Anda di halaman 1dari 7

DASAR HUKUM SELEKSI

JPTP (JABATAN PIMPINAN TINGGI


PRATAMA)
BKD PROV NTT
Ketentuan Normatif Penataan JPT Pratama
UU ASN No.5 Tahun 2014
 Pasal 108 ayat (3), pengisian JPT Pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan
PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan
pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan jabatan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
 Pasal 110 ayat (1), Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dilakukan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian dengan terlebih dahulu membentuk panitia seleksi Instansi Pemerintah
 Pasal 110 ayat (4), Panitia seleksi dipilih dan diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
berdasarkan pengetahuan, pengalaman, kompetensi, rekam jejak, integritas moral, dan
netralitas melalui proses yang terbuka.
 Pasal 117 ayat (1), Jabatan Pimpinan Tinggi dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun;
 Pasal 117 ayat (2), jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diperpanjang berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi, dan berdasarkan
kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian dan
berkoordinasi dengan KASN.
 Pasal 120 ayat (4), Dalam melakukan pengawasan pengisian jabatan pimpinan tinggi
pratama di Instansi Pusat dan Instansi Daerah, KASN berwenang memberikan
rekomendasi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dalam hal:
a. pembentukan panitia seleksi; d. pengusulan nama calon;
b. pengumuman jabatan yang lowong; e. penetapan calon; dan
c. pelaksanaan seleksi; f. pelantikan.
Ketentuan Normatif Penataan JPT Pratama
PP No.11 Tahun 2017
 Pasal 105 ayat (1), JPT utama, JPT madya, dan JPT pratama diisi dari kalangan PNS.
 Pasal 107, Persyaratan untuk dapat diangkat dalam JPT dari kalangan PNS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 105 sebagai berikut:
JPT pratama:
1. memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV;
2. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural
sesuai standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan;
3. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait dengan Jabatan yang akan
diduduki secara kumulatif paling kurang selama 5 (lima) tahun;
4. Sedang atau pernah menduduki Jabatan administrator atau JF jenjang ahli madya paling
singkat 2 (dua) tahun;
5. memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, dan moralitas yang baik;
6. usia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun; dan
7. sehat jasmani dan rohani.
 Pasal 110 ayat (3), Pengisian JPT pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS sesuai dengan persyaratan
 Pasal 110 ayat (4), Pengisian JPT pratama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
secara terbuka dan kompetitif pada tingkat nasional atau antar kabupaten/kota dalam 1
(satu) provinsi
Ketentuan Normatif Penataan JPT Pratama
PP No.11 Tahun 2017
 Pasal 114 ayat (7), Panitia seleksi berjumlah gasal yaitu paling sedikit 5
(lima) orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang.
 Pasal 115
Panitia seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 memiliki tugas:
a. menyusun dan menetapkan jadwal dan tahapan pengisian;
b. menentukan metode seleksi dan menyusun materi seleksi;
c. menentukan sistem yang digunakan pada setiap tahapan pengisian;
d. menentukan kriteria penilaian seleksi administrasi dan seleksi
kompetensi;
e. mengumumkan lowongan JPT dan persyaratan pelamaran;
f. melakukan seleksi administrasi dan kompetensi; dan
g. menyusun dan menyampaikan laporan hasil seleksi kepada PPK.
 Pasal 116 ayat (1), Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 115, panitia seleksi dibantu oleh sekretariat.
Ketentuan Normatif Penataan JPT Pratama
PP No.11 Tahun 2017
 Pasal 119 ayat (1), Selain melalui pelamaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118,
panitia seleksi dapat mengundang PNS yang memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 107 untuk diikutsertakan di dalam seleksi.
 Pasal 119 ayat (2), Dalam hal panitia seleksi mengundang PNS yang
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk ikut dalam seleksi,
PNS yang bersangkutan harus tetap mendapat rekomendasi dari PPK instansinya.
 Pasal 130 ayat (1), Dalam hal terjadi penataan organisasi Instansi
Pemerintah yang mengakibatkan adanya pengurangan JPT, penataan Pejabat
Pimpinan Tinggi dapat dilakukan melalui uji kompetensi dari pejabat yang ada oleh
panitia seleksi.
 Pasal 130 ayat (2), Dalam hal pelaksanaan penataan Pejabat Pimpinan Tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memperoleh calon pejabat pimpinan
tinggi yang memiliki kompetensi sesuai, pengisian JPT dilakukan melalui Seleksi
Terbuka.
 Pasal 130 ayat (3), Pengisian JPT yang lowong melalui mutasi dari satu JPT ke JPT
yang lain dapat dilakukan melalui uji kompetensi dari pejabat yang ada.
Ketentuan Normatif Penataan JPT Pratama
PP No.11 Tahun 2017
 Pasal 132 ayat (1), Pengisian JPT melalui mutasi dari satu JPT ke JPT yang lain dapat
dilakukan melalui uji kompetensi di antara pejabat pimpinan tinggi dalam satu
instansi.
 Pasal 132 ayat (2), Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat:
a. sesuai standar kompetensi Jabatan; dan
b. telah menduduki Jabatan paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima)
tahun.
 Pasal 133 ayat (1), JPT hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun.
 Pasal 133 ayat (2), JPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diperpanjang berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi, dan
berdasarkan kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan PPK dan
berkoordinasi dengan Komisi Aparatur Sipil Negara.
Ketentuan Normatif Penataan JPT Pratama
Surat Ka KASN No. B/636/KASN/7/2015
 Poin 6, Dalam hal Pembina kepegawaian ingin melakukan
mutasi JPT, pelaksanaannya dilakukan oleh Panitia Seleksi
(Pansel) yang bertugas untuk melakukan evaluasi kesesuaian
kompetensi pejabat tersebut dengan jabatan yang di duduki
yang bersangkutan. Mutasi hanya diikuti oleh JPT yang setara
yang sedang memangku jabatan. Apabila terdapat kekosongan
JPT setelah proses mutasi, jabatan kosong tersebut wajib diisi
melalui seleksi terbuka.

 Poin 8, Pengisian JPT dan atau mutasi JPT yang akan dilakukan
agar berkoordinasi dengan KASN.

Anda mungkin juga menyukai