Anda di halaman 1dari 17

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku,

Islam sebagai agamaku, dan Nabi


Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya
Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan
berikanlah aku kefahaman”
“SRIKANDI ASI KADER POSYANDU”

MUSTIKA AYU LESTARI


NIM: 1710102016
 ASI EKSKLUSIF
 ANALISIS MASALAH
 METODE PELAKSANAAN
 TUJUH ASPEK PERTIMBANGAN
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu
Ibu) sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi
makanan lain, walaupun hanya air
putih,sampai bayi berumur 6 bulan.
(Dinas Kesehatan Pamekasan, 2007).
1. Kolostrum

2. ASI
Transisi/Peralihan

3. ASI Matang/Matur
BAGI BAYI
• Sebagai sumber gizi yang lengkap.
• Imunisasi awal yang berguna meningkatkan daya tahan
tubuh bayi.

• Meningkatkan kecerdasan otak serta emosional dan


spiritual bayi.
• Menyusui merupakan hak bayi.

• Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.


• Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang
mengonsumsi ASI secara eksklusif akan lebih cepat
berjalan.
BAGI IBU
- Mencegah perdarahan
•Mempercepat pengecilan rahim setelah melahirkan.
•Mengurangi pengeroposan tulang.

- Mengurangi risiko kanker payudara.


•Mudah dan praktis serta hemat.
•Bagi ibu bekerja akan jarang bolos karena bayi sakit.

- Mengecilkan perut sehingga ibu bisa menjadi


langsing.
•Mengurangi kemungkinan untuk terkena kanker.
•Memberikan kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi ibu.
 Analisis Situasi  Permasalahan Mitra
Cakupan pemberian ASI eksklusif kurangnya pemahaman masyarakat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, bahkan petugas kesehatan tentang
terutama masih sangat terbatasnya manfaat dan pentingnya pemberian
tenaga konselor ASI, belum adanya ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6
peraturan perundangan tentang bulan serta masih sangat terbatasnya
pemberian ASI, belum maksimalnya tenaga konselor ASI, belum
kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, maksimalnya kegiatan edukasi,
dan kampanye terkait pemberian ASI sosialisasi, advokasi, dan kampanye
maupun MP-ASI, masih kurangnya terkait pemberian ASI, masih
ketersediaan sarana dan prasarana, serta kurangnya ketersediaan sarana dan
belum optimalnya pembina kelompok prasarana, serta belum optimalnya
pendukung ASI dan MP-ASI (Depkes pembina kelompok pendukung ASI
RI, 2009). Selain itu di pengaruhi oleh (Depkes RI, 2009).
faktor sosial budaya seperti dukungan
suami, ketidaktahuan masyarakat,
gencarnya promosi susu formula, dan
kurangnya fasilitas menyusui di tempat
kerja.
Target dan Luaran

• Bagi ibu yang sedang hamil trimester III memiliki pengetahuan


dan motivasi untuk memberikan ASI secara eksklusif.

• Bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan sudah memberikan
ASI secara eksklusif tetap terus memberikan ASI
• Bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan sudah memberikan
ASI dengan tambahan susu formula atau MP ASI dapat
meningkatkan pemberian ASI dan mengurangi pemberian susu
formula atau MP ASI.

• Bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan belum
memberikan ASI dapat mulai memberikan ASI kembali.
 Strategi yang dapat diusulkan untuk mengatasi permasalahan di
atas adalah pendekatan berbasis komunitas dimana strategi
pemecahan masalah langsung ke sasaran dengan optimalisasi
peran kader posyandu yang ada di masyarakat. Sehingga strategi
pelaksanaan yang akan dilakukan terdiri dari dua tahap yaitu
pertama, peningkatan peran dan fungsi kader posyandu melalui
pelatihan konselor ASI. Kedua pendampingan pada kader
posyandu selama proses pelaksanaan kegiatan.
 Pada awal dan akhir pelatihan dilakukan evaluasi kesiapan kader
posyandu balita sebagai konselor ASI. Selanjutnya pada tahap
pendampingan selama proses kegiatan diberikan 1-2 kali untuk
kader posyandu saat kunjungan ke rumah warga / ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan atau ibu yang sedang hamil untuk
melihat pengaruh dari pelatihan yang diberikan serta mengetahui
dukungan dan hambatan terhadap pelaksanaan kegiatan.
1. Sumber daya (Dukungan Pemerintah)

