Anda di halaman 1dari 72

TEORI BELAJAR

adalah cara-cara yang digunakan untuk


memahami tingkah laku individu yang relative
menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan.

Dalam psikologi,
teori belajar selalu dihubungkan dengan
stimulus - respons dan teori-teori tingkah laku
yang menjelaskan respons makhluk hidup
terhadap stimulus yang didapat dalam
lingkungannya.
Manfaat dari beberapa teori belajar bagi guru antara
lain untuk:
1. Membantu guru memahami cara peserta didik belajar,
2. Membimbing guru merancang dan merencanakan proses
pembelajaran
3. Memandu guru untuk mengelola kelas
4. Membantu guru untuk mengevaluasi proses dan hasil
belajar siswa yang telah dicapai,
5. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan
produktif
6. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan
bantuan kepada peserta didik sehingga dapat mencapai
hasil prestasi yang maksimal.
1.Behavioristik

2.Kognitif

3.Konstruktivisme

4.Humanistik
TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK
Pengertian

Perubahan perilaku seseorang yang


dapat diamati, diukur, dan dapat dinilai
secara konkret
Ada Stimulus ( rangsangan ) – Ada Respon ( reaksi )

Contohnya : mahasiswa dapat menyelesaikan tugas


dari dosen dengan cepat dan benar apabila dapat
stimulus berupa nilai A.

Begitu juga dengan hadiah – hukuman dan faktor


penguatan
Ciri-Ciri Teori Behavioristik

1. Bersifat mekanistis
2. Menekankan peranan lingkungan
3. Menekankan pentingnya latihan
4. Mementingkan mekanisme hasil belajar
Lingkungan membentuk perilaku
HUKUM DASAR TEORI BEHAVIORISTIK:
1. Perubahan tingkah laku sebagai akibat interaksi antara stimulus
dan respons
2. Prinsipnya adalah: (a) Objeknya adalah tingkah laku, (b) semua
tingkah laku dikembalikan ke reflek, (c) mementingkah terbentuknya
kebiasaan
3. Hukum dasarnya ada 2, yaitu (a) Hukum Primer, (b) Hukum
Sekunder.
4. Hukum Priimer terdiri dari:
Hukum-Hukum
• Hukum Kesiapan(law of readiness), yaitu semakin
siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan
tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut
akan menimbulkan kepuasan individu sehingga
asosiasi cenderung diperkuat.
• Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering
tingkah laku diulang/ dilatih (digunakan) , maka
asosiasi tersebut akan semakin kuat.
• Hukum akibat(law of effect), yaitu hubungan stimulus
respon cenderung diperkuat bila akibatnya
menyenangkan dan cenderung diperlemah jika
akibatnya tidak memuaskan.
5. Hukum Sekunder terdiri dari:
(a) Law of Multiple Response, bila menghadapi suatu
masalah baru, akan dilakukan secara bervariasi
sampai menemukan cara terbaik ( trial and error),
(b) Law of Assimilation (orang akan mudah
menyesuaikan dengan situasi baru, bila pada
situasi tersebut ada kesamaannya;
(c) Law of partial activity (reaksi seseorang dalam
situasi tertentu akan dilakukan secara selektif)
Secara umum, Teori belajar behavioristik
dibagi 3 sbb:

1. Teori belajar koneksionisme dengan


tokoh Edward Lee Thorndike.
2. Teori belajar classical conditioning
dengan tokoh Pavlov.
3. Teori belajar Descriptive
behaviorism atau operant
conditioning dengan tokoh Skinner
Thorndike

Teori behavior merupakan proses interaksi


antara stimulus dan respon.

Stimulus apa saja yang dapat merangsang


proses belajar seperti pikiran,
perasaan atau hal lain yang
dapat ditangkap oleh alat indra

reaksi yang dimunculkan peserta didik


Respon saat belajar yang dapat perupa
pikiran, perasaan, atau gerakan
Hukum2 Thorndike

Hukum Semakin siap individu uuntuk belajar


Kesiapan
Timbul kepuasan

Akan dipertahankan / diperkuat

Hukum Latihan Prinsip utama dalam belajar adalah


pengulangan

Makin sering diulangi, materi


pelajaran akan semakin dikuasai.
Lanjutan...

Hukum akibat Suatu perbuatan yang disertai akibat


menyenangkan cenderung dipertahankan
dan lain kali akan diulangi

Perbuatan yang diikuti akibat tidak


menyenangkan cenderung dihentikan
dan tidak akan diulangi
Revisi Hukum Belajar dari Thorndike

a. Hukum latihan ditinggalkan, karena ditemukan bila


pengulangan saja tidak cukup untuk memperkuat
hubungan stimulus dengan respons.
b. Hukum akibat direvisi, karena ditemukan bahwa hadiah
(reward) akan meningkatkan hubungan, tetapi
hukuman (punisment) tidak mengakibatkan efek apa-
apa.
c. Belongingness, yaitu terjadinya hubungan stimulus-
respon bukannya kedekatan, tetapi adanya saling
sesuai antara kedua hal tersebut. Situasi belajar akan
mempengaruhi hasil belajar.
d.Spread of effect, yaitu bahwa akibat dari suatu
 perbuatan dapat menular.
Clark Hull

Kebutuhan biologis dan


pemuasan kebutuhan biologis
adalah penting dan menempati
posisi central dalam seluruh
kegiatan manusia
teori-teori demikian tidak banyak digunakan
terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya
Watson

Belajar sebagai proses interaksi antara stimulus


dan respon

stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati


(observable) dan dapat diukur (measurable)

perubahan mental dalam diri seseorang selama proses


belajar tidak diperhitungkan, karena tidak dapat diamati
Edwin Guthrie

Guthrie percaya bahwa hukuman (punishment)


memegang peranan penting dalam proses belajar.
Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat
akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.

Individu yang sedang belajar harus dibimbing


melakukan apa yang harus dipelajari
Penerapan Teori Belajar Koneksionisme
a) Guru dalam proses pembelajaran harus tahu apa
yang hendak diberikan kepada siswa.
b. Dalam proses pembelajaran, tujuan yang akan dicapai
harus dirumuskan dengan jelas, masih dalam
jangkauan kemampuan siswa.
c. Motivasi dalam belajar tidak begitu penting, yang
lebih penting ialah adanya respon-respons yang benar
terhadap stimuli.
d. Ulangan yang teratur perlu sebagai umpan balik bagi
guru, apakah proses pembelajaran sudah sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai atau belum.
e. Siswa yang sudah belajar dengan baik
segera diarahkan.
f. Situasi belajar dibuat mirip dengan
kehidupan nyata, sehingga terjadi transfer
dari kelas ke lingkungan luar.
g. Materi pembelajaran yang diberikan harus
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari
hari.
h. Tugas yang melebihi kemampuan peserta
didik tidak akan meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan
permasalahannya.
Teori belajar classical conditioning
Ivan Pavlov

Individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti


stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan
respon yang diinginkan, sementara individu tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang
berasal dari luar dirinya

Percobaan Anjing, yang air liurnya akan keluar


apabila diberikan stimulus yang
sesuai ( tulang )
Eksperimen Pavlov dapat diterangkan
berikut ini :

 US ___________________ UR
 CS1+ US1___________________ UR1
 CS2+ US2___________________ UR2
 CS3+ US3___________________ UR3

CS32+US32___________________ UR32
 CSn____________________ CRn
Keterangan :
1. US (unconditioned stimulus): Stimulus tidak
dikondisikan, yaitu stimulus yang langsung
menimbulkan respon,misalnya daging dapat
merangsang anjing untuk mengeluarkan air liur.
2.UR (unconditioned respons): respon tak
bersyarat, yaitu respon yang muncul dengan
hadirnya US,misalnya keluarnya air liur anjing
keluar karena anjing melihat daging.
3.CS (conditioning stimulus): stimulus
bersyarat,yaitu Stimulus yang tidak dapat
langsung menimbulkan respon, agar dapat
menimbulkan respon perlu dipasangkan dengan
US secara terus menerus agar menimbulkan
respon. Misalnya Bunyi bel akan menyebabkan
anjing mengeluarkan air liur, jika selalu
dipasangkan dengan daging.
4. CR (conditioning respons): respons bersyarat,
yaitu respon yang muncul dengan hadirnya CS.
Misalnya : air liur anjing keluar karena anjing
mendengar bel.
Penerapan teori conditioning
dalam belajar
Kalau mata pelajaran termasuk CS, sikap guru
termasuk US, dan respon siswa termasuk UR atau CR,
maka akan terjadi hal sebagai berikut :
1. Mata pelajaran Kimia ( CS ) + guru baik (US), siswa
mempunyai respon positif (UR), yang berarti siswa
senang pada cara guru mengajar kimia dengan
baik. Kalau hal ini dilakukan berkali kali maka akan
terjadi : mata pelajaran kimia (CS) siswa
mempunyai respon positif terhadap mata
pelajaran Kimia (CR)
2. Mata pelajaran kimia (CS) + guru otoriter
(US) respons siswa negatif (UR). Kalau
hal ini dilakukan berkali-kali, maka akan
terjadi hal sebagai berikut : mata pelajaran
Kimia (CS)  respons siswa terhadap
mata pelajaran kimia negatif (CR).
Teori belajar operant conditioning
Dari Skinner

