Anda di halaman 1dari 45

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI KAYU SEBAGAI

BANGUNAN 2 LANTAI

OLEH
YUSTIN IMELDA B. 21020112140145
REICHA MITHA L. 21020115130078
IMANIYA MAHIRA 21020115130082
RATNA R. 21020115130094
MUTIARA SALMA 21020115140114
ARINA NUR S. 21020115140115
SABRINA ADINE V. 21020115130122
HANIFAH FAIRUZA P. 21020115140124
NADYA SARAH N. 21020115140130
SISTEM STRUKTUR
Secara singkat sistem struktur pada bangunan merupakan bagian utama yang mendukung
bangunan agar dapat berdiri kokoh. Sistem struktur pada bangunan bertingkat dapat
ditempatkan pada bagian :
a. Sub struktur berupa pondasi yang berada pada bagian bawah atau di dalam tanah. Fungsi
pondasi sebagai penerima gaya yang akan disalurkan ke tanah.
b. Super struktur berupa kolom, balok, plat lantai. Bagian ini berada pada bagian badan
bangunan yang mana fungsinya sebagai penyalur gaya di dalam bangunan.
c. Up struktur berupa kuda-kuda yang berfungsi sebagai penopang material penutup yaitu atap.
Kuda-kuda juga berguna sebagai penyalur beban dari atap.
SISTEM KONSTRUKSI
Definisi sistem konstruksi dalam bangunan merupakan bagian atau elemen yang menempel
pada sistem struktur utama, sedangkan fungsi dari sistem konstruksi adalah elemen yang
dapat menyebarkan gaya dan penerima beban secara langsung. Penempatan sistem
konstruksi pada bangunan bertingkat pada :
a. Super struktur berupa tangga, dinding, plafond. Fungsi sistem konsruksi yang berada pada
bagian super struktur adalah menyalurkan gaya-gaya ke sistem struktur bangunan.
b. Up struktur berupa atap, listplank, talang air. Fungsi sistem konstruksi yang berada pada
bagian up struktur adalah penerima beban secara langsung. Beban yang diterima berupa
beban angin dan hal ini terjadi pada sistem konstruksi atap, sedangkan listplank berfungsi
sebagai penerima beban angin dari arah samping atap sedangkan talang air berfungsi sebagai
penyalur air hujan. Pada atap dan talang air juga dapat berfungsi sebagai pembentuk atap.
Secara umum bangunan rumah atau gedung mempunyai struktur pendukung utama yang
sama yaitu:
• Pondasi
• Rangka Bangunan
• Atap

Sedangkan dilihat dari strukturnya, sebuah bangunan dibagi menjadi dua bagian,yaitu :
• Struktur bawah
Bagian bangunan yang berada dibawah permukaan tanah (pondasi)
• Struktur atas
Bagian bangunan yang berada diatas tanah, terdiri dari rangka bangunan dan atap
PONDASI
Rumah 2 lantai memiliki banyak faktor untuk pemilihan tipe pondasi yang di antaranya adalah
a. Kondisi tanah, apabila tanah yang akan didirikan suatu rumah termasuk kedalam tipe tanah
lunak maka diperlukan pondasi yag cukup kuat seperti cakar ayam.sedangkan untuk tanah
sedang dan keras apabila akan dibangun rumah 2 lantai bisa menggunakan pondasi
footplate.
b. Beban rumah, apabila rumah anda menggunakan komponen arsitektur yang berlebihan akan
mempunyai berat bangunan yang tinggi sehingga menimbulkan beban yang besar yang akan
disalurkan ke tanah. untuk hal ini seharusnya anda menghindari bentuk komponen arsitektur
yang berlebihan pada rumah anda.
c. Umur bangunan, Pada zaman sekarang tiap anak cucu kita sudah pasti akan membangun
rumah sendiri-sendiri oleh karena itu perencanaan umur bangunan tidak perlu terlalu lama
karena apabila umur bangunan terlalu lama sekian ratus tahun tentu membutuhkan kontruksi
yang sangat awet dan aman sehingga akan boros biaya.
Pondasi dangkal sangat cocok untuk bangunan rumah yang tidak mempunyai beban
besar seperti bangunan 2 lantai yang harus mempertimbangkan kondisi tanah. Pondasi dalam
juga sering digunakan pada bangunan bertingkat tinggi dan mempunyai kondisi tanah yang
khusus. Apabila kondisi tanah sangat jelek atau labil, pondasi tersebut bisa di modifikasi, seperti
di kalimantan yang kebanyakan adalah tanah gambut maka bagian bawah pondasi ditambah
dengan terucuk kayu ulin yangdipancang. Pondasi Trucuk, adalah pondasi yang sering digunakan
pada daerah rawa dan tanah gambut. Trucuk mempunyai fungsi untuk memadatkan tanah.
Trucuk bisa menggunakan bambu, kayu, beton dan baja.
KOLOM
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom
berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan
dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh
beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat dan kokoh
sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk bangunan ini
adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran kolom ini disesuaikan dengan
kebutuhan pada beban bangunan.
Keterkaitan bahan bangunan kayu pada kolom untuk bangunan 2 lantai pada pengerjaan
kolomnya pada tahap bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan
kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka
dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.
BALOK
Konstruksi Balok
Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng, balok atap, maupun
gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu laminasi, atau bentuk
kayu buatan lainnya. Untuk penyambungan, batang balok dengan balok perlu menghindari
sambungan yang menerima momen yang relatif besar. Karenanya sambungan
balok umumnya dilakukan tepat di atas struktur dudukan atau mendekati titik dudukan.
Dengan begitu momen yang terjadi pada sambungan relatif kecil.
Balok untuk bangunan berlantai 2:
• Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta
memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.
– Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok
– Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
– Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih
3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.
– Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
– Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih
dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
– Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau
lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter
minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
PLAT LANTAI
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat
pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-
balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal
Konstruksi untuk plat lantai yang dapat dibuat dari kayu diantaranya :
A. Konstruksi Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi kesatuan
yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.
Ukuran umum :
a. Lebar papan : 20-30cm
b. Tebal papan : 2-3cm
c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang oleh balok
beton.
Keuntungan plat lantai kayu:
§ Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
§ Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
§ Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:


§ Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan
§ Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat
mengganggu penghuni di lantai bawahnya
§ Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
§ Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
§ Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
§ Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya cocok
untuk bangunan yang terlindung
B. Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)
Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang kemudian
dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih jarang digunakan
karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
- Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu bangkirai
5/7dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang berjejer itu ditumpangi
ringbalk dan dicor.
- Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu dibaut.
RANGKA PLAT LANTAI dengan BALOK KAYU

Balok Lantai merupakan konstruksi kayu yang paling bawah sebagai penopang lantai. Pada
rumah panggung, balok lantai juga disebut sebagai balok penyangga yang biasanya dibuat
dari kayu kelas 1 yang tahan rayap. Pengawetan terhadap kayu kelas rendah tidak menjamin
ketahanan terhadap rayap.Pengecatan balok lantai sekelilingnya dapat menimbulkan bahaya
kelapukan karena semua pori pada kayu tertutup.
Sesuai peletakan dan tugasnya balok lantai memiliki nama tersendiri, yaitu:
Balok tunggal
Melintang dalam ruang dan memiliki dua tumpuan (biasanya pada dinding).
Balok terusan
Melintang minimal pada dua ruang dan memiliki minimal 3 tumpuan tanpa sambungan
memanjang.
Balok ekor
Bertumpu dengan satu pada dinding dan ujung yang lain berekor pada purus berdada rata
atau miring pada ravil.
Balok ravil
Balok tunggal yang menerima beban tambahan karena merupakan balok tumpuan untuk
balok ekor, maka ukurannya biasanya (b+20mm) lebih lebar
Balok sisi
terdapat sepanjang dinding batu dengan celah +- 20mm,karena menerima beban setengah
saja maka ukuruannya b-20 lebih kecil
Balok Loteng memisahkan dua lantai pada bangunan bertingkat sekaligus menopang
konstruksi langit-langit ,lantai dasar dan penutup lantai. Balok loteng dapat berfungsi sebagai
konstruksi antara lantai paling atas dan ruang atap. Dalam hal ini balok loteng menerima
pembebanan dari kuda kuda atap.

Pada perencanaan konstruksi plat lantai dari balok kayu, jarak balok lantai dan balok loteng
harus memperhatikan kebutuhan kestabilan dan memperhatikan ukuran bahan bangunan
yang tersedia di pasar, terutama antara hubungan lantai dasar dan penutup lantai serta langit
langit.
Sesuai tempat dan tugasnya, maka balok masing-masing dalam suatu susunan balok mempunyai
nama sendiri-sendiri, yaitu:

– Balok Induk, adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar bangunan
dan pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom. (biasanya mempunyai bentang ± 3 meter).
– Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok induk, digunakan
untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan. (biasanya mempunyai bentang ± 2
meter).
– Balok Bagi, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balok anak atau balok
induk atau pada salah satunya bertumpu pada balok anak atau balok induk. Digunakan untuk
memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan. (biasanya mempunyai bentang ± 1 meter).
Konstruksi pelat lantai dengan balok kayu akan digambar pada denah rumah. Balok-balok
biasanya diletakkan tegak lurus terhadap dinding yang menerima beban dengan arah lebar
ruang (sisi yang pendek) sehingga momen sekecil mungkin.
Jarak antara balok dipilih seragam antara 45 cm (konstruksi rangka terusan). Untuk
menghemat kayu dan memperoleh harga kayu yang ekonomis diutaman konstruksi balok
terusan daripada balok tunggal. Tinggi balok terbatas pada 20cm (menurut pasaran) dan
perbandingan lebar : tinggi balok tidak melebihi 1:3. Lebar tumpuan pada dinding, kolom
seharusnya >0.7h dari tinggi balok. Kepala balok pada tumpuan tidak boleh ditanam penuh
pada konstruksi dinding melainkan harus diberi renggang 1-2 cm
PEREDAM SUARA PADA PELAT LANTAI DENGAN BALOK KAYU

Kelemahan konstruksi pelat lantai dengan balok kayu adalah peredam suara yang sangat
minim, untuk memperbaiki kelemahan tersebut dapat dilakukan beberapa perubahan pada
tingkat dasar dan langit langit agar peredam suara dapat dijamin.
Pelat lantai biasa
Penutup lantai (parket ,linoleum) ,lantai dasar
multipleks >18mm.Rongga sebagai ruang gema langit-
langit (tripleks, gipskarton, dll).Konstruksi pelat lantai
dengan balok kayu biasa justru tidak meredam suara
sehingga berfungsi sebagai pengeras suara.

Pelat lantai ringan meredam suara


Lantai dasar multipleks >18mm, papan softboard
berstrip diatas balok rongga diisi dengan serat kelapa,
langit langit (tripleks, gipskarton, dsb).
Lantai dasar yang dilem pada strip softboard dipaku
diatas balok menyebabkan lantai atas berenang bebas
dan dengan begitu menghambat saluran suara,
sedangkan isian serat kelapa pada balok kayu berongga
menghindari terjadinya ruang gema.
Pelat lantai berat meredam suara
Penutup lantai papan kayu reng 30/50mm, sebagai alas
lantai pasir kering >50mm, tebal lantai dasar multipleks
>9mm dipasang diantara balok lantai.
Pengggunaan lantai dasar di antara balok lantai dengan
ronggga yang diisi pasir kering >50mm pasir menambah
massa pada konstruksi pelat lantai dan dengan begitu
meredam suara.

Pelat lantai ringan meredam suara pada langit-langit


lantai dasar multipleks >18mm, papan softboard
berstrip dibawah balok langit langit-
langit(gipskarton,pelat akustik). Hasil kontruksi ini tidak
begitu memuaskan karena paku yang menahan langit-
langit dan menembus strip softboard dibawah balok
lantai. Konstruksi ini berfungsi jika sumber kebisingan
berada di ruang bawah.
ATAP
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan
yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan
perlindungan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan
tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh
arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat .Konstruksi rangka atap yang
digunakan adalah rangka atap kuda-kuda.
Rangka atap atau kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan
bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap,maka
konstruksi kuda-kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah
merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang
bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
Pada bagian konstruksi atap terdapat berbagai bagian penting sebagai pendukung utama
berdirinya konstruksi atap tersebut menggunakan bahan bangunan kayu, seperti berikut :
a. Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal.
Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air
hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak
lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording
harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik
buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk
yang tersedia.
Bahan-bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Gording kayu
biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cmdan lebar 8 cm s.d. 10 cm.
Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d. 2,5 m.
b. Jurai
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayuatau framework yang disebut
jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar.
d. Usuk / kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannyake
gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m.Usuk
dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegaklurus
gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku.Pada kondisi
tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-
ujung usuk.
e. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3m. Reng
menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Reng akan
digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng).
f. Penutup atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai
sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan airselama kejadian hujan. Sifat tidak
rembes ini diuji dengan pengujian serapan air danrembesan. Struktur penutup atap
merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga
harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur
penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat,
plat beton, dan lain-lain.
KUDA-KUDA
Bentang 3-4 Meter
Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau
beton bertulang.

Bentang 4-8 Mater


Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.
Bentang 15 Meter
Kuda-kuda berbahan kayu untuk bentang 15 meter, bentuk seperti bentang 9 meter akan
tetapi di mensi kayu 8/12 diganti dengan 8/15, sedangkan 5/10 diganti dengan 6/12.

Saat erextion, kuda-kuda


menggunakan 1 box Regel, rangka dinding,
pertemuan kuda-kuda
dan kolom
Selesai erextion Sambungan kuda-kuda
dan gording
TANGGA
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal
yang memiliki jarak satu sama lain.
Tangga dapat bersifat permanen maupun non permanen.
A. Tangga permanen biasanya digunakan untuk menghubungkan:
• dua bidang horisontal pada bangunan
• lantai bangunan yang berbeda
Tangga jenis ini terdiri dari anak-anak tangga yang memiliki tinggi yang sama. Tangga dapat
berbentuk lurus, huruf "L", huruf "U" , memutar atau merupakan dari kombinasinya.
Komponen-komponen dari tangga antara lain adalah tinggi injakan(riser), lebar
injakan/kedalaman (tread), bordes (landing), nosing, pegangan tangan (handrail) dan bidang
pengaman (balustrade). Contoh dari penggunaan tangga ini misalnya seperti yang kita temui
pada bangunan rumah tinggal atau perkantoran, "tangga monyet", dsb.
B. Tangga non permanen biasanya digunakan untuk mencapai bidang horisontal yang lebih
tinggi, dan digunakan hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga bisa dipindahkan /
disimpan. Contoh dari tangga jenis ini misalnya tangga lipat.
Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi telah menyiapkan
standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk membantu menghilangkan
beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk banyak kecelakaan.
1. Tangga harus bebas dari goncangan keras.
2. Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga antara pegangan
tangan dengan dinding.
3. Semua aantride dan optride dalam setiap anak tangga harus sama.
4. Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan tangan di
ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.
5. Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang halus dan bebas
dari serpihan.
6. Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat dan tidak kurang
dari dua puluh derajat.
7. Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku yang menonjol.
Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah bangunan, dan
dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulang dll.
Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi permanen.
Pertimbangan : material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang
tinggi bila diisi dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi.
Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki
sifat lentur yang tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka
karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.

Kayu sebaiknya dipilih yang berkualitas bagus. Ukuran tebal adalah dari 3 - 4 cm, ukuran lebar
dari 26 - 30 cm, sedangkan ukuran panjang papan menyesuaikan ukuran lebar tangga Anda.
Umumnya konstruksi tangga baja memakai anak tangga dari papan kayu utuh tanpa
sambungan.
Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk
ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/
pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall).
Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk
kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata).
Dinding yang digunakan untuk bangunan berlantai 2 atau lebih sebaiknya menggunakan
dinding struktrural, di mana dinding tersebut menerima beban dari beban di atasnya.
Mengapa di pilih dinding struktural, ini di karenakan dinding struktural membantu kolom
untuk menerima beban yang besar dari bangunan berlantai 2 atau lebih, sehingga keamanan
dan kenyaman dari bangunan tersebut terjaga. Namun untuk efisiensi biaya dan waktu,
dinding non-struktural juga dapat di gunakan, namun biasanya maksimal hanya untuk
bangunan berlantai 2. Jika lebih dari bangunan berlantai 2, maka kekuatan kolom harus di
perbesar.
Ada beberapa dinding yang menggunakan bahan bangunan kayu, diantaranya :
• DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur.
Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak
memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
• DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan
untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.
Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak
sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20,
3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar
papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat
kayu yang bisa mengalami muai dan susut.
Konstruksi dinding rangka papan terdiri dari:

1.papan tiang
2.papan balok lantai
3.papan peran dinding
4.papan latei (ambang pintu)
5.lantai dasar menstabilkan arah horizontal
6.lapisan dinding menstabilkan arah vertical
Konstruksi dinding rangka papan memiliki beberapa
keuntungan ,yaitu:
• Menghemat ±50% bahan bangunan kayu
• Stabilitas yang lebih tinggin terhadap jendulan (buckling)
• Kestabilan tinggi terhadap gaya horizontal oleh pelapis
dinding yang berupa multipleks atau papan kayu diagonal.
• DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian
terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim,
tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku
kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap.
(panjang sirap ± 55 – 60 cm).
PLAFON
Plafon atau langit-langit adalah bagian dari bangunan yang merupakan pelengkap dari konstruksi
atap (pembatas dari bangunan dengan konstruksi atap).
Fungsi Plafon :
• Sebagai Peredam Panas
Penggunaan plafond untuk mengurangi panas pada bangunan dapat dilakukan dengan cara:
Menggunakan ventilasi (bukaan) pada atap diatas langit-langit dengan menggunakan
atap bertingkat, lubang dan atau jendela pada sofi-sofi atau bagian atap lainnya.

Fungsi langit-langit/plafond sebagai akustik atau penahan suara yang dimaksudkan adalah sebagai
pengatur kondisi suara, penyerapan dan pemantulannya.
– Penahan suara pada bangunan (Dilapisi Glasswool)
– Sebagai akustik pada bangunan gedung pertunjukan (teater, bioskop, dll).
•Sebagai Finishing (Elemen Keindahan)
Plafon sebagai elemen keindahan dan finishing antara lain:
– Elemen dekorasi dan pembentuk ruang
– Untuk penempatan titik lampu
– Penutup Instalasi listrik, AC dan utilitas lainnya

Dalam desain interior, selain pola lantai atau dinding, maka pola atau garis-garis yang terbentuk
pada plafond dapat dipergunakan sebagai pengarah (penunjuk arah). Misalnya pada bangunan
musium yaitu pada sirkulasi ruang pamernya. Peninggian dan penurunan plafon dapat
dipergunakan untuk mendapatkan kesan ruang yang diinginkan.
Konstruksi Plafon Balok pengantung dapat berupa:
Konstruksi plafon terdiri dari: – Kayu kaso 4/6
• Rangka Plafon: rangka langit-langit – kawat baja
tempat – Metal Hollow / Metal Furing
dimana menempelnya penutup plafond
• Bahan penutup plafond adalah bahan yang
. Biasanya menggunakan bahan rangka
digunakan untuk menutup rangka plafond.
kayu atau logam
Ada berbagai macam bahan untuk penutup
• Pengantung rangka plafon: Berupa balok plafon, antara lain:
penggantung yang berfungsi memperkuat
– tripleks
rangka plafond agar tidak melendut atau
jatuh. Rangka plafond dapat bertumpu – Kalsiboard
atau menggantung pada: – akustik tile/soft board
– Kuda-kuda Atap – gypsum board
– Balok konstruksi dan atau plat Dak – alumunium
lantai (bangunan bertingkat) – papan/kayu,
– hard board
LISPLANK
Bilah papan atau beton yang di buat untuk menahan air hujan dan penutup rangka atap bagian
luar. Lisplank bisa terbuat dari Papan, Beton Cor dan lain sebagainya. Dengan adanya lisplank kita
terhindar dari cipratan air hujan yang turun.

Biasa nya dalam membuat lisplank bahan papan yang digunakan berukuran 2 x 10, 2 x 20, 3 x 10
dan 3 x 20. Dengan ukuran diatas kita dapat menutup rangka atap yang terlihat dari sisi luar. Agar
terlihat tidak berantakan dan indah untuk bangunan yang kita buat. Bukan hanya berfungsi
sebagai penutup rangka atap saja Lisplank juga berfungsi menahan air hujan agar tidak langsung
terciprat ke bawah.

Bukan hanya untuk lisplank saja, biasanya papan - papan sisa dari pembuatan lisplank bisa di
manfaatkan untuk membuat papan cor yang kuat.
Meskipun kayu dapat digunakan sebagai listplank, hindari penggunaan kayu untuk lisplang,
karena :
• Kayu meranti tebal 3cm yg pantas digunakan untuk lisplang harganya sudah semakin tinggi;
• Kayu bila tidak dirawat (dicat ulang) mudah lapuk, apalagi bila kayu yang digunakan bermutu
rendah;
• Kayu untuk lisplang masih memerlukan penghalusan (pengetaman/penyerutan);
SAMBUNGAN PADA SUDUT BANGUNAN

Gambar 1 dan 2 adalah sambungan tiang


sudut dengan 3 papan

Gambar 3 adalah sambungan tiang sudut


dengan 3 papan
1 2 3
STABILITAS

Stabilitas konstruksi kayu jauh kebih tinggi dibandingkan dengan konstuksi beton maupun
baju.Pada konstruksi kayu terdapat gaya tarik menarik yang tinggi antara komponen komponen
penyusunnya. Agar stabilitas kayu bisa menjadi lebih tinggi maka harus diperhatikan juga
ukuran kayu yang digunakan ,sebaiknya kayu yang ukurannya sudah tersedia di pasaran agar
tidak terjadi sambungan karena dapat mengurangi stabilitas dari bangunan tersebut.Semakin
banyak balok kayu penggantung dalam suatu bangunan maka semakin tinggi stabilitas
bangunan tersebut
KELEMAHAN

Kelemahan konstruksi bangunan kayu adalah tidak tahan lama karena mudah lapuk,
maka disarankan menggunakan kayu kelas 1.
Selain itu bangunan yang memiliki konstruksi kayu memiliki
banyak ruang gema sehingga kurangnya peredaman suara, namun masalah tersebut
dapat diatasi dengan sistem konstruksi yang telah dijelaskan diatas sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai