Anda di halaman 1dari 3

TONSILITIS KRONIK

•Referat
1.Nina Mariana, S.Ked
2.Thiarini Rahmawati, S.Ked
3.Dita Andini, S.Ked
Pembimbing:
Dr. Hj. Abla Ghanie, Sp. T.H.T.K.L (K), FICS
Pendahuluan
• Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatin yang merupakan bagian
dari cincin waldeyer.
• Cincin waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat
dalam rongga mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatin
(tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba
custachius (lateral band dinding faring/ gerlach’s tonsil)
• Tonsilitis disebabkan oleh bakteri/virus
• Tonsilitis dapat terjadi pada usia berapapun tetapi paling sering
pada usia dibawah 9 tahun.
• Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT pada 7 provinsi di
Indonesia pada tahun 1994-1996, prevalensi kejadian tonsilitis
kronik adalah yang tertinggi setelah nasofaringitis akut (4,6%)
yaitu sebanyak 3,8%.
• Penatalaksanaan tonsilitis sendiri adalah dengan antibiotik ataupun
dengan tonsilektomi. Tonsilektomi didefinisikan sebagai operasi
pengangkatan seluruh tonsil palatina
2
Kesimpulan
• Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatin yang merupakan bagian
dari cincin waldeyer.
• Beberapa organisme dapat menyebabkan infeksi pada tonsil,
termasuk bakteri aerobik dan anaerobik, virus, jamur, dan parasit.
• Gejala berupa nyeri tenggorokan yang berulang atau menetap dan
obstruksi pada saluran cerna dan saluran nafas. Gejala konstitusi
seperti demam.
• Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang
tidak rata, kriptus melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus.
Terasa ada yang mengganjal di tenggorokan, tenggorokan terasa
kering dan napas yang berbau.
• Pemeriksaan penunjang mikrobiologi dan histopatologi
• Penatalaksanaan terapi medikamentosa: hygiene mulut dengan cara
berkumur atau obat isap, pemberian antibiotic. Untuk terapi
operatif pembedahan dilakukan dengan mengangkat tonsil
(tonsilektomi)
3

Anda mungkin juga menyukai