Anda di halaman 1dari 89

PENGERTIAN

Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir


dengan lahirnya plasenta
FISIOLOGI KALA III
 Otot – otot uterus berkontraksi mengikuti
berkurangnya ukuran rongga uterus
secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi
 Penyusutan ukuran rongga uterus 
berkurangnya ukuran t4 implantasi
plasenta  plasenta menekuk dan
menebal  lepas dari dinding uterus
 Setelah lepas  plasenta akan turun ke
bagian bawah uterus, bagian atas vagina
DUA TINGKAT KELAHIRAN
PLASENTA

 Melepasnya plasenta dari tempat


implantasinya
 Pengeluaran plasenta dari dalam kavum
uteri
CARA PELEPASAN PLASENTA DARI
TEMPAT IMPLANTASINYA

 Pelepasan plasenta dimulai dari tengah /


sentral  Schultze
 Pelepasan plasenta dari pinggir / merginal
 Mathews Duncan
 Pelepasan plasenta serempak dari tengah
dan dari pinggir  Ahlfeld
PRASAT YANG DILAKUKAN UNTUK MENGETAHUI
APAKAH PLASENTA TELAH LEPAS DARI TEMPAT
IMPLANTASINYA

 PRASAT KUSTNER

Tangan kanan meregangkan / menarik sedikit


talpus dan tangan kiri menekan daerah di atas
simfisis. Bila talpus mesuk kembali ke dalam
vagina  plasenta belum lepas dari dinding
uterus
 PRASAT STRASSMANT

Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit


talpus, tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri.
Bila terjadi getaran pada talpus yang
diregangkan, ini berarti plasenta belumlepas dari
dinding uterus. Bila tidak terasa getaran maka
plasenta telah lepas dari dinding uterus
 PRASAT KLEIN

Wanita tersebut disuruh mengedan. Talpus tampak


turun ke bawah. Bila mengedannya dihentikan
dan talpus masuk kembali ke dalam vagina,
maka plasenta belum lepas dari dinding uterus
PENILAIAN KLINIK KALA III
 Palpasi

 Apakah ada janin kedua


 TFU  sepusat
 Kontraksi uterus (+) uterus tidak lembek

 Menilai BBL dalam keadaan stabil atau tidak


TANDA – TANDA LEPASNYA
PLASENTA

 Perubahan bentuk dan tinggi fundus

 Bentuk bulat penuh / diskoit


 TFU turun

 Talpus memanjang
 Ada semburan darah tiba-tiba
BAGIAN-BAGIAN PLASENTA YANG
DIPERIKSA SETELAH PLASENTA LAHIR
 Tebal plasenta  ± 2,5 cm
 Diameter  15 – 20 cm
 Berat  ± 500 gram
 Kotiledon  15 – 20 buah
 Selaput  lengkap / tidak
 Insersi talpus  sentralis, marginal, lateral,
velamentosa
 Panjang talpus
 Infark / pengapuran
INISIASI MENYUSU DINI
(EARLY BREASTFEEDING INITIATION)
● Setiap bayi, bila diletakkan diatas
perut ibu segera setelah lahir, memiliki
kemampuan untuk menemukan
payudara ibu dengan upaya sendiri
dan menentukan kapan untuk pertama
kali akan menyusu
Melakukan Inisiasi Menyusu Dini dalam waktu
60 menit setelah kelahiran

● Bukti ilmiah terkini menyatakan bahwa


Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah
22% kematian bayi di negara maju pada
usia dibawah 1 bulan.
Segera setelah persalinan dan bayi
menangis serta bernafas dengan baik