stimulus dan respon

Berinteraksi dengan lingkungannya

Perubahan tingkah laku

Stimulus
saling Mempengaruhi Muncul Tingkah
berinteraksi respon konsekuensi laku
Dalam teori belajar operant conditioning,
terdapat dua macam respons, yaitu :

1. Respondent respons, yaitu respons yang


ditimbulkan oleh perangsang tertentu. Respon ini
timbul karena didahului perangsang tertentu
(eleciting stimuli) yang menimbulkan respons
secara relatif menetap. Misalnya makanan hanya
dapat menyebabkan keluarnya air liur.
2. Operant respons atau instrumental
respons yaitu perangsangnya disebut
reinforcer, yaitu respon yang timbul dan
berkembang diikuti oleh perangsang-
perangsang tertentu. Respons ini
memperkuat respons yang telah dilakukan
oleh organisme.
Penerapan dalam Pembelajaran

1. Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang


sudah siap , materi disampaikan secara utuh oleh guru
2. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi
singkat yang diikuti contoh-contoh
3. Bahan pelajaran disusun dari yang sederhana sampai
pada yang kompleks
4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur
dan diamati
5. Kesalahan harus segera diperbaiki
6. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan
7. Evaulasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
KELEMAHAN TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK
1. Teori behavioristik cenderung mengarahkan peserta didik
untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak
produktif.

2. Peserta didik cenderung tidak bebas berkreasi dan


berimajinasi. Padahal inti belajar adalah mengembangkan
kreativitas dan imajinasi
3. Pembelajaran peserta didik hanya perpusat pada guru
Peserta didik hanya mendapatkan pembelajaran
berdasarkan apa yang diberikan guru. Mereka tidak
diajarkan untuk berkreasi sesuai dengan
perkembangannya. Peserta didik cenderung pasif dan
bosan.

4. Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib


penjelasan guru. Pembelajaran seperti bisa dikatakan
pembelajaran model kuno karena menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
Penggunaan hukuman biasanya sebagai salah satu cara
untuk mendisiplinkan.
Kelebihan Teori Behavioristik
1. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan. Dengan bimbingan yang diberikan secara
terus menerus akan membuat peserta didik paham sehingga mereka
bisa menerapkannya dengan baik.

2. Materi yang diberikan sangat detail


Jumlah pengetahuan yang diberikan banyak yang diharapkan
peserta didik memahami dan mampu mengikuti setiap
pembelajarannya.

3. Membangun konsentrasi pikiran


Dalam teori ini adanya penguatan dan hukuman dirasa perlu.
Penguatan ini akan membantu mengaktifkan siswa untuk
memperkuat munculnya respon. Hukuman yang diberikan adalah
yang sifatnya membangun sehingga peserta didik mampu
berkonsentrai dengan baik.
TUGAS

BUAT PETA KONSEP TENTANG TEORI


BELAJAR BEHAVIORISTIK
Kelebihan &
Kelemahan

Pengertian

Teori Pembelajaran
Behavioristk

Implikasi Bruner

Ausubel
TEORI
PEMBELAJARAN
KOGNITIF
Kelebihan &
Kelemahan
Thorndike.
Pavlov
Pengertian
Skinner

Teori Pembelajaran Kognitif

Implikasi Hukum Primer

Hukum
Sekunder
Pembelajaran yang lebih menekankan
pada pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki peserta didik.
Teori Pembelajaran kognitif menurut Piaget
Menurut Piaget individu berkembang menuju
kedewasaan maka ia akan mengalami adaptasi dengan
lingkungannya yang akan menyebabkan adanya
perubahan kualitatif dalam struktur kognitifnya. Proses
belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu:
• Asimilasi
• Akomodasi
• Equilibrasi
Tahapan – tahapan perkembangan kognitif
menurut Piaget :

