sumber daya lain yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Keputusan Investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang atau permasalahan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam bentuk–bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Secara singkat keputusan investasi yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pertama menghitung dan menentukan nilai yang diharapkan (U) yang merupakan estimasi penerimaan uang (Cash inflow) dari setiap investasi berdasar pada informasi atau prediksi yang telah dilakukan. 2. Kedua menghitung atau memprediksi risiko yang dapat diperkirakan dengan tingkat variabelitas dari hasil {cashflow) yang diperkirakan masuk. Kemudian menghitung standar deviasi atau kemlesetan (Standart Error) yang merupakan ukuran risiko setiap penerimaan Investasi. Dari informasi dan data yang diolah secara statistik tersebut, maka yang menjadi persoalan bagi manajer investasi atau perusahaan terfokus pada masalah investasi yang mana yang akan dipilih. 2. JENIS-JENIS INVESTASI
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non profit
investemen). 2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measurable profit investment) 3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment) 4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment). Sedangkan menurut menurut Senduk bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain: a. Tabungan di bank
b. Deposito di bank
c. Saham
d. Properti
e. Barang-barang koleksi
f. Emas g. Mata uang asing
h. Obligasi 3. KARAKTERISTIK INVESTASI
Karakteristik investasi jangka panjang ada tiga, yaitu:
A. Bahwa investasi jangka panjang dapat menyangkut aktiva yang dapat dan tidak dapat di susutkan seperti mesin atau tanah. B. Hasil yang diharapkan (expected return) dapat diperoleh dari suatu investasi meliputi jangka waktu yang panjang sehinggga nilai waktu uang (time value of money) sangat penting diperhitungkan. C. Bagaimana menentukan rate of return minimal untuk menghitung nilai waktu uang . 4. RISIKO INVESTASI
Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul
karena perolehan hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Jorion (2000), menyatakan risiko sebagai volatility dari suatu hasil yang tidak diekspektasi, secara general nilai dari aset atau kewajiban dari bunga. Oleh karena itu, para investor dipasar modal harus dapat menyadari sungguh-sungguh bahwa secara teoritis setiap investasi yang dilakukan disamping mengharapkan keuntungan, investor juga harus sadar terdapat kemungkinan risiko atau kerugian. Ada dua unsur yang selalu melekat pada setiap investasi, yaitu hasil (return) dan risiko (risk). Menurut Panji Anoraga dan Piji Pakarti, dalam melaksanakan investasi, seorang investor diharapkan memahami adanya beberapa risiko, sebagai berikut: 1. Risiko finansial, yaitu risiko yang diterima investor akibat dari ketidakmampuan emiten (saham/obligasi) memenuhi kewajiban pembayaran dividen (bunga) serta pokok investasi; 2. Risiko pasar, yaitu akibat menurunnya harga pasar substansial baik keeseluruhan saham maupun saham tertentu akibat tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi; dan 3. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham. Timbulnya risiko investasi bersumber dari beberapa faktor. Menurut Kamaruddin Ahmad, faktor-faktor risiko ini dapat terjadi bersamaan atau hanya muncul dari salah satu saja. Risiko tersebut antara lain: (1) risiko tingkat bunga, terutama jika terjadi kenaikan.
(2) risiko daya beli, disebabkan inflasi
(3) risiko bear dan bull, tren pasar turun atau naik
(4) risiko manajemen, kesalahan/kekeliruan dalam pengelolaan;
(5) risiko kegagalan, keuangan perusahaan kearah kepailitan;
(7) risiko penarikan, kemungkinan pembelian kembali aset/surat
berharga oleh emiten; (8) risiko konversi, keharusan penukaran atau aktiva;
(9) risiko politik, baik internasional maupun nasional;
(10) risiko industri, munculnya saingan produk homogen.
5. RENCANA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
Bagi para manajer perusahaan atau investor, rencana
investasi merupakan suatu policy perusahaan yang strategis untuk mendiversifikasi usaha (bisnis) dan untuk meningkatkan peluang usaha (bisnis) yang makin maju dan berkembang secara ebih terintegrasi tidak hanya terfokus pada satu bidang usaha tertentu saja, melainkan dapat meningkatkan kegiatan usaha di berbagai bidang atau investasi, sehingga mencapai suatu portofolio usaha yang saling mendukung dan menguntungkan dalam jangka panjang. Studi kelayakan dari rencana investasi dapat dilakukan dengan berbagai metode sebagai berikut: Metode Pay Back Pereod