Anda di halaman 1dari 74

 BSO padat

 BSO semi padat


 BSO Cair
 BSO cair rektal/vaginal
 INjeksi
BSO PADAT
1. Serbuk atau powder (Pulvis & pulveres )
2. Granul (Granual atau Dry granule)
3. Tablet (compressi)
4. kapsul (capsulae)
BSO semi padat
 Krim
 Jelly
 Pasta
 Unguenta/salep
BSO CAIR
1. solutiones (larutan)
2. suspensiones (suspensi)
3. emulsa (emulsi).
BSO Cair rectal/vaginal
1. Lavament/Clysma/Enema Selain untuk
membersihkan, enema juga berfungsi sebagai
karminativa, emollient, diagnostik, sedatif,
antelmintik, dan lain-lain.
2.Douche
Pulvis/pulveres(Serbuk/powder)
 Campuran kering bahan obat yang dihaluskan, untuk
pemakaian oral/pemakaian luar.
 Diameter 1,2 – 1,7 µm dengan atau tanpa vehikulum
serta untuk penggunaan oral atau topikal
 Macam serbuk
 Serbuk terbagi: Pulveres (divided powder), dikemas
dalam suatu bungkus/sachet untuk dosis tungal
 Serbuk tak terbagi
 a. Serbuk oral tidak terbagi
 b. Pulveres adspersorium (serbuk tabur)
 c. Powder for injection (serbuk injeksi)
 Cara penggunaan
 Dilarutkan/disuspensikan dalam aquadest
 Pulvis adspersorius ditaburkan
 Serbuk injeksi, dilarutkan atau disuspensikan dalam
aqua pro injeksi pelarut yang sesuai/tersedia
Granul
 Sediaan bentuk padat, berupa partikel serbuk
 Diameter 2-4 µm
 Dengan atau tanpa vehikulum.
 Macam granul:
 Bulk granules
 Tersedia sebagai sirup oral/dry sirup untuk multiple dose
 Divided granules
 Dikemas dalam bungkus/sachet untuk single dose. Dikenal
pula sediaan effervescent granules.
 Cara penggunaan
 Sebelum diminum, dilarutkan/disuspensikan dalam air
/pelarut yang sesuai dengan volume tertentu, menurut
petunjuk dalam brosur yang disediakan.
Tablet (kompresi)
 Sediaan padat
 Mengandung bahan obat
 Dengan atau tanpa bahan pengisi
MACAM:
 Berdasar teknik pembuatan:
a. Tablet cetak
b. Tablet kempa
BERD ASAR PENGGUNAANNYA:
 Bolus
 Tablet triturat
 Tablet hipodermik
 Tablet bukal
 Tablet sublingual
 Tablet efervesen (tablet buih)
 Tablet kunyah (chewable tablet)
 Tablet Hisap (Lozenges)
 1. Lokal
 2. Sistemik
 Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat
bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design
cetakan.
 Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah
pada massa lembab dalam lubang cetakan. Contoh : tablet
paracetamol.
 Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil
umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan
 Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut
atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat
sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara
oral. Contoh: Atropin Sulfat
 Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat
hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah
lidah.
 Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi
dan gusi.
 Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas
dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.
Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
 Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah.
Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah
ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak
 Tablet Salut Gula
Ini merupakan tablet tablet kempa yang terdiri dari penyalut
gula. Tujuan penyalutan ini adalah untuk melindungi obat dari
udara dan kelembapan serta member rasa atau untuk
menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau
bau bahan obat. Contohnya : Pahezon, Arcalion .
 Tablet Salut Selaput
Tablet ini disalut dengan selaput yang tipis yang akan larut atau
hancur di daerah lambung usus. Contohnya : Fitogen.
 Tablet Hisap
Digunakan untuk pengobatan local disekitar mulut. Contohnya :
Ester C, Biovision Kids
 Tablet Salut Enteric
Tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak atau hancur
dilambung tapi di usus. contoh : Voltaren 50 mg, Enzymfort
 BERDASARKAN FORMULASI
 Release, delayed release, sustained release, sustained
action, prolonged action, prolonged release
 Tablet Salut Gula (Tsg) (Dragee, Sugar Coated Tablet),
 Tablet Salut Film (Tsf) (Film Coated Tablet, Fct)
 Tablet Salut Enterik (Enteric Coated Tablet)
 Sediaan Retard (Sustained Released, Form Prolonged
Action, Form Timesapan, Spanful)
 Macam-macam sediaan retard, yaitu controlled release,
extended release, slow release, extended action
 BERDASAR BENTUKNYA:
 Bulat pipih
 Silindris
Bahan tambahan tablet
 - Zat pengisi untuk memperbesar volume tablet.
