2. ASI
Transisi/Peralihan
3. ASI Matang/Matur
BAGI BAYI
• Sebagai sumber gizi yang lengkap.
• Imunisasi awal yang berguna meningkatkan daya tahan
tubuh bayi.
• Bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan sudah memberikan
ASI secara eksklusif tetap terus memberikan ASI
• Bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan sudah memberikan
ASI dengan tambahan susu formula atau MP ASI dapat
meningkatkan pemberian ASI dan mengurangi pemberian susu
formula atau MP ASI.
• Bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan belum
memberikan ASI dapat mulai memberikan ASI kembali.
Strategi yang dapat diusulkan untuk mengatasi permasalahan di
atas adalah pendekatan berbasis komunitas dimana strategi
pemecahan masalah langsung ke sasaran dengan optimalisasi
peran kader posyandu yang ada di masyarakat. Sehingga strategi
pelaksanaan yang akan dilakukan terdiri dari dua tahap yaitu
pertama, peningkatan peran dan fungsi kader posyandu melalui
pelatihan konselor ASI. Kedua pendampingan pada kader
posyandu selama proses pelaksanaan kegiatan.
Pada awal dan akhir pelatihan dilakukan evaluasi kesiapan kader
posyandu balita sebagai konselor ASI. Selanjutnya pada tahap
pendampingan selama proses kegiatan diberikan 1-2 kali untuk
kader posyandu saat kunjungan ke rumah warga / ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan atau ibu yang sedang hamil untuk
melihat pengaruh dari pelatihan yang diberikan serta mengetahui
dukungan dan hambatan terhadap pelaksanaan kegiatan.
1. Sumber daya (Dukungan Pemerintah)
2. Pengawasan/Pemantauan
3. Pengendalian
5. Biaya
6. Penyelenggaraan
7. Sumber Daya Manusia
Sumber daya (Dukungan Pengawasan/Pemantauan
Pemerintah) Untuk melakukan pemantauan
Dalam rangka meningkatkan akses terhadap hasil kegiatan pada
ibu, keluarga, dan masyarakat program ASI Eksklusif maka
terhadap informasi tentang hendaknya Bidan mendampingi
pemberian ASI yang tepat dan benar kader posyandu. Memberikan
sehingga ibu dapat menyusui secara Pelatihan mengenai ASI eksklusif,
eksklusif 6 bulan, maka pemerintah manfaat dan keunggulan ASI,
memberikan pelatihan mengenai fisiologi laktasi, dan manajemen
program pemberian ASI eksklusif laktasi.
dan penyediaan tenaga konselor
menyusui di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Konseling menyusui merupakan
cara yang efektif untuk
meningkatkan ASI eksklusif.
Pengendalian Sarana dan Prasarana
Meningkatkan sosialisasi dan Sarana prasarana yang memadai
meningkatkan kerjasama dengan dan hubungan personal yang
banyak pihak baik kelurahan baik dalam lingkungan kerja
maupun kecamatan. Sosialisasi dapat meningkatkan
pelaksanaan program sering produktivitas kerja. sarana
dilakukan oleh bidan atau prasarana seperti pojok ASI,
petugas kesehatan sedangkan leaflet, dan kit menyusui
peran kader lebih kearah menjadi suatu hambatan bagi
mengingatkan ibu-ibu untuk konselor dalam melaksanakan
menyusui dan melakukan tugasnya.
pencatatan, media terutama
leaflet diberikan kepada semua
semua ibu menyusui terkait
dengan pentingnya ASI
Eksklusif.
Biaya Penyelenggaraan
Dana secara nyata penting dalam Tempat penyelenggaraan
pelaksanaan suatu program kegiatan dalam rangka
pelayanan sosial, demikian juga pembentukan srikandi ASI
dengan program ASI ekslusif.
oleh kader posyandu di
Dana khusus untuk kegiatan
wilayah ngampilan sebagai
program ASI ekslusif di wilayah
Ngampilan diambilkan dari dana upaya promosi ASI untuk
bantuan operasional kesehatan. mayarakat ngampilan. Untuk
Untuk pertemuan-pertemuan dari menyelenggarakan kegiatan
dana desa untuk PMT ibu hamil ini maka strategi pelaksanaan
supaya ASI lancar.Untuk yang dilakukan adalah
motivasi kader berikan seragam peningkatan peran dan fungsi
dan uang pengganti transport Rp. kader posyandu melalui
10.000-15.000,- sekali datang.
pelatihan konselor ASI.
Sumber Daya Manusia
Disini kader posyandu yang bersedia menjadi srikandi
ASI, kemudian diberikan pelatihan terkait manajemen
laktasi baik dari segi pengetahuan maupun
keterampilan, setelah itu srikandi ASI juga diberikan
pendampingan dalam mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang di dapatkan dari pelatihan ke
ibu yang sedang menyusui (memiliki bayi usia 0-6
bulan) atau ibu yang berada pada masa trimester III
masa kehamilan. Kegiatan ini memberikan
pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif
kepada kader posyandu sebagai srikandi ASI.
يم
ِ ح ن ه
ِ الر َ ح
ِ م ِ م ه
َّللا ه
ْ الر ْ ِب
ِ س
ً طال
ِ ل بَا
َ ط ْ اعه ُ َوأَ ِرنَا
ِ البَا َ َار ُز ْق َنا اتِـب
ْ قا َو ًّ ح ح ه
َ ق ْ م أَ ِرنَا
َ ال اَلله ُه ه
ه ْ ار ُز ْق َنا
ُ َاج ِت َناب ْ َو