1. Tahapan Sensori Motor (0-2th)

2. Tahapan Pra – Operasional (2-7th)

3. Tahapan Operasi Konkrit (7-11th)

4. Tahapan Operasi Formal (11-15th)


1. Tahapan Sensori Motor (0-2th)

Usia 2th pertama anak dapat sedikit memahami


lingkungannya dengan cara melihat, meraba atau
memegang, mengecap, mencium dan
menggerakan. Anak tersebut mengetahui bahwa
perilaku yang tertentu menimbulkan akibat
tertentu pula bagi dirinya.
2. Tahapan Pra – operasinal (2-7th)

Pada tahap ini telah mampu


menggunakan bahasa dalam
mengembangkan konsepnya,
walaupn masih sangat
sederhana.
3. Tahapan Operasi Konkrit (7-11th)

Dalam tahap ini anak sudah


mengembangkan pikiran logis.
Dalam upaya memahami
lingkungan sekitarnya anak tidak
terlalu menggantungkan diri pada
informasi yang datangnya dari
pancaindra.
4. Tahapan Operasional Formal (11-15th)

Pada tahap ini anak sudah mampu


berpikir abstrak yaitu berpikir
mengenai gagasan. Anak dengan
opersai formal ini sudah dapat
memikirkan beberapa alternatif
pemecahan suatu masalah.
Teori Belajar Kognitif Bruner
Teori Bruner di kenal free discovery
learning, yang menyatakan bahwa
proses belajar akan berjalan dengan
baik jika pendidik memberikan
kesempatan kepada peserta didiknya
untuk menemukan suatu konsep, teori ,
aturan atau penambahan melalui contoh
– contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
Lanjutan ....
3 tahapan cara melihat lingkungan:
1. Tahapan Enaktif : dalam memahami dunia
disekitarnya anak mengunakan pengetahuan
motorik.
2. Tahapan Ikonik: dalam memahami dunia
disekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpaan
& perbandingan.
3. Tahapan Simbolik: kemampuan dalam berbahasa,
logika, matematika sangat mempengaruhi ide-ide
abstrak.
“Teori Belajar
Kognitif Ausubel”

Dalam teori ini, teori belajar dimaknai


sebagai belajar bermakna. Pembelajaran
bermakna yaitu suatu proses mengkaitkan
informasi baru pada konsep – konsep
relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang.
Implementasi dalam dunia Pendidikan

Implementasi terhadap pendidikan yaitu bahwa keaktifan


dalam belajr itu sangat penting. Peserta didik yang belajar
secara aktif dan bisa optimal proses asimilasi dan akomodasi
antara pengetahuan dan pengalaman akan terjadi dengan
baik.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Pembelajaran Kognitif

Kelebihan:
• Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah.
• Dapat meningkatkan motivasi.
• Membantu peserta didik untuk memahami bahan
belajar dengan lebih mudah.

Kekurangan:
•Keberhasilan pembelajaran didasarkan pada
kemampuan peserta didik.
•Pendidik dituntut mengikuti keaktifan peserta
didiknya.
•Fasilitas harus mendukung.
Ada kritik, saran, atau
pertanyaan ?
Teori Humanistik

RODL LUS
I I

OD
NURU
Y
L
Teori Humanistik
• Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia daripada berfokus pada
“ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori
psikoanalisa Freud.
• Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut
sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk
melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif
ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik
yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan
penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.
Pandangan Kolb mengenai belajar,
yang teorinya terkenal dengan “Belajar
Empat Tahapnya” ;

1. Tahap Pengalaman Konkret


2. Tahap Pengamatan aktif dan reflektif
3. Tahap Konseptualisasi
4. Tahap Eksperimentasi aktif
Pandangan Honey dan Mumford
terhadap belajar, menggolong –
golongkan orang yang belajar kedalam
empat macam atau golongan, yaitu:

1. Kelompok Aktivis
2. Kelompok Reflektor
3. Kelompok Teoris
4. Kelompok Pragmatis
Pandangan Habernas terhadap teori
belajar, Pendapatnya sering disebut “tiga
macam tipe belajar”, yaitu:

1. Belajar Teknis ( technical learning)


2. Belajar Praktis (practical learning)
3. Belajar Emansipatoris
Pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap belajar.
Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga
kawasan yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom,
sebagai berikut:

1. Domain Kognitif, terdiriatas 6 tingkatan, yaitu:


•Pengetahuan ; mengingat, menghafal
•Pemahaman ; menginterprestasikan
•Aplikasi ; menggunakan konsep untuk memecahkan
masalah
•Analisis ; menjabarkan suatu konsep
•Sintesis ; menggabungkan bagian – bagian konsep
menjadi suatu konsep utuh
•Evaluasi ; membandingkan nilai – nilai, ide, metode
2. Domain Psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu
:

•Peniruan ; menirukan gerak


•Penggunaan ; menggunakan konsep untuk
melakukangerak
•Ketepatan ; melakukan gerak dengan benar
•Perangkaian ; melakukan beberapa gerakan
sekaligus denganbenar
•Naturalisasi ; melakukan gerak secara wajar
3. Domain Afektif, terdiri atas 5 tingkatan,
yaitu:
•Pengenalan ; ingin menerima,sadar akan
adanya sesuatu
•Merespon ; aktif berpartisipasi
•Penghargaan ; menerima nilai – nilai, setia
kepada nilai – nilai tertentu
•Pengorganisasian ; menghubung –
hubungkan nilai – nilai yang
dipercayai
•Pengalaman ; menjadikan nilai – nilai
sebagai bagian dari pola hidupnya
Implikasi teori humanistik pada
pembelajaran siswa
Semua komponen pendidikan termasuk tujuan
pendidikan diarahkan pada terbentuknya manusia
yang ideal, manusia yang dicita-citakan, yaitu
manusia yang mampu mencapai aktualisasi diri.
Untuk itu, sangat perlu diperhatikan bagaimana
perkembangan peserta didik dalam mengaktualisasi
dirinya, pemahaman terhadap dirinya, serta realisasi
diri.
Implikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh
atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan.

Dalam teori ini,


•peran guru menjadi fasilitator dan memberikan
motivasi kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan siswa.
• Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada
siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh
tujuan pembelajaran.
•Siswa berperan sebagai pelaku utama (student
center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri.
Diharapkan :

•siswa memahami potensi diri,


•mengembangkan potensi dirinya secara positif
dan meminimalkan potensi diri yang bersifat
negative.

Karena seseorang akan dapat belajar dengan


baik jika mempunyai pengertian tentang dirinya
sendiri dan dapat membuat pilihan-pilihan
secara bebas ke arah mana ia akan
berkembang.
Fokus :

• Belajar sebagai proses membantu


•Individu, agar dirinya mampu membantu
dirinya sendiri.

•Setiap individu memiliki kemampuan yang


terbaik dalam dirinya, dan akan berkembang
secara optimal jika diberikan kesempatan !
Ada kritik, saran, atau
pertanyaan ?
.

Teori konstruktivistik

Teori ini percaya bahwa siswa mampu mencari sendiri


masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui
kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadapinya ,
menyelesaikan dan membuat konsep mengenai
keseluruhan pengalaman realistik dan teori dalam satu
pengetahuan utuh.
Tokoh dalam teori Konstruktivisme

1. John Dewey
Bahwa belajar bergantung pada pengalaman dan minat siswa
sendiri dan topik dalam Kurikulum harus saling terintegrasi
bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain.
Belajar harus bersifat aktif,langsung terlibat, berpusat pada
Siswa (SCL= Student Centered Learning ) dalam konteks
pengalaman sosial.
2. Jean Piaget

bahwa pengetahuan yang diperoleh seorang anak merupakan


hasil dari konstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki dengan
pengetahuan yang baru diperolehnya melalui 2 cara yaitu :
a. Asimilasi yaitu integrasi konsep yang merupakan tambahan
atau penyempurnaan dari konsep awal yang dimiliki.
b. Akomodasi terbentuknya konsep baru pada anak karena
konsep awal tidak sesuai dengan pengalaman baru yang
diperolehnya.
3. Lev Vygotsky

Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky yaitu


a. Zone of Proximal Development (ZPD)
kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa
atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu
b. Scaffolding
pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal
pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan
kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin
besar setelah ia dapat melakukannya
Prinsip-prinsip Konstruktivisme

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri


2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid
3.Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga
selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi
agar proses kontruksi berjalan lancar.
Karakteristik pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Driver dan Bell :

(1) siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki
tujuan,
(2) belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa,
(3) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi
secara personal,
(4) pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan,
(5) kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat
pembelajaran, materi, dan sumber.
Implikasi teori konstruktivistik
Yaitu :
(a) tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan
individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap
persoalan yang dihadapi,
(b) kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan
pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu,
latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari
(c) peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang
sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman
yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada
diri peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai