Anda di halaman 1dari 27

BY

SITTI MUTHIAH

MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA LUKA


BAKAR
FASE LUKA BAKAR
A. Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas),
dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau
beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran
pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi
adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang
berdampak sistemik

B. Fase sub akut.


Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan :
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang, epitel luas
dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme
.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah
penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur.
Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan penderitanya tidak
perlu dirawat di rumah sakit.
Untuk membantu menghentikan luka bakar dan mencegah
luka lebih lanjut, sebaiknya lepaskan semua pakaian
penderita. Kulit segera dibersihkan dari bahan kimia (termasuk
asam, basa dan senyawa organik) dengan mengguyurnya
dengan air.
Penderita perlu dirawat di rumah sakit jika:
– Luka bakar mengenai wajah, tangan, alat kelamin atau kaki
– Penderita akan mengalami kesulitan dalam merawat lukanya
secara baik dan benar di rumah
Penderita berumur kurang dari 2 tahun atau lebih dari 70
tahun
– Terjadi luka bakar pada organ dalam.
LUKA BAKAR RINGAN
 Jika memungkinkan, luka bakar ringan harus segera dicelupkan ke dalam air dingin.
Luka bakar kimia sebaiknya dicuci dengan air sebanyak dan selama mungkin.
di ruang emergensi, luka bakar dibersihkan secara hati-hati dengan sabun dan air
untuk membuang semua kotoran yang melekat. Jika kotoran sukar dibersihkan,
daerah yang terluka diberi obat bius dan digosok dengan sikat. Lepuhan yang telah
pecah biasanya dibuang. Jika daerah yang terluka telah benar-benar bersih, maka
dioleskan krim antibiotik (misalnya perak sulfadiazin).
Untuk melindungi luka dari kotoran dan luka lebih lanjut, biasanya dipasang verban.
Sangat penting untuk menjaga kebersihan di daerah yang terluka, karena jika
lapisan kulit paling atas (epidermis) mengalami kerusakan maka bisa terjadi infeksi
yang dengan mudah akan menyebar. Jika diperlukan, untuk mencegah infeksi bisa
diberikan antibiotik,
 Untuk mengurangi pembengkakan, lengan atau tungkai yang mengalami luka bakar
biasanya diletakkan/digantung dalam posisi yang lebih tinggi dari jantung.
Pembidaian harus dilakukan pada persendian yang mengalami luka bakar derajat II
atau III, karena pergerakan bisa memperburuk keadaan persendian.
Mungkin perlu diberikan obat pereda nyeri selama beberapa hari.
LUKA BAKAR BERAT
 Luka bakar yang lebih berat dan membahayakan nyawa penderitanya harus segera
ditangani, sebaiknya dirawat di rumah sakit. Kepada korban kebakaran biasanya
diberikan oksigen melalui sungkup muka (masker) untuk membantu menghadapi
efek dari karbon monoksida (gas beracun yang sering terbentuk di lokasi
kebakaran). Di ruang emergensi, dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi
pernafasan, luka lainnya di tubuh serta dilakukan pengobatan untuk menggantikan
cairan yang hilang dan untuk mencegah infeksi. Untuk mengobati luka bakar yang
berat kadang digunakan terapi oksigen hiperbarik, dimana penderita ditempatkan
dalam ruangan khusus yang mengandung oksigen bertekanan tinggi.
Jika terjadi cedera pada saluran udara dan paru-paru akibat kebakaran, untuk
membantu fungsi pernafasan bisa dipasang sebuah selang yang dimasukkan ke
dalam tenggorokan.
Selang tersebut perlu dipasang jika cedera menimpa wajah atau jika pembengkakan
pada tenggorokan menyebabkan terganggunya fungsi pernafasan. Jika tidak terjadi
gangguan pada sistem pernafasan maka yang perlu dilakukan hanya memberikan
oksigen tambahan melalui sungkup muka. Setelah daerah yang terluka dibersihkan,
lalu dioleskan krim atau salep antibiotik dan dibungkus dengan verban steril.
Verban biasanya diganti sebanyak 2-3 kali/hari. Luka bakar yang luas sangat rentan
terhadap infeksi berat karena itu biasanya diberikan antibiotik melalui infus
KERUSAKAN GINJAL

 Luka bakar luas bisa menyebabkan hilangnya


cairan tubuh, karena itu untuk
menggantikannya diberikan cairan melalui
infus. Luka bakar dalam bisa menyebabkan
mioglonulinuria, yaitu suatu keadaan dimana
protein mioglobulin dilepaskan dari otot yang
rusak dan menyebabkan kerusakan ginjal. Jika
tidak segera diberikan cairan yang memadai,
bisa terjadi kegagalan ginjal.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan gelisah sampai
menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar mencapai derajat cukup berat.
 TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga tanda tidak
adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama.
 Pemeriksaan kepala dan leher
• Kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut setalah terkena luka
bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka bakar
• Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya benda asing yang
menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang rontok kena air panas, bahan
kimia akibat luka bakar
• Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung yang rontok.
• Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake cairan kurang
• Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan serumen
• Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai kompensasi untuk
mengataasi kekurangan cairan
LANJUTAN ……..
 Pemeriksaan thorak / dada
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak
maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru,
auskultasi suara ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi.
 Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada
area epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.
 Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakan tempat
pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber
infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter.
 Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
muskuloskleletal, kekuatan otot menurun karena nyeri.
 Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun
bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat
(syok neurogenik).
 Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan
kedalaman luka). Prinsip pengukuran prosentase luas luka bakar menurut
kaidah 9 (rule of nine ,lund and Browder)
MANAJEMEN FISIOTERAPI
 Breathing Exc
 Mempertahankan fungsi
 Mencegah kontraktur
 Mengembalikan ROM
 Streching
 Pelaksanaan FT dilaksanakan setelah penderita
mendapatkan pertolongan untuk mengatasi shock dan
luka telah dirawat oleh tim medis lain
 Hari II setelah kejadian LB, mula-mula diberikan
assisted exc (tidak boleh pasif)
 Bila sudah sembuh bisa diberikan massage untuk
fleksibilitas dan UV untuk general tonik efek
 Tindakan fisioterapi harus dilaksanakan segera
mungkin meliputi ;
 a. Proper positioning (posisi penderita)

 b. Exercise (gerakan-gerakan sendi sesuai


dengan fungsi)
 c. Stretching

 d. Splinting / bracing

 e. Mobilisasi / ambulasi awal


PENANGANAN KONTRAKTUR

 Hal utama yang dipertimbangkan untuk terapi


kontraktur adalah pengembalian fungsi dengan
cara menganjurkan penggunaan anggota
badan untuk ambulasi dan aktifitas lain.
Menyingkirkan kebiasaan yang tidak baik
dalam hal ambulasi, posisi dan penggunaan
program pemeliharaan kekuatan dan
ketahanan, diperlukan agar pemeliharaan
tercapai dan untuk mencegah kontraktur sendi
yang rekuren
SEPERTI HALNYA PADA PENCEGAHAN KONTRAKTUR, TINDAKAN
KONSERVATIF INI LEBIH MENGOPTIMALKAN PENANGANAN FISIOTERAPI
TERHADAP PENDERITA, MELIPUTI :
 a. Proper positioning
 Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya
kontraktur dan keadaan ini harus dipertahankan sepanjang waktu
selama penderita dirawat di tempat tidur. (3,4) Posisi yang nyaman
merupakan posisi kontraktur. Program positioning antikontraktur
adalah penting dan dapat mengurangi udem, pemeliharaan fungsi
dan mencegah kontraktur.(1,24,10)
 Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut
:
 - Leher : ekstensi / hiperekstensi
 - bahu : abduksi, rolasi eksterna
 - Antebrakii : supinasi
 - Trunkus : alignment yang lurus
 - Lutut : lurus, jlarak antara lutut kanan dan kiri 20”
 - Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna
 - Pergelangan kaki : dorsofleksi
POSITIONING PADA LUKA BAKAR
 a. Exercise
 Tujuan tujuan exercise untuk mengurangi udem, memelihara lingkup
gerak sendi dan mencegah kontraktur. Exercise yang teratur dan terus-
menerus pada seluruh persendian baik yang terkena luka bakar
maupun yang tidak terkena, merupakan tindakan untuk mencegah
kontraktur. (2,8,10) Adapun macam-macam exercise adalah :
 - Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.
 - Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
dengan kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
 - Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
tetapi mendapat bantuan tenaga medis atau alat mekanik atau
anggota gerak penderita yang sehat.
 - Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita
dengan melawan tahanan yang diberikan oleh tenaga medis atau alat
mekanik
 - Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis terhadap
penderita.
 b. Stretching
 Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30
menit, sedangkan kontraktur berat dilakukan
stretching selama 30 menit atau lebih
dikombinasi dengan proper positioning. Berdiri
adalah stretching yang paling baik, berdiri
tegak efektif untuk stretching panggul depan
dan lutut bagian belakang
 c. Splinting / bracing
Mengingat lingkup gerak sendi exercise dan
positioning merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan pada luka bakar, untuk
mempertahankan posisi yang baik selama
penderita tidur atau melawan kontraksi
jaringan terutama penderita yang mengalami
kesakitan dan kebingungan.
SPLINTING
 Splint adalah alat bantu yang kaku dan tidak bersendi
yang dipasang pada anggota gerak dengan:
 Luka bakar derjat II-III dekat sendi
 Sulit melakukan proper positioning terutama pada usia
lanjut, anak, kesadaran menurun
 Periode imobilisasi pasca skin grafting
 Ada cedera tendon atau perifer
 Pedoman penggunaaan:
 Bahan tidak mengganggu pengobatan topical serta
harganya tidak mahal
 Ukuran pas dan nyaman
 Tidak memberikan penekanan
 Mudah dikenakan, dilepas dan dibersihkan
Posisi Pencegahan
Daerah luka bakar Deformitas
Leher
Bagian anterior sirkumferensial Kontraktur fleksi leher Tidak memakai bantal dibawah kepala
Bagian posterior Kontraktur ekstensor leher Prone: Bantal dibawah dada bagian atas

