2. Tirta Rastamia K.P. 165030407111049 3. Windy Dwi Ulfiana 165030401111029 4. Gede Ngurah Argi P. 165030407111056 Pengertian Utang Negara
Utang atau dalam kontaks ini utang negara berdasarkan
UU N0 1 tahun 2004 merupakan jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah pusat dan atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat di nilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku, perjanjian, atau berdasarkan sebab lain yang sah. Tujuan pengelolaan utang negara dalam jangka panjang adalah untuk : a) Meminimalkan biaya utang pada tingkat risiko yang terkendali b) Menjamin terpenuhinya financing gap dan fiscal sustainability yang sesuai dengan kondisi ekonomi makro, serta lowest possible cost c) Meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang terutama untuk meminimalkan risiko, baik risiko pasar maupun risiko refinancing d) Mengembangkan upaya-upaya agar pinjaman yang sudah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai jadwal dan perkiraaan biaya; e) Untuk Surat Utang Negara (SUN), sesuai pasal 9 UU No. 24 tahun 2002, pengelolaan SUN juga diharapkan dapat mendukung pengembangan pasar SUN (Primary dan Second Market) Tujuan Penyusunan Strategi Pengelolaan Utang Negara a) Memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, misalnya pasal 9 UU No.24 Tahun 2002 tentang SUN b) Memberikan keyakinan pada investor dan kreditor bahwa pengelolaan utang dilakukan secara transparan dan akuntabel c) Sebagai pedoman umum pada unit pengelola utang negara agar kebijakan yang ditempuh dapat terintegrasi dan komprehensif d) Mendasari penyusunan indicator pengukuran kinerja utama bagi unit pengelola utang ( key performance indicators) Ruang Lingkup Strategi Pengelolaan Utang Negara • Pengelolaan atas utang negara yang langsung membebani APBN, yaitu pinjaman luar negri (external loans) dan SUN yang dikelola oleh Direktorat Jendral Pebendaharaan, Departemen Keuangan
• Strategi Pengelolaan Utang Negara dievaluasi minimal sekali
dalam setahun agar sesuai dengan perkembangan lingkungan dan kondisi pasar keuangan. Lingkungan Pengelolaan Utang Negara • Lingkup pengelolaan utang negara mencakup: 1. Kebijakan utang negara 2. Perundang-undangan. 3. Likuiditas pasar utang negara, 4. Alternatif pembiayaan dan pengelolaan risiko. I. Kebijakan Utang Negara Pedoman Umum : UU No.17 Tahun 2003 dan PP No. 23 tahun 2003, mengatur : 1. Jumlah kumulatif deficit APBN < 3 % PDB 2. Jumlah kumulatif pinjaman pemerintah pusat dan pemda < 60% PDB tahun bersangkutan
II. Perangkat Peraturan Pendukung:
• 1. SUN, diatur dalam UU No. 24 tahun 2002, tentang Surat Utang Negara; UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara • 2. Pinjaman dan Hibah LN diatur dalam SKB Menkeu dan Menneg PPN/ Ketua Bapennas No. 185/KMK.03/1995 dan No. KEP031/KET/5/1995 tentang Tata Cara Perencanaan,Pelaksanaan,Penatausahaan, dan Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Pelaksanaan APBN sebagaimana diubah dengan SKB Menkeu dan Menneg PPN/ Ketua Bappenas No. 459/KMK.03/ dan No.KEP 264/KET/09/1999. III. Likuiditas Pasar Utang Negara yang Belum Optimal Faktor Penyebab : 1. Masih rendahnya efisiensi danlikuiditas pasar sekunder SUN karena belum berkembangnya infrastruktur pasar secara optimal 2. Terbatasnya daya serap pasar domestik untuk mendukung program penerbitan SUN guna membiayai seluruh kebutuhan pembiayaan APBN 3. Basis Investor yang belum meluas dan masih terkonsentrasi pada bank-bank IV. Alternatif Instrumen dan Fasilitas Pembiayaan bagi Pemerintah • Penerbitan SUN sampai jangka waktu 15 tahun dengan mempertimbangkan volume penerbitan yang bervariasi dan daya serap pasar. • Penerbitan SUN dalam valuta asing untuk refinancing utang valuta asing dan memperkuat cadangan devisa • Penerbitan SPN (Surat Perbendaharaan Negara) pada saat terjadi kebutuhan kas jangka pendek yang sangat mendesak (cash mismatch) • Pinjaman LN dalam bentuk lunak dengan tingkat bunga 0.75%-3.75% per tahun • Penarikan pinjaman LN diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam RPJP dan RPJM dengan prioritas pada proyek yang bersifat cost recovery dan pengentasan kemiskinan. Adanya Kesempatan untuk Meningkatkan Efisiensi Adanya Kesempatan untuk Meningkatkan Efisiensi Utang Luar Negri mempunyai risiko yang tinggi sehingga perlu diminimalkan berbagai cara sebagai berikut : 1. Pengurangan biaya pinjaman LN juga dilakukan melalui peningkatan kualitas persiapan proyek 2. Meningkatkan koordinasi pengelolaan utang luar negri terutama pinjaman proyek karena melibatkan hampir seluruh departemen dan lembaga untuk menghindari pinjaman yang tidak tepat sasaran 3. Menegosiasikan dengan pihak lender tentang syarat-syarat yang ditetapkan dalam akad kredit 4. Meninjau pemanfaatan bantuan hibah. Risiko Utama Portofolio Utang Negara Ada berbagai risiko yang dihadapi dalam melakukan utang ke luar negri, dan risiko utama itu mencakup : 1. Risiko Kesinambungan Fiskal, akibat besar jumlah utang yang dapat mengurangi daya dukung fiscal 2. Risiko Nilai Tukar, akibat besarnya pinjaman luar negri Pemerintah dan sebagian SUN dalam rangka uang asing 3. Risiko Perubahan Tingkat Bunga, akibat hampir sepertiga dari total utang negara merupakan utang dengan bunga mengambang (floating rate) 4. Risiko Pembiayaan Kembali (refinancing risk), akibat besarnya volume utang negara yang jatuh tempo dan harus dilunasi pokoknya setiap tahun dalam periode 2006-2009 5. Risiko Operasional, akibat kegagalan jika operasional pengelolaan utang sehari-hari tidak dikelola dengan baik, baik dari sisi sumber daya manusia maupun sisi kelembagaannya Pengelolaan Portofolio dan Resiko Pengelolaan utang negara bertujuan untuk meminimalkan risiko bertambahnya beban utang negara dan menyederhanakan pengelolaan. Pengelolaan portofolio dan risiko dilakukan dengan cara:
a) Pengurangan utang negara dalam jangka
panjang melalui pelunasan tunai, pertukaran (debt swap) b) Penyederhanaan struktur portofolio utang negara untuk mempermudah pengelolaan c) Prioritas penerbitan/pengadaan utang negara dalam mata uang rupiah untuk mengurangi currency risk d) Peningkatan porsi utang negara dengan bunga tetap e) Penurunan porsi kredit ekspor Prinsip Prinsip Operasional Pengelolaan Utang Negara A. Proteksi terhadap Posisi Keuangan Pemerintan
1. Sumber dana diperoleh dengan biaya yang
rendah dan risiko yang terkendali 2. Pengambilan keputusan utang dilakukan dengan berhati hati (Prudence) 3. Pengadaan utang digunakan secara optimal, efisien, transparan, dan akuntabel 4. Bebas ikatan politik dan ikatan lainnya yang merugikan negara 5. Pengadaan utang harus dikaitkan dengan kemampuan membayar kembali 6. Pengadaan utang untuk kegiatan yang menunjang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. B. Pengembangan Pasar 1. Tidak diskriminatif 2. Dapat diprediksi 3. Komunikasi yang baik
C. Penguatan Kinerja kelembagaan
Pengelolaan Utang Negara 1. Kemandirian 2. Kinerja yang terukur 3. Akuntabilitas 4. Profesionalitas 5. Pertanggungjawaban THANK YOU