Anda di halaman 1dari 19

TUBERKULOSIS

Sita Ardhya P.S


1610211076
definisi
 Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yaitu kuman aerob yang dapat
hiudp terutama diparu atau di berbagai organ tubuh yang
lainnya yang mempunyai PO2 yang tinggi (Buku Ilmu
Penyakit Paru Prof Dr Tabrani)
 Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang
jaringan (parenkim) paru, tidak termasuk pleura (selaput
paru) dan kelenjar pada hilus (Depkes, 2007)
etiologi
 Disebabkan oleh infeksi kuman (basil) Mycobacterium tuberculosis.
 Organisme ini tidak bergerak, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul, bila
diwarnai akan terlihat berbentuk manik-manik atau granuler.
 Suhu optimal untuk tumbuh pada 37ºC dan pH 6,4-7,0.
 Jika dipanaskan pada suhu 60ºC akan mati dalam waktu 15-20 menit.
 Kuman ini sangat rentan terhadap sinar matahari dan radiasi
sinar ultraviolet  penularannya terutama pada malam hari
 Selnya terdiri dari rantai panjang glikolipid dan phospoglican
yang kaya akan mikolat (Mycosida) yang melindungi sel
mikobakteria dari lisosom serta menahan pewarna fuschin
setelah disiram dengan asam (basil tahan asam)
(Herchline, 2013).
Faktor Resiko
 Faktor Host
 Faktor Lingkungan
Faktor Host
a. Kebiasaan dan paparan.
b. Status nutrisi
c. Penyakit sistemik
d. Immunocompromised
e. Usia
Faktor Lingkungan
 Orang yang tinggal serumah dengan seorang penderita TB
akan berisiko untuk terkena TB.
 Orang yang tinggal di lingkungan yang banyak terjadi kasus
TB juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkenaTB.
 Sosioekonomi juga berpengaruh terhadap risiko untuk
terkenaTB dimana sosioekonomi rendah memiliki risiko
lebih tinggi untuk terkena TB
Klasifikasi TB Paru
Berdasarkan hasil pemerikasaan sputum, TB paru dikategorikan menjadi :
• TB Paru BTA Positif
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan
BTA positif.
b. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA
positif dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif.
c. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA
positif dan biakan positif.
 TB Paru BTA Negatif
a. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis
dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif.
b. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan
menunjukkan tuberkulosis positif (PDPI, 2011).
Klasifikasi
 Kasus baru.
 pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
satu bulan (4 minggu).
 Kasus kambuh (Relaps).
 pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah
dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif
(apusan atau kultur).
 Kasus setelah putus berobat (Default ).
 pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
 Kasus setelah gagal (Failure).
 pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan
kelima atau lebih selama pengobatan.
 Kasus Pindahan (Transfer In).
 pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan
pengobatannya.
 Kasus lain:
 semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini termasuk Kasus
Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan
ulangan.
Klasifikasi
 TB Paru
 TB Ekstraparu
kasusTB yang melibatkan organ di luar parenkim paru
seperti pleura, kelenjar getah bening, abdomen, saluran
genitourinaria, kulit, sendi dan tulang, selaput otak.
Gx Klinis
 Gejala respiratori
a. Batuk produktif ≥ 2 minggu.
b. Batuk darah.
c. Sesak nafas.
d. Nyeri dada.
 Gejala sistemik
a. Demam.
b. Keringat malam.
c. Anoreksia.
d. Berat badan menurun (PDPI, 2011).
 Pemeriksaan dahak berfungsi untuk
menegakkan diagnosis,
menilai keberhasilan pengobatan dan
menentukan potensi
penularan. Pemeriksaan dahak untuk
penegakan diagnosis dilakukan
dengan mengumpulkan 3 spesimen
dahak yang dikumpulkan dalam dua
hari kunjungan yang berurutan berupa
Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS),
 S (sewaktu): dahak dikumpulkan pada
saat suspek TB datang berkunjung
pertama kali. Pada saat pulang, suspek
membawa sebuah pot dahak untuk
mengumpulkan dahak pagi pada hari
kedua.
 P (Pagi): dahak dikumpulkan di rumah
pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan
sendiri kepada petugas di UPK. Px Dahak
 S (sewaktu): dahak dikumpulkan di UPK
pada hari kedua, saat menyerahkan dahak SPS
pagi.
Pengobatan TB
 Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap

Tahap Intensif
(Awal) Tahap Lanjutan
a) Tahap awal (intensif)
 Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
 Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya
pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
 Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
(konversi) dalam 2 bulan.
a) Tahap Lanjutan
 Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih lama
 Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister
sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Semua pasien (termasuk mereka yang terinfeksi HIV) yang belum
pernah diobati harus diberi paduan obat yang disepakati secara
internasional.
 Fase inisial seharusnya terdiri atas isoniazid, rifampisin,
pirazinamid, dan etambutol.
 Fase lanjutan seharusnya terdiri atas isoniazid dan rifampisin yang
diberikan selama 4 bulan.
Dosis obat anti TB yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi
internasional.
Kombinasi dosis tetap yang terdiri atas
o kombinasi 2 obat (isoniazid)
o 3 obat (isoniazid, rifampisin, dan pirazinamid)
o 4 obat (isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol) sangat
direkomendasikan.
Standar 8 International Standards for Tuberculosis Care
Pencegahan
 Proteksi thd paparan TB
 Vaksinasi BCG
Tips Kemenkes RI
Ada beberapa tips untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakitTB kepada teman dan
keluarga dari infeksi kuman :
 Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar dengan orang lain selama
beberapa minggu pertama pengobatan untukTB aktif
 Ventilasi ruangan. Kuman TB menyebar lebih mudah dalam ruangan tertutup kecil di mana
udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih kurang, buka jendela dan gunakan kipas untuk
meniup udara dalam ruangan ke luar.
 Tutup mulut mengunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut kapan saja ini
merupakan langkah pencegahanTB secara efektif. Jangan lupa untuk membuang masker secara
teratur.
 Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberikan desinfektan (air sabun).
 Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
 Hindari udara dingin.
 Usahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur.
 Menjemur kasur, bantal, dan tempat tidur terutama pagi hari.
 Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh
digunakan oleh orang lain.
 Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein.

Anda mungkin juga menyukai