Anda di halaman 1dari 75

Kelompok 2

1. Aliferiana Irsyadhea P 12030115120038


2. Resty Ramandini 12030115120041
3. Era Fatwa Amaliah 12030015120001

1
Aktiva Lancar

 Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dapat ditukarkan dengan uang
tunai dalam waktu yang relatif singkat.
 Yang termasuk golongan aktiva lancar ialah:
 Kas dan Bank
 Investasi jangka pendek
 Piutang usaha dan cadangan kerugian piutang
 Persediaan barang
 Uang muka pajak
Kas dan Bank

 Kas ialah uang tunai yang paling likuid atau suatu alat pembayaran yang
siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan,
sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada urutan teratas dari aktiva.
 Bank ialah saldo rekening giro yang dapat digunakan secara bebas untuk
membiayai kegiatan usaha. Bunga rekening giro :
Akuntansi Komersial : dicatat sebagai pengahasilan
Akuntansi Fiskal : tidak dicatat sebagai penghasilan, karena bunga sudah
dikenakan PPh dengan tarif final 15% dan tidak boleh digabung dengan
penghasilan yang lain (dikenakan tarif umum).
 Pengertian tentang dan perlakuan terhadap kas dan bank dalam perpajakan
dan akuntansi sama.
 Yang tidak termasuk dalam pengertian kas baik menurut akuntansi dan
perpajakan adalah sebagai berikut:

 Deposito: saldo deposito tidak termasuk dalam pengertian kas, karena


tidak dapat digunakan sewaktu- waktu
 Perangko dan Materai: biasanya perusahaan mempunyai persediaan
perangko dan materai yang dapat dipakai sewaktu- waktu. Persediaan
ini tidak termasuk dalam pengertian kas, sekalipun persediaan ini
sering disimpan oleh kasir perusahaan.
 Bon Kas atau Uang Muka: tidak dapat digolongkan sebagai kas karena
tidak dapat digunakan sewaktu- waktu dan tidak dapat dianggap
sebagai uang tunai.
 Cek Mundur dan Cek Kosong: cek mundur tidak dapat diuangkan
sampai jatuh temponya sehingga tidak memenuhi syarat sebagai kas.
Cek kosong sama sekali tidak ada harganya karena itu tidak dapat
dianggap sebagai aktiva perusahaan.
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya
melakukan pemisahan dana :
 Kas kecil (petty cash), kas kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran harian
perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya.
 Kas besar (cash on hand), kas besar umumnya dipakai perusahaan untuk
pengeluaran tertentu dan biasanya disimpan oleh perusahaan di dalam
brankas.
Wajib pajak (WP) dapat memilih salah satu dari kedua sistem tersebut
dan semua itu diserahkan sepenuhnya dalam praktik pembukuan WP.
Investasi Jangka Pendek

• Investasi jangka pendek adalah aktiva yang likuiditasnya sangat tinggi. Nilai
investasi di neraca menurut akuntansi komersial dapat disajikan dengan dua
cara, yaitu:
 Nilai perolehan, tetapi diberi keterangan tambahan mengenai mengenai
harga pasar.
 Nilai yang terendah antara nilai perolehan dan harga pasar.
• Metode nilai terendah antara nilai perolehan dan harga pasar tidak
diperkenankan untuk keperluan perpajakan, sebab bertentangan dengan
prinsip nilai historis yang dianut perpajakan. Perbedaan ini dapat
dimasukkan ke dalam beda waktu.
• Penilaian investasi jangka pendek menurut perpajakan didasarkan pada nilai
perolehannya.
Jenis Investasi Jangka Pendek

 Saham Biasa dan Saham Preferen


Penghasilan dari Saham adalah dividen.
Penghasilan dividen tidak dikenakan pajak.
 Obligasi
Bunga Obligasi dihitung sebagai penghasilan PPh yang dipungut atas
bunga obligasi tidak boleh dikapitalisasi, tetapi harus dicatat sebagai pajak
yang dibayar di muka (pasal 23).
 Deposito: Untuk tujuan perpajakan termasuk deposito on call. Bunga
deposito dikenakan pajak 15% dan final. Bunga deposito bukan merupakan
penghasilan kena pajak pada SPT dan pajaknya tidak dapat dikreditkan.
 Wesel Tagih: Wesel tagih timbul dari utang piutang penyerahan barang
atau jasa.Bunga yang diterima pada saat pelunasan merupakan penghasilan
pemegang wesel. Penghasilan bunga diskonto merupakan obyek potongan
PPh pasal 23 (WP dalam negeri) atau PPh pasal 26 (WP luar negeri) .
Piutang
 Piutang (account receivable) adalah hak perusahaan kepada pihak lan yang
akan diterima dalam bentuk kas. Piutang usaha timbul karena penjualan
barang atau penyerahan jasa secara kredit.

 Untuk keperluan fiskal sebaiknya sistem akuntansi dapat menyajikan saldo


piutang kepada pihak yang ada dalam hubungan istimewa. Pemisahan ini
dimaksudkan untuk mempermudah fiskus untuk mengetahui apakah Wajib
Pajak melakukan penghindaran pembayaran pajak dengan cara transfer
pricing.
Piutang Usaha dan diluar Usaha
 Piutang usaha terjadi akibat transaksi penjualan barang atau pengerahan
jasa dalam rangka kegiatan normal.
Untuk tujuan PPh : saat pencatatan penjualan mengikuti praktek akuntansi
komersial.
Untuk tujuan PPn : dapat berbeda dengan akuntansi komersial & PPh.
Pengusaha diminta untuk menerbitkan faktur pajak selambatnya 30 hari
setelah penyerahan barang dari penjualan (faktur standar) atau bersama-
sama pada akhir bulan (faktur gabungan)
Untuk tujuan perpajakan : pembukuan penyisihan untuk potongan tunai &
retur penjualan tidak diperkenankan, tetapi memberlakukan metode
penghapusan piutang langsung (direct written off).
 Piutang diluar usaha tidak terjadi karena penjualan barang atau jasa.
Piutang timbul karena pemberian pinjaman kepada pihak ketiga dan
pegawai, klaim asuransi, retribusi pajak, royalty dan lain-lain
 Untuk tujuan pajak : ketentuan pasal 18 ayat 4 UU PPh piutang kepada
perusahaan afiliasi dikarakteristik sebagai modal.
Cadangan Piutang Tak Tertagih

 Sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang perpajakan, usaha di


bidang perbankan, usaha lembaga keuangan bukan bank dan lessor yang
melakukan transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi diperkenankan
membentuk cadangan piutang tak tertagih sehingga diperbolehkan untuk
dikurangkan sebagai biaya.
 Besarnya cadangan piutang tak tertagih yang dapat dikurangkan sebagai
biaya diatur dalam Kep. Men. No.80/KMK.40/1995 tanggal 6 Februari 1995.
 Cadangan penghapusan piutang tak tertagih dalam akuntansi perpajakan
harus ditutup ke rekening rugi laba setiap akhir tahun. Jadi, rekening
cadangan tersebut tidak tampak dalam neraca fiscal, sedangkan dineraca
komersial cadangan piutang penghapusan tak tertagih selalu dilihat.
Persediaan

 Persediaan (inventories) adalah harta perusahaan yang termasuk penting


karena banyak dana tertanam di dalamnya.

 Dalam akuntansi dikenal dua system pencatatan persediaan, yaitu sistem


periodik, dan sistem perpetual. Dalam undang-undang perpajakan sistem
pencatatan persediaan tidak diatur secara jelas. Selama sistem dapat
menunjukkan kebenaran pencatatan maka ketentuan perpajakan dapat
menerimanya.
Akuntansi Pajak Pada Persediaan

Berikut pencatatan persediaan untuk kepentingan perpajakan:


 Untuk tujuan PPN, pasal 1 bagian (e) UU PPN 1984 menyatakan
penyerahan barang kena pajak ke pedagang perantara dianggap
transaksi penyerahan penjualan. Barang konsinyasi tidak termasuk
persediaan consignor.
 Akuntansi persediaan berkaitan dengan sistem pencatatan dan penilaian.
Untuk tujuan perpajakan, pasal 10 ayat (6) UU PPh menganut Metode
FIFO & Harga Pokok Rata-rata.
Aset Tetap

 Komponen signifikan dalam CONTOH


Laporan Posisi Keuangan. • Tanah
 Aset Tetap bersifat tangible. • Bangunan
• Gedung Kantor
 Masa manfaat jangka panjang • Gedung Pabrik
(> 1 tahun) • Land improvement
• Peralatan
 Digunakan dalam operasi: • Kendaraan
produksi, disewakan, • Mesin
administrasi, dll • Peralatan kantor
 Pembebanan  depresiasi

13
Pengertian Aset Tetap

 Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)


1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.

 Ciri
► “Digunakan dalam operasi”
dan tdk utk dijual kembali.  Tidak berlaku untuk
► Bersifat Jangka panjang dan 1. Hak penambangan
biasanya disusutkan 2. Reservasi tambang
► Memiliki wujud.
14
Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui


sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis
di masa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur
secara andal.

 Tidak membedakan kriteria pengakuan pada


saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah
perolehan awal
15
Pengakuan Aset Tetap

 Suku cadang utama dan peralatan siap pakai


termasuk aset tetap jika:
 digunakan lebih dari satu periode
 hanya digunakan untuk aset tertentu
 komponen yang diganti tidak diakui
 Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi
entitas. Kriteria agregasi atau invidual:
 Mempengaruhi nilai aset
 Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi
 Laba (potensi earning management)
 Evaluasi prinsip pengakuan 
 Biaya awal memperoleh aset
 Biaya selanjutnya untuk menambah, mengganti,
memperbaiki
16
Biaya Perolehan Awal

 Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di


masa mendatang.
 Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat
memiliki manfaat di masa mendatang.
 Misal: alat yang dipasang agar pabrik dapat
berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan
limbah industri.

17
Biaya Setelah Perolehan Awal

Biaya pemeliharaan
diakui beban di laporan laba rugi periode
dan perbaikan berjalan
Misal: perawatan, suku
cadang

Penggantian aset Memenuhi kriteria aset tetap dan


komponen yang diganti tidak lagi dicatat
menambah aset jika
sebagai aset

Inspeksi yang
Memenuhi kriteria aset tetap dan nilai
signifikan
inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik)
diakui sebagai jumlah
dihentikan pencatatanya
tercatat aset jika

18
Pengukuran Awal

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi


untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya
harus diukur sebesar biaya perolehan. (par 15)

Harga Perolehan

Biaya yang dapat


diartibusikan secara
langsung
Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap
dan restorasi lokasi aset

19
Komponen Biaya Perolehan

a) Harga perolehan  bea impor dan pajak pembelian yang tidak


boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan
potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset
siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap
dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode
tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

20
Penyusutan

Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat


disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama
umur manfaatnya (useful life).

21
Penyusutan

Penyusutan
 Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
 Contoh : rangka dan mesin
pesawat
 Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan
dalam jumlah tercatat aset lain.
22
Penyusutan

 Penyusutan aset dimulai pada saat Penyusutan


aset tersebut siap digunakan
– Pada saat aset berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset Implikasinya,
siap digunakan sesuai dengan penyusutan tidak
keinginan dan maksud manajemen. dihentikan sekalipun
 Penyusutan aset dihentikan lebih aset:
awal ketika: – sedang tidak
digunakan atau
– Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
– dihentikan
untuk dijual; dan
penggunaannya
– Aset dihentikan pengakuannya.
 Tanah dan bangunan diperlakukan
sebagai aset terpisah walaupun
diperoleh sekaligus.
23
Penyusutan

Nilai residu dan umur manfaat


suatu aset harus di-review
minimum setiap akhir tahun buku
 Jika hasil review berbeda dengan
estimasi sebelumnya maka
perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan
estimasi akuntansi.

24
Penyusutan

Umur Manfaat

Faktor yang harus diperhitungkan dalam


menentukan umur manfaat.
• Prakiraan daya pakai aset;
• Prakiraan tingkat keausan fisik;
• Keusangan teknis dan keusangan komersil;
• Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum
(misal : sewa).

25
Penyusutan

Metode penyusutan yang Metode Penyusutan


digunakan:
 Harus mencerminkan ekspektasi
pola konsumsi manfaat ekonomis
masa depan atas aset oleh
entitas.
 Harus di-review minimum setiap
akhir tahun buku, dan
 Perubahan metode diperlakukan
sebagai perubahan estimasi.

26
Penyusutan

Metode Penyusutan

Menghasilkan pembebanan yang tetap


Garis Lurus sepanjang umur manfaat selagi nilai
residu tidak berubah

Menghasilkan pembebanan yang


Saldo Menurun menurun sepanjang umur manfaat

Jumlah Unit Menghasilkan pembebanan berdasarkan


penggunaan

27
PSAK 19 : ASET TIDAK BERWUJUD
IAS 38 : Intangible Assets

2
8
Ruang Lingkup

 Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 :


 Aset tidak berwujud yang diatur standar lain
(goodwill-PSAK 22)
 Aset keuangan (PSAK 50)
 Hak penambangan (PSAK 29) dan sumber
daya lain yang tidak dapat diperbarui

29
1. Pengertian Aset Tidak Berwujud

• Aset non-moneter yang


Keteridentifikasian
dapat diidentifikasi tanpa
wujud fisik

• Aset:
• Adanya kontrol, dan Pengendalian
• Keuntungan ekonomis di
masa depan Adanya Keuntungan
Ekonomis di masa
depan

30
2. Pengertian Aset Tidak Berwujud

Keteridentifikasian

Dapat diidentifikasi:

• Dapat dipisahkan/dibedakan, atau


• Timbul dari kontrak atau hak legal
lainnya

31
3. Pengertian Aset Tidak Berwujud

Pengendalian atas Sumber Daya

Terdapat kontrol, jika:

• Mampu memperoleh manfaat ekonomis masa


depan, dan
• Dapat membatasi akses pihak lain dalam
memperoleh manfaat ekonomis tersebut

32
4. Pengertian Aset Tidak Berwujud

Adanya Keuntungan
Ekonomis di masa depan

Manfaat ekonomis yang muncul mencakup:

• Pendapatan dari penjualan barang atau jasa


• Penghematan biaya, atau
• Manfaat lain dari penggunaan aset tersebut

33
Contoh

 Software komputer
 Paten
 Copyright
 Daftar pelanggan
 Lisensi
 Kuota Impor
 franchise
 Hak Pemasaran

34
Pengakuan dan Pengukuran

Prinsip Umum:
 Dalam mengakui suatu item sebagai aset
tidak berwujud, entitas perlu menunjukkan
bahwa item tersebut:
 Memenuhi definisi aset tidak berwujud
 Memenuhi kriteria pengakuan

35
2. Pengakuan dan Pengukuran

Kriteria Pengakuan
 Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:
 Kemungkinan besar entitas akan memperoleh
manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut, dan
 Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara
andal.
 Dalam menilai kemungkinan:
 Menggunakan asumsi masuk akal dan dapat
dipertanggungjawabkan
 Estimasi terbaik manajemen

36
3. Pengakuan dan Pengukuran

Pengeluaran yang tidak memenuhi kriteria


pengakuan diakui sebagai beban

Aset tidak berwujud pada awalnya harus


diakui sebesar biaya perolehan

37
4. Pengakuan dan Pengukuran

1. Perolehan terpisah

2. Akuisisi sebagai bagian dari


kombinasi bisnis

Aset tidak 3. Pengakuisisian dengan hibah


berwujud dapat pemerintah

diperoleh dari 4. Pertukaran aset

5. Goodwill yang dihasilkan internal

6. Aset tidak berwujud yang dihasilkan


internal

38
5. Pengakuan dan Pengukuran

Biaya perolehan = harga beli dan segala


1. Perolehan terpisah biaya yang dapat dikaitkan secara
langsung
2. Akuisisi sebagai bagian dari
kombinasi bisnis Nilai wajar pada tanggal akuisisi

3. Pengakuisisian dengan hibah Diakui pada nilai wajar atau pada nilai
pemerintah nominalnya
Nilai wajar, kecuali tidak ada substansi
4. Pertukaran aset komersial (nilai tercatat aset yang
dilepas)

5. Goodwill yang dihasilkan Tidak boleh diakui sebagai aset


internal (tidak dapat teridentifikasi)

6. Aset tidak berwujud yang


dihasilkan internal

39
Aset Tidak Berwujud - Internal

6. Aset tidak berwujud yang


dihasilkan internal

 Sulit menentukan apakah suatu aset tidak berwujud


yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria
untuk diakui:
 Menentukan saat timbulnya aset yang dapat diidentifikasi
dan akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan
 Menentukan biaya perolahan aset tersebut secara andal

 Perlu kriteria tambahan

40
2. Aset Tidak Berwujud - Internal

 Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang


dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas
menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua
tahap:
1. Tahap Riset, dan
2. Tahap Pengembangan

Riset adalah penelitian Pengembangan adalah penerapan


orisinal dan terencana temuan riset atau pengetahuan
yang dilaksanakan dengan lainnya pada suatu rencana atau
harapan memperoleh rancangan produksi bahan baku, alat,
pembaruan pengetahuan produk, proses, sistem, atau jasa yang
dan pemahaman teknis sifatnya baru atau yang mengalami
atas ilmu yang baru perbaikan substansial, sebelum
dimulainya produksi komersial atau
pemakaian
41
3. Aset Tidak Berwujud - Internal

 Aset tidak berwujud yang timbul dari Riset tidak


boleh diakui
 Pengeluaran riset diakui sebagai beban pada
saat terjadinya

Riset adalah penelitian orisinal dan


terencana yang dilaksanakan
dengan harapan memperoleh
pembaruan pengetahuan dan
pemahaman teknis atas ilmu
yang baru

42
4. ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan

 Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan


Pengembangan, diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua
hal ini:
 Kelayakan teknis penyelesaian
 Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
 Kemampuan menggunakan atau menjual
 Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis
masa depan
 Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber
daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan
atau menjualnya
 Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait
aset tersebut
43
5. Aset Tidak Berwujud - Internal

Kapan pengeluaran dikapitalisasi?


Tanggal 1 Tanggal 2 Tanggal 3

Riset Pengembangan

Dibebankan dan Dikapitalisasi sebagai


tidak dapat aset tidak berwujud =
disajikan kembali biaya perolehan

Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai


Tanggal 2 – Kriteria Pengakuan terpenuhi
Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan
siap digunakan
44
6. Aset Tidak Berwujud - Internal

 Merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar


pelanggan yang dihasilkan secara internal, tidak
boleh diakui sebagai aset tak berwujud
 Karena tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk
mengembangkan usaha secara keseluruhan

45
Pengukuran setelah Pengakuan

Pilihan  sama seperti PSAK16 Aset Tetap


 Model Biaya,
 Biaya perolehan – akumulasi amortisasi –
akumulasi kerugian penurunan nilai
atau
 Model Revaluasi,
 Nilai wajar – akumulasi amortisasi – akumulasi
kerugian penurunan nilai

46
Masa Manfaat

 Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud didasarkan


pada usia manfaatnya
 Entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak berwujud:

Terbatas atau Tak Terbatas

Jangka waktu atau – Berdasarkan analisis seluruh faktor relevan


jumlah produksi atau – Tidak ada batas yang terlihat pada saat ini
jumlah unit serupa atas periode yang mana aset diharapkan
yang dihasilkan, menghasilkan manfaat
selama masa manfaat – “Tak Terbatas” berbeda dengan “Tak
Terhingga”

Diamortisasi Tidak Diamortisasi


47
Amortisasi

 Dimulai ketika aset tersedia untuk


Masa Manfaat digunakan
Terbatas
 Dihentikan pada waktu yang lebih dulu
antara ketika aset digolongkan sebagai
tersedia untuk dijual (PSAK 58) atau
tanggal ketika aset dihentikan
pengakuannya
 Metode harus menggambarkan pola
Amortisasi
konsumsi atas manfaat aset.

Dr. Beban Amortisasi xxx


Cr. Aset (atau akumulasi amortisasi) xxx

48
Amortisasi

 Nilai residu direview setiap


Nilai Residu akhir periode
 Perubahan nilai residu
diperhitungkan sebagai
perubahan estimasi akuntansi
(PSAK 25)

49
Masa Manfaat Tak Terbatas

 Tidak diamortisasi  impairment test setiap


tahun dan kapan pun bila ada indikasi
penurunan nilai.
 Masa manfaat ditelaah setiap akhir periode
 Masa manfaat tak terbatas  suatu ketika bisa
berubah jadi terbatas
 Perubahan estimasi
 Indikasi penurunan nilai

50
Rugi Penurunan Nilai

 Rugi Penurunan Nilai = Nilai tercatat – Nilai


terpulihkan
 Nilai terpulihkan = Mana yang lebih besar antara
Nilai wajar setelah dikurangi ongkos menjual
dengan Nilai kini arus kas masa depan aset

Dr. Rugi penurunan nilai xxx


Cr. Aset (atau akumulasi penurunan nilai) xxx

51
Penghentian dan Pelepasan

 Dihentikan pengakuannya ketika:


 Dalam (proses) pelepasan; atau
 Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan
 Keuntungan / kerugian diakui di Laporan Laba
Rugi

52
Pengungkapan

Pengungkapan umum:
 Aset yang dihasilkan internal dengan yang lainnya
 Masa manfaat terbatas atau tak terbatas
 Metode amortisasi
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan
akumulasi penurunan nilai pada awal dan akhir periode
 Unsur – unsur dalam laporan pendapatan komprehensif
 Penambahan, Penurunan, kerugian penurunan nilai,
amortisasi yang diakui, perubahan lainnya pada jumlah
tercatat selama periode.

53
2. Pengungkapan

 Untuk aset tak berwujud tak terbatas


 Jumlah tercatat
 Alasan yang mendukung masa manfaat tak terbatas
 Untuk yang menggunakan model revaluasi
 Tanggal efektif revaluasi
 Jumlah tercatat yang direvaluasi
 Jumlah tercatat yang diakui apabila diukur dengan
metode biaya
 Jumlah surplus revaluasi awal dan akhir periode
 Metode dan asumsi dalam mengestimasi nilai wajar
aset
 Nilai keseluruhan biaya riset dan pengembangan
yang diakui sebagai biaya selama periode

54
Review

 PT ABC memperoleh sebuah merek seharga


Rp300juta. Diestimasikan merek ini akan
menghasilkan arus kas selama 15 tahun ke
depan. Merek ini diamortisasi selama 15 tahun
metode garis lurus. Pada akhir tahun kelima PT
XYZ membeli merek ini seharga Rp250 juta.
 Buatlah jurnal untuk mengakui transaksi ini!

55
REVIEW

 Amortisasi per tahun = Rp300juta / 15 tahun = Rp20juta


 Nilai tercatat aset:
 Rp300juta – (Rp20juta X 5 th) = Rp200juta
 Selisih harga jual dan nilai tercatat diakui sebagai
keuntungan di laba rugi

Dr. Kas Rp250juta


Dr. Akm amortisasi Rp100juta
Cr. Aset Rp300juta
Cr. Keuntungan Rp50juta

56
Review

PT Armada memperoleh teknologi baru yang akan


mengubah proses manufaktur saat ini. Biaya yang terjadi
adalah sebagai berikut:
 Biaya teknologi baru Rp1.000 juta
 Diskon yang diberikan Rp100 juta
 Pelatihan staf untuk proses baru Rp50 juta
 Testing teknologi baru Rp10 juta
 Kerugian operasi awal Rp20juta

Berapa biaya yang dapat dikapitalisir sebagai aset tak


berwujud?

57
 Aset

Cost Rp1.000 juta


Dikurangi diskon Rp 100juta
Ditambah proses testing Rp 10juta
Rp 910juta

Kerugian operasi awal dan Pelatihan staf mengoperasikan


aset  p.66 diakui sebagai beban

58
REVIEW

Jenis Pengeluaran Perlakuan Alasan


Akuntansi
Konstruksi fasilitas gedung riset Dikapitalisasi dan Punya manfaat masa
untuk digunakan proyek riset disusutkan sebagai depan
saat ini dan yang akan datang beban penelitian
Akuisisi peralatan R&D hanya Beban R & D Biaya riset
digunakan untuk proyek saat ini
Pembelian stok bahan-bahan Sebagai Persediaan Punya manfaat masa
untuk digunakan proyek riset dan dibebankan saat depan
saat ini dan masa depan dipakai

Gaji staf riset Beban R & D Biaya Riset


Biaya riset yang terjadi untuk Piutang Bukan beban R&D
proyek PT ABC, ditagihkan (direimburse)
setiap bulan

59
Review

Jenis Pengeluaran Perlakuan Alasan


Akuntansi
Biaya material, tenaga kerja dan Beban R&D Tidak memenuhi
overhead untuk prototipe produk kriteria pengakuan
baru (kelayakan ekonomis tidak aset tak berwujud
terpenuhi)
Biaya riset pemasaran untuk Beban operasi Bukan biaya R&D
promosi produk baru (beban umum dan
administratif)
Biaya legal untuk memperoleh hak Dikapitalisir Beban langsung untuk
paten produk baru sebagai “paten” paten
dan diamortisasi
Biaya rekayasa teknis produk baru Dikapitalisir Memenuhi kriteria
yang terjadi sebelum tahap pengakuan
produksi penuh (kelayakan
ekonomis tercapai)
Komisi staf penjualan yang Beban operasi Bukan biaya R&D
memasarkan produk baru (beban penjualan) 60
ASET PAJAK TANGGUHAN
PSAK 46

61
Definisi

Aset pajak tangguhan adalah:


Jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan
pada periode masa depan sebagai akibat adanya:
 Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
 Akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
 Akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan
perpajakan mengizinkan.
Pemulihan pajak penghasilan berarti pengurangan beban
pajak terutang di masa mendatang. Hingga saat ini,
peraturan perpajakan belum mengizinkan pengurangan
akibat akumulasi kredit pajak yang belum dimanfaatkan.

62
Syarat Umum Pengakuan Aset dan Liabilitas
Pajak Tangguhan

Pembayaran
pajak pada
periode masa
Entitas harus mengakui depan lebih besar
liabilitas atau aset pajak atau lebih kecil
tangguhan apabila: daripada yang
diharapkan jika
tidak terdapat
konsekuensi
pajak.

63
Syarat Utama Pengakuan Aset Pajak Tangguhan

Diperkirakan
akan tersedia
Setiap aset pajak laba kena pajak
tangguhan diakui atau perbedaan
sepanjang: temporer kena
pajak dalam
jumlah memadai.

Perlu mengantisipasi
riwayat rugi yang terjadi
di beberapa periode
terkini.

64
Setiap perbedaan temporer dapat dikurangkan diakui
sebagai aset pajak tangguhan, kecuali jika timbul
perbedaan temporer dapat dikurangkan yang berasal dari:
 Pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu
transaksi yang tidak mempengaruhi laba akuntansi
dan laba kena pajak (rugi pajak); atau bukan
merupakan transaksi kombinasi bisnis.
 Pengakuan awal goodwill.
Khusus untuk perbedaan temporer dapat
dikurangkan terkait dengan investasi pada entitas anak,
cabang, dan entitas asosiasi, dan bagian partisipasi dalam
ventura bersama, pengakuan aset diatur secara khusus.

65
Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan

Pengakuan dapat dilakukan atas


aset pajak tangguhan yang di
periode lalu tidak diakui akibat laba
kena pajak yang diestimasikan tidak
memadai.

Pengakuan tersebut dilakukan di


akhir period ditemukannya
perubahan situasi sehingga
menyebabkan laba kena pajak di
masa mendatang akan bersifat
memadai.

66
Pengukuran

Pengukuran nilai Sebesar jumlah yang diharapkan


liabilitas dan aset akan dibayarkan atau direstitusikan
sesuai tarif yang diperlakukan
pajak tangguhan. berlaku di masa mendatang.

Atas nilai aset


dan liabilitas
pajak Nilai tidak didiskontokan.
tangguhan.

67
Cara Pemulihan Aset atau Penyelesaian
Liabilitas

Pengakuan aset dan Ketidaksesuaian


liabilitas pajak tangguhan cara akan
harus mencerminkan berpengaruh
konsekuensi pajak sesuai terhadap besaran
cara pemulihan atau tarif pajak dan/
penyelesaian yang atau Dasar
diharapkan. Pengenaan
Pajak.

68
Peninjauan Kembali Aset Pajak Tangguhan

Selama laba kena • Aset pajak tangguhan


pajak di masa tetap dicatat pada nilai
mendatang yang saat ini diakui.
diperkirakan
memadai.

Jika laba kena • Nilai aset pajak


pajak di masa tangguhan mengalami
mendatang penurunan, proporsional
diperkirakan akan terhadap penurunan laba
bersifat tidak kena pajak.
memadai.
69
Pajak Kini dan Tangguhan di Laporan Laba Rugi

Secara umum, pajak kini dan pajak tangguhan diakui


sebagai penghasilan atau beban pada laporan laba rugi,
kecuali apabila pajak kini atau tanggihan berasal dari:
 Transaksi yang tidak mempengaruhi laporan laba rugi,
baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun
secara langsung dalam ekuitas.
 Kombinasi bisnis.

Pajak tangguhan timbul di laporan laba rugi akibat


perbedaan periode pengakuan beban dan pendapatan
antara akuntansi dan pajak.

70
Penyebab Perubahan Nilai Aset dan Liabilitas Pajak
Tangguhan

Perubahan tarif pajak Penilaian kembali atas


penghasilan. aset pajak tangguhan.

Perubahan cara entitas


memulihkan aset.
(Contoh: Penjualan
aset yang semula tidak
untuk dijual).
71
Pengakuan Aset Pajak Tangguhan
Akibat Kombinasi Bisnis

Atas timbulnya kompensasi rugi fiskal, kredit pajak, atau penyebab aset
pajak tangguhan lain sebagai limpahan akuisisi, entitas mengakui
manfaat pajak tangguhan diperoleh yang direalisasikan setelah
kombinasi bisnis meliputi elemen berikut:
 Manfaat pajak tangguhan diperoleh pada periode pengukuran
yang dihasilkan dari informasi baru tentang fakta dan keadaan
yang ada pada tanggal akuisisi diterapkan untuk mengurangi
jumlah goodwill terkait akuisisi tersebut. Jika jumlah tercatat
goodwill tersebut nol, setiap sisa manfaat pajak tangguhan diakui
pada laporan laba rugi.
 Seluruh manfaat pajak tangguhan lain yang diperoleh diakui
dalam laporan laba rugi (termasuk atas yang diakui di luar
laporan laba rugi, jika PSAK 46 juga mensyaratkan).

72
Kombinasi Bisnis

Berkurangnya Penghapusan/
laba kena pajak pengurangan
di periode aset pajak
mendatang. tangguhan.
Kombinasi Bisnis
Meningkatnya Pengakuan/
laba kena pajak penNambahan
di periode aset pajak
mendatang. tangguhan.

73
Saling Hapus Atas Aset dan Liabilitas
Pajak Tangguhan

Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas


pajak tangguhan, jika dan hanya jika:
 Entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak
kini terhadap liabilitas pajak kini; dan
 Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait
dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas
perpajakan atas:
 Entitas kena pajak yang sama; atau
 Entitas kena pajak berbeda yang bermaksud untuk
memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto,
atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara
bersamaan, pada setiap periode masa depan yang mana
jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan
diharapkan diselesaikan atau dipulihkan.

74
Pengungkapan Sifat Bukti Pendukung
Aset Pajak Tangguhan

Penggunaan aset pajak


tangguhan bergantung
pada apakah laba kena
Entitas pajak di periode mendatang
melebihi laba dari realisasi
mengungkapkan perbedaan temporer kena
jumlah aset pajak.
pajak tangguhan
dan sifat bukti
yang
mendukung Entitas telah mengalami
pengakuannya kerugian pada periode kini
jika: atau periode sebelumnya
dimana aset pajak
tangguhan terkait.

75

Anda mungkin juga menyukai