KELOMPOK A11
1. Alisawati Hilda A (021611133042)
2. Mifta Izha A (021611133043)
3. Daniel Sukandar (021611133044)
4. Salsalia Siska A (021611133045)
TUJUAN PRAKTIKUM
Menguji dan membuktikan adanya zat yang terkandung di dalam
saliva
ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan 13.Ammonium Molibdat
1. 1 Bejana Kimia 1. 20ml saliva 14.Ammonium Oxalat
2. 1 Kain kasa 2. Phenolphetalein Jenuh
3. 1 Kapas 3. Litmus 15.H2SO4 5%
4. 14 Tabung Reaksi 4. Merah Congo 16.KI
5. NaOH 5% dan NaOH 17.Amilum 5%
10% 18.Ferri Chlorida 2%
6. CuSO4 1% 19.HgCl2 2%
7. Asam cuka 5% 20.Fehling A
8. Aquadest 21.Fehling B
9. HNO3 5% 22.Lugol
10.AgNO3 1%
11.HCl 2% dan HCl 5%
12.BaCl2 2%
CARA KERJA
1. Uji pH Saliva
3 Tabung reaksi
1. Saliva 1 ml + phenolphetalien -> larutan tak berwarna
2. Saliva 1 ml + litmus -> larutan warna ungu
3. Saliva 1 ml + merah congo -> larutan warna merah
2. Uji Protein
1 ml saliva + 5 tetes NaOH 10% (dicampur terlebih dahulu) + 2
tetes CuSO4 1%
Beberapa
2 ml saliva tetes asam
cuma
0.5 saliva 3 ml
amilum 1%
2ml campuran 2 tetes lugol
PEMBAHASAN
1. Uji pH Saliva
Percobaan ph saliva menunjukkan hasil yang sesuai dimana
saliva yang ditambahkan PP akan tidak berwarna, saliva
yang ditambahkan litmus akan menjadi ungu, dan saliva
yang ditambahkan merah congo akan menjadi warna
merah. Sehingga ph saliva berkisar antara 5,2 – 8 yang
merupakan kisaran netral ke asam.
2. Uji Protein
Didapatkan hasil berupa larutan
berwarna ungu. Hal tersebut terjadi
karena suatu peptida yang ada pada
saliva mempunyai dua buah ikatan
peptida atau lebih dapat bereaksi
dengan ion Cu2+ dalam suasana basa
dan membentuk suatu senyawa
kompleks yang berwarna ungu. Oleh
karena itu, setelah air ludah bercampur
dengan biuret, maka terbentuk warna
ungu muda.
Reaksi yang terjadi :
NaOH + CuSO4 -> Na2SO4 + Cu(OH)2
3. Uji Mucin
Musin merupakan kompleks dari
karbohidrat atau protein dan sering
disebut glikoprotein yang befungsi
untuk membasahi makanan dan
sebagai pelumas yang memudahkan
untuk menelan makanan.
Perlakuan pertama menghasilkan
saliva yang tidak larut setelah
diasamkan dengn asam cuka (asam
asetat). Penambahan asam asetat
sendiri berfungsi untuk
mengendapkan musin yang terdapat
didalam saliva.
Pada perlakuan kedua, saliva
terlarut saat diberi aquadest
dan NaOH. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mucin
tidak larut dalam asam encer
tetapi larut dalam alkali
encer.
4. Uji Fosfat
Uji klorida pada air liur
menunjukkan hasil positif
sesuai dengan pernyataan
Poedjiadi (1994) bahwa air liur
mengandung Cl. Pada
percobaan menghasilkan
endapan putih setelah
penambahan AgNO3 karena
terbentuknya endapan AgCl.
Sedangkan fungsi pemberian
HNO3 pada awal perlakuan
adalah untuk membuat
suasana menjadi asam dan
mencegah endapan perak
fosfat.
5. Uji Sulfat Saliva yang direaksikan dengan
HNO3 dan larutan
BaCl2 berfungsi untuk mengikat
ion SO42-membentuk endapan
putih BaSO4. Menurut teori,
SO42- yang terdapat dalam
saliva sangat sedikit sehingga
jika diendapkan memungkinkan
tidak terjadinya endapan. Hal
inilah yang menyebakan pada
hasil percobaan tidak ada
endapan yang diperoleh
melainkan hanya larutan
bening yang menandakan
saliva tidak mengandung ion
SO42-
6. Uji Fosfat
HNO3 yang ditambahkan berfungsi
sebagai katalis. Sedangkan
Ammonium molibdat berfungsi
mengikat PO4 membentuk
senyawa berwarna kuning hingga
merah bata sesuai kadar PO4 dalam
saliva.
Dihasilkan larutan menjadi kuning
dan ada endapan. Warna larutan
tersebut menunjukkan bahwa air
liur mengandung fosfat dalam
bentuk ortofosfat dalam jumlah
yang sedikit dalam saliva.
7. Uji Kalsium
H2C2O4 berfungsi mengikat
Ca2+menjadi CaC2O4 yang akan
mengendap membentuk
endapan berwarna putih.
Berdasarkan hasil pengamatan
terbentuk endapan. Hal
tersebut menandakan dalam
saliva terdapat Ion Ca2+.
Menurut teori, penambahan
asam oksalat akan membentuk
endapan putih CaC2O4 yang
menandakan dalam larutan
terdapat Ion Ca2+ tersebut
8. Uji Nitrit