Anda di halaman 1dari 38

PRESENTASI SEMINAR PRA SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SIMULASI
DIGITAL DI SMK NURUL AMANAH

OLEH: DOSEN PEMBIMBING:

HAMIDAH 1. Puji Rahayu Ningsih, S.Pd., M.Pd.


140631100093/Pendidikan Informatika 2. Prita Dellia, S.Kom., M.Kom.

PENDIDIKAN INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
DESEMBER 2017
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.2 RUMUSAN MASALAH


BAB I

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.4 BATASAN PENELITIAN

1.5 MANFAAT PENELITIAN


LATAR BELAKANG MASALAH

Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran.


 Guru masih cenderung menggunakan model
pembelajaran konvensional.
 Hasil belajar mata pelajaran simulasi digital kurang
maksimal. Rekap rata-rata nilai Ujian Tengah Semester
(UTS) Ganjil kelas X TKJ Putra (Pa) 59,94 dan X TKJ
Putri (Pi) 75,88 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 73. Ketuntasan hasil belajar yang diperoleh
peserta didik kelas X TKJ Pa sebanyak 8 dari 31 peserta
didik dan kelas X TKJ Pi sebanyak 11 dari 17 peserta
didik.
RUMUSAN MASALAH

 Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran


kooperatif tipe example non example terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran simulasi digital di SMK
Nurul Amanah?
 Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe example non example pada mata
pelajaran simulasi digital di SMK Nurul Amanah?
 Bagaimanakah respon peserta didik terhadap
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
example non example pada mata pelajaran simulasi
digital di SMK Nurul Amanah?
TUJUAN PENELITIAN

 Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran


kooperatif tipe example non example terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran simulasi digital di SMK
Nurul Amanah.
 Untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe example non example pada mata
pelajaran simulasi digital di SMK Nurul Amanah.
 Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
example non example pada mata pelajaran simulasi
digital di SMK Nurul Amanah.
BATASAN PENELITIAN

 Pada mata pelajaran simulasi digital dalam materi


proses pengambilan gambar.
 Penelitian ini dilakukan di lingkungan SMK Nurul
Amanah, Tanah Merah tahun ajaran 2017/2018.
 Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X
TKJ SMK Nurul Amanah, Tanah Merah.
 Penelitian ini terbatas pada model pembelajaran
kooperatif tipe example non example terhadap hasil
belajar peserta didik kelas X TKJ SMK Nurul Amanah,
Tanah Merah.
 Hasil belajar peserta didik sesuai dengan ranah kognitif
menurut Taksonomi Bloom yang dibatasi pada ranah C1
sampai C4.
MANFAAT PENELITIAN

BAGI GURU

 Upaya pengembangan inovasi pembelajaran.


 Memberikan informasi tentang model pembelajaran
example non example dan penerapannya dalam
pembelajaran simulasi digital.
 Menigkatkan usaha untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
MANFAAT PENELITIAN

BAGI PESERTA DIDIK


 Memudahkan peserta didik dalam memahami
materi pelajaran simulasi digital.
 Peserta didik dapat bekerja sama dalam
menyelesaikan tugasnya
 Upaya meningkatkan motivasi, minat, dan hasil
belajarnya.
MANFAAT PENELITIAN

BAGI PENELITI
 Mengembangkan dan menerapkan ilmu yang telah
diperoleh selama kegiatan kuliah.
 Sumbangan pemikiran untuk mengembangkan
inovasi model pembelajaran pada mata pelajaran
yang ada di SMK khususnya dalam pembelajaran
smulasi digital.
KAJIAN PUSTAKA
BAB II 2.1 LANDASAN TEORI

2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN

2.3 KERANGKA BERPIKIR

2.4 HIPOTESA PENELITIAN


LANDASAN TEORI

MODEL PEMBELAJARAN

Joyce & Weil (dalam Rusman, 2014: 133) menjelaskan


bahwa “model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain”.
Pengertian lain disampaikan oleh Mujtahidin
Model pembelajaran adalah suatu (2014: 199) yang menjelaskan bahwa “model
rencana atau pola mengenai pembelajaran dapat diartikan sebagai bentuk
prosedur pembelajaran yang pembelajaran yang tergambar dari awal smpai
tergambar secara sistematis yang
akhir yang disajikan secara khas oleh guru”.
digunakan sebagai pedoman guru
untuk merancang, mempersiapkan
dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Landasan Teori