● Segera keringkan bayi (kecuali tangan dan


dada) dengan kain bersih dan kering.
● Kemudian bayi diperlihatkan pada ibu dan
tetap dekat dengannya dalam kontak kulit
ke kulit. Saat ini memberikan kesempatan
pada ibu untuk mencium bayi dan
membisikkan adzan di telinga bayi.
● Kemudian bayi diletakkan telungkup
diantara payudara ibu dengan kontak kulit
ke kulit. Bayi dan ibu diselimuti dengan
kain bersih dan kering agar tetap hangat.
● Jaga agar bayi dipegang erat oleh ibu
untuk mencegah bayi tidak terjatuh.
● Kehangatan bayi dipertahankan dengan
kontak kulit ke kulit dengan ibu.
● Rabaan juga memberikan rangsangan kuat
perkembangan syaraf.
● Resiko infeksi pada bayi akan menurun,
karena bakteria yang aman dari ibu mulai
membentuk koloni pada kulit dan usus bayi
● Posisi ini akan memastikan adanya
stimulasi insting secara dini,
mempertahankan kehangatan, kasih
sayang, keamanan.
● Keadaan ini juga akan menimbul-kan
proses ikatan psikologis antara ibu dan
bayi.
● Bila memungkinkan, angkat sedikit kepala ibu
dengan memberikan bantal untuk
memfasilitasi kontak mata antara ibu dan
bayi.
● Tendangan kaki bayi akan memberikan
rangsangan pada uterus untuk berkontraksi,
yang akan menyebabkan pengeluaran
plasenta dan mengurangi resiko terjadinya
perdarahan.
● Indera penciuman bayi telah berkembang
dengan baik. Bau dari cairan yang dikeluar-
kan puting susu sama dengan bau air
ketuban yang mengelilingi bayi dalam rahim.
● Masase pada puting susu yang dilakukan bayi
menyebabkannya pengeluaran oksitosin
yang menyebabkan kontraksi uterus,
mengurangi resiko perdarahan postpartum
dan anemia pada ibu
● Otot bahu, paha dan leher telah
berkembang untuk membantu bayi
bergerak.
● Walaupun penglihatan masih terbatas, bayi
mampu untuk melihat areola. Bila bayi
mengangkat kepalanya, ia juga mampu
melihat wajah ibu.
● Bayi kemudian meraih puting susu,
mengangkat kepalanya, dan melekatkan
mulut yang terbuka penuh pada puting.
● Bayi berhasil mencapai tujuannya
dalam waktu sekitar 10 menit. Pada
umumnya bayi akan mampu menyusu
dalam waktu 30-60 menit.
● Keuntungan kesehatan dan nutrisi dari
ASI akan menyelamatkan jutaan bayi dan
triliun biaya perawatan kesehatan
● ASI akan membentuk generasi dengan
kemampuan tumbuh kembang maksimal.
10 STEPS TO SUCCESSFUL
BREASTFEEDING
Setiap fasilitas yang melakukan pelayanan kesehatan
maternal dan bayi baru lahir wajib:

