Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

Ulkus kornea

OLEH:
Rezky Amaliah Ramadhani
10542042312

PEMBIMBING:
dr. Purnamanita Syawal Sp.M, MARS
Laporan Kasus
Identifikasi Pasien
• Nama : Tn. N
• Umur : 61 tahun
• Jenis Kelamin :Laki-laki
• Alamat : Jl. Kandea lr.18
• No. Reg : 11 41 54
• Agama : Islam
• Tanggal pemeriksaan : 16 Januari 2018
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Suku / Bangsa : Bugis
• Tempat pemeriksaan : BKMM
• Dokter pemeriksa : dr.A, Sp.M
Anamnesis
• Keluhan Utama : mata merah
sebelah kanan.
• Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pasien laki-laki 61 tahun datang ke poli
Balai Kesehatan Mata Masyarakat dengan
keluhan mata merah disertai penglihatan
berkurang pada mata sebelah kanan. Keluhan
dirasakan sudah sejak ± 3 minggu yang lalu.
Keluhan dirasakan setelah mata kanan pasien
kemasukan binatang saat sedang berkendara.
lanjutan . .
Pasien juga mengeluh matanya nyeri, silau jika melihat
cahaya dan juga sering mengeluarkan air mata. Pasien
tidak pernah menggosok bola matanya sejak mengeluh
masalah matanya. Pasien mengatakan bahwa kedua
mata memang sudah kabur saat melihat jauh sejak dulu,
tapi mata kanan terasa lebih kabur semenjak sudah
kemasukan binatang. Pasien tidak pernah menggunakan
kacamata sebelumnya.
Pemeriksaan oftalmologi
OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Silia Secret (+) Secret (-)
Apparatus lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (-)

konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)


Bola mata Normal Normal
Mekanisme muskular

Normal ke segala arah Normal ke segala arah


Nyeri pada pergerakan (-) Nyeri pada pergerakan (-)

Kornea kesan normal


Kesan keruh
jernih
Bilik mata depan Sulit dinilai Normal
Iris Sulit dinilai Coklat, Kripte (+)
Pupil Sulit dinilai Bulat, sentral.
lensa Sulit dinilai Kesan keruh
• Gambaran klinis pasien:
• Palpasi
OD OS
Tensi okular tn tn
Nyeri tekan (+) (-)
Massa tumor (-) (-)
Glandula pre Tidak ada Tidak ada
• Visus :aurikuler
VOD = 20/30 VOS =pembesaran
20/20 pembesaran

• Visus
VOD : 1/~
VOS : 20/60
Slit lamp
• SLOD : Konjungtiva hiperemis (+), kotoran mata (+), kornea
keruh di sentral, fluoresen (+). Ulkus berwarna keabu-abuan,
tampak gambaran ulkus dikelilingi oleh lesi satelit. Tampak
hipopion di bilik mata depan setinggi limbus kornea, iris,
kripte iris sulit dinilai, pupil dan lensa sulit dievaluasi karena
terhalang oleh ulkus. RCL sulit dinilai

• SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, Bilik Mata


Depan kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, lensa
kesan keruh. RCL (+)
RESUME
Seorang pasien laki-laki 61 tahun datang ke poli Balai
Kesehatan Mata Masyarakat dengan keluhan mata merah
disertai penurunan visus pada oculus dextra sejak ± 3 minggu
yang lalu akibat korpus alienum pada mata saat sedang
berkendara. Pasien juga mengeluh nyeri,fotofobia, dan
lakrimasi. Visus oculus sinistra juga mengalami penurunan saat
melihat jauh yang sudah lama di alami.
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya. Riwayat penyakit diabetes mellitus dan hipertensi
disangkal oleh pasien. Riwayat penggunaan obat oral. Riwayat
penggunaan obat tetes mata disangkal.
Pemeriksaan oftalmologi didapatkan oculus dextra, edema
pada palpebra disertai secret pada silia, lakrimasi (+),
konjungtiva hiperemis, kornea kesan keruh, bilik mata depan
sulit dinilai, iris sulit dinilai, pupil sulit dinilai, lensa sulit dinilai.
Pada pemeriksaan palpasi didapatkan nyeri tekan palpebra.
Lanjutan . .
Pemeriksaan tonometri dengan NCT, TOD tidak terukur.
Pemeriksaan visus VOD 1/~.
Pemeriksaan slit lamp konjungtiva hiperemis (+), kornea keruh
di sentral, fluoresen (+). Ulkus berwarna keabu-abuan, tampak
gambaran ulkus dikelilingi oleh lesi satelit. Tampak hipopion di
bilik mata depan setinggi limbus kornea, iris, kripte iris sulit
dinilai, pupil dan lensa sulit dievaluasi karena terhalang oleh
ulkus.
Pemeriksaan KOH pada oculus dextra positif (+).
Pemeriksaan oftalmologi oculus sinistra lensa kesan keruh.
Pemeriksaan tonometri dengan NCT, TOS 16 mmHg.
Pemeriksaan visus, VOS 20/60 tidak dilakukan koreksi.
Pemeriksaan slit lamp didapatkan konjungtiva hiperemis (-),
kornea jernih, bilik mata depan kesan normal, iris coklat, kripte
(+), pupil bulat, lensa kesan keruh.
Diagnosis

OD Ulkus kornea ec jamur


Terapi Medikamentosa
• Topical
Vigamox ED 6x1
C Natacen 1 tts/2 jam
Cendo tropine 2x1
• Oral
Ketokonazole 200mg 2x1
Ciprofloxacin 500 mg 2x1
Asam Mefenamat 500 mg 3x1
Terapi Non medikamentosa
Bebat shield
Prognosis
Quo ad vitam : Ad Bonam

Quo ad visam : Malam

Quo ad Fungsionam : dubia Ad Malam

Quo ad sanationem : dubia Ad Malam

Quo ad kosmeticam : Malam


DEFINISI
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai
oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung,
diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai
stroma
Anatomi Kornea
Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama
merefleksikan cahaya yang masuk ke mata. Di posterior
berhubungan dengan humor aquos. Suplai darah kornea
adalah avaskular dan sama sekali tidak mempunyai aliran
limfe. Kornea mendapatkan nutrisi dengan cara difusi dari
humor aquous dan dari kapiler yang terdapat dipinggirnya.
Persarafannya melalui Nervi ciliares longi dari divisi
ophthalmica nervus Trigeminus
Histologi
epitel
• Lapisan epitel kornea tebalnya 50m
• pipih berlapis tanpa tanduk, satu lapis sel basal, sel polygonal
dan sel gepeng.
• Daya regenerasi epitel juga cukup besar.
Membrana bowman
• Terletak di bawah membran basal epitel kornea
• Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi
Stroma

• Stroma merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea,


mencakup sekitar 90% dari ketebalan kornea
• Bersifat water soluble substanc
Membrana descement
Merupakan membran aselular yang tipis, kenyal, kuat dan
bening, terletak dibawah stroma dan pelindung atau barrier
infeksi dan masuknya pembuluh darah. Membran ini sangat
elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai
tebal 40m.8
Endotel
• besar 20-40m
• Melekat pada membrana descement
• Berperan penting untuk kejernihan kornea
• Mengatur cairan di dalam stroma kornea
ETIOLOGI
• Infeksi ( bakteri, virus, jamur )
• Non infeksi ( trauma, bahan kimia, radiasi, defisiensi vitamin A,
obat-obatan )
• Sistem imun
PATOFISIOLOGI
infeksi

Sel-sel dari stroma kornea


Kerusakan epitel berperan menjadi
makrofag

Dilatasi pembuluh
Infiltrasi sel-sel PMN darah limbus
(injeksi perikornea)
proses pembentukan ulkus
Fase infiltrasi di tandai dengan
adanya ilfiltrasi dari sel PMN dan /
limfosit ke epitel dari sirkulasi
Edema dan nekrosis lokal
Fase aktif ulkus ditandai dengan
pengelupasan epitel, membran
bowman dan stroma. Tampak
hiperemis
Fase regresi di induksi oleh sistem
imun. Makrofag membersihkan sel-
sel yang nekrosis. Mulai tampak
penyembuhan ulkus

Fase sikatrisasi
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi ulkus kornea dibagi menjadi
dua :
• Ulkus kornea sentral
• Ulkus kornea perifer
Diagnosis

Eritema pada kelopak mata dan


konjungtiva •Ketajaman penglihatan
Sekret mukopurulen •Pemeriksaan slit-lamp
Merasa ada benda asing dimata •Pewarnaan kornea dengan zat
Pandangan kabur fluoresensi.
Mata berair •Goresan ulkus untuk analisa
Bintik putih pada kornea, sesuai atau kultur
lokasi ulkus
Silau
Nyeri
Diagnosis Banding

Leucoma kornea Endoftalmitis

Katarak mature Glaucoma absolut


Etiologi Gambaran Klinis
Leucoma Riwayat trauma Kekeruhan pada kornea
dengan batas tegas
Endoftalmitis Trauma atau infeksi Rasa sakit yang sangat,
sekunder kelopak merah dan
bengkak, kelopak sukar
dibuka, konjungtiva
kemotik dan merah,
kornea keruh, bilik mata
depan keruh yang biasa
disertai hipopion.
Glaucoma Belum diketahui secara Kornea terlihat keruh,
absolute pasti bilik mata dangkal, papil
atrofi, mata keras seperti
batu disertai rasa nyeri
Katarak Belum diketahui secara Pupil berwarna putih atau
mature pasti keabu-abuan
Penatalaksanaan
Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya preparat
komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis yang dihadapi bisa
dibagi :
• Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal
amphotericin B 1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin
> 10 mg/ml, golongan Imidazole.
• Jamur berfilamen : topikal amphotericin B, thiomerosal,
Natamicin, Imidazol.
• Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol.
• Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa, berbagai
jenis anti biotic.
Terapi bedah
keratoplasty
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering timbul berupa kebutaan parsial
atau komplit dalam waktu yang sangat singkat, sikatrik
kornea, prolaps iris, katarak, glaucoma sekunder
Prognosis
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan
dan cepat lambatnya mendapat penanganan, jenis
mikroorganisme penyebabnya. Ulkus kornea yang luas
memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan
kornea yang bersifar avaskular.

Anda mungkin juga menyukai