Anda di halaman 1dari 49

PEMERIKSAAN

OBSTETRI &
GYNEKOLOGI
Pembimbing:
dr. H. Doddy Rodiat, Sp.OG

Oleh:
1. Gusti Ayu Ketut M
2. Yanna Rizkia
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan dasar obstetri pada umumnya
mencakup :
 Pemeriksaan antenatal
 Pemeriksaan panggul
 Palpasi dan auskultasi.
(Sarwono Prawirohardjo, 2006)
Indikasi dari pemeriksaan obstetri :
 Asuhan antenatal.
 Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam
kehamilan.
 Merencanakan persalinan.
 Persiapan penyelesaian persalinan.
 Kemajuan perkembangan kehamilan.
 Mengetahui letak, posisi, presentasi dan
kondisi bayi.
 Menatalaksana masalah yang ditemukan
dalam kehamilan.
(Abdul Bari Saifuddin, 2006)
Asuhan Antenatal
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin
fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan
ibu dan anak yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
 Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang
mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan
nifas.
 Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang
mungkin diderita sedini mungkin.
 Menurunkan angka mortalitas dan mordibitas ibu dan
anak.
 Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup
sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan,
persalinan, nifas dan laktasi.
(Rustam Mochtar, 1998)
Kunjungan pemeriksaan
antenatal

(WHO, 2013)
A. Riwayat medis untuk dilengkapi pada kunjungan pertama
Lanjutan
B. Melengkapi Pemeriksaan Fsisik Umum
Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan pertama:
 Tanda vital: (tekanan darah, suhu badan, frekuensi
nadi, frekuensi napas)
 Berat badan
 Tinggi badan
 Lingkar lengan atas (LILA)
 Muka : apakah ada edema atau terlihat pucat
 Status generalis atau pemeriksaan fisik umum
lengkap, meliputi: kepala, mata, higiene mulut dan
gigi, karies, tiroid, jantung, paru, payudara (apakah
terdapat benjolan, bekas operasi di daerah areola,
bagaimana kondisi puting), abdomen (terutama bekas
operasi terkait uterus), tulang belakang, ekstremitas
(edema, varises, refleks patella), serta kebersihan
kulit
Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan
berikutnya :
 Tanda vital: (tekanan darah, suhu badan,
frekuensi nadi, pernafasan napas)
 Berat badan
 Edema
 Pemeriksaan terkait masalah yang telah
teridentifikasi pada kunjungan sebelumnya
C. Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri
Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama:
 Tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia
kehamilan >20 minggu)
 Vulva/perineum untuk memeriksa adanya varises,
kondiloma, edema, hemoroid
 Pemeriksaan dalam untuk menilai: serviks*, uterus*,
adneksa*, kelenjar bartholin, kelenjar skene , dan
uretra (*bila usia kehamilan <12 minggu)
 Pemeriksaan inspekulo untuk menilai: serviks, tanda-
tanda infeksi, dan cairan dari ostium uteri
Pemeriksaan fisik obstetric pada setiap kunjungan
berikutnya :
 Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur
tinggi fundus uteri. Sesuaikan dengan grafik tinggi
fundus
 Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-
IV:
 Auskultasi denyut jantung janin menggunakan
fetoskop atau doppler (jika usia kehamilan > 16
minggu)
Status Obstetri
1. Inspeksi
 Muka : adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput
mata pucat atau merah, adakah edema pada muka,
bagaimana keadaan lidah, gigi.
 Leher : apakah vena terbendung di leher (misalnya
pada penyakit jantung), apakah kelenjar gondok
membesar, atau kelenjar limfa membesar.
 Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu,
dan gelanggang susu, keadaan putting susu, adakah
colostrum.
 Perut : perut membesar ke depan atau ke samping
(pada ascites misalnya membesar ke samping);
keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, nampakkah
gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae
gravidarum atau bekas luka.
 Vulva : keadaan perineum, carilah varices, tanda
Chadwick, condylomata, fluor.
 Anggota bawah : cari varices, edema, luka, sikatriks
pada lipat paha.
2. Palpasi
PALPASI ABDOMEN PADA KEHAMILAN
 Jelaskan maksud dan tujuan serta cara
pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan
pada ibu.
 Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan
sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi
kontraksi otot dinding abdomen.
 Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan
pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan
ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada
pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik
arah sehingga menghadap kearah kaki ibu.
 Leopold I :

 Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada


puncak fundus uteri.
 Rasakan bagian janin yang berada pada bagian
fundus (bokong atau kepala atau kosong ).
 Leopold II :

 Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun


kebawah sampai disamping kiri dan kanan
umbilikus.
 Tentukan bagian punggung janin untuk
menentukan lokasi auskultasi denyut jantung
janin nantinya.
 Tentukan bagian-bagian kecil janin.
 Leopold III :

 Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh


karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman
bagi pasien.
 Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari
dan telunjuk tangan kanan.
 Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah
janin dan ditentukan apakah sudah mengalami
engagemen atau belum.
 Leopold IV :

 Pemeriksa merubah posisinya sehingga


menghadap ke arah kaki pasien.
 Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan
kanan bagian terendah janin.
 Digunakan untuk menentukan sampai berapa
jauh derajat desensus janin.
Perubahan yang dapat ditemukan pada
kehamilan muda ialah :
 Chadwick sign
 Portio lunak.
 Corpus uteri membesar dan lunak.
 Hegar sign
 Braxton Hicks sign
 Piskacek sign
(Universitas Padjajaran, 1983)
Pemeriksaan Tinggi Fundus Unteri untuk Perkiraan Usia
Kehamilan menurut Spielberg.
Taksiran berat janin
ditentukan berdasarkan rumus Johnson
Toshack. Perhitungan penting sebagai
pertimbangan memutuskan rencana
persalinan secara spontan. Rumus
tersebut :
 Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi
fundus uteri (dalam cm) - N) x 155
 N = 11 bila kepala masih berada di bawah
spina ischiadika
 N = 12 bila kepala masih berada di atas spina
ischiadika
 N = 13 bila kepala belum lewat PAP
 (Williams obstetric, 2008)
VAGINAL TOUCHER
 Didahului dengan melakukan inspeksi pada
organ genitalia eksterna.
 Tahap berikutnya, pemeriksaan inspekulo untuk
melihat keadaan jalan lahir.
 Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan
ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dari sisi
kranial untuk memaparkan vestibulum
 Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam
posisi lurus dan rapat dimasukkan kearah
belakang - atas vagina dan melakukan palpasi
pada servik.
• Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik
(prosentase).
• Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh
atau sudah pecah, bila sudah pecah tentukan :
o Warna
o Bau
o Jumlah air ketuban yang mengalir keluar
• Menentukan apakah terdapat bagian-bagian kecil
janin lain atau talipusat yang berada disamping
bagian terendah janin
 Menentukan
presentasi (bagian
terendah) dan posisi
(berdasarkan
denominator) serta
derajat penurunan
janin berdasarkan
station
Pemeriksaan panggul
Auskultasi

 Auskultasi detak jantung janin dengan


menggunakan doppler.
 Detak jantung janin terdengar paling keras
didaerah punggung janin.
 Detak jantung janin dihitung selama 5 detik
dilakukan 3 kali berurutan selang 5 detik
sebanyak 3 kali.
 Hasil pemeriksaan detak jantung janin 10 – 12 –
10 berarti frekuensi detik jantung janin 32 x 4 =
128 kali per menit.
 Frekuensi detik jantung janin normal 120 –
160 kali per menit.
Pemeriksaan Penunjang
 Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk
semua ibu hamil) pada kunjungan pertama:
 Kadar hemoglobin
 Golongan darah ABO dan rhesus
 Tes HIV
 Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk
malaria
 Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi:
 Urinalisis
 Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama
jika dicurigai anemia
 Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA):
 Tes sifilis
 Gula darah puasa
Lakukan pemeriksaan ultrasonografi
(USG)
 Pemeriksaan USG direkomendasikan:
1. Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia
kehamilan 15 minggu) untuk menentukan usia
gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah
janin, serta deteksi abnormalitas janin yang
berat
2. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk
deteksi anomali janin
3. Pada trimester ketiga untuk perencanaan
persalinan
 Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika
alat atau tenaga kesehatan tidak tersedia
Identifikasi komplikasi &
melakukan rujukan
Pemeriksaan ginekologi
Anatomi genitalia
eksterna
Anatomi genitalia interna
Pemeriksaan Mammae
 Inspeksi dan palpasi
Pemeriksaan abdomen

