Anda di halaman 1dari 13

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAPUAS

2017
EVALUASI PELAKSANAAN HAJI KAB.KAPUAS TAHUN 2016
1. KONDISI UMUM JEMAAH HAJI TAHUN 1437 H / 2016 M (1)
a. Sosiodemografi
50,000
60,000
45,000
40,000
50,000
35,000
30,000
25,000 Jenis Pekerjaan 40,000 Kelompok Pendidikan
20,000
15,000 30,000
10,000
5,000 20,000
0
10,000

0
SD SLTA S1 SLTP SM/D3 S2 S3 Lain-
lain

Pria > 60 THN = 15,85%


Wanita
118 128 50-59 THN=30,08%
Jenis Kelamin 47% 54% Kelompok Umur 40-49 THN=33,73%
20-39 THN=20,32%
KONDISI UMUM JEMAAH HAJI KAB.KAPUAS
TAHUN 1437 H / 2016 M (3)
b. Faktor Risiko Internal

JEMAAH HAJI DENGAN PENYAKIT TERBANYAK


NO PENYAKIT JUMLAH
1. HYPERTENSI 66
2. SENILITY 39
3. OTHER HYPERLIPEDEMIA 37
4. DYSPEPSIA 16
5. DM 9
6. ACUTE MIOCARD INFARCTION 5
7. MYOPIA 5
8. NEURALGIA AND NEURITIS 3
9. HYPOTENSI 2
10 OTHER ALLERGIC RHINITIS 2
2. Faktor Risiko Lain yang Mempengaruhi
Kesehatan Jemaah Haji
Lingkungan Fisik, seperti jarak pemondokan ke Masjidil Haram, suhu ekstrem (panas,
berdebu dan badai pasir), kelembaban rendah serta aktivitas ibadah yang sebagian
besar merupakan kegiatan fisik

Lingkungan Sosial, seperti adaptasi dengan penduduk dari berbagai negara dan di
negeri asing serta norma dan kebiasaan yang berbeda

Lingkungan Psikologis, seperti jauh dari keluarga dalam jangka waktu lama dan
interaksi antar sesama Jemaah Haji Indonesia selama menjalankan ibadah haji

Kebijakan, seperti kebijakan penempatan pondokan jemaah haji berisiko tinggi, baik
jarak atau kemudahan aksesnya
SUHU RATA-RATA MINIMAL DAN MAXIMAL
TIAP TAHUN DI MAKKAH
SUHU RATA-RATA MINIMAL DAN MAXIMAL
TIAP TAHUN DI MADINAH
3. Prinsip Dasar Penyelenggaraan Kesehatan Haji
HAJI / UMRAH MABRUR

Istithaah
Badaniah, Amaliyah, dan Ubudiyah
Jasmani, Rohani, Ekonomi, dan Keamanan
Aspek kesehatan laik ibadah: Bebas CEDERA, SEHAT dan BUGAR

FAKTOR DETERMINAN: Usia Lanjut, Penyakit Kronis ( Kardiovaskular, Metabolik, Muskuloskeletal,


Neurologis), Penyakit Menular, Psikososial (Akut dan Kronis), Masalah Gizi, Kesehatan Reproduksi,
Kecelakaan, Lingkungan (Air Bersih, Sanitasi, Cuaca Ekstrim), dan Pengetahuan Kesehatan
5 LEVEL PREVENTION : Health Promotion, Specific Protection, Early Diagnostic and Prompt Treatment,
Disability Limitation, Rehabilitation.
5 LEVEL PREVENTION pada fase: Masa Tunggu, Pra embarkasi, Embarkasi, Perjalanan Udara/Darat,
Masa Ibadah ( Makkah, Madinah, Armina), Debarkasi, Kembali Ke Rumah
4. Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Tujuan:
a. Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan.
b. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai
tiba kembali di Tanah Air.
c. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar/masuk
oleh jemaah haji.

Aspek kesehatan Istitha'ah


a. Isthita’ah kesehatan merupakan bagian dari Isthita’ah Ibadah Haji.
b. Isthita’ah kesehatan bagi jemaah haji Indonesia apabila memenuhi standar kelaikan
kesehatan.
c. Standar kelaikan kesehatan adalah rumusan kriteria jemaah haji untuk memenuhi syarat
kesehatan dalam mengikuti perjalanan ibadah haji secara mandiri, tidak membahayakan
keselamatan diri sendiri dan orang lain.
5. Strategi Penyelenggaraan Kesehatan Haji
1. Penguatan kegiatan promotif dan preventif dalam penyelenggaraan
kesehatan haji.

2. Pendekatan kegiatan program kesehatan haji:

• Regulasi

• Pendidikan Publik

• Ketersediaan dan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan


STRATEGI PEMBINAAN ISTITHAAH KESEHATAN
JEMAAH HAJI
1. Pemeriksaan kesehatan sebagai penapisan kesehatan jemaah haji.
2. Penetapan jenis intervensi (berobat, olahraga, diet, tindakan
medis)
3. Pelaksanaan intervensi (jemaah haji, petugas kesehatan,
pembimbing ibadah, organisasi profesi dan akademisi)
4. Evaluasi hasil intervensi
5. Penilaian hasil pencapaian istithaah
PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI 2016 - 2019
Musim Haji 1437 H/2016 M kuota Indonesia : 168.800 (masih pemotongan 20%
dari kuota normal)
1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji sesuai standar :
a. Orientasi Kegiatan Promotif dan Preventif :
i. Pembinaan Kesehatan pada masa pra embarkasi di 34 Provinsi.
ii. Pengendalian faktor risiko kesehatan (eksternal dan internal) jemaah haji berbasis data di
Siskohatkes.

b. Peningkatan kapasitas profesional petugas kesehatan haji Indonesia.


c. Optimalisasi sarana kesehatan Indonesia.
d. Perlindungan khusus bagi Jemaah Risti.
PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI 2016 - 2019
2. Pengembangan Kegiatan Kesehatan Haji Terpadu :
a. Permenkes tentang Istithaah telah terbit, yaitu PMK No.15 Tahun 2016
b. Pembinaan berbasis IT dengan RFID
c. Pembinaan kesehatan di masa tunggu
d. Persiapan dan perencanaan tanggap darurat kesehatan haji
e. Pembinaan kerja sama lintas program dan lintas sektor serta kemitraan
organisasi profesi dan organisasi masyarakat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai