BANGUNAN 2 LANTAI
OLEH
YUSTIN IMELDA B. 21020112140145
REICHA MITHA L. 21020115130078
IMANIYA MAHIRA 21020115130082
RATNA R. 21020115130094
MUTIARA SALMA 21020115140114
ARINA NUR S. 21020115140115
SABRINA ADINE V. 21020115130122
HANIFAH FAIRUZA P. 21020115140124
NADYA SARAH N. 21020115140130
SISTEM STRUKTUR
Secara singkat sistem struktur pada bangunan merupakan bagian utama yang mendukung
bangunan agar dapat berdiri kokoh. Sistem struktur pada bangunan bertingkat dapat
ditempatkan pada bagian :
a. Sub struktur berupa pondasi yang berada pada bagian bawah atau di dalam tanah. Fungsi
pondasi sebagai penerima gaya yang akan disalurkan ke tanah.
b. Super struktur berupa kolom, balok, plat lantai. Bagian ini berada pada bagian badan
bangunan yang mana fungsinya sebagai penyalur gaya di dalam bangunan.
c. Up struktur berupa kuda-kuda yang berfungsi sebagai penopang material penutup yaitu atap.
Kuda-kuda juga berguna sebagai penyalur beban dari atap.
SISTEM KONSTRUKSI
Definisi sistem konstruksi dalam bangunan merupakan bagian atau elemen yang menempel
pada sistem struktur utama, sedangkan fungsi dari sistem konstruksi adalah elemen yang
dapat menyebarkan gaya dan penerima beban secara langsung. Penempatan sistem
konstruksi pada bangunan bertingkat pada :
a. Super struktur berupa tangga, dinding, plafond. Fungsi sistem konsruksi yang berada pada
bagian super struktur adalah menyalurkan gaya-gaya ke sistem struktur bangunan.
b. Up struktur berupa atap, listplank, talang air. Fungsi sistem konstruksi yang berada pada
bagian up struktur adalah penerima beban secara langsung. Beban yang diterima berupa
beban angin dan hal ini terjadi pada sistem konstruksi atap, sedangkan listplank berfungsi
sebagai penerima beban angin dari arah samping atap sedangkan talang air berfungsi sebagai
penyalur air hujan. Pada atap dan talang air juga dapat berfungsi sebagai pembentuk atap.
Secara umum bangunan rumah atau gedung mempunyai struktur pendukung utama yang
sama yaitu:
• Pondasi
• Rangka Bangunan
• Atap
Sedangkan dilihat dari strukturnya, sebuah bangunan dibagi menjadi dua bagian,yaitu :
• Struktur bawah
Bagian bangunan yang berada dibawah permukaan tanah (pondasi)
• Struktur atas
Bagian bangunan yang berada diatas tanah, terdiri dari rangka bangunan dan atap
PONDASI
Rumah 2 lantai memiliki banyak faktor untuk pemilihan tipe pondasi yang di antaranya adalah
a. Kondisi tanah, apabila tanah yang akan didirikan suatu rumah termasuk kedalam tipe tanah
lunak maka diperlukan pondasi yag cukup kuat seperti cakar ayam.sedangkan untuk tanah
sedang dan keras apabila akan dibangun rumah 2 lantai bisa menggunakan pondasi
footplate.
b. Beban rumah, apabila rumah anda menggunakan komponen arsitektur yang berlebihan akan
mempunyai berat bangunan yang tinggi sehingga menimbulkan beban yang besar yang akan
disalurkan ke tanah. untuk hal ini seharusnya anda menghindari bentuk komponen arsitektur
yang berlebihan pada rumah anda.
c. Umur bangunan, Pada zaman sekarang tiap anak cucu kita sudah pasti akan membangun
rumah sendiri-sendiri oleh karena itu perencanaan umur bangunan tidak perlu terlalu lama
karena apabila umur bangunan terlalu lama sekian ratus tahun tentu membutuhkan kontruksi
yang sangat awet dan aman sehingga akan boros biaya.
Pondasi dangkal sangat cocok untuk bangunan rumah yang tidak mempunyai beban
besar seperti bangunan 2 lantai yang harus mempertimbangkan kondisi tanah. Pondasi dalam
juga sering digunakan pada bangunan bertingkat tinggi dan mempunyai kondisi tanah yang
khusus. Apabila kondisi tanah sangat jelek atau labil, pondasi tersebut bisa di modifikasi, seperti
di kalimantan yang kebanyakan adalah tanah gambut maka bagian bawah pondasi ditambah
dengan terucuk kayu ulin yangdipancang. Pondasi Trucuk, adalah pondasi yang sering digunakan
pada daerah rawa dan tanah gambut. Trucuk mempunyai fungsi untuk memadatkan tanah.
Trucuk bisa menggunakan bambu, kayu, beton dan baja.
KOLOM
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom
berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan
dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh
beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat dan kokoh
sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk bangunan ini
adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran kolom ini disesuaikan dengan
kebutuhan pada beban bangunan.
Keterkaitan bahan bangunan kayu pada kolom untuk bangunan 2 lantai pada pengerjaan
kolomnya pada tahap bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan
kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka
dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.
BALOK
Konstruksi Balok
Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng, balok atap, maupun
gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu laminasi, atau bentuk
kayu buatan lainnya. Untuk penyambungan, batang balok dengan balok perlu menghindari
sambungan yang menerima momen yang relatif besar. Karenanya sambungan
balok umumnya dilakukan tepat di atas struktur dudukan atau mendekati titik dudukan.
Dengan begitu momen yang terjadi pada sambungan relatif kecil.
Balok untuk bangunan berlantai 2:
• Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta
memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.
– Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok
– Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
– Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih
3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.
– Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
– Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih
dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
– Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau
lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter
minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
PLAT LANTAI
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat
pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-
balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal
Konstruksi untuk plat lantai yang dapat dibuat dari kayu diantaranya :
A. Konstruksi Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi kesatuan
yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.
Ukuran umum :
a. Lebar papan : 20-30cm
b. Tebal papan : 2-3cm
c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang oleh balok
beton.
Keuntungan plat lantai kayu:
§ Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
§ Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
§ Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi
Balok Lantai merupakan konstruksi kayu yang paling bawah sebagai penopang lantai. Pada
rumah panggung, balok lantai juga disebut sebagai balok penyangga yang biasanya dibuat
dari kayu kelas 1 yang tahan rayap. Pengawetan terhadap kayu kelas rendah tidak menjamin
ketahanan terhadap rayap.Pengecatan balok lantai sekelilingnya dapat menimbulkan bahaya
kelapukan karena semua pori pada kayu tertutup.
Sesuai peletakan dan tugasnya balok lantai memiliki nama tersendiri, yaitu:
Balok tunggal
Melintang dalam ruang dan memiliki dua tumpuan (biasanya pada dinding).
Balok terusan
Melintang minimal pada dua ruang dan memiliki minimal 3 tumpuan tanpa sambungan
memanjang.
Balok ekor
Bertumpu dengan satu pada dinding dan ujung yang lain berekor pada purus berdada rata
atau miring pada ravil.
Balok ravil
Balok tunggal yang menerima beban tambahan karena merupakan balok tumpuan untuk
balok ekor, maka ukurannya biasanya (b+20mm) lebih lebar
Balok sisi
terdapat sepanjang dinding batu dengan celah +- 20mm,karena menerima beban setengah
saja maka ukuruannya b-20 lebih kecil
Balok Loteng memisahkan dua lantai pada bangunan bertingkat sekaligus menopang
konstruksi langit-langit ,lantai dasar dan penutup lantai. Balok loteng dapat berfungsi sebagai
konstruksi antara lantai paling atas dan ruang atap. Dalam hal ini balok loteng menerima
pembebanan dari kuda kuda atap.
Pada perencanaan konstruksi plat lantai dari balok kayu, jarak balok lantai dan balok loteng
harus memperhatikan kebutuhan kestabilan dan memperhatikan ukuran bahan bangunan
yang tersedia di pasar, terutama antara hubungan lantai dasar dan penutup lantai serta langit
langit.
Sesuai tempat dan tugasnya, maka balok masing-masing dalam suatu susunan balok mempunyai
nama sendiri-sendiri, yaitu:
– Balok Induk, adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar bangunan
dan pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom. (biasanya mempunyai bentang ± 3 meter).
– Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok induk, digunakan
untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan. (biasanya mempunyai bentang ± 2
meter).
– Balok Bagi, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok anak atau balok
induk atau pada salah satunya bertumpu pada balok anak atau balok induk. Digunakan untuk
memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan. (biasanya mempunyai bentang ± 1 meter).
Konstruksi pelat lantai dengan balok kayu akan digambar pada denah rumah. Balok-balok
biasanya diletakkan tegak lurus terhadap dinding yang menerima beban dengan arah lebar
ruang (sisi yang pendek) sehingga momen sekecil mungkin.
Jarak antara balok dipilih seragam antara 45 cm (konstruksi rangka terusan). Untuk
menghemat kayu dan memperoleh harga kayu yang ekonomis diutaman konstruksi balok
terusan daripada balok tunggal. Tinggi balok terbatas pada 20cm (menurut pasaran) dan
perbandingan lebar : tinggi balok tidak melebihi 1:3. Lebar tumpuan pada dinding, kolom
seharusnya >0.7h dari tinggi balok. Kepala balok pada tumpuan tidak boleh ditanam penuh
pada konstruksi dinding melainkan harus diberi renggang 1-2 cm
PEREDAM SUARA PADA PELAT LANTAI DENGAN BALOK KAYU
Kelemahan konstruksi pelat lantai dengan balok kayu adalah peredam suara yang sangat
minim, untuk memperbaiki kelemahan tersebut dapat dilakukan beberapa perubahan pada
tingkat dasar dan langit langit agar peredam suara dapat dijamin.
Pelat lantai biasa
Penutup lantai (parket ,linoleum) ,lantai dasar
multipleks >18mm.Rongga sebagai ruang gema langit-
langit (tripleks, gipskarton, dll).Konstruksi pelat lantai
dengan balok kayu biasa justru tidak meredam suara
sehingga berfungsi sebagai pengeras suara.
Kayu sebaiknya dipilih yang berkualitas bagus. Ukuran tebal adalah dari 3 - 4 cm, ukuran lebar
dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang papan menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda.
Umumnya konstruksi tangga baja memakai anak tangga dari papan kayu utuh tanpa
sambungan.
Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk
ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/
pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall).
Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk
kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata).
Dinding yang digunakan untuk bangunan berlantai 2 atau lebih sebaiknya menggunakan
dinding struktrural, di mana dinding tersebut menerima beban dari beban di atasnya.
Mengapa di pilih dinding struktural, ini di karenakan dinding struktural membantu kolom
untuk menerima beban yang besar dari bangunan berlantai 2 atau lebih, sehingga keamanan
dan kenyaman dari bangunan tersebut terjaga. Namun untuk efisiensi biaya dan waktu,
dinding non-struktural juga dapat di gunakan, namun biasanya maksimal hanya untuk
bangunan berlantai 2. Jika lebih dari bangunan berlantai 2, maka kekuatan kolom harus di
perbesar.
Ada beberapa dinding yang menggunakan bahan bangunan kayu, diantaranya :
• DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur.
Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak
memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
• DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan
untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.
Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak
sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20,
3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar
papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat
kayu yang bisa mengalami muai dan susut.
Konstruksi dinding rangka papan terdiri dari:
1.papan tiang
2.papan balok lantai
3.papan peran dinding
4.papan latei (ambang pintu)
5.lantai dasar menstabilkan arah horizontal
6.lapisan dinding menstabilkan arah vertical
Konstruksi dinding rangka papan memiliki beberapa
keuntungan ,yaitu:
• Menghemat ±50% bahan bangunan kayu
• Stabilitas yang lebih tinggin terhadap jendulan (buckling)
• Kestabilan tinggi terhadap gaya horizontal oleh pelapis
dinding yang berupa multipleks atau papan kayu diagonal.
• DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian
terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim,
tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku
kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap.
(panjang sirap ± 55 – 60 cm).
PLAFON
Plafon atau langit-langit adalah bagian dari bangunan yang merupakan pelengkap dari konstruksi
atap (pembatas dari bangunan dengan konstruksi atap).
Fungsi Plafon :
• Sebagai Peredam Panas
Penggunaan plafond untuk mengurangi panas pada bangunan dapat dilakukan dengan cara:
Menggunakan ventilasi (bukaan) pada atap diatas langit-langit dengan menggunakan
atap bertingkat, lubang dan atau jendela pada sofi-sofi atau bagian atap lainnya.
Fungsi langit-langit/plafond sebagai akustik atau penahan suara yang dimaksudkan adalah sebagai
pengatur kondisi suara, penyerapan dan pemantulannya.
– Penahan suara pada bangunan (Dilapisi Glasswool)
– Sebagai akustik pada bangunan gedung pertunjukan (teater, bioskop, dll).
•Sebagai Finishing (Elemen Keindahan)
Plafon sebagai elemen keindahan dan finishing antara lain:
– Elemen dekorasi dan pembentuk ruang
– Untuk penempatan titik lampu
– Penutup Instalasi listrik, AC dan utilitas lainnya
Dalam desain interior, selain pola lantai atau dinding, maka pola atau garis-garis yang terbentuk
pada plafond dapat dipergunakan sebagai pengarah (penunjuk arah). Misalnya pada bangunan
musium yaitu pada sirkulasi ruang pamernya. Peninggian dan penurunan plafon dapat
dipergunakan untuk mendapatkan kesan ruang yang diinginkan.
Konstruksi Plafon Balok pengantung dapat berupa:
Konstruksi plafon terdiri dari: – Kayu kaso 4/6
• Rangka Plafon: rangka langit-langit – kawat baja
tempat – Metal Hollow / Metal Furing
dimana menempelnya penutup plafond
• Bahan penutup plafond adalah bahan yang
. Biasanya menggunakan bahan rangka
digunakan untuk menutup rangka plafond.
kayu atau logam
Ada berbagai macam bahan untuk penutup
• Pengantung rangka plafon: Berupa balok plafon, antara lain:
penggantung yang berfungsi memperkuat
– tripleks
rangka plafond agar tidak melendut atau
jatuh. Rangka plafond dapat bertumpu – Kalsiboard
atau menggantung pada: – akustik tile/soft board
– Kuda-kuda Atap – gypsum board
– Balok konstruksi dan atau plat Dak – alumunium
lantai (bangunan bertingkat) – papan/kayu,
– hard board
LISPLANK
Bilah papan atau beton yang di buat untuk menahan air hujan dan penutup rangka atap bagian
luar. Lisplank bisa terbuat dari Papan, Beton Cor dan lain sebagainya. Dengan adanya lisplank kita
terhindar dari cipratan air hujan yang turun.
Biasa nya dalam membuat lisplank bahan papan yang digunakan berukuran 2 x 10, 2 x 20, 3 x 10
dan 3 x 20. Dengan ukuran diatas kita dapat menutup rangka atap yang terlihat dari sisi luar. Agar
terlihat tidak berantakan dan indah untuk bangunan yang kita buat. Bukan hanya berfungsi
sebagai penutup rangka atap saja Lisplank juga berfungsi menahan air hujan agar tidak langsung
terciprat ke bawah.
Bukan hanya untuk lisplank saja, biasanya papan - papan sisa dari pembuatan lisplank bisa di
manfaatkan untuk membuat papan cor yang kuat.
Meskipun kayu dapat digunakan sebagai listplank, hindari penggunaan kayu untuk lisplang,
karena :
• Kayu meranti tebal 3cm yg pantas digunakan untuk lisplang harganya sudah semakin tinggi;
• Kayu bila tidak dirawat (dicat ulang) mudah lapuk, apalagi bila kayu yang digunakan bermutu
rendah;
• Kayu untuk lisplang masih memerlukan penghalusan (pengetaman/penyerutan);
SAMBUNGAN PADA SUDUT BANGUNAN
Stabilitas konstruksi kayu jauh kebih tinggi dibandingkan dengan konstuksi beton maupun
baju.Pada konstruksi kayu terdapat gaya tarik menarik yang tinggi antara komponen komponen
penyusunnya. Agar stabilitas kayu bisa menjadi lebih tinggi maka harus diperhatikan juga
ukuran kayu yang digunakan ,sebaiknya kayu yang ukurannya sudah tersedia di pasaran agar
tidak terjadi sambungan karena dapat mengurangi stabilitas dari bangunan tersebut.Semakin
banyak balok kayu penggantung dalam suatu bangunan maka semakin tinggi stabilitas
bangunan tersebut
KELEMAHAN
Kelemahan konstruksi bangunan kayu adalah tidak tahan lama karena mudah lapuk,
maka disarankan menggunakan kayu kelas 1.
Selain itu bangunan yang memiliki konstruksi kayu memiliki
banyak ruang gema sehingga kurangnya peredaman suara, namun masalah tersebut
dapat diatasi dengan sistem konstruksi yang telah dijelaskan diatas sebelumnya.