ANGGUN DYTA DURROTUNNISA DINI RISMALA DEWI IIS LESTARI SEFTIYANI MAYA NOVIA SARI LAILY AGUSTRIANI EKAWATI Tetanus neonatorum (TN) adalah penyakit infeksi pada bayi yang disebabkan oleh toksin bakteri clostridium tetani (CT), yang ditandai dengan nyeri, kekakuan, dan spasme (kejang) otot. CT masuk kedalam tubuh bayi melalui tali pusar yang tercemar spora CT (jurnal Perempuan Miskin Dan Kejadian Ttetanus Neonatorum, 2012). Penyakit ini disebabkan oleh karena clostridium tetani yang bersifat anaerob dimana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen. Tetanus pada bayi ini dapat disebabkan karena tindakan pemotongan tali pusat yang kurang steril, untuk penyakit ini masa inkubasinya antara 5 – 14 hari (Hidayat, 2008). 1. Bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum (karena tidak dapat menghisap) 2. Mulut mencucu seperti mulut ikan 3. Mudah trangsang dan sering kejang disertai sianosis 4. Kaku kuduk sampai opistotonus 5. Dinding abdomen kaku, mengeras dan kadang- kadang terjadi kejang 6. Dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah, muka thisus sardonikus. 7. Ekstermitas biasanya terulur dan kaku 8. Tiba-tiba bayi sensitif terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis lemah Bronkopneumonia Asfiksia akibat obstruksi sekret pada saluran pernafasan Sepsis neonatorum. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah : 1. pemeriksaan laboratorium didapati peninggian leukosit 2. pemeriksaan cairan otak biasanya normal 3. pemeriksaan elektromiogram dapat memperlihatkan adanya lepas muatan unit motorik secara terus-menerus (Teddi, 2010). Penatalaksanaan tetanus neonatorum adalah perawatan tali pusat dengan alat – alat yang steril. (Deslidel, 2011). Pengobatan tetanus ditujukan pada : 1. Netralisasi toksin yang masih ada di dalam darah sebelum kontak dengan sistem saraf, dengan serum antitetanus (ATS teraupetik) 2. Membersihkan luka tempat masuknya kuman untuk menghentikan produksi toksin 3. Pemberian antibiotika penisilin atau tetrasiklin untuk membunuh kuman penyebab 4. Pemberian nutrisi, cairan dan kalori sesuai kebutuhan 5. Merawat penderita ditempat yang tenang dan tidak terlalu terang 6. Mengurangi serangan dengan memberikan obat pelemas otot dan sesedikit mungkin manipulasi pada penderita. (Maryunani , 2010). 1. Gangguan pernafasan b.d spasme otot pernafasan 2. Gangguan kebutuhan nutrisi b.d spasme otot maseter 3. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit 4. Gangguan rasa aman dan nyaman b.d kejang • Gangguan pernafasan b.d spasme otot pernafasan • Gangguan kebutuhan nutrisi b.d spasme otot maseter • Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit b.d kurangnya informasi • Gangguan rasa aman dan nyaman b.d kejang Gangguan pernafasan b.d spasme otot pernafasan Tujuan : menunjukan jalan nafas paten dengan bunyi bersih, tak ada dispnea, sianosis •Intervensi Rasional 1. baringkan bayi dalam sikap kepala 1. dengan sikap ekstensi memudahkan ekstensi dengan memberikan ganjal aliran jalan nafas ke paru-paru di bawah bahunya 2. o2 di berikan untuk mencegah 2. berikan o2 secara rumat 1-2 sianosis liter/menit 3. menghisap lendir untuk kelancaran 3. sering hisap lendir lalu lintas udara 4. observasi tanda-tanda vital secara 4. pasien tetanus sewaktu-waktu continue dapat mengaalamu apneu 5. Usahakan agar tempat tidur bayi 5. bila bayi kedinginan juga dapat 6. Bila kejang berikan o2 lebih tinggi menyebabkan apnea sampai 4 L/menit 6. Untuk mencegah sianosis lebih 7. pada saat kejang, pasangkan sudip berat lagi lidah 7. untuk mencegahlidah jatuh kebelakang dan memudahkan penghisapan lendirnya . intervensi 1. Berikan infuse dengan cairan 1. untuk memenuhi kebutuhan glukosa 10% nutrisi di sebabkan bayi tidak 2. Berikan bikarbonat natrikus bias menetek 1,5% dengan perbandingan 4:1 2. bikarbonat natrikus di berikan 3. Bila keadaan membaik kejang pada pasien tetanus yang sudah berkurang pemberian sering terjadi sianosis makanan dapat di berikan 3. untuk memenuhi kebutuhan melalui sonde dan selanjutnya nutrisi di ubah memakai dot secara bertahap/menetek intervensi rasional 1. berikan penjelasan pada orang tua bayi 1. dengan memberikan bahwa bayinya menderita gawat atau berat penjelasan maka orang tua maka memerlukan tinadakan dan akan memahami tentang pengobatan khusus. Keberhasilan konsep penyakit dan pengobatan tergantung dari daya tahan mengetahui bahaya panyakit tubuh si bayi. ini jika penanganannya 2. Berikan penjelasan bahwa penyakit terlambat tersebut memerlukan alat-alat/obat- 2. untuk mengethui obatan yang harganya cukup mahal administrasi yang harus di (mikrodrip) dan tidak selalu tersedia di rs persiapkan 3. berikan penjelasan jika ibu telah hamil 3. untuk meminimalkan insiden agar meminta suntikan pencegahan terjadinya tetanus tetanus neonatorum , suntikan di berikan 4. untuk mencegah infeksi 3 kali berturut-turut 4. beritahukan orang tua untuk perawatan tali pusat baik sebelum maupun setelah lepas sebaiknya menggunakan 70% dan kasa steril, 3-5 hari .jangan membubukan bubuk dermatol atau bedak pada tali pusat 4. Gangguan rasa aman dan nyaman b.d kejang Tujuan : diharapkan gangguan rasa aman nyaman pada bayi hilang atau berkurang
intervensi Rasional
lap keringat bayi untuk meningkat rasa nyaman
kolaborasi pemberian analgetik/ untuk mngurangi rasa sakit antipiratif kedeatan orang tua terutama ibu akan usahakan agar bayi selalu di dampingi membuat bayi measa aman dan ibunya terlindungi