1. Memiliki kebijakan tertulis yang secara rutin


dikomunikasikan pada setiap petugas
kesehatan
2. Melatih keterampilan yang diperlukan pada
setiap tenaga kesehatan untuk
melaksanakan kebijakan tersebut
3. Memberikan informasi kepada setiap ibu
hamil tentang keuntungan dan pengelolaan
menyusui
10 STEPS TO SUCCESSFUL
BREASTFEEDING
Setiap fasilitas yang melakukan pelayanan kesehatan
maternal dan bayi baru lahir wajib:
4. Membantu ibu melakukan inisiasi menyusu
dalam waktu 30 menit setelah persalinan
5. Memperlihatkan pada ibu bagaimana cara
menyusui dan mempertahankan laktasi,
walaupun ibu dipisahkan dari bayinya
karena alasan medis
6. Tidak memberikan makanan dan minuman
lain kepada bayi selain ASI, kecuali ada
indikasi medis
10 STEPS TO SUCCESSFUL
BREASTFEEDING
Setiap fasilitas yang melakukan pelayanan kesehatan
maternal dan bayi baru lahir wajib:
7. Melakukan rawat gabung – mengijinkan ibu
dan bayi tetap bersama – 24 jam dalam
sehari
8. Dorong upaya menyusui sesuai dengan
kebutuhan.
9. Tidak memberikan dot maupun kempeng
pada bayi yang menyusu.
10. Dukung pengembangan kelompok pendukung
ASI dan rujuk ibu kepada mereka pada saat
ibu pulang dari rumah sakit.
Keuntungan
INISIASI MENYUSU DINI
Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi
dan ibu
● Mempertahankan kehangatan bayi
● Mempercepat dan mengefektifkan
kemampuan menyusu dari bayi
● Bayi mendapatkan kolostrum mengandung
antibodi konsentrasi tinggi (imunitas). Bayi
juga mendapatkan koloni kuman yang aman
dari ibu, dimana keduanya akan memberikan
perlindungan terhadap infeksi .
Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini bagi bayi
dan ibu
● Membantu kontraksi uterus
● Pengeluaran mekonium lebih dini, sehingga
menurunkan intensitas ikterus normal pada
BBL.
● Memiliki peran dalam mempercepat
perkembangan susunan syaraf bayi.
Untuk mendapatkan hasil optimal Inisiasi
Menyusu Dini
● Diskusikan IMD pada konseling pra
persalinan.
● Ajarkan tehnik IMD pada tenaga kesehatan.
● Tidak menggunakan analgesia pada
persalinan .
● Bayi yang telah menangis dengan baik tidak
memerlukan penghisapan oro-nasal.
● Segera keringkan bayi kecuali daerah tangan.
Untuk mendapatkan hasil optimal Inisiasi
Menyusu Dini
● Tunda memandikan bayi sampai 24 jam.
● Jangan melakukan penghisapan lendir
secara rutin pada bayi.
● Tunda pemberian injeksi vit. K, Hepatitis B,
timbang bayi, pengukuran rutin, memakaikan
baju / membungkus bayi sampai setelah 60
menit IMD
● Bayi dan ibunya harus diselimuti saat
dilakukan kontak kulit ke kulit.
Untuk mendapatkan hasil optimal Inisiasi
Menyusu Dini
● Berikan bantal pada ibu agar terjadi kontak
visual antara ibu dan bayi.
● Jangan mencuci / membersihkan payudara
sebelum IMD.
● Lanjutkan kontak kulit ke kulit sampai bayi
selesai menyusu.
● Bayi pada umumnya mampu menyusu dalam
30-60 menit.
Untuk mendapatkan hasil optimal Inisiasi
Menyusu Dini
● Bila setelah 60 menit kontak kulit ke kulit,
bayi belum menyusu, pindahkan bayi ke
dekat puting atau bantu untuk menyusu.
● Jangan pindahkan ibu sebelum bayi selesai
menyusu.
● Ayah atau keluarga dekat harus terlibat
dalam interaksi emosional ini.
Inisiasi Menyusu Dini berhubungan dengan
komponen sentral, motorik dan neuro-endokrin
syaraf, dimana semuanya secara langsung dan
tidak langsung membantu bayi bergerak dan
memfasilitasi kehidupannya dalam dunia yang
baru

● Penciuman, penglihatan dan rasa membantu


bayi untuk mendeteksi dan menemukan
puting payudara.
● Input yang didengar dan perabaan membuat
bayi merasa nyaman dalam lingkungan yang
mendukung untuk menyusu.
Penciuman (olfactory)
● Bayi akan lebih memilih payudara yang
tidak dicuci dibandingkan yang dicuci,
segera setelah lahir.
(Varendi et al, 1994)

● Disamping sekresi ASI dan kolostrum,


puting dan areola penuh dengan kelenjar
yang memproduksi bau yang merangsang
bayi. Mencuci payudara akan mengurangi
atau menghilangkan bau ini.
● 1-2% dari human genome dialokasikan untuk
memproduksi reseptor pada epitel penciuman
● Bau dari payudara ibu berfungsi sebagai
“pheromone-like effect” bagi bayi pada upaya
awal bayi untuk menentukan dimana puting
susu berada
● Pengenalan dengan penciuman terjadi pada
tingkat awal, dimana bayi belajar mengenali
bau khas ibunya – suatu proses yang
mungkin difasilitasi oleh pengeluaran
norepinephrine dan terbentuknya Locus
Coeruleus pada saat persalinan.
(Wineberg and Porter, 1998)
● Cairan amnion mengandung beberapa
substansi yang sesuai dengan sekresi
payudara. Bayi menggunakan rasa dan bau
air ketuban di tangannya untuk
menghubungkannya dengan bau sekresi
lemak di puting yang serupa dengan bau air
ketuban.
(Klaus and Kennel, 2001)

● Bayi menggunakan rasa dan bau air ketuban


ditangannya, untuk menghubungkan antara
substansi lemak tertentu di puting dengan air
ketuban.
Visual
● Illingworth (1987) melakukan review
pada beberapa penelitian tentang
kemampuan melihat pada BBL, antara
lain:
– Dalam beberapa menit setelah lahir, bayi
akan mengikuti gerakan muka dibanding-
kan pola lain dengan “brightness” yang
sama.
– Bayi akan melihat satu bintik hitam pada
latar putih lebih lama dari tiga titik hitam
pada latar putih
● 40 BBL, dalam median waktu 9 menit
memalingkan muka dan mata kearah
benda bergerak. Terdapat respons yang
lebih baik pada gambar yang jelas
dibandingkan gambar acak.
● Penelitian diatas mengindikasikan bahwa
persepsi visual yang terorganisir adalah
kapasitas yang tidak perlu diajarkan
(unlearned capacity).
● BBL dapat mengenali wajah ibunya
(Bushnell dkk, 1989) dan mampu mengikuti
gerakannya dalam jarak dekat (Brazelton &
Cramer, 1990).
Rasa (taste)
● Air ketuban di tangan bayi mungkin
akan menjelaskan mengapa bayi men-
cium dan menghisap tangan dan jari.
● Bayi menggunakan rasa dan bau air
ketuban ditangannya, untuk menghu-
bungkan antara substansi lemak ter-
tentu di puting dengan air ketuban.

(Klaus and Kennel, 2001)


Pendengaran (auditory)
● Suara ibu adalah sinyal akustik yang
paling kuat didalam lingkungan amnion,
bahkan untuk bayi kurang bulan
● BBL dan janin mengalami penurunan
denyut jantung bila mendengar suara ibu.
BBL memilih dan memberikan perhatian
pada suara ibu dan menyusu lebih lama
bila mendengar suara ibu

(DeCasper, Fifer 1980; Fifer, Moon, 1994)


● Irama jantung ibu memiliki kemampuan
untuk menenangkan bayi. Suara jantung
buatan dengan frekuensi 70 kali per menit
pada beberapa hari pertama juga
mencegah penurunan berat badan
(Salk L, 1960; Salk L, 1962).
● Pengalaman awal dengan suara memiliki
efek pada perkembangan otak dalam
bentuk perkembangan sistem pendengaran
dan perkembangan sosial dan emosional di
kemudian hari
(Fifer and Moon, 1994).
Perabaan (touch)
● Kontak kulit-ke-kulit memberikan kehangatan
dan berbagai rangsangan taktil, yang
memberikan keuntungan:
– Membantu mempertahankan suhu
– Memfasilitasi adaptasi metabolik terutama kadar
glukosa dan keseimbangan asam-basa
– Bayi lebih jarang menangis
– Memfasilitasi kelekatan (bonding)
– Menyebabkan pelepasan Oksitosin pada ibu
– Memperbaiki IMD dan keberhasilan menyusui
jangka panjang
Christensson dkk. 1992, 1995; Widström dkk. 1990; Righard & Alade 1990; WHO 1998;
DeChateau & Wiberg 1977
Komponen Sentral
● Setelah kelahiran, bayi akan memasuki fase
tenang waspada (quiet alert phase), yang
merupakan fase pertama perkembangan
reaktivitasnya. Bila bayi segera diletakkan
ke dada ibu dalam kontak kulit ke kulit
maka bayi akan menjadi tenang dan mulai
mengamati lingkungannya
D’Harlingue & Durand, 2001
● Bayi yang dipisahkan dari ibunya akan
menangis secara berlebihan.
Motor Outputs: Orofacial
● Sekitar 30-40 menit setelah persalinan,
bayi akan mulai menggerakan mulut,
sering dengan decakan bibir. Sering juga
terlihat gerakan menghisap tangan dan
jari. Setelah berhasil mencapai puting,
bayi akan melanjutkan
menyusu selama
sekitar 30 menit.

(Righard and Alade, 1990)


Output Motorik: Anggota gerak
bawah
● Stepping Reflex akan membantu bayi
mendekati puting susu. Pijakan dari kaki bayi
di perut ibu akan membantu pelepasan
plasenta dan menurunkan resiko perdarahan
postpartum.
(Klaus and Kennel, 2001)
Output Motorik: Anggota gerak atas

● Saat bayi meraih puting akan timbul


stimulasi, pemanjangan dan penarikan
puting serta memfasilitasi kelekatan.
(Klaus and Kennel, 2001)

