Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

BLOK 21 PRA KO-AS MODUL 1 KARIES GIGI


PENGISIAN REKAM MEDIK DAN PEMERIKSAAN KLINIS
“PASIEN KARIES”

OLEH :
FREDIYUANA DHAMESWARA WIBOWO
NIM. 1310015114
Latar belakang
• Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang mengalami
klasifikasi yang ditandai oleh demineralisasi dari bagian
inorganic dan dekstrusi dari subtansi organic dari gigi atau
penyakit jarigan gigi yang di tandai dengan kerusakan jaringan
,dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah
interproksimal) meluas kearah pulpa.

(Young, 2015)
Latar belakang
• Karies gigi dapat terjadi apabila host, substrat, lingkungan, dan
waktu saling mendukung.
• Bakteri dominan penyebab karies yaitu Streptococcus mutans,
Lactobacillus acydophilus dan Actinomyces viscosus.

(Fejerskov, 2004)
Latar belakang
• Karies gigi merupakan penyakit yang paling sering ditemukan
pada penyakit rongga mulut yang diderita oleh manusia baik di
negara maju maupun di negara berkembang, dan saat ini
karies gigi telah menjadi penyakit epidemic.
• Seorang klinis harus dengan cermat dapat mengidentifikasi
terjadinya karies.

(Sebastian, 2015)
RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana pengisian rekam medis karies, menegakkan
diagnose karies, serta rencana perawatan pada kasus karies?
TUJUAN
• Mahasiwa mampu dan mengerti cara pengisian rekam medik,
menegakkan diagnosa, dan menentukan rencana perawatan
yang akan diambil sesuai dengan kasus.
LAPORAN KASUS

• Pasien datang ke RSGM FK UNMUL pada hari Rabu, 21 Februari 2018.


• Nama : Tn. T
• Tempat, Tanggal Lahir : Samarinda, 15 Februari 1989
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 29 tahun
• Suku/ Ras : Banjar
• Alamat : Jl. Otto Iskandardinata, Tenggiri, Sungai
Dama, Samarinda
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Swasta
• Telepon Seluler : 08534504xxxx
KELUHAN UTAMA
• Pasien mengeluhkan sakit gigi di kanan atas bagian belakang
dan kiri bawah bagian belakang.
RIWAYAT GIGI TERLIBAT
• pada gigi kiri bawah bagian belakang Ketika memakan
makanan yang panas atau dingin gigi mengalami sakit dan
sakitnya cekot-cekot dan terasa lama (hitungan jam) baru bisa
hilang dan makanan sering menyangkut.
• Pasien pernah merasakan sakit gigi saat istirahat malam yang
sampai menyebabkan terbangun saat tidur.
Rahang Atas Rahang Bawah
RIWAYAT KESEHATAN UMUM
• Gol. darah B.
• Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, DM,
haemopilia, hepatitis, dan penyakit menular.
• Pasien dapat mengalami sesak nafas & alergi terhadap obat
warung dengan kondisi mata menjadi bengkak hingga
menutupi bola mata sehingga sulit untuk melihat.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
• Ibu tidak memiliki riwayat penyakit selain batuk pilek
• Ayah memiliki penyakit sesak nafas jika terlalu kelelahan.
RIWAYAT KESEHATAN GIGI
• Riwayat kesehatan gigi pasien tidak pernah mengunjungi ke
dokter gigi untuk melakukan perawatan.
KONDISI UMUM PASIEN
• Pemeriksaan keadaan umum pasien adalah baik, dapat dilihat
dari cara berjalan pasien pada saat masuk ke ruang
pemeriksaan dan cara duduk di kursi yang tidak menunjukkan
keadaan sempoyongan atau linglung. Datang dengan muka
yang cerah dan tenang serta berpakaian rapi. Kondisi
kesadaran compos mentis.
TANDA VITAL PASIEN

