif anaerob
– Tumbuh baik pada medium yang mengandung darah atau serum
• 3 biotipe : gravis, intermedius, mitis
• Penyebab : difteri
• Pewarnaan Neisser : granula metakhromatik
• Medium perbenihan :
– Loeffler’s medium / Pai medium
• Imunisasi : DPT
Streptococcus pyogenes
• Family : Streptococcaceae
• Genus : Streptococcus
• Morfologi :
– Kokus Gram positif, rantai
• Sifat :
  hemolisa
• Penyebab : sore throat, pharyngitis
• Post Streptococcal diseases : Rheumatic fever,
acute glomerulo nephritis  ASO titer
Streptococcus pneumoniae

• Family : Streptococcaceae
• Genus : Streptococcus
• Morfologi :
– Diplokokus Gram positif, lancet, berkapsul
• Sifat :
  hemolisa
– Uji kepekaan Optochin : zona hambat (+)
– Fermentasi Inulin : (+)
– Bile solubility : (+)
– Reaksi Quellung : (+)
Klebsiella pneumoniae

• Family : Enterobacteriaceae
• Genus : Klebsiella
• Morfologi :
– Batang Gram negatif
• Sifat :
– Fakultatif anaerob
– Koloni mukoid
• Medium perbenihan :
– Mac Conkey medium
Mycoplasma pneumoniae

• Tidak mempunyai dinding sel


• Medium perbenihan :
– Kaya dengan komponen yang tidak dapat
disintesis mikroba tersebut
• Penyebab : pneumonia
Bordetella pertussis

• Penyebab : Whooping cough = batuk rejan =


batuk 100 hari
• Morfologi :
– Batang Gram negatif
• Sifat :
– Strict aerob
– Suhu optimal tumbuh : 35-36C – 3 hari
• Medium perbenihan :
– Bordet-Gengou medium
• Imunisasi : DPT
Mycobacterium tuberculosis
• Family : Mycobacteriaceae
• Genus : Mycobacterium
• Morfologi :
– Batang tahan asam (merah : Z.N.)
• Sifat :
– Obligate aerob
• Media perbenihan :
– Medium Lowenstein Jensen (LJ)
– Medium Middlebrook 7H9 / 7H10
– Medium Ogawa
– Medium Kudoh
• Penyebab : tuberkulosis
• Vaksinasi : BCG
Legionella pneumophila
• Genus : Legionella
• Penyakit :
– Legionnaires’s disease
– Pontiac fever
• Morfologi :
– Batang pendek atau kokobasil Gram negatif (lemah)
• Pengecatan :
– Metode impregnasi perak (non spesifik)
– Specific fluorescent antibody stain - diagnostik
• Medium perbenihan :
– Medium BCYE – inkubasi 48 jam - 36C + 2.5% CO2 – sampai
10-14 hari
– Material terkontaminasi – panasi 50C selama 30 menit
Diphtheria :

Gejala :
• Sore throat
• Demam
• Fatique
• Malaise
• Pseudomembrane di tonsil dan tenggorok atau
di hidung
• Paralisis
• Gagal jantung dan ginjal
Diphtheria :

Masa inkubasi :
• 2 – 6 hari

Agen penyebab :
• Corynebacterium diphtheriae – batang
Gram positif, menghasilkan toksin, tidak
membentuk spora
Diphtheria :

Patogenesis :
• Infeksi saluran nafas atas
• Pelepasan eksotoksin dan diabsorbsi oleh
aliran darah
• Toksin membunuh sel dengan
mempengaruhi sintesis protein
• Efek terjadi pada sel yang mempunyai
reseptor terhadap toksin – terutama
jantung, ginjal, dan jaringan saraf
Diphtheria :

Epidemiologi :
• Inhalasi droplet infeksius
• Kontak langsung dengan pasien atau
carrier
• Kontak tidak langsung dengan barang-
barang terkontaminasi
Diphtheria :

Prevensi dan Terapi :


• Imunisasi toksoid difteria – anak 6 minggu,
4 bulan, 6 bulan, 18 bulan, dan 4-6 tahun
• Booster setiap 10 tahun
• Terapi : antitoksin; erythromycin untuk
mencegah transmisi
Infeksi bakteri pada saluran nafas bawah :

• Pneumococcal pneumonia
• Klebsiella pneumonia
• Mycoplasmal pneumonia
• Whooping cough (Pertussis)
• Tuberculosis
• Legionnaires’ disease
Pneumococcal pneumonia :

Gejala :
• Batuk
• Demam
• Menggigil
• Sputum kecoklatan – degradasi darah
• Nafas pendek
• Nyeri dada
Pneumococcal pneumonia :

Masa inkubasi :
• 1 – 3 hari

Agen penyebab :
• Pneumococcus = Streptococcus
pneumoniae, strain berkapsul
Pneumococcal pneumonia :

Patogenesis :
• Inhalasi pneumococci berkapsul
• Kolonisasi alveoli  respons inflamasi
• Plasma, darah, dan sel radang mengisi
alveoli
• Nyeri akibat terlibatnya ujung saraf
Pneumococcal pneumonia :

Epidemiologi :
• Angka carrier Streptococcus pneumoniae
tinggi
• Resiko pneumonia  pada : alkoholism,
pengguna narkotik, penyakit paru kronik,
dan infeksi virus yang merusak
mucociliary escalator.
• Faktor predisposisi lainnya ; penyakit
jantung kronik, diabetes, dan kanker
Pneumococcal pneumonia :

Prevensi dan Terapi :


• Capsular vaccine tersedia – 23 antigen
kapsular
• Conjugate vaccine untuk bayi
• Terapi : penicillin, erythromycin, dan
lainnya
Klebsiella pneumonia :

Gejala :
• Menggigil
• Demam
• Batuk
• Nyeri dada
• Grossly bloody, mucoid sputum
Klebsiella pneumonia :

Masa inkubasi :
• 1 – 3 hari

Agen penyebab :
• Klebsiella pneumoniae - enterobacterium
Klebsiella pneumonia :

Patogenesis :
• Aspirasi kolonisasi droplet mukus dari
tenggorok
• Destruksi jaringan paru dan sering
pembentukan abses
• Infeksi menyebab lewat darah ke jaringan
tubuh lainnya
Klebsiella pneumonia :

Epidemiologi :
• Sering resisten terhadap antibiotik, dan
kolonisasi individu yang meminumnya
• Klebsiella sp. Dan batang Gram negatif
lainnya sering merupakan penyebab
pneumonia nosokomial yang fatal
Mycoplasmal pneumonia :

Gejala :
• Gradual onset of cough
• Demam
• Produksi sputum
• Sakit kepala
• Fatique
• Nyeri otot
Mycoplasmal pneumonia :

Masa inkubasi :
• 2 – 3 minggu

Agen penyebab :
• Mycoplasma pneumoniae – dinding sel (-)
Mycoplasmal pneumonia :

Patogenesis :
• Sel lekat pada reseptor spesifik epitel
respiratori
• Penghambatan gerakan silia dan diikuti
destruksi sel
Mycoplasmal pneumonia :

Epidemiologi :
• Inhalasi droplet terinfeksi
• Sering infeksi ringan dan membantu
penyebartan penyakit
Mycoplasmal pneumonia :

Prevensi dan Terapi :


• Vaksin (-)
• Hindari kerumunan di fasilitas sekolah dan
militer
• Terapi : tetracycline atau erythromycin
Whooping cough (Pertussis) :

Gejala :
• Runny nose
• Beberapa hari batuk hebat dengan
spasme
• Muntah
• Mungkin kejang
Whooping cough (Pertussis) :

Masa inkubasi :
• 7 – 21 hari

Agen penyebab :
• Bordetella pertussis – batang Gram
negatif
Whooping cough (Pertussis) :

Patogenesis :
• Kolonisasi pada permukaan saluran nafas atas
dan sistim tracheobronchial
• Gerakan silia lambat
• Toksin yang dilepaskan oleh Bordetella pertussis
menyebabkan kematian sel epitel dan
peningkatan cAMP
• Demam, pengeluaran mukus yang berlebihan,
dan peningkatan jumlah limfosit dalam aliran
darah
Whooping cough (Pertussis) :

Epidemiologi :
• Inhalasi droplet terinfeksi
• Anak lebih besar dan dewasa – gejala
ringan
Tuberculosis :

Gejala :
• Demam kronik
• BB 
• Batuk
• Produksi sputum
Tuberculosis :

Masa inkubasi :
• 2 – 10 minggu

Agen penyebab :
• Mycobacterium tuberculosis - BTA
Tuberculosis :

Patogenesis :
• Kolonisasi alveoli  respons inflamasi;
• Ingesti oleh makrofag  organisme
survive  kelenjar limfe, paru dan
jaringan tubuh lainnya
• Basil tuberkel multiplikasi
• Bentuk granuloma
Tuberculosis :

Epidemiologi :
• Inhalasi organisme airborne
• Infeksi latent dapat reaktivasi
Tuberculosis :

Prevensi dan Terapi :


• Vaksinasi BCG
• Tuberculin (Mantoux) test – deteksi infeksi
• Terapi kasus dini
• Terapi orang muda dengan tes positif dan
individu dengan konversi tes kulit dari
negatif ke positif
Tuberculosis :

Prevensi dan Terapi :


• 2 atau lebih OAT
Legionnaires’ disease :

Gejala :
• Nyeri otot
• Demam
• Batuk
• Nafas pendek
• Nyeri dada dan abdominal
• Diare
Legionnaires’ disease :

Masa inkubasi :
• 2 – 10 hari

Agen penyebab :
• Legionella pneumophila – bakteri Gram
negatif (sulit – spesimen klinik) – anggota
 - proteobacteria
Legionnaires’ disease :

Patogenesis :
• Organisme multiplikasi dalam fagosit;
dikeluarkan dengan sel yang mati;
nekrosis sel sepanjang alveoli; inflamasi,
dan membentuk mikroabses

Anda mungkin juga menyukai