● Pada saat bayi meremas payudara dan


menyusu, sejumlah oksitosin dan
prolaktin akan dikeluarkan kelenjar
hipofise ke darah.
Output Motorik: Salivasi
● Salivasi (mengeluarkan ludah) terjadi
sebagai antisipasi bahwa makanan
sudah berada didekat bayi.
Komponen Neuro-endokrin
● Oksitosin (sering disebut “the love
hormone”) dilepaskan ke sirkulasi
darah ibu oleh kelenjar hipofise
posterior (posterior pituitary gland).
● Oksitosin diproduksi oleh neuron
hipotalamus dan diantarkan melalui
axon ke kelenjar hipofise posterior.
● Oksitosin bertanggung jawab pada
pengeluaran ASI dan kontraksi rahim.
● Oksitosin penting untuk inisiasi perilaku
ibu dan fasilitasi kelekatan antara ibu dan
bayi
(Klaus and Kennel, 2001)

● Pada ibu akan menimbulkan sedikit rasa


mengantuk, kegembiraan (euphoria),
kenaikan ambang rangsang sakit dan
peningkatan rasa cinta pada bayi.
● Ibu dengan kadar plasma oksitosin lebih
tinggi akan merasa lebih mengantuk

(Klaus and Kennel, 2001)


Kehangatan (warmth)
● Ibu adalah sumber panas penting untuk bayi
yang merupakan bagian dari program genetik
untuk perilaku ibu
● Hal ini terutama penting untuk negara
berkembang, dimana terdapat angka
kesakitan dan kematian bayi yang lebih tinggi
karena hipotermia.
Christensson et al (1992)
Kenyamanan (comfort)
● Bayi dalam ranjang bayi akan menangis lebih
lama dibanding dengan bayi dengan IMD.
● Bayi akan merasakan sensasi yang sama
dengan beberapa minggu terakhir dalam
rahim – posisi kaki bayi, tangis yang tidak
berlebihan dan kedekatan dengan ibu serta
kehangatan adalah keadaan yang akan
mempertahankan kehidupan bayi.

(Klaus & Kennel, 2001)


Lakukan pertolongan
persalinan dan bukan
intervensi persalinan,
termasuk Inisiasi Menyusu
Dini, karena alam telah
merancangnya dengan
sempurna
KALA IV Masa dua jam pertama setelah
plasenta lahir.

Pada kala IV mrp waktu yang kritis bagi ibu


maupun bayi.

Terjadi perubahan fisik yang luar biasa


7 pokok yang harus diperhatikan

√ Kontraksi uterus Baik

√ Perdarahan Tidak ada

√ Kandung kemih Kosong

√ Ruptur Sudah diheating

√ Plasenta dan selaput Lahir lengkap

√ Keadaan bayi Baik

√ Keadaan ibu TD, Adi, suhu, RR baik


Evaluasi Uterus

Rasakan apakah fundus berkontraksi dengan kuat,


Tinggi furdus berada diatas atau dibawah umbilikus

Jika uterus konsistensinya lembek

kontaksi tidak baik

hati-hati atonia
Pemeriksaan Cerviks, vagina dan perineum

Setelah proses kelahiran, vagina akan mengalami

perengangan & > dari biasanya bisa ada

bagian yang merah, bengkak dan lecet, Introitus

akan tampak terkulai dan terbuka


Pemantauan dan evaluasi
lanjutan:

• Tanda-tanda vital
• Kontraksi uterus
• Lochea
• Kandung kemih
• Perineum
1. Tanda-tanda vital
- Tensi Tiap 15' 1 jam pertama PP
Tiap 30' 2 jam kedua PP
∎ T/D normal < 140/90 mmHg
∎ T/D < 90/60 mmHg Nadi normal

Tidak Ada Masalah

∎ T/D < 90/60 mmHg Nadi > 100x/mnt

Masalah
[kemungkinan demam/perdarahan]
- Nadi Tiap 15' 1 jam pertama PP
Tiap 3 0' 2 jam kedua PP
- Suhu 1 x selama Kala IV
^ Normal < 3 8°C
^ > 380C Dehidrasi/infeksi
2. Kontraksi Uterus
Periksa uterus
• Setiap 15' 1 jam pertama PP
• Setiap 30' 2 jam kedua PP
• Masage fundus j ika perlu Kontraksi
3. Lochea
• Perdarahan normal setelah persalinan ±
satu pembalut perj am selama enam j am/spt
darah haid yang banyak.
• Darah mengandung sel darah merah, fragmen
amnion & korion, berwarna merah
• Bila perdarahan melebihan normal perlu dikaji:
- Laserasi pada vagina/servik
- Kontraksi uterus
- Kandung kemih
4. Kandung Kemih
Kandung kemih penuh uterus tidak
berkontraksi dengan bak.
Ruptur Perineum dapat dibagi menj adi 4 kategori
1. Derajat pertama : Laserasi yang mengenai mukosa &
kulit perineum
2. Derajat kedua : Laserasi yang mengenai mukosa
vagina, kulit 7 jaringan perineum.
3. Derajat ketiga : Laserasi yang mengenai mukosa
vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinter ani
4.
5. Derajat keempat : Laserasi yang mengenai mukosa
vagina,kulit, jaringan perineum, dan
spinter ani yang meluas sampai
ke mukosa rektum.
Perkiraan darah yang hilang

Sulit secara akurat, namun sebaiknya kita memiliki


gambaran jika darah ibu yang hilang > normal.
INGAT ! ! ! !
Memperkirakan darah yang hilang hanyalah sebagian kecil
dari pemantauan yang berkesinambungan atas kondisi ibu
selama kala IV.
Melakukan penjahitan luka efisiotomi/laserasi

Prinsip dasar dari peyembuhan luka:


Perlukaan bisa sembuh karena pembentukan jaringan baru.

Tujuan perbaikan luka dilakukan untuk:


- Memastikan bahwa jaringan telah berada kembali
pada posisi yang benar.
- Menghentikan perdarahan
- Mengurangi ruangan tak tidak berguna (tempat
terjadinya perdarahan.
1. Ikatan tali pusat
2. Pemeriksaan fundus dan masase
3. Nutrisi dan hidrasi
4. Bersihkan ibu
5. Istirahat
6. Peningkatan hubungan ibu dan bayi
7. Memulai menyusui
8. Menolong ibu ke kamar mandi
9. Mengaj ari ibu dan anggota keluarga

TINDAKAN YANG BAIK SAAT KALA IV


TINDAKAN YANG TIDAK
BERMANFAAT BAHKAN
MEMBAHAYAKAN

1. TAMPON VAGINA
2. GURITA ATAU JENISNYA
3. MEMISAHKAN IBU DAN BAYI
4. MENDUDUKI SESUATU YANG
PAIN RELIEF
IN LABOUR

By:
Etna Yatnika SST
PENGERTIAN

Nyeri dalam persalinan adalah unik,


sering dapat diterima atau memang
diperlukan. Wanita tampaknya memiliki
pengharapan yang realistik mengenai
rasa sakit dalam persalinan itu. Namun
mereka memandang rasa sakit
persalinan itu sebagai sesuatu yang
berbeda.
Continue…………..

Persalinan merupakan stres berat bagi


seorang calon ibu, baik fisik maupun
psikologis, dan nyeri persalinan juga
menyebabkan stres. Stres pada ibu
dapat menyebabkan pengeluaran
hormon stres yang berlebihan, yang
dapat membahayakan ibu dan bayi,
juga dapat menghambat kemajuan
persalinan
Continue……………