Tensi Nadi Pernafasan Temperatur

130/80 64x/ menit 16x/ menit 36.5


mmHg
PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
• Pembengkakan ekstra oral : ada (pada bagian rahang
bawah kiri pasien tepat dibawah tulang angulus)
• Pembengkakan intra oral : tidak ada
• Fistula : pada mukosa labial 11, 21, dan di
sekitar frenulum abialis
• Gigi karies : 16, 17, 26, 27, 37, 46
• Gigi perforasi : tidak ada
PEMERIKSAAN INTRAORAL
• Gigi berubah warna : tidak ada • Mukosa labial : terdapat stomatitis mayor pada
• Perkusi : positif
bagian kiri bawah dan terdapat
• Tekanan : positif
• Gigi goyang : tidak ada stomatitis minor pada kanan atas
• Kebersihan mulut : buruk
• Pembesaran kelenjar : tidak
• Polip : tidak ada
ada • Lidah : geographic tongue
• Sensitifitas jaringan mulut terhadap palpisi teraba
• Fraktur pada mahkota : tidak • Dasar mulut : normal
ada
• Palatum durum : normal
• Karang gigi : ada
• Gingiva di sekitar gigi : normal • Palatum molle : normal
• Mukosa bukal : normal
• Uvula dan pilar : merah terang pada bagian tepi
TES VITALITAS GIGI
• Tes termal : positif
• Tes kavitas : tidak dilakukan
• Tes jarum miller : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN TEMPORO MANDIBULA JOINT
• Luas pergerakan : 30 mm
• Nyeri tekan : pada bagian kiri
• Suara : klik
• Locking : tidak ada
• Nyeri tekan otot : pada bagian kiri
• Bruksisme : tidak ada
• Rasa sakit daerah / leher : tidak ada
• Oklusi : klas II Angle
1. Premedikasi, berupa permberian antibiotik dan analgetik
• Amoxicillin 500mg 3x1
• As Fenamat (Asam femenamat) 500mg 3x1
2. Foto rontgen panoramic (87.11)
3. Profilaksis berupa pembersihan debris dan kalkulus (skeling) (96.54)
• Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan tindakan
skeling
• Pengaturan posisi kerja
• Aplikasi antiseptik pada area kerja dengan menggunakan cotton pellet dan
pinset dengan arah memutar dari dalam keluar
• Lakukan eksplorasi dengan menggunakan sonde half moon untuk
mengetahui letak perbatasan kalkulus (titik tumpu pengambilan kalkulus)
• Gunakan sickle scalers untuk melakukan pembersihan kalkulus
supragingiva
• Gunakan kuret gracey untuk pembersihan kalkulus subgingiva
• Gracey no. 1-4 gigi anterior
• Gracey no. 5-6 gigi premolar
• Gracey no. 7-10 gigi posterior
• Gracey no. 11-12 gigi posterior bagian mesial
• Gracey no. 13-14 gigi posterior bagian distal
• Lakukan eksplorasi menggunakan sonde half moon untuk
mengetahui jika ada kalkulus tersisa
• Lakukan polishing pada gigi geligi yang telah diskeling dengan
menggunakan rubber bur atau brush, disertai dengan pasta poles
• Irigasi dengan menggunakan larutan antiseptik pada seluruh area
yang telah diskeling
4. Interpretasi foto rontgen panoramik
5. Melakukan fissure sealant pada gigi 17
• Pembersihan pit dan fisura pada gigi 17 menggunakan
brush dan pumis.
• Pembilasan dengan air
• Isolasi gigi
• Mengeringkan permukaan gigi selama 20-30 detik
dengan udara.
5. Melakukan fissure sealant pada gigi 17
• Aplikasi bahan dentin kondisioner asam poliakrilat 10%
selama 10-20 detik (tergantung instruksi pabrik).
Pembilasan dengan air selama 60 detik
• Pengeringan dengan udara setelah aplikasi dentin
kondisioner permukaan pit dan fisura dilakukan
pembilasan
• Aplikasikan bahan GIC pada pit dan fisura
• Aplikasi bahan varnish setelah aplikasi fissure sealant
• Pengecekan oklusi
6. Melakukan tambalan komposit pada gigi 16, 26, dan 27, 47 (23.2)
Prosedur:
1. Lakukan preparasi
- Anastesi field blok (apabila salah satu gigi diatas pasien sensitif saat
dilakukan pengeburan)
- Bentuk outline form untuk retensi dan resistensi
- Menghilangkan jaringan karies (jaringan lunak & warna
coklat/hitam harus dibuang sampai jaringan keras).
- Jaringan email yg tdk didukung dentin harus dihilangkan
- Keringkan kavitas dengan kapas

