• Kamilan Niam Ibnu Rozak (0116 004 43) • Lintang Buana Handayani (0116 004 44) • Muhamad Rizki Ardiansyah (0116 004 45) • Muhammad Agail Wicaksana (0116 004 46) PENGERTIAN Jenis – Jenis Kebisingan Menurut Buchari (2007), kebisingan dibagi menjadi 4 jenis yaitu : 1. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas, misalnya mesin- mesin, dapur pijar, dan lain-lain. 2. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit, misalnya gergaji serkuler, katup gas, dan lain-lain. 3. Kebisingan terputus-putus (intermitten/interuted noise) adalah kebisingan dimana suara mengeras dan kemudian melemah secara perlahan-lahan, misalnya lalu- lintas, suara kapal terbang di lapangan udara. 4. Bising Fluktuatif yaitu tingkat kebisingan naik turun secara cepat 5. Bising Nada Tunggal merupakan bising yang dominan pada sebuah frekwensi, Contoh ; bising motor pada mesin, gear box, fan dan pompa 6. Bising Frekwensi Rendah , dominan pada rentang frekwensi 8 – 100 Hz, tipeini terdapat pada mesin-mesin diesel besar,kereta apai, poeer plant Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dibagi atas: 1. Bising yang mengganggu (irritating noise). Intensitas tidak terlalu keras, misalnya mendengkur. 2. Bising yang menutupi (masking noise). Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Secra tidak langsung bunyi ini akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja, karena teriakan isyarat atau tanda bahaya tenggelam dari bising dari sumber lain. 3. Bising yang merusak (damaging/injurious noise), adalah bunyi yang melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak/menurunkan fungsi pendengaran. Karena ada kisaran sensitivitas, telinga dapat mentoleransi bunyi-bunyi yang lebih keras pada frekuensi yang lebih rendah dibanding pada frekuensi tinggi. Kisaran kurva-kurva pita oktaf dikenal sebagai kurva tingkat kebisingan (NR = noise rating) pernah dibuat untuk menyatakan analisis pita oktaf yang dianjurkan pada berbagai situasi. Menurut SK Dirjen P2M dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan RI Nomor 70-1/PD.03.04.Lp, (Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan Tahun 1992), tingkat kebisingan diuraikan sebagai berikut: 1.Tingkat kebisingan sinambung setara (Equivalent Continuous Noise Level = Leq) adalah tingkat kebisingan terus menerus (=steady noise) dalam ukuran dBA, berisi energi yang sama dengan energi kebisingan terputus-putus dalam satu periode atau interval waktu pengukuran. 2.Tingkat kebisingan yang dianjurkan dan maksimum yang diperbolehkan adalah rata-rata nilai modus dari tingkat kebisingan pada siang, petang dan malam hari. 3.Tingkat ambien kebisingan (=Background noise level) atau tingkat latar belakang kebisingan adalah rata-rata tingkat suara minimum dalam keadaan tanpa gangguan kebisingan pada tempat dan saat pengukuran dilakukan, jika diambil nilainya dari distribusi statistik adalah 95% atau L-95. Nilai Ambang Batas Kebisingan Nilai Ambang Batas Kebisingan Peraturan Menaker tran SE-01/1978, menetapkan ambang batas kebisingan maksimal dan waktu dengar sbb: Intensitas Bunyi Batas waktu dengar 82 dB 16 jam 85 dB 8 jam 88 dB 4 jam 91 dB 2 jam 97 dB 1 jam 100 dB ¼ jam Nilai Ambang Batas Kebisingan Pengaruh kebisingan intensitas tinggi (di atas NAB) a) Pengaruh kebisingan intensitas tinggi terjadinya kerusakan pada indera pendengaran yang dapat menurunkan pendengaran baik yang bersifat sementara maupun permanen atau ketulian. b) Pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus- putus dan sumbernya tidak diketahui. c) Secara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat, gangguan sensoris dan denyut jantung, risiko serangan jantung meningkat, dan gangguan pencernaan. d) Reaksi masyarakat, apabila kebisingan akibat dari suatu proses produksi demikian hebatnya, sehingga masyarakat sekitarnya protes menuntut agar kegiatan tersebut dihentikan. Pengaruh kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB) Secara fisiologis intensitas kebisingan yang masih di bawah NAB tidak menyebabkan kerusakan pendengaran, namun demikian kehadirannya sering dapat menurunkan performasi kerja, sebagai salah satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya. Stres yang disebabkan karena pemaparan kebisingan dapat menyebabkan antara lain: a) Stres menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur. b) Gangguan reaksi psikomotorik. c) Kehilangan konsentrasi. d) Gangguan konsentrasi antara lawan bicara. e) Penurunan performasi kerja yang kesemuanya itu akan bermuara pada kehilangan efisiensi dan produktivitas. 1. Anotomi Telingah Manusia Telingah manusia terbagi atas 3 bagian yaitu : (i) Telingah bagian luar. Terdiri dari; daun telingah dan liang telingah, (ii) Telingah bagian tengah. Terdiri dari, gendang telingah, dan susunan tulang-tulang (disebut, ossicles), (iii) Telingah bagian dalam Suara yang keras mempunyai potensi mengganggu seluruh sitim pendengaran , karena pengaruh langsung kepada telingah bagian tengah, yaitu : ossicular, tympanic membrane, oval window, dan cochlear (bila rusak tidak dapat disembuhkan lagi, karena terjadinya perubahan syaraf dengar). 2. Efek Kebisingan Terhadap Pendengaran Efek bising : (i)Suara yang keras mempunyai potensi merusak bagian - bagian tepi dan pusat sistem pendengaran, kebisingan dapat berpengaruh langsung terhadap telinga tengah dan telinga dalam seperti ossicular, tymphanic membrane, oval window dan cochlear. (ii) Cochlear apabila rusak tidak dapat sembuh kembali. Kerusakan cochlear ini dapat juga disebabkan oleh kebisingan level lemah yang kontinyu yang memberikan tekanan terus – menerus (iii) Akibatnya kemampuan sel - sel sensor penerima suara jadi berkurang dan akhirnya terjadi perubahan pada pada syaraf dengar. Adanya perubahan pada syaraf dengar ini akan menimbulkan perubahan atau kehilangan ambang pendengaran (the loss hearing thershold), (iv) Hilang ambang pendengaran yang disebabkan oleh pemaparan kebisingan ini dinamakan noice induced sensorineural hearing loss(v) Kebisingan yang relatif hebat dihubungkan dengan acoustic trauma. Hal ini dapat terjadi apabila puncak kebisingan lebih dari 160 dB 3. Efek Kebisingan Terhadap Daya Kerja Dan Pekerjaan Efek pemaaran bising terdaya kerja tenaga kerja, meliputi ; (i) Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dimana pada suatu lokasi kerja konsentrasi ini diutamakan terutama untuk pekerjaan - pekerjaan yang memerlukan banyak berpikir, berperan meningkatkan kelelahan (ii) Berbicara di dalam suasana bising akan memerlukan energi yang lebih banyak karena harus berteriak – teriak, (ii) Salah memahami perkataan, perintah, atau peringatan keamanan yang penting menyangkut pekerjaan, sehingga akibatnya akan terjadi kecelakaan 4. Dampak Kesehatan (gangguan pendengaran, gangguan psikologis, cepat marah,mudah tersinggung, perut mual, kepala pusing, dilatasi pupil mata, susah tidur,gangguan tubuh lainya : Kosentrasi pembuluh darah, prifer, t.u tungkai bawah, penigkatan kadar adremail darah, ketegangan otot daerah paha, peningkatan peristolik lambung dan usus, peningkatan sekresi hormon thyrold) . Pengendalian Kebisingan Eliminasi Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yan bersifat permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat dicapai dengan memindahkan objek kerja atau sistem kerja yang berhubungan dengan tempat kerja yang kehadirannya 18 pada batas yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan dan standart baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Subtitusi Pengendalian ini dimaksudkan untuk menggantikan bahanbahan dan peralatan yang berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau yang lebih aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas yang masih bias ditoleransi atau dapat diterima. Engenering Control Pengendalian dan rekayasa tehnik termasuk merubah struktur objek kerja untuk menceganh seseorang terpapar kepada potensi bahaya, seperti pemberian pengaman pada mesin. Isolasi Isolasi merupakan pengendalian risiko dengan cara memisahkan seseorang dari objek kerja. Pengendalian kebisingan pada media propagasi dengan tujuan menghalangi paparan kebisingan suatu sumber agar tidak mencapai penerima, contohnya : pemasangan barier, enclosure sumber kebisingan dan tehnik pengendalian aktif (active noise control) menggunakan prinsip dasar dimana gelombang kebisingan yang menjalar dalam media penghantar dikonselasi dengan gelombang suara identik tetapi mempunyai perbedaan fase 1800 pada gelombang kebisingan tersebut dengan menggunakan peralatan control. 19 Pengendalian Administratif Pengendalian administratif dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya. Metode pengendalian ini sangat tergantung dari perilaku pekerja dan memerlukan pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian secara administratif ini. Metode ini meliputi pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kelelahan dan kejenuhan. Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri secara umum merupakan sarana pengendalian yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara, ketika suatu sistem pengendalian yang permanen belum dapat diimplementasikan. APD (Alat Pelindung Diri) merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem pengendalian risiko tempat kerja. Pelaksanaan Manajemen Pengendalian Bising merupakan bagian dari Hearing Loss Prevention Program (HLPP), atau Hearing Conservation Programme (HCP) yang sangat berhubungan dengan kebijakan perusahan, yang akan mempengaruhi produktivitas, pemeliharaan, dan prosedur operasi mesin. Noise Control Management atau Manajemen Pengendalian Bising sangat berhubungan dengan berbagai devisi atau unit didalam suatu industry proses, yaitu antara devisi human resources/Occupational Health Safety & Enviromental=HSE (safety,medical, industrial hygiene) devisi produksi, devisi maintenance, dan devisi engineering Lembaga internasional seperti OSHA, NIOSH, dan CAOHC, mendefenisikan usaha perlindungan ini sebagai Hearing Conservation Program/HCP yang kemudian perkembangannya menjadi Hearing Loss Prevention Program/HLPP Untuk melindungi pekerja dari kebisingan industri (lingkungan tempat kerja), NIOSH = National Instiatute of Occupational Safety and Health (adalah bagian dari pusat pencegahan dan penegendalian penyakit/Center for Disease Control and Prevention di dalam departemen pelayanan kesehatan Amerika Serikat) menyerankan waktu maksimum untuk tiap paparan kebisingan tertenu, dan di Indonesia sendiri waktu paparan kebisingan diatur dalam Permennakertrans No.13/MEN/X/2011 , tentang NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja Kebutuhan Hearing Loss Prevention Program (HLPP), akibat kerugian dari terpaparnya bising di tempat kerja, antara lain , untuk perkerja dan pihak perusahaan 1. Pekerja : Kehilangan kemampuan : Pendengaran secara parmanen, Tinnitus parmanen, Masalah berkomunikasi di tempat kerja yang bising, Meningkatnya kemungkinan terjadinya kecelakaan, dan, Kelelahan dan stress Perusahaaan : Dari klaim kompensasi, kerugian dari perushaan akibat bising tidaklah seberapa karena biaya konpensasi jauh lebih rendah dari pada biaya yang dikeluarkan untuk melakukan Hearing Loss Prevention Program (HLPP), Klaim kompensasi Ketika seorang pekerja didiagnosa mengalami kehilangan kemampuan pendengaran akibat kebisinngan, perusahaan menanggung kompensasi untuk pekerja, Produktivitas. Bising dapat secara langsung mempengauhi tingkat produktivitas dengan memperlambat performansi kerja dan meningkatnya jumlah keselahan saat bekerja, Resiko kecelakaan. Bising dapatmenjadi kontribusi dalam kecelakaan industry, yaitu saat keselamatan pelaksanan pekerjaan bergantung pada komunikasi suara, dan bising akan menjadi ancaman untuk keselamatan
Keuntungan dari Hearing Loss Prevention Program (HLPP)
Ketika sebuah perusahaan telah menjalankan Hearing Loss Prevention Program (HLPP) dengan efektif, semua pihak baik pekerha maupun perusahaan akan mendapatkan hasilnya. Bagi perusahaan akan mendapatkan keuntungan finansial, dan bagi pekerja adalah mendapatkan hak-hak perlindunagan keselamatan dan kesehatan kerja, dan kemampuan berkomunikasi terjaga dengan baik. PENGOBATAN • Pemeriksaan kesehatan diperlukan untuk mencegah terhadap bahaya bising adalah : • - Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (pre employment) meliputi: Riwayat penyakit, Pemeriksaan klinis secara umum, Pemeriksaan klinis terhadap telinga. • - Test audiometer yang sederhana (screening I simplified audiometric test) meliputi: (1) Pemeriksaan berkala: Riwayat penyakit secara pendek, Pemeriksaan klinis terhadap telinga, Tes audiometer yang sederhana (2) Pemeriksaan khusus: Riwayat penyakit, Pemeriksaan klinis secara umum, Pemeriksaan klinis yang menyeluruh terhadap telinga, hidung dan tenggorokan, Tes audiometer yang kompleks. PENGOBATAN • Tenaga kerja dapat menentukan tingkat suara, termasuk bising melalui cara yaitu: • Tenaga kerja harus berteriak atau berbicara keras dalam jarak rentangan tangan untuk dapat dimengerti oleh lawan bicara. • Telinga berdengung apabila pergi meninggalkan lokasi kerja • Kesulitan menangkap pembicaraan biasa setelah bekerja • Merasa pusing / mengantuk karena kebisingan