PEMBELAJARAN
KOOPERATIF

Tujuan
Konsep Dasar
1. Hasil belajar akademik
Peserta didik belajar dengan cara 2. Penerimaan terhadap
bekerja sama dengan temannya keragaman/perbedaan
untuk menyelesaikan tugas individu
bersama dan mencapai tujuan 3. Pengembangan
serta penghargaan bersama. keterampilan sosial
Landasan Teori

Tabel 2.1 Enam langkah utama di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif

FASE TINGKAH LAKU GURU


Fase-1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai
Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa pada kegiatan pelajaran, dan menenkankan pentingnya
topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.
Fase-2 Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa
Menyajikan informasi dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan
Fase-3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya
Mengorganisasikan siswa ke dalam membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap
kelompok-kelompok belajar kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan
efisien
Fase-4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
Membimbing kelompok bekerja dan belajar mereka mengerjakan tugas mereka

Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah


Evaluasi dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai, baik upaya
Memberikan penghargaan maupun hasil belajar individu dan kelompok
Sumber: Ibrahim (2000: 10)
Landasan Teori

+ PEMBELAJARAN
KOOPERATIF -
 Memerlukan periode waktu
 Menambah kepercayaan
yang cukup panjang
kemampuan berpikir sendiri
 Memerlukan peer teaching
 Mengembangkan kemampuan
secara efektif
mengungkapkan ide-ide atau
 Penilaian didasarkan pada
gagasan
hasil kerja kelompok
 Rescpet pada orang lain
 Banyak aktivitas yang hanya
 Lebih bertanggung jawab
didasarkan kepada kemampuan
 Meningkatkan prestasi akademik
secara individu.
sekaligus kemapuan sosial
Landasan Teori

EXAMPLE NON
EXAMPLE

Example non example merupakan model pembelajaran yang menggunakan


gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Model ini
bertujuan untuk mendorong peserta didik agar belajar berfikir kritis dengan
jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam
contoh-contoh gambar dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru (Kurniasih,
2017: 31).
Landasan Teori

Tabel 2.2 Fase pembelajaran kooperatif dengan model example non example
FASE LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Fase-1 Guru mempersiapkan alat peraga berupa gambar-gambar yang


Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan alat relevan sesuai dengan KD dan menyampaikan tujuan pembelajaran
peraga yang ingin dicapai.

Fase-2 Guru menunjukkan alat peraga yang akan digunakan dan memberi
Menyajikan dan mencermati alat peraga petunjuk serta memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
memperhatikan dan menganalisa alat peraga yang dipersiapkan.
Fase-3 Melalui diskusi kelompok 4-5 orang peserta didik, hasil diskusi dari
Melakukan diskusi kelompok dan analisa alat peraga tersebut dicatat pada kertas/lembar kerja
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kemudian tiap kelompok diberi kesempatan membaca
lembar kerja kelompok/hasil diskusi dan melakukan tanya jawab
Fase-4 Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
Membimbing penyimpulan menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Guru dan
peserta didik menyimpulkan materi sesuai tujuan pembelajaran.
Fase-5 Guru menilai hasil diskusi kelompok tentang materi yang telah
Evaluasi dipelajari.

Fase-6 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat


Memberikan penghargaan skor tertinggi.

Modifikasi: Ibrahim (2000: 10)


Landasan Teori

+ EXAMPLE NON
EXAMPLE -
1. Peserta didik dapat memperluas pemahaman 1. Tidak semuanya materi dapat
konsep dari sebuah definisi yang diperolehnya. disajikan dalam bentuk gambar.
2. Mengantarkan peserta didik dalam suatu proses 2. Model ini membutuhkan waktu
penemuan. yang lama dalam pengerjaannya.
3. Peserta didik mendapatkan pemahaman dua
konsep sekaligus.
4. Peserta didik menjadi lebih kritis.
5. Peserta didik mendapatkan pengetahuan yang
aplikatif.
6. Peserta didik memperoleh kesempatan
mengemukkan pendapatnya secara pribadi
Landasan Teori

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku


BELAJAR seseorang/siswa untuk memperoleh pengalaman
dari sesuatu yang dipelajari dari lingkungan sekitar.

Kognitif
aspek
HASIL BELAJAR Afektif

Psikomotorik

Hasil belajar merupakan wujud kemampuan peserta didik secara nyata yang
diperoleh setelah melakukan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan oleh guru. Dimana kemampuan hasil belajar
tersebut dapat ditinjau dari berbagai ranah yang meliputi ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Landasan Teori

SIMULASI DIGITAL

Kemendikbud (2013: 2) mendefinisikan bahwa“mata


pelajaran simulasi digital adalah mata pelajaran yang
membekali siswa agar dapat mengomunikasikan gagasan
atau konsep melalui media digital”.
Mata pelajaran simulasi digital menekankan pada
pembelajaran kolaboratif yang memanfaatkan teknologi
yang berkembang, seperti pembelajaran online, penyajian
materi secara digital, melaksanakan interaksi dan
komunikasi secara online, dan membuat materi dalam
bentuk simulasi visual.
Landasan Teori

PROSES PENGAMBILAN GAMBAR

Tujuan Pembelajaran

 Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan mampu:


 Mengenal dan melakukan tahapan produksi dengan alat perekam
gambar (camcorder), handphone, webcam, dan screen recorder.
 Menjelaskan ukuran gambar.
 Menjelaskan pergerakan kamera.
 Menjelaskan tata cahaya.
 Menjelaskan tata suara.
Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Wardika, dkk (2014) dengan


judul “Pengaruh Model Example Non Examples Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kls V SD di Gugus III Kecamatan
Tampaksiring”.

2. Penelitian lain yang dilakukan oleh Gunawan, dkk (2017)


dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Example And Non Example Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran TIK Kelas VII SMP Negeri 5
Tejakula”.

3. Penelitian lain juga dilakukan oleh Wiratni, dkk (2017)


dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Example Non-Examples Terhadap Hasil Belajar IPS
Kelas V SD”.
Kerangka Berpikir
Hipotesis Penelitian

Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran


kooperatif tipe example non-example terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran simulasi digital di SMK
Nurul Amanah

Ho : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran


kooperatif tipe example non-example terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran simulasi digital di SMK
Nurul Amanah
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JENIS DAN DESAIN PENELITIAN

3.2 SUBJEK PENELITIAN


BAB III

3.3 TEKNIK DAN INSTRUMEN PENELITIAN

3.4 ANALISIS DATA

3.5 DEFINISI OPERASIONAL

3.6 PROSEDUR PENELITIAN


Jenis dan Desain Penelitian

JENIS quasi experimental

DESAIN nonequivalent control group desaign

Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian quasi


experimental dengan desain nonequivalent control
group desaign karena kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol pada penelitian ini tidak dipilih
secara random (acak).
Jenis dan Desain Penelitian

Tabel 3.1 Desain penelitian nonequivalent control group desaign

Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Sumber: Sugiyono (2016: 79)

Keterangan:
X = Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe example non example
O1 = Hasil belajar awal kelompok eksperimen sebelum mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe example non example
O2 = Hasil belajar kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe example non example
O3 = Hasil belajar awal kelompok kontrol sebelum mengikuti pembelajaran
tanpa perlakuan
O4 = Hasil belajar kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran
tanpa perlakuan
Subjek Penelitian

TEMPAT Penelitian ini bertempat di SMK Nurul Amanah, Tanah Merah,


Bangkalan.

WAKTU Waktu penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu pra penelitian
yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 dan Maret 2018,
penelitian dilaksanakan pada bulan April 2018, dan penulisan
laporan dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai selesai.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ SMK


POPULASI Nurul Amanah yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas X TKJ Putra
(Pa) sejumlah 31 siswa dan kelas X TKJ Putri (Pi) sejumlah 17
siswa.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam


SAMPEL penelitian ini adalah sampling jenuh. Teknik sampling jenuh
dipilih oleh peneliti karena jumlah populasi dalam penelitian ini
relatif kecil, sehingga seluruh populasi akan dijadikan sampel
(Sugiyono, 2016: 85).
Teknik dan Instrumen Penelitian

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


TES WAWANCARA OBSERVASI ANGKET DOKUMENTASI

INSTRUMEN PENELITIAN
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

Ranah
No Indikator Jumlah soal No. Soal
C1 C2 C3 C4

1 Mengenal dan melakukan tahapan 2 1 0 0 3 1,2,11

produksi dengan alat perekam gambar

2 Menjelaskan ukuran gambar 2 2 1 1 6 3,4,12,13,18,19

3 Menjelaskan pergerakan kamera 2 1 1 1 5 5,6,14,15,20

4 Menjelaskan tata cahaya 1 1 1 0 3 7,8,16

5 Menjelaskan tata suara 1 1 1 0 3 9,10,17

Jumlah 8 6 4 2 20 20
Teknik dan Instrumen Penelitian

INSTRUMEN PENELITIAN

Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa

Aspek yang dinilai


No Nama Jumlah presentase
A B C D

dst.
Keterangan:
A = keterampilan berada dalam tugas
B = keterampilan membagi tugas dalam kelompok
C = keterampilan bertanya
D = keterampilan menyimpulkan
Teknik dan Instrumen Penelitian

INSTRUMEN PENELITIAN

Tabel 3.4Kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru

No. Aspek yang diamati Deskripsi

1 Pendahuluan Apersepsi dan motivasi

Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan

2 Kegiatan inti Penguasaan materi pembelajaran

Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe example non example

Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran

Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

3 Penutup Membuat kesimpulan-kesimpulan dan evaluasi


Teknik dan Instrumen Penelitian

INSTRUMEN PENELITIAN

Tabel 3.5 Kisi-kisi angket respon siswa

Indikator Jumlah Item No. Item

Ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran 7 1,2,3,4,5,6,7

kooperatif tipe example non example

Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 6 8,9,10,11,12,13

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

example non example

Keaktifan siswa mengikuti pembelajaran 2 14,15


Analisis Data

Uji Instrumen Penelitian Uji Prasyarat

1. Validitas 1. Uji Normalitas


2. Reliabilitas 2. Uji Homogenitas
3. Taraf kesukaran soal 3. Uji Linieritas
4. Daya Pembeda 4. Uji Signifikan (Uji t)
5. Uji Gain Ternormalisasi
Definisi Operasioal

Model pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
tergambar mulai dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru (Mujtahidin, 2014: 199).
Model konvensional
Sukandi (dalam Rochmawati, 2014: 106) menyatakan bahwa model
konvensional adalah pendekatan konvensional yang ditandai dengan guru
mengajar legih banyak mengajarkan konsep-konsep, bukan kompetensi.
Tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu, bukan mampu melakukan
sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan.
Pembelajaran kooperatif
Hal terpenting dalam pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat
belajar dengan cara bekerja sama dengan teman. Bahwasannya teman yang
lebih mampu dapat menolong teman yang lemah dan setiap anggota
kelompok tetap dapat member sumbangan pada prestasi keompok. Selain
itu para siswa juga mendapat kesempatan untuk saling bersosialisasi
(Mujtahidin, 2014: 223).
Definisi Operasioal

Model Example non example


Example non example merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi
pelajaran. Model ini bertujuan untuk mendorong peserta didik agar belajar
berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan
yang termuat dalam contoh-contoh gmbar yang dipersiapkan oleh guru
(Kurniasih, 2017: 31).
Simulasi digital
Simulasi digital merupakan mata pelajaran yang membekali siswa agar
dapat mengkomunikasikan gagasan atau konsep melalui media digital.
Mata pelajaran simulasi digital menekankan pada pembelajaran
kolaboratif yang memanfaatkan teknologi yang berkembang, seperti
pembelajaran online, penyajian materi secara digital, melaksanakan
komunikasi online, dan membuat materi dalam bentuk simulasi visual
(Kemendikbud, 2013: 2).
Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana: 2011: 22).
Prosedur Penelitian

Tahap Persiapan

1. Mengurus surat permohonan izin penelitian.


2. Melakukan wawancara.
3. Menyusun perangkat pembelajaran.
4. Merancang kegiatan pembelajaran.
5. Menyusun instrumen penelitian dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
- Menentukan materi yang akan diajarkan
- Menentukan tipe soal tes
- Membuat kisi-kisi soal tes
- Menyusun butir soal
- Melakukan uji coba instrumen
- Membuat lembar validasi instrumen
- Melakukan validasi instrumen kepada dosen ahli.
- Mengkaji saran dan komentar para ahli sebagai bahan pertimbangan dalam
memperbaiki instrumen penelitian.
Prosedur Penelitian

Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir

 Melakukan pre test untuk • Mengklasifikasikan data.


melihat kemampuan awal siswa. • Mengolah data hasil penelitian.
 Melaksanakan pembelajaran • Melakukan analisis data dari hasil
sesuai dengan RPP yang telah penelitian yang telah dilakukan
disusun. dalam rangka pengambilan
 Melakukan post test pada kelas
kesimpulan.
kontrol dan eksperimen. • Membahas hasil penelitian serta
menarik kesimpulan dan saran.
 Penilaian model pembelajaran
• Menyusun laporan penelitian.
kooperatif tipe example non • Melakukan penggandaan laporan
example menggunakan angket penelitian setelah semua isi
respon siswa. laporan penelitian telah disetujui
oleh Dosen Pembimbing I dan II.
SEKIAN

SYUKRON JAZIILAAN

Anda mungkin juga menyukai