• Aplikasikan ETSA asam selama 30 detik atau sesuai petunjuk


penggunaan
• Cuci/bilas dengan air yg mengalir
• Isolasi daerah sekitar gigi
• Keringkan sampai keadaan lembab/moist (tdk boleh
sampai kering sekali/berubah warna kusam/doff) atau
sesuai petunjuk penggunaan
• Oleskan bonding/adhesive generasi V, kemudian di
angin-anginkan (tdk langsung dekat kavitas), dilakukan
penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
• Aplikasikan flowable resin komposit pd dinding kavitas,
kemudian dilakukan penyinaran dengan light curing
selama 10-20 detik
• Aplikasikan packable resin komposit dengan sistem layer
by layer / selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan
maksimal 2 mm, setiap lapisan dilakukan penyinaran
dengan light curing unit selama 10-20 detik
• Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi
• Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi
antagonis menggunakan articulating paper
• DHE (Dental Health Education) dan menginstruksikan
pasien untuk kembali lagi setelah 1 minggu
• Dilakukan pemolesan pada tambalan dan dilakukan
pengecekan oklusi dan artikulasi
8. Ekstraksi gigi sisa akar pada gigi 38 ,36,37 (23.11) &
(23.09)
Prosedur:
• Pemberian antiseptik pada daerah kerja
• Anastesi lokal infiltrasi atau field blok
• Melonggarkan perlekatan gigi menggunakan bein
• Ekstraksi menggunakan tang sisa akar untuk gigi
11,21,48,36,37
• Ekstraksi menggunakan tang rahang bawah pada gigi 38
• Untuk geligi anterior gerakan rotasi dan geligi posterior
luksasi bukal lingual
• Instruksi pasca ekstraksi;
• Penderita menggit tampon steril, setelah 30 – 1 jam tampon
dibuang.
• Dianjurkan menguyah dan makan makanan lunak pada sisi
yang berlawanan pada satu hari.
• dihindarkan dari hal-hal sebagai berikut :
• Berkumur keras, makanan dan miuman panas, menghisap-
hisap luka dan merokok selama 24 jam pertama
8. Pembuatan GTSL pada gigi 11, 21 dan 36, 37 (99.97)
• Pencetakan awal & pembuatan model studi/diagnostic
• Penentuan dimensi vertikal tentatif (pd kasus oklusi ada,
tetapi tdk stabil)
• Penentuan rencana perawatan
• Pembuatan desain gigi tiruan
• Pencetakan akhir & pembuatan model kerja
• Penentuan hubungan antar rahang
• Penentuan warna & ukuran gigi sesuai individu
• Pemasangan model hubungan rahang di okludator
• Penyusunan model gigi individu
• Pencobaan model gigi tiruan (malam/wax)
• Penyelesaian model gigi tiruan (dilanjutkan dengan
prosesing laboratorium teknik gigi)
• Penyelesaian gigi tiruan akrilik
• Pemasangan gigi tiruan akrilik
• Pemeriksaan pasca pemasangan & penyesuaian
• Penanggulangan permasalahan pasca pemasanganad
PEMBAHASAN
• Pasien pada kasus ini harus diberikan antibiotic dan analgesic
terlebih dahulu
• Dilakukan fissure sealant pada GIC tipe IV pada gigi 16, 17 dan
26
(perawatan ini dilakukan karena karies gigi sampai pada email
dengan kedalaman 1.5 mm)
• Dilakukan penumpatan komposit 27 dan 47
PEMBAHASAN
• Resin preventif pada pit dan fisur
• Restorasi kavitas klas I, II, III, IV, V, dan VI
• Restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan estetik
• Restorasi pada pasien yang alergi atau sensitif terhadap logam
PEMBAHASAN
• Dilakukan pencabutan gigi pada gigi 11, 21, 36, 37 dan 48
• Dilakukan pencabutan karena sesuai indikasi & pasien mau
untuk dilakukan pencabutan
PEMBAHASAN
1. Gigi dengan karies yang dalam
2. Penyakit periodontal yang parah
3. Gigi yang terletak pada garis fraktur
4. Persistensi gigi sulung dan supernumerary teeth/crowding teeth
5. Adanya kelainan pulpa
6. Gigi yang mengalami infeksi periapeks
7. Posisi gigi yang buruk (impaksi, ektostema, berdesakan)

PEMBAHASAN
• Pada gigi 38 dilakukan foto rontgen terlebih dahulu untuk melihat
kondisi apical dari gigi 38, terdapat kondisi patologis atau tidak.
• Perawatan yang dapat dilakukan pada gigi 38 berupa PSA dan
pemasangan crown atau bisa juga dilakukan pembuatan GTSL
dengan unilateral free end pada bagian gigi belakang sebelah kiri
• Lakukan edukasi kepada pasien untuk tetap menjaga kebersihan
mulutnya dan kontrol ke dokter gigi setiap 3-6 bulan sekali.
• Prognosis sedang jika pasien kooperatif
DAFTAR PUSTAKA
• Pagni G, dkk. 2012. Postextraction Alveolar Ridge Preservation: Biological
Basis and Treatments. International Journal of Dentistry, Vol. 20 No. 1: 1-
13.
• Agung, Sagung 2013: Dental Exrtaction Technique Using Difficulty. Jurnal
Kesehatan Gigi.Vol. 1 No. 2: 115-119.
• Robert Ireland, 2016: Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy.
Blackwell Munksgaard.
• Rathee M, 2014. Oral Proprioception for Prevention and Preservation.
RRJDS. Vol. 2 (Supplement 1): 42-46.
• Gordon PW, 2013: Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Ed 4th. EGC, Jakarta
• Chandra HM, 2014: Buku Petunjuk Praktis Pencabutan Gigi (1st ed).
Makassar; Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai