Anda di halaman 1dari 27

EKONOMI SYARIAH

MEMBAWA BERKAH
Muhammad Musa, MA
“DINUL ISLAM”

‫كافة‬
Konpre
hensif SEMPURNA

AL-MAIDAH:3 AL-AN’AM:38 AN-NAHL:89


SISTEM SYARI’AH ADALAH SISTEM TERBAIK
CIPTAAN ALLAH YANG HARUS DIIKUTI

‫ثم جعلناك على شريعة من األمر فاتبعها وآل تتبع أهواء الذين ال يعلمون‬

Kemudian kami menjadikan bagi kamu suatu syari’ah,


Maka ikutilah syari’ah itu,
Jangan ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengerti (Al-Jatsiyah : 18)
ISLAM A COMPREHENSIVE WAY OF LIVE
ISLAM

AQIDAH SYARIAH AKHLAQ

MUAMALAH IBADAH

SPECIAL RIGHT PUBLIK RIGHT

CRIMINAL LAWS CIVIL LAWS INTERIOR AFFAIRS EXTERIOR AFFAIRS

INTERNATIONAL RELATION

ADMINISTATIVE FINANCE CONSTITUENCY

LEASING INSURANCE BANKING MORTGAGE VENTURE CAP


RUANG LINGKUP EKONOMI ISLAM YANG
TELAH DIBAHAS ULAMA KLASIK
Trade
Fiscal Circle Supply
&
Policy Demand

Taxa Mekanisme

tion Pasar

Moneter
ISLAMIC Price
Economic
System

Produc Division
tion Of Labour

Agri
Money
cultural Population
Of Growth
TOPIK KAJIAN YANG BANYAK DIBAHAS
ULAMA
Mudha
Fungsi rabah Musya
Uang rakah

Mura
RAHN
Bahah

KAFALAH MUAMALAH Wadi’ah

HAWALAH SALAM

WAKALAH Istishna’
IJARAH
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
AGENDA PEMAPARAN

 Pendahuluan
 Pembahasan
1. Prinsip Dasar
2. Pandangan Islam Tentang Harta & Ekonomi
3. Nilai-nilai Sistem Perekonomian Syari’ah
4. Sistem Muamalat Dalam Islam
PRINSIP DASAR
 Dalam Muamalat:
 Semua boleh dilakukan kecuali ada
larangannya
 Penyebab dilarangnya transaksi:
 Haram Zatnya : Objek Transaksi haram seperti
minuman keras, bangkai, daging babi, dll.
 Haram Selain Zatnya:
 Melanggar Prinsip Kerelaan

 Adanya unsur kedzalimanKedhaliman


MELANGGAR PRINSIP KERELAAN

Dalam syariah disebut: “….An Taradhin Minkum”.


Contoh-Contoh Realiti:
Penipuan (Tadlis)
Dalam Kuantitas
Contoh: Pedagang yang mengurangi
takaran/timbangan barang yang dijualnya.
Dalam Kualitas
Contoh: Penjual yang menyembunyikan cacat barang
yang ditawarkannya.
Dalam Harga
Contoh: Memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan
harga pasar dengan menaikkan harga produk di atas
harga pasar.
ADANYA UNSUR KEDHALIMAN

Dalam syariah disebut: “….La Tadhlimuna wa la


Tudhlamun”.
Contoh-Contoh Realiti:
Adanya Rekayasa Pasar
Ketidakjelasan Kontrak (Garar)
Unsur Riba
Tidak Sah/Lengkap Akadnya
Lanjutan….
 Rekayasa Pasar
 Dalam Supply (Penawaran)
 Monopoli (Ikhtikar), terjadi melalui :

 Mengupayakan adanya kelangkaan


barang
 Dengan cara menimbun Stock

 Menjual dengan harga yang lebih


tinggi dibandingkan harga sebelum
munculnya kelangkaan.
Lanjutan….
 Rekayasa Pasar:
 Dalam Demand (Permintaan)
 Permainan Harga (Bai’ Najasyi)

 Seorang produsen/pembeli menciptakan


permintaan palsu, seolah-olah ada banyak
permintaan terhadap suatu produk sehingga
harga jual akan naik.
 Dalam bursa seperti praktek “goreng
menggoreng” saham, bursa valas, dll.
Dengan :
 Penyebaran isu
 Melakukan order pembelian

 Melakukan pembelian pancingan agar


tercipta sentimen pasar.
Lanjutan…
 Unsur Ketidakjelasan (Taghrir/Gharar)
 Situasi dimana terjadi incomplate information
karena adanya uncertainty to both parties.
 Perbedaan antara Gharar dengan Tadlis
 Dalam tadlis, yang terjadi adalah pihak A tidak
mengetahui apa yang diketahui pihak B
(Unknown to one party)
 Dalam taghrir: baik pihak A maupun B sama-

sama tidak memiliki kepastian mengenai


sesuatu yang ditransaksikan (uncertain to both
parties)
Lanjutan…
 Unsur Ketidakjelasan
(Taghrir/Gharar), Terjadi dalam 4 hal:
 Kuantitas: Kasus jual beli buah masih di
pohon.
 Kualitas: Jual ternak yang masih dalam
induknya.
 Harga
 Waktu Penyerahan.
Lanjutan…..
 Unsur Riba
 Riba Fadl (Buyu)
 Pertukaran antara barang sejenis dengan takaran/kadar yg berbeda
 Riba Nasiah
 Riba yang timbul akibat hutang piutang yang tidak memenuhi
kriteria untung muncul bersama resiko (Al-Ghunmu bil Ghunmi)
dan hasil usaha muncul bersama biaya (Al-Kharaj di Dhaman)
contoh : supir angkot, tukang ojek, tukang becak yang sepi
penumpang namun dia harus tetap membayar setoran.
Riba Qardh
Suatu kelebihan yang disyaratkan terhadap orang yang berhutang.
Lanjutan…..

 Unsur Riba
 Riba Jahiliyah:

 Hutang yang dibayar melebihi dari


pokok pinjaman, karena si peminjam
tidak mampu mengembalikan dana
pinjaman pada waktu yang telah
ditetapkan.
Lanjutan….

Tidak Sah/Lengkap Akadnya:


• Rukun dan Syarat tidak
terpenuhi
• Terjadi keterkaitan/Taalluq
(Dua akad yang Saling dikaitkan)
• Terjadi “Two in One”
Lanjutan….
 Rukun dan Syarat tidak terpenuhi:
 Rukun: Pelaku (Penjual-Pembeli, Penyewa-Pemberi sewa,

dll. Sesuai transaksi), Objek (Barang dan Jasa), Ijab dan


Kabul.
 Ijab dan Kabul Batal apabila terjadi 3 hal:
Kesalahan/Kekeliruhan objek, paksaan (Ikrah), Penipuan
(tadlis).
 Syarat:

 Cakap Hukum (Mukallaf).

 Keberadaan syarat tidak boleh: Menghalalkan yang

haram, mengharam yang halal, menggugurkan rukun,


bertentangan dengan rukun, atau mencegah berlakunya
rukun.
Lanjutan…..
 Terjadi keterkaitan antara dua akad (Ta’alluq)
 Bay Al-Inah :
 Contoh: A Menjual barang X seharga Rp. 120 juta secara
cicilan kepada B, dengan syarat bahwa B harus kembali
menjual barang x tersebut kepada A secara tunai seharga
Rp. 100 Juta.
 Terjadi “Two in one”. (Shafaqatain fi al Shafaqah)
 Suatu transaksi diwadahi oleh dua akad sekaligus, sehingga terjadi
ketidakpastian (Gharar) mengenai akad mana yang harus
digunakan/berlaku.
 Contoh:Transaksi lease and purchase (sewa beli), terjadi garar dalam
akad, karena ada ketidakjelasan akad mana yang berlaku; akad beli
atau akad sewa.
Sebuah Perenungan…
1. Dosa terbesar adalah Ketakutan
2. Rekreasi terbaik adalah Bekerja
3. Musibah terbesar adalah Keputusasaan
4. Keberanian terbesar adalah Kesabaran
5. Guru terbaik adalah Pengalaman
6. Misteri terbesar adalah Kematian
7. Kehormatan terbesar adalah Kesetiaan
8. Karunia terbesar adalah anak yang shalih
9. Sumbangan terbesar adalah Berpartisipasi
10. Modal terbesar adalah Kemandirian
(Ali bin Abi Thalib)
 FATWA DSN-MUI
No. 21/DSN-MUI/X/2001

Akad yang sesuai dengan SYARIAH


adalah yang TIDAK mengandung :

Gharar (ketidakjelasan),
Maysir (perjudian),
Riba,
Zhulm (penganiayaan),
Risywah (suap),
Barang haram dan maksiat
Pandangan Islam Tentang Harta &
Ekonomi
 Dalam Hadits yang riwayat oleh Abu Daud :
“Seseorang dihari akhir kelak akan ditanyakan
tentang empat hal, yaitu usianya untuk apa
dihabiskan, jasmaninya untuk apa
dipergunakan, hartanya darimana ia
memperolehnya & dibelanjakan kemana, serta
ilmunya untuk apa”
Lanjutan….

 Status harta yang dimiliki manusia :


1. Harta sebagai amanah
2. Harta sebagai perhiasan hidup (QS. 3 : 14)
3. Harta sebagai ujian keimanan (QS. 8 : 28)
4. Harta sebagai bekal ibadah (QS. 9 :41, 60) &
(QS. 3 : 133-134)
Nilai-nilai Sistem Perekonomian Syari’ah

1. Rahmatan lil ‘Alamin (QS. Al-Anbiya’[21]


:107)
2. Keadilan ( QS. Al-Ma’idah [5] :8)
 Keadilan hukum (Hadits riwayat Imam An-Nasa’i,
bahwa Rasulullah SAW bersabda “Seandainya
Fatimah, anak perempuan ku mencuri, maka aka aku
potong tangannya”)
 Keadilan sosial & ekonomi (QS. Asy-Syu’ara [26] :
183) (QS. Al-Baqarah [2] :188). Menghapus praktek
monopoli, zakat produktif sbg modal ekonomi mikro.
3. Kemerdekaan (QS. Al-A’raf [7] : 157)
Sistem Muamalat Dalam Islam
1. Al-Wadi’ah (Penitipan /Depository)
2. Bagi Hasil (Profit Sharing)
 Al-Musyarakah : Kerjasama dalam menjalankan suatu usaha tertentu, yg masing-
masing pihak mempunyai kontribusi yang sama. Sehingga keuntungan & resiko
ditanggung bersama sesuai kesepakatan. (QS. Shad [38] : 24)
 Al-Mudharabah : Kerjasama antara kedua belah pihak, pihak pertama adalah pemilik
modal, sedangkan pihak kedua adalah pengelola. (QS. Al-Muzammil [73] : 20)
 Al-Muzara’ah : Kerjasama di bidang pertanian (Muzara’ah : benih dai pemilik lahan)
(Mukhabarah :benih dari penggarap).
 Al-Musaqah : Kerjasama di bidang pertanian, penggarap bertanggungjawab pada
penyiraman & pemeliharaan.
3. Jual-Beli (Sale & Purchase)
 Bai’ Al-Murabahah : Pembiayaan (kredit) pembelian suatu barang dg tambahan
keuntungan yg telah disepakati. (QS. Al-Baqarah [2] :275)
 Bai’ As-Salam : Pembelian barang yg diserahkan dikemudian hari, yg pembayarannya
dilakukan dimuka
 Bai’ Al-Istishna’ : kontrak antara pembeli & penjual. Kemudian penjual memesan
melalui orang lain dg spesifikasi barang yg telah disepakati.
Lanjutan….
4. Sewa (Oprational Lease)
 Al-Ijarah : Sewa
5. Jasa (Fee Based Service)
 Al-Wakalah (Deputyship) : Mendelegasikan orang lain dalam
urusan jual beli.
 Al-Kafalah (Guaranty) mengalihkan tanggung-jawab kepada
penjamin dg tetap menunaikan kewajiban yg ada (BTN)
 Al-Hawalah (Transfer service) : Pemindahan beban hutang
 Ar-Rahn (Mortgage) : menahan harta milik peminjam sbg
jaminan.
 Al-Qardh Hasanah (Soft & benevolent loan) : pinjaman tanpa
mengharap imbalan. (QS. Al-Hadid, 11)
Profile
 Nama : Muhammad Musa
 Lahir : Denpasar, 20 November 1976
 Alamat : Villa Galaxi Blok E2 No.33
 Pendidikan : S1 Syari’ah, Al-Azhar
 University Of Cairo
 S1 Syari’ah, UMS – Surakarta.
 S2 Hukum Islam, UMJ – Jakarta.
 Pekerjaan : Staff Manajemen Masjid Jami’ Al-
Azhar Jakapermai, Bekasi
 : Dosen UIA, Jakarta
 : Dosen UMJ, Jakarta

 Organisasi : Anggota DDII, Jakarta.
 Mobile phone : 0819.322.342.55

Anda mungkin juga menyukai