Anda di halaman 1dari 23

OSTEOMYELITIS KRONIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


DIPONEGORO
SEMARANG
2008/2009
Tim Penyusun :
DEFINITION (1)
• Chronic osteomyelitis results when bone
tissue dies as a result of the lost blood
supply.
DEFINITION (2)
• This disease may result from :
• (1) inadequately treated acute osteomyelitis;
• (2) a hematogenous type of osteomyelitis;
• (3) trauma,
• (4) iatrogenic causes such as joint replacements and the
internal fixation of fractures;
• (5) compound fractures;
• (6) infection with organisms, such as Mycobacterium
tuberculosis and Treponema species (syphilis); and
• (7) contiguous spread from soft tissues, as in diabetic
ulcers or ulcers in peripheral vascular disease
ETIOLOGY
• Chronic osteomyelitis mainly caused by
Stapylococcus aureus (75%), E.colli,
Proteus, Proteus or Pseudomonas.
• S. epidermidis is a major caused of
chronic osteomyelitis in Orthopedic
operations using implant.
PATOGENESIS OSTEOMIELITIS
(1)
• Prose infeksi pada osteomyelitis
melibatkan semua komponen tulang.
• Penyebab utama osteomyelitis adalah
Staphylococcus aureus.
• awal infeksi menyebabkan radang akut
fulminan pada sumsum tulang dan
eksudasi leukosit PMN.
PATOGENESIS OSTEOMIELITIS
(2)
• Infeksi menyebar lewat pembuluh darah.
• Jika berlanjut kronis akan terbentuk
involukrum.
• Osteomyelitis kronis terjadi karena proses
inflamasi yang berlangsung terus menerus
dalam jangka waktu yang lama
PATOGENESIS OSTEOMIELITIS
(3)
• Bentuk spesifik dari osteomyelitis kronis
antara lain :
1. osteomielitis abses brodie
2. tuberculous osteomielitis
3. congenital sifilis
4. acquired syphilis.
GEJALA DAN TANDA (1)
• Adanya cairan yang keluar dari luka/sinus
setelah operasi, yang bersifat menahun.
• Demam, nyeri local yang hilang timbul di daerah
anggota gerak tertentu (nyeri tulang kronik) dan
tetap ada walaupun diobati.
• Nyeri tekan pada sinus, fistel atau sikatriks
bekas luka.
• Adanya sekuestrum yang menonjol keluar
melalui kulit.
GEJALA DAN TANDA (2)
• Pembengkakan.
• Pasien dapat juga memberikan gejala acute
exacerbation.
• Deep boring pain, khususnya pada abses
Brodie.
• Recurrence pain, pada osteomielitis yang terjadi
setelah pergantian sendi.
• Gejala tambahan : keringat yang berlebihan,
mengigil, low back pain, swelling dari lutut dan
kaki.
DIAGNOSIS (1)
• A. Anamnesis
• B. Pemeriksaan fisik
• C. Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS (2)
• Pemeriksaan fisik
1. Demam ( timbul hanya pada 50 %
neonatus ).
2. Edem.
3. Terasa hangat.
4. Berfluktuasi.
5. Nyeri pada palpasi.
6. Terbatanya gerakan ekstremitas.
DIAGNOSIS (3)
Pemeriksaan penunjang:
1. Blood test
2. Biopsi tulang
3. x-ray
4. Scan radionuclide tulang
5. CT-scan
6. MRI
7. ultrasound
DIAGNOSIS (4)
• Lab.
• Terjadi pergeseran shif kekiri.
• CRP meningkat
• Pada kultur hasil aspirasi dari tempat yang
terinfeksi
• ditemukan normal pada 25 kasus, dan
50 % positif pada
• hematogenous osteomyelitis.
• Peningkatan laju endap darah.
• Radionuclide imaging
Differensial diagnosis

• Selulitis.
• Gangren gas.
• Gout dan Pseudogout.
• Neoplasma, pada tulang belakang.
• Kelumpuhan pada masa anak-anak.
• Osteosarkoma.
• Tumor Ewing.
• Infeksi pada saraf spinal.
TERAPI
• Sekustrektomi
• Debridemen
• pemberian antibiotika
Selama menunggu hasil kultur, sebaiknya antibiotik
inisial diberikan, inisial antibiotik disesuaikan dengan
keadaan klinis pasien.
• Terapi bedah
TERAPI BEDAH
1. Eksisi muscle flap lokal atau transfer
jaringan bebas.
debrideman aplikasi wet-to-dry atau
vacuum-assistance dressing.
2. Jika defek yang signifikan menetap setelah
operasi, diperlukan material graft tulang untuk
diimplantasikan pada daerah luka.
3. Dengan tertutupnya luka oleh jaringan
granulasi, penyembuhan kulit dapat terjadi
dengan epitelisasi sekunder atau pun dengan
menempatkan graft kulit (split-thickness skin
graft).

Anda mungkin juga menyukai