2. Pengawasan/Pemantauan

3. Pengendalian

4. Sarana dan Prasarana

5. Biaya
6. Penyelenggaraan
7. Sumber Daya Manusia
 Sumber daya (Dukungan  Pengawasan/Pemantauan
Pemerintah) Untuk melakukan pemantauan
Dalam rangka meningkatkan akses terhadap hasil kegiatan pada
ibu, keluarga, dan masyarakat program ASI Eksklusif maka
terhadap informasi tentang hendaknya Bidan mendampingi
pemberian ASI yang tepat dan benar kader posyandu. Memberikan
sehingga ibu dapat menyusui secara Pelatihan mengenai ASI eksklusif,
eksklusif 6 bulan, maka pemerintah manfaat dan keunggulan ASI,
memberikan pelatihan mengenai fisiologi laktasi, dan manajemen
program pemberian ASI eksklusif laktasi.
dan penyediaan tenaga konselor
menyusui di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Konseling menyusui merupakan
cara yang efektif untuk
meningkatkan ASI eksklusif.
 Pengendalian  Sarana dan Prasarana
Meningkatkan sosialisasi dan Sarana prasarana yang memadai
meningkatkan kerjasama dengan dan hubungan personal yang
banyak pihak baik kelurahan baik dalam lingkungan kerja
maupun kecamatan. Sosialisasi dapat meningkatkan
pelaksanaan program sering produktivitas kerja. sarana
dilakukan oleh bidan atau prasarana seperti pojok ASI,
petugas kesehatan sedangkan leaflet, dan kit menyusui
peran kader lebih kearah menjadi suatu hambatan bagi
mengingatkan ibu-ibu untuk konselor dalam melaksanakan
menyusui dan melakukan tugasnya.
pencatatan, media terutama
leaflet diberikan kepada semua
semua ibu menyusui terkait
dengan pentingnya ASI
Eksklusif.
 Biaya  Penyelenggaraan
 Dana secara nyata penting dalam  Tempat penyelenggaraan
pelaksanaan suatu program kegiatan dalam rangka
pelayanan sosial, demikian juga pembentukan srikandi ASI
dengan program ASI ekslusif.
oleh kader posyandu di
Dana khusus untuk kegiatan
wilayah ngampilan sebagai
program ASI ekslusif di wilayah
Ngampilan diambilkan dari dana upaya promosi ASI untuk
bantuan operasional kesehatan. mayarakat ngampilan. Untuk
Untuk pertemuan-pertemuan dari menyelenggarakan kegiatan
dana desa untuk PMT ibu hamil ini maka strategi pelaksanaan
supaya ASI lancar.Untuk yang dilakukan adalah
motivasi kader berikan seragam peningkatan peran dan fungsi
dan uang pengganti transport Rp. kader posyandu melalui
10.000-15.000,- sekali datang.
pelatihan konselor ASI.
 Sumber Daya Manusia
 Disini kader posyandu yang bersedia menjadi srikandi
ASI, kemudian diberikan pelatihan terkait manajemen
laktasi baik dari segi pengetahuan maupun
keterampilan, setelah itu srikandi ASI juga diberikan
pendampingan dalam mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan yang di dapatkan dari pelatihan ke
ibu yang sedang menyusui (memiliki bayi usia 0-6
bulan) atau ibu yang berada pada masa trimester III
masa kehamilan. Kegiatan ini memberikan
pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif
kepada kader posyandu sebagai srikandi ASI.
‫يم‬
ِ ‫ح‬ ‫ن ه‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ح‬
ِ ‫م‬ ِ ‫م ه‬
‫َّللا ه‬
ْ ‫الر‬ ْ ِ‫ب‬
ِ ‫س‬

ً ‫طال‬
ِ ‫ل بَا‬
َ ‫ط‬ ْ ‫اعه ُ َوأَ ِرنَا‬
ِ ‫البَا‬ َ َ‫ار ُز ْق َنا اتِـب‬
ْ ‫قا َو‬ ًّ ‫ح‬ ‫ح ه‬
َ ‫ق‬ ْ ‫م أَ ِرنَا‬
َ ‫ال‬ ‫اَلله ُه ه‬
‫ه‬ ْ ‫ار ُز ْق َنا‬
ُ َ‫اج ِت َناب‬ ْ ‫َو‬

Ya Alloh Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga


kami dapat mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada
kami kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya

Anda mungkin juga menyukai