meliputi pula pelaksanaan rumah sakit sayang ibu dan bayi, pelayanan ASI
• kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
2. Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS
N/A
• Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai
dengan standar pelayanan bagi rujukan orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) dan satelitnyadengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai
berikut:
– meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing
(VCT)
– meningkatkan fungsi pelayanan Prevention Mother to Child
Transmision (PMTCT)
– meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Therapy (ART) atau
bekerjasama dengan RS yang ditunjuk
– meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO);
– meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko
Injection Drug Use (IDU)
– Dan meningkatkan fungsi pelayanan penunjang, yang meliputi:
pelayanan gizi, laboratorium, dan radiologi, pencatatan dan pelaporan.
3. Penurunan Angka Kesakitan TB
PELAKSANAAN 5 STRATEGI DOTS
(Directly Observe Therapy of Short course)
1. Komitmen politis dengan meningkatkan dan
kesinambungan pembiayaan
2. Penemuan kasus melalui pemeriksaan bakteriologi yang
terjamin mutunya (pemeriksaan dahak)
3. Pengobatan jangka pendek yg standar bagi semua kasus
TB dengan tatalaksana kasus yang tepat.
4. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu.
5. Sistim pencatatan dan pelaporan yang baik.
Rumah sakit melaksanakan program
penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit
beserta monitoring dan evaluasinya melalui
kegiatan:
a) promosi kesehatan;
b) surveilans tuberkulosis;
c) pengendalian faktor risiko;
d) penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis;
e) pemberian kekebalan; dan
f) pemberian obat pencegahan.
PELAKSANAAN PROGRAM DOTS
1. Pembentukan tim TB
2. Membuat Program kerja dan anggaran.
3. Membuat Pojok TB
4. SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan TB
5. Pelaporan indikator mutu kegiatan DOTS :
Proporsi pasien BTA + terhadap suspek TB
Proporsi pasien BTA + terhadap seluruh pasien TB paru
Proporsi pasien TB anak terhadap seluruh pasien TB
Angka konversi
Angka putus berobat (default rate)
Angka keberhasilan rujukan
Angka kesembuhan
4. Pengelolaan Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA)
Tersedia regulasi pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
yang meliputi:
a. Pengendalian resistensi antimikroba.
b. Panduan penggunaan antibiotik untuk terapi dan profilaksis
pembedahan.
c. Organisasi pelaksana, Tim/ Komite PPRA terdiri dari tenaga
kesehatan yang kompeten dari unsur:
• Staf Medis
• Staf Keperawatan
• Staf Instalasi Farmasi
• Staf Laboratorium yang melaksanakan pelayanan
mikrobiologi klinik
• Komite Farmasi dan Terapi
• Komite PPIT
• Komite Farmasi dan Terapi
• Komite PPI
5. Program Pelayanan Geriatri
• Dengan meningkatnya sosial ekonomi dan
pelayanan kesehatan maka usia harapan hidup
semakin meningkat, sehingga secara demografi
terjadi peningkatan populasi lanjut usia.
Sehubungan dengan itu rumahsakit perlu
menyelenggarakan pelayanan geriatri sesuai
dengan tingkat jenis pelayanan geriatri:
a) tingkat sederhana
b) tingkat lengkap
c) tingkat sempurna
d) tingkat paripurna
PROGRAM KERJA TIM TB RS
1. Kegiatan Tim TB :
Penemuan kasus TB dan pengobatan TB
Pemantauan hasil pengobatan
Pencatatan dan pelaporan
Rapat rutin untuk evaluasi
2. Pengembangan SDM :
Pelatihan internal berkoordinasi dng tim PPI
Pelatihan inhouse dari DKK, dan KNCV
Pelatihan eksternal program dari DKK
PROGRAM KERJA TIM TB RS
3. Penyuluhan :
Ke masyarakat
Ruang konsultasi dokter
Leaflet.