Inspeksi Auskultasi
Bentuk, pembesaran, kondisi Bising usus
pada kulia Gerakan janin

Palpasi
Perkusi
Palpasi ringan
Nyeri tekan dan nyeri lepas
Membedakan tumor dan
asites
Palpasi dalam
Pemeriksaan genitalia
eksterna

Inspeksi
 Mons pubis :
distribusi rambut
 Bentuk dari vulva
dan perineum
 Abnormalitas :
Bentuk
Eritema
Pembengkakan
 Perdarahan
 Fluor albur
Pemeriksaan genitalia
eksterna (2)

Palpasi vulva dan perineum


Pemeriksaan dengan
spekulum
 Teknik pemeriksaan
 Labia majora dipisahkan dengan menggunakan ibu jari
dan jari telunjuk
 Spekulum dimasukkan dengan posisi miring
 Spekulum diputar kembali ke posisi melintang
 Spekulum ditekan ke belakang dan didorong lebih
dalam ke arah forniks posterior
 Spekulum dibuka dengan mekanik tangkai
 Setelah porsio terlihat, fiksasi spekulum
Pemeriksaan dengan spekulum
(2)
Pemeriksaan dengan
spekulum (3)

o Dinding vagina
o Rugae vaginalis
o Porsio serviks
o Bentuk : bulat kecil
atau seperti senyum
o Warna : merah
muda
o Permukaan : licin
o Perdarahan/fluor
albus
o Tumor/polip
o Pap smear
Pemeriksaan bimanual

 Labia majora
dipisahkan dengan
ibu jari dan telunjuk
 Ibu jari dan jari
tengah dimasukkan
ke dalam introitus
vagina
 Tangan lainnya
diletakkan di atas
simfisis pubis
 Palpasi vagina,
serviks, korpus uteri
Pemeriksaan bimanual (2)
Palpasi vagina: Palpasi serviks:
1. Introitus vagina luas 1. Arah
atau sempit 2. Bentuk porsio bulat
2. Permukaan dinding atau terbelah
vagina melintang
3. Polip/tumor/benda 3. Besar dan konsistensi
asing
4. Kelainan bawaan

Palpasi korpus uteri:


1. Letak
2. Bentuk
3. Konsistensi
4. Permukaan
5. gerakannya
Pemeriksaan bimanual
(3)

1. Ujung jari ditempatkan di forniks lateral dan didorong ke arah


belakang atas
2. Jari-jari luar ditempatkan setinggi SIAS di garis medio lateral
3. Tangan luar ditekan ke arah belakang, ujung jari menekan ke
bawah
4. Palpasi parametrium dan ovarium
Pemeriksaan
rektoabdominal dan
rektovaginal
Pemeriksaan Khusus
 Pemeriksaan laboratorium
indikasi : anemia, proses inflamasi
 Pemeriksaan getah vagina dan vulva
indikasi : leukorea
Pemeriksaan Khusus (2)
Pemeriksaan sitologi vagina
o Indikasi :
o Skrining karsinoma dan
karsinoma korpus uteri
o Mengetahui fungsi hormon
etrogen dan progesterone

o Interpretasi :
o Kelas I : negative
o Kelas II : terdapat sel-
sel atipik, namun tidak
mencurigakan
o Kelas III : terdapat sel
atipik yang dicurigai
keganasan
o Kelas IV : kemungkinan
tumor ganas
o KelasV : jelas tumor
ganas
Pemeriksaan Khusus (3)
o Percobaan schiller
o Kolposkopi
o Eksisi percobaan dan konisasi
o Biopsi endometrium

Anda mungkin juga menyukai