Pada kontraksi rahim yang sangat nyeri


disertai hiperventilasi, CO2 darah ibu
dapat turun 50%, sehingga penyediaan
oksigen ke otak dan rahim ibu
berkurang. Semuanya berakibat tidak
baik bagi ibu dan bayi, dan
penanggulangan rasa nyeri pada
persalinan sangat penting bagi ibu dan
janin (dr.Muhiman, 1996).
Continue…………….
Sakit waktu
melahirkan
mayoritas
dirasakan oleh
sebagian
perempuan,
merupakan tanda
yang signifikan
dari emosi, fisik,
dan psikologis
(Freely, 1995).
PENAGGULANGAN NYERI
PERSALINAN
 Syarat sebagai berikut:
Aman bagi ibu dan janin
Tidak mempengaruhi sistem pernapasan,
jantung, dan pembuluh darah
Tidak mempengaruhi proses persalinan
Tidak mempengaruhi bayi selama dalam rahim
dan setelah lahir
Tanpa efek samping yang berbahaya
Mempunyai kemungkinan berhasil sangat besar
CARA MENGATASI NYERI PADA
PERSALINAN
Setiap cara untuk menanggulangi nyeri
persalinan mempunyai indikasi, kontra
indikasi dan keterbatasan; tujuan
utamanya adalah untuk mengurangi
rasa nyeri pada ibu selama melahirkan
dan efek samping yang minimal bagi
ibu dan janinnya.
1. Distraksi
Mengalihkan perhatian pada hal
lain sehingga klien akan lupa
terhadap nyerinya.
Membayangkan hal yang indah
Mendengarkan lagu/ musik
Membaca buku
2. Relaksasi
Hal yang harus diperhatikan:
Posisi yang tepat
Pikiran tenang (istirahat)
Lingkungan tenang
Posisi diatur senyaman mungkin
dengan semua bagian tubuh
disokong
Untuk menenangkan pikiran,
dianjurkan secara perlahan
memandang sekeliling ruangan,
melintasi atap, turun kedinding
melintasi jendela
Teknik relaksasi menurut Stewart
 Menarik napas dalam
Perlahan menghembuskan
sambil membiarkan tubuh
menjadi kendur
Bernapas beberapa kali dengan
irama normal
Menarik napas dalam lagi,
menghembuskan pelan-pelan
dan membiarkan hanya kaki
dan telapak kaki yang kendur
Teknik relaksasi menurut Mertha
 Mengosongkan
kandung kemih
Posisi miring ke
kiri dengan kepala
ditinggikan 45°
Ekspirasi melalui mulut
Anjurkan ibu untuk berkumur-kumur
Menarik nafas kemudian ibu
mengerutkan bibir dan hembuskan
nafas dengan bunyi
“ Huuuuuh”
 Sementara kontraksi lebih kuat mulai
dengan pola 4 pernapasan yaitu “hi – hi
– hi - hu”,kemudian ubah menjadi 3x,2x
dan 1x
Massage
Effulurage
 Dua telapak tangan diletakkan
pada perut dan secara bersamaan
digerakkan melingkar dari arah
perut ke simfisis
Deep back massage
 Ibu berbaring miring, tekan
daerah sakrum secara mantap
dengan telapak tangan, lepaskan
dan tekan lagi.
Abdominal lifting
Ibu dalam posisi terlentang, kepala
agak tinggi, letakan telapak tangan
pada pinggang bagian belakang,
usapkan secara perlahan dan mantap
ke arah puncak perut tetapi jangan ke
arah dalam.
Firm counter pressure
Ibu dalam posisi duduk, tekan
sakrum secara bergantian dengan
tangan dikepalkan secara mantap.
Pendampingan
 Banyak penelitian yang mendukung kehadiran
orang kedua saat persalinan berlangsung.
Penolong (bidan) akan memberikan
kenyamanan pada saat bersalin (Hodvett,
1994).
 Penelitian juga menunjukan bukti bahwa
kehadiran pendamping dapat menimbulkan
efek positif terhadap hasil persalinan,
mengurangi rasa sakit, persalinan lebih singkat
dan menurunnya persalinan dengan tindakan
(Hoductt,1997).

Alternatif lain

Acupuncture (tusuk jarum)


Homeopathy (Totok darah)
Herbalism (daun-daunan)
Aroma therapy
Yoga and meditation
Hipnotis
Kesimpulan……
 Persalinan merupakan
saat yang sangat
dinantikan oleh ibu
dan keluarga lainnya.
Tetapi karena
persalinan itu selalu
disertai dengan rasa
sakit, maka
kebahagiaan diliputi
oleh rasa takut dan
stress.
Dengan demikian
pada saat persalinan
seorang ibu perlu
sekali mendapatkan
dukungan baik dari
penolong, suami
maupun keluarga
lainnya baik dukungan
secara fisik maupun
psikologis.
Continue………….
Ada beberapa cara untuk membantu
mengurangi rasa sakit dalam persalinan, salah
satunya adalah dengan cara non pharmacologi.
Banyak ibu yang merasa bahwa yang terbaik
bagi mereka adalah mengalami persalinan
tanpa menggunakan obat pareda rasa sakit,
diisyaratkan bahwa rasa sakit yang
berhubungan dengan persalinan adalah rasa
sakit yang paling parah dibandingkan dengan
rasa sakit yang diakibatkan oleh hal-hal lain
seperti patah tulang atau kanker.

Anda mungkin juga menyukai