Supine: bantal kecil dibawah leher


Axilla
Anterior Adduksi dan internal rotasi Sendi bahu abduksi 80˚-90˚ dan eksternal
rotasi
Posterior Abduksi dan eksternal rotasi Bahu fleksi anterior dan abduksi 80˚-90˚
Elbow
Anterior atau sirkumferensial Fleksi dan pronasi Lengan bawah ekstensi dan supinasi
Wrist
Total Fleksi Splint ekstensi 15˚
Volar dorsal Ekstensi Splint flexi 15˚
Hip
Termasuk inguinal dan personal Rotasi interna, fleksi, adduksi Rotasi netral dan abduksi serta
mempertahankan ekstensi dengan posisi
Sublukasi sendi bila kontraktur berat prone atau bantal di bawah pantat
Knee
Popliteal atau sirkumferensial Fleksi Ekstensi splint posterior atau penyangga tumit

Tanpa Bantal

Dibawah lutut saat supine

Dibawah ankle saat prone

Ankle
Plantar fleksi bila otot dorsofleksor kaki Dorsofleksi 90˚ lebih baik dengan splint
AIRPLANE SPLINT
MOUTH SPLINT
MEMPERBAIKI KU PASIEN

 Individual exc  BE
 Class exc  Latihan pengembangan thorax

 Latihan anggota gerak yang sehat

 Menganjurkan makanan bergizi  kalau perlu


extra protein dan vitamin
 Buatkan program latihan praktis diatas bed,
disesuaikan dengan LB nya.
MENCEGAH KONTRAKTUR

 Lokal massage  efflurage, friction, kneading


dsb.
 PROMEX + AROMEX

 Strechg ( pasif, aktif, rileks, dinamis, statis)

 Positioning ( sesuaikan posisi anatomis)

 Kalau perlu IRR daerah isolasi

 Untuk luka yang tidak sembuh-sembuh berikan


US,UV untuk merusak jaringan nekrosis.
MENCEGAH STIFF JOINT

 PROMEX full Rom


 Ajarkan pasien / keluarga latihan praktis.

 Manual therapy
MENCEGAH DISUSE ATROPY / KELEMAHAN
OTOT
 Statik kontraksi
 Asisted exc

 PNF

 Kalau perlu REX


GANGGUAN CHEST

 Class exc
 Individual Exc  BE, Pengembangan thorax
MEMPERBAIKI AKTIFITAS FUNGSIONAL

 Strengthening Exc
 ADL Exc, dll
MEMBANTU MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN
LUKA PASIEN
 Melancarkan sirkulasi darah  IR, UV,
massage.
 Rileksasi

 FT harus tahu sterilisasi

Anda mungkin juga menyukai