Misalnya : saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii
Phoshas, Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok.
- Zat pengikat ; dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau
retak, dapat merekat. Biasanya digunakan mucilage
Gummi Arabici 10-20 % (panas), Solution Methylcelloeum
5%
- Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur
dalam perut. Biasanya digunakan : Amylum Manihot
kering, Gelatinum, Agar- agar, Natrium Alginat
- Zat pelicin, Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada
cetakan. Biasanya digunakan Talcum 5 %, Magnesii
Streras, Acidum Strearicum
 CARA PENGGUNAAN
 umumnya ditelan utuh kec tablet dengan penggunaan
khusus seperti tablet hisap
Macam-macam tablet
Kelebihan tablet
• Lebih mudah disimpan
• Memiliki usia pakai yang lebih panjang dibanding obat bentuk
lainnya
• Bentuk obatnya lebih praktis
• Konsentrasi yang bervariasi.
• Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang
dapat larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah
dimulut.
• Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin
menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur,
dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.
• Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri
dengan bantuan segelas air.
• Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan
tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan
pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
 • Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos
pembuatannya paling rendah.
• Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan
menawarkan kemampuan yang terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas
kandungan yang paling lemah.
• Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan
tablet lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien.
• Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan,
kualitas bagus dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya
kompak, fleksibel dan mudah pemberiannya.
• Tablet tidak mengandung alcohol
• Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis
Kekurangan
 • Warnanya cenderung memberikan bahaya.
• Tablet dan semua obat harus disimpan diluar
jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan
karena menurut mereka tablet tersebut adalah
permen.
• Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
• Keinginan konsumen beda dengan yang kita
buat/produk.
Kapsul (capsule)
 Sediaan padat terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut.
 Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat
juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
 Ukuran kapsul 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5. Ukuran 000
mempunyai volume terbesar (1,36 ml) dan ukuran 5
mempunyai volume terkecil (0,12 ml).
 MACAM:
1. Kapsul cangkang keras(Hard capsule)
2. Kapsul cangkang lunak(Soft capsule)
Kelebihan kapsul
 1. Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
2. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak
3. Tepat untuk obat yang teroksidasi dan mempunyai
bau dan rasa yang tidak enak
4. Bentuk kapsul mudah ditelan dibanding bentuk
tablet
5. Bentuknya lebih praktis dan menarik.
6. Bahan obat dapat cepat hancur dan larut di dalam
perut sehingga dapat segera diabsorpsi
7. Menghindari kontak langsung dengan udara dan
sinar matahari
 8. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam
obat dan dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan
pasien.
9. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak
memerlukan bahan tambahan/pembantu seperti pada
pembuatan pil dan tablet
Kekurangan kapsul
 1. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah
menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat
menahan penguapan.
2. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang
higroskopis (menyerap lembab).
3. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat
bereaksi dengan cangkang kapsul.
4. Tidak dapat diberikan untuk balita.
5. Tidak bisa dibagi-bagi.

Kaplet
 Kaplet (kapsul tablet) adalah bentuk tablet yang
dibungkus dengan lapisan gula dan biasanya diberi zat
warna yang menarik.
Bentuk dragee ini selain supaya bentuk tablet lebih
menarik juga untuk melindungi obat dari pengaruh
kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari
keasaman lambung. Kaplet pun merupakan sedian
padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya
oval seperti kapsul.
Kelebihan Kaplet
 a. Bentuk tablet lebih menarik
b. Kaplet mungkin mudah digunakan untuk
pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas air.
Kekurangan Kaplet
 a. Kaplet dan semua obat harus disimpan diluar
jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan
karena menurut mereka kaplet tersebut adalah
permen.
b. Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
Sediaan Cair
KEUNTUNGAN
 1. Cocok untuk penderita yang sukar menelan
 2. Absorpsi > cepat dibandingkan sediaan oral lain.
 3. Homogenitas lebih terjamin.
 4. Dosis/takaran dapat disesuaikan
 5. Dosis lebih seragam
 6. Cocok untuk obat yg mengiritasi mukosa lambung
atau dirusak cairan lambung
 KERUGIAAN SEDIAAN CAIR:
 Tidak untuk obat yang tidak stabil dalam air
 obat pahit/baunya tidak enak sukar ditutupi.
 Sediaan tidak praktis dibawa
 Takaran obat tidak dalam dosis terbagi kecUALI sediaan
dosis tunggal, dan harus menggunakan alat khusus.
 Air merupakan media pertumbuhan bakteri dan
merupakan katalis reaksi.
 Pemberian obat menggunakan alat khusus/orang
khusus (sediaan parenteral).
 SEDIAAN CAIR ORAL
 Potiones (obat minum)
 Elixir
 Sirup
 Guttae (drop)
SUSPENSI
 Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak
larut yang terdispersi dalam fase cair.
 Macam:
 1. Suspensi oral
 2. Suspensi topikal termasuk didalamnya “lotio”
 3. Suspensi untuk injeksi
 Contoh :
 1. Sanmag suspensi
 2. Selsun
 3. Kenacort-A injeksi
 Cara mengenal kerusakan sediaan suspensi:
 Terbentuk “cake” yang tidak dapat terdispersi kembali
 Terjadi perubahan warna dan perubahan bau
EMULSI
 Sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain yang tidak saling campur,
dalam bentuk tetesan kecil.
 Macam:
 Emulsi minyak dalam air (o/w).
 Emulsi air dalam minyak (w/o).
 Contoh:
 Scott’s emulsion
 Laxadine emulsi
 Cara mengenal kerusakan:
 Creaming, terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan,
dimana yang satu mengandung fase dispers lebih
banyak daripada lapisan yang lain.
 Cracking, pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butir minyak akan menyatu.
 Terjadinya perubahan warna dan bau.
 Berdasarkan cara pemberiannya, bentuk sediaan cair
digolongkan menjadi:
 sediaan cair oral
 sediaan cair topikal
 sediaan cair rektal/vaginal
 sediaan cair parenteral.
SEDIAAN CAIR ORAL
 Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
 mengandung satu atau lebih zat
 Dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau
pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-
air.
 Macam:
 1. Potiones (obat minum)
 2. Elixir
 Sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan
tambahan yang memiliki bau dan rasa yang sedap dan
pelarut digunakan campuran air-etanol. Etanol yang
digunakan etanol 90% dengan kadar 5–15%.
 3. Sirup
 Suatu larutan obat yang mengandung satu atau lebih
jenis obat dengan zat tambahan dan sukrosa sabagai
pemanis. Sukrosa yang digunakan dalam bentuk sirup
simplex yang mengandung 65% sukrosa dalam larutan
nipagin 0,25%.
 4. Guttae (drop)
 Sediaan cair (umumnya larutan), apabila tidak
dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam.
 Digunakan dengan cara meneteskan
 SEDIAAN CAIR TOPIKAL
 1. Collyrium (kolirium)
 Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing,
isotonis, digunakan untuk membersihkan mata, dapat
mengandung zat dapar dan zat pengawet.
 Kolirium yang tidak mengandung zat pengawet digunakan
paling lama 24 jam setelah botol dibuka tutupnya.
 Kolirium yang mengandung pengawet digunakan paling
lama tujuh hari setelah botoL dibuka.
 2. Guttae ophthalmicae (tetes mata)
 Larutan steril bebas partikel asing dan digunakan pada
mata.
 Hanya boleh digunakan selama 30 hari setelah tutupnya
dibuka.
 Digunakan dengan cara meneteskan ke dalam lekuk
atau ke permukaan selaput bening mata.
 SEDIAAN CAIR TOPIKAL
 Collyrium (kolirium)
 Guttae ophthalmicae (tetes mata)
 Gargarisma (Gargle)
 Mouthwash
 Guttae nasales (tetes hidung)
 Guttae auricularis (tetes telinga)
 Irigationes (Irigasi)
 Inhalatoines
 Epithema
 Lotion
 Linimentum (Liniment)
 Keuntungan liniment dibandingkan dengan salep
adalah:
 1. Lebih mudah dicuci dari kulit
 2. Penetrasi lebih baik dari sediaan salep.
 SEDIAAN CAIR REKTAL/VAGINAL
 Lavament/Clysma/Enema
 Selain untuk membersihkan, enema juga berfungsi
sebagai karminativa, emollient, diagnostik, sedatif,
antelmintik, dan lain-lain.
SEDIAAN INJEKSI (INJECTIONES)
 Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi
atau serbuk yang harus dilarutkan atau dilarutkan
terlebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral,
disuntikkan dengan cara menembus atau merobek
jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput
lendir.
 SYARAT UTAMA SEDIAAN INJEKSI:
 Obat harus steril dan
 disimpan dalam wadah yang menjamin sterilitas.
KEUNTUNGAN INJEKSI:
 1. Onset cepat.
 2. Efek dapat diramalkan dengan pasti.
 3. Bioavailabilitas sempurna atau hampir sempurna.
 4. Kerusakan obat dalam GE dihindarkan.
 5. Dapat diberikan pada penderita sakit keras atau
koma.
 KERUGIAN SEDIAAN BENTUK INJEKSI
1. Nyeri saat pemberian, bila sering diberikan.
2. Efek psikologis bagi yang takut disuntik.
3. Kekeliruan obat atau dosis tidak dapat diperbaiki.
4. Obat hanya diberikan oleh tenaga ahli tertentu.
BSO SEMI PADAT
Keuntungan sediaan semi padat dibandingkan sediaan
cair:
1. Dapat diatur daya penetrasi dengan memodifikasi
basisnya.
2. Kontak sediaan dengan kulit lebih lama.
3. Lebih sedikit mengandung air sehingga sulit
tumbuh bakteri.
4. Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu.
 KERUSAKAN PADA SEDIAAN SEMI PADAT:
 Terjadi ketengik terutama untuk sediaan-sediaan
dengan basis lemak tak jenuh.
 Terbentuk kristal atau keluarnya fase padat dari
basisnya.
 Terjadinya perubahan warna.
 CREMORES (KRIM)
 mengandung satu/ > bahan obat
 berbentuk emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai
panjang dalam air.
 mudah dibersihkan
JELLY (GEL)
 jernih & tembus cahaya yang mengandung zat-zat
aktif dalam keadaan terlarut
 Lebih encer dari salep, mengandung sedikit/tidak
lilin,
 Digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan
pelicin atau sebagai basis bahan obat, dan umumnya
adalah campuran sederhana dari minyak dan lemak
dengan titik leleh rendah.
 Dapat dicuci karena mengandung mucilago, gum atau
bahan pensuspensi sebagai basis.
PASTAE (PASTA)
 Mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal.
 Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
 Tidak memberikan rasa berminyak seperti
unguentum.
 Mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 % - 50 %
 Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta:
a. Mengikat cairan sekret lebih baik dari unguentum
b. lebih melekat pada kulit
 UNGUENTA (SALEP)
 Untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
 Bahan obat larut/terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok.
 FAKTOR FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PEMILIHAN BSO:
 Faktor bahan obat
 Faktor pasien
FAKTOR BAHAN OBAT:
 Sifat fisiko-kimia bahan obat:
1. Bahan obat higroskopis Natrii Bromidum dalam bentuk
solutio
2. Bahan obat tidak larut air diberikan dalam bentuk padat tidak
dalam sediaan cair kecuali yang digunakan bentuk lainnya
misalnya bentuk ester pada klomfenikol yang sifat larut air.
3. Bahan obat dirusak oleh getah lambung maka diberikan
dalam bentuk injeksi Contoh: Penicillin G
4. Bahan obat yang tidak diabsorbsi bila diberikan melalui
oral maka obat akan diberikan melalui injeksi atau topikal
Contoh: Gentamisin
 Hubungan aktivitas/struktur kimia obat
Contoh:
1. Derivat barbiturat Thiopental (ultra-short-acting)
diberikan bentuk injeksi
2. Derivat barbiturat Fenobarbital (long acting)
diberikan melalui oral dalam bentuk tablet,
kapsul dan puyer
 Sifat farmakokinetik bahan obat
 Obat yang mengalami “first pass effect” pada hati
kurang efektif bila diberikan melalui oral misalnya
nitrogliserin dan isosorbid dinitrat maka diberikan
tablet sublingual
 Bentuk sediaan yang paling stabil
Contoh vitamin C tidak stabil dalam bentuk cairan
maka pilihannya adalah bentuk padat yang sifatnya
lebih stabil
FAKTOR PENDERITA:
1. Umur penderita
a. Anak-anak
b. Dewasa
c. Geriatrik
2. Lokasi/bagian tubuh di mana obat harus bekerja
a. Efek lokal: bentuk sediaan yang dipilih adalah solutio,
mixtura, unguentum, krim, pasta. Harus dibeda, mixtura,
unguentum, krim, pasta. Harus dibedakan apakah obat
digunakan untuk kulit biasa atau kulit yang berambut.
b. Penyerapan atau penetrasi obat melalui kulit: bentuk
sediaan injeksi, linimentum, unguentum, krim dengan
vehikulum tertentu
c. Efek sistemik : bentuk sediaan injeksi,bentuk sediaan
cair atau padat yang diberikan per oral atau rektal.
Penggunaan oral lebih mudah digunakan bagi penderita
daripada cara rektal
3. Kecepatan atau lama kerja obat yang
dikehendaki:
 Obat bentuk injeksi lebih cepat diabsorpsi daripada
bentuk sediaan per oral atau per rektal
Contoh: kecepatan penyerapan aminofillin dari
berbagai bentuk sediaan injeksi > solutio > pulveres >
kapsul
 Obat sustained release (kapsul atau tablet) bekerja
lebih lama daripada tablet atau kapsul biasa;
pemberian obat cukup satu atau dua kali dalam sehari
4. Keadaan umum penderita
 Penderita tidak sadar dipilih bentuk sediaan injeksi
atau rektal
 Penderita sadar maka lebih baik diberikan bentuk
sediaan oral
 Penderita sadar tetapi tidak dapat diberikan
pengobatan secara per oral seperti pada pasien hiper-
emesis, post-operasi saluran cerna maka dipilih
bentuk sediaan injeksi atau rektal
5.Bentuk terapeutik obat yang optimal dan efek
samping yang minimal bagi penderita:
 Emetin HCl, morfin HCl diberikan dalam bentuk
injeksi tidak dalam bentuk oral
 Vitamin C dalam bentuk cair akan lebih mudah
terurai maka diberikan dalam bentuk padat
6. Bentuk sediaan paling enak/cocok bagi
penderita:
 Sangat pahit (mudah larut) tidak diberikan bentuk obat
minum (cair) atau kecuali bentuk esternya yang tidak
pahit spt kloramfenikol
 Berasa “amis” maka dipilih kapsul atau tablet atau lebih
baik lagi dragee, misalnya berbagai garam Fe2+ bila bentuk
solutio akan berasa seperti “besi karatan” maka diberikan
bentuk kapsul atau tablet.
 Oleum Yecoris aseli (amis) lebih baik diberikan kapsul
cangkang lunak atau emulsi

Anda mungkin juga menyukai

  • Interna - Lapkas 1
    Interna - Lapkas 1
    Dokumen8 halaman
    Interna - Lapkas 1
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan
    Ringkasan
    Dokumen3 halaman
    Ringkasan
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Referat Trauma Ginjal Efa
    Referat Trauma Ginjal Efa
    Dokumen28 halaman
    Referat Trauma Ginjal Efa
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen40 halaman
    Print
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Anat0mi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Materi Kuliah Ums
    Anat0mi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Materi Kuliah Ums
    Dokumen53 halaman
    Anat0mi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Materi Kuliah Ums
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Dokumen25 halaman
    Torsio Testis
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Dokumen19 halaman
    Torsio Testis
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Radio
    Jurnal Radio
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Radio
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Kasus Kista
    Kasus Kista
    Dokumen6 halaman
    Kasus Kista
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Torsio Testis
    Torsio Testis
    Dokumen19 halaman
    Torsio Testis
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Case Report Aph, KPD, HT
    Case Report Aph, KPD, HT
    Dokumen60 halaman
    Case Report Aph, KPD, HT
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen53 halaman
    Print
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Regimen MDT
    Regimen MDT
    Dokumen5 halaman
    Regimen MDT
    Kesuma Larasati
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Eva
    Jurnal Eva
    Dokumen20 halaman
    Jurnal Eva
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Eva
    Jurnal Eva
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Eva
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • ASFIKSIA
    ASFIKSIA
    Dokumen15 halaman
    ASFIKSIA
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Referat CA
    Referat CA
    Dokumen24 halaman
    Referat CA
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Kasus 1
    Kasus 1
    Dokumen13 halaman
    Kasus 1
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 5-6
    Jurnal 5-6
    Dokumen12 halaman
    Jurnal 5-6
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Fix Bismillah
    Jurnal Fix Bismillah
    Dokumen19 halaman
    Jurnal Fix Bismillah
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Referat Kusta
    Referat Kusta
    Dokumen24 halaman
    Referat Kusta
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Print
    Print
    Dokumen53 halaman
    Print
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Putus Asa
    Jurnal Putus Asa
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Putus Asa
    Efa Anggraini
    Belum ada peringkat
  • Referat Kulit
    Referat Kulit
    Dokumen31 halaman
    Referat Kulit
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal3-4
    Jurnal3-4
    Dokumen19 halaman
    Jurnal3-4
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • 29 Feb 2016
    29 Feb 2016
    Dokumen5 halaman
    29 Feb 2016
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 1-2
    Jurnal 1-2
    Dokumen8 halaman
    Jurnal 1-2
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat
  • SINTESIS DAN SCREENING
    SINTESIS DAN SCREENING
    Dokumen36 halaman
    SINTESIS DAN SCREENING
    Rizadin Anshar
    Belum ada peringkat
  • Opini-Manajemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga
    Opini-Manajemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga
    Dokumen4 halaman
    Opini-Manajemen Diagnosis Bagi Dokter Keluarga
    Mohammad Tarmidzi
    Belum ada peringkat