L E,I
B
d O
P d Perpanjangan (d)
1
Akibat gaya P batang bertahap bertambah panjang dari
O B, diperlukan kerja sebesar :
Pd
U luasan OAB tersimpan dalam batang
2 berupa energi regangan
(strain energy)
Regangan (strain) :
d
Hukum Hooke
L E
E dan
P
A
d
P .L
A .E
dimana :
A = luas penampang batang
E = modulus elastisitas bahan
Strain energy :
P P.L P2L
U U (1)
2 A.E 2 AE
3
AE
Dengan menggantikan : P d
L
AE 2
U d (2)
2L
strain energy sebagai fungsi perpanjangan batang
4
Harga strain energy per satuan volume dapat dihitung
dengan membagi persamaan diatas dengan volume
batang :
P2L 1
2
U U
V AL 2 AE AL 2 E
atau :
U U AE 2 1 E 2
V AL 2 L AL 2
dimana :
U = energi regangan
V = volume
A = luas penampang batang
L = panjang batang
d = perpanjangan
E = modulus elastisitas bahan
= regangan 5
Lenturan Karena Beban Impak
• Beban W dapat bergeser pada
batang AB
A
EA • Panjang batang AB = L
• Luas penampang batang AB = A
W • Modulus elastisitas bahan = E
L
Pada ujung batang A dijepit dan
h pada ujung batang B dipasang
m B n penahan m-n (berat batang dan
berat penahan diabaikan)
E p W( h d )
d = perpanjangan
6
Perubahan tenaga kinetik beban W ketika jatuh di
penahan m-n :
W 2
Ek v
2g
V = kecepatan
U W( h d )
AE 2
d W( h d)
2L
AE 2
d Wd Wh 0
2L
8
Harga d dicari dengan rumus abc :
WL WL 2 WL
d ( ) 2( )h
AE AE AE
atau :
WL WL 2 WL 1
d ( ) ( ) 2gh
AE AE AE g
WL WL 2 WL 1 2
d ( ) ( ) v
AE AE AE g
9
Bila beban W diletakkan pada penahan m-n tidak dengan
kecepatan hukum Hooke dalam hal ini dapat ditulis :
E
W dst WL
E d
A L st AE
Maka persamaan diatas dapat ditulis :
d dst 2 1 2
dst dst v (3)
g
dimana :
dst = perpanjangan statis
g = gravitasi
v = kecepatan 10
Bila dst << h, maka dianggap dst = dst 2 = 0,
sehingga :
1
d dst v
2
(4)
g
Tegangan tarik pada batang :
2
E E 1 E WL 1 2
E d dst v 2
2
v
L L g L AE g
2E Wv 2
(5)
AL 2g
Tegangan pada batang adalah berbanding lurus dengan
tenaga kinetik beban W dan berbanding terbalik dengan
volume batang 11
Bila tegangan kerja yang diijinkan w volume batang
yang diperlukan :
2 EWh
AL (6)
w2
12
Hal ini dapat ditunjukkan seperti pada grafik di bawah ini :
P
A
W
B
O
dst d
Kerja yang dilakukan oleh beban W yang diberikan
secara bertahap selama perpanjangan batang dst = strain
energy yang tersimpan dalam batang ditunjukkan oleh
luasan OAB 13
Bila beban W diberikan langsung (tidak bertahap)
setelah batang bertambah panjang dst kerja oleh beban
W = W dst, sedangkan strain energy yang terserap oleh
batang = Wd
st
Wdst
2
Kelebihan kerja sebesar 2 akan menjadi energi kinetik
batang batang akan bertambah panjang sampai 2 dst.
Pada saat ini kerja oleh beban W adalah W 2dst,
sedangkan strain energy yang terserap batang sebesar :
2 W 2dst
2 Wdst
2
Jadi kerja oleh beban W = strain energy dalam batang
14
Hal tersebut akan lebih jelas dengan memperhatikan grafik
di bawah ini : P
A
2W
D A1
W B
C1 C
O d
dst dst
Pada saat batang bertambah dst kerja oleh beban W ditunjukkan oleh
luasan ODA1C1, sedangkan strain energy yang terserap batang
ditunjukkan oleh luasan OA1C1. Kelebihan kerja ini batang bertambah
panjang menjadi 2 dst. 15
Perpanjangan maksimal ini dapat juga dihitung dari pers. (3)
untuk harga v = 0 :
d dst 2 1 2
dst dst v
g
d 2dst
16
Pada saat ini gaya tahanan yang diberikan batang sebesar
AC = 2W, sedang gaya luar yang bekerja = W batang
tersebut akan kembali diperpendek sampai perpanjangan
mencapai dst (dimana saat ini gaya tahanan batang = gaya
luar W).
17
Bila beban W jatuh dengan kecepatan v pada ujung batang
yang diam dan bila batang dianggap terdeformasi plastis
beban W dan batang akan sama-sama bergerak ke
bawah dengan kecepatan va prinsip kekekalan
momentum dapat dihitung :
W
va v (7)
W W1
dimana :
W1 = berat batang = qL
q = berat batang per satuan panjang
W = berat beban
v = kecepatan pada ujung batang yang diam
va = kecepatan beban W dan batang ber-sama2 bergerak
ke bawah
18
Pada kenyataannya kecepatan batang va hanya pada
ujungnya.
AE 2
d W( h d)
2L
2 2 WLd 2 WL
d h 0
AE AE
2 WL 4 WL 2 4 WL
d ( ) h
AE 4 AE 4 AE
2 WL WL 2 WL 1
d ( ) 2 gh
AE AE AE g
21
Bila dimasukkan harga-harga :
WL
dst Wv 2
dan
2 gh
AE qL
W
3
maka :
2
d dst 2 1 Wv
dst dst (9)
g qL
W
3
22
Strain Energy Pada Geseran
d P d
b c
g
L
a d
d P
g
L G AG
maka :
P 2L AGd2
U atau U (10)
2AG 2L
24
Strain energy per satuan volume :
U U P 2L U 2
2
atau (11)
V AL 2A GL V 2G
U g 2G
(12)
V 2
25
Strain Energy Karena Beban Puntir
Mt Mt = momen puntir
dr B-B’ = regangan geser
r
g = sudut geser
L
g d/2 j = sudut puntir
Mt
B j
B’
26
Tegangan geser maksimum pada poros akibat beban momen
puntir terjadi pada keliling lingkaran terluar dan tegangan
geser = 0 di pusat lingkaran.
r r 2r
maks d d
2
2r
r maks
d
1 M t .L
U M t .j dan j
2 GI.P
maka :
1 M t .L M 2t .L
U Mt (14)
2 G.I P 2G.I P
29
Mt A
B
O
j
Mt = momen puntir, j = sudut puntir
GI P GI P 2
Mt j maka : U j (15)
L 2L
30
Resume Strain Energy
(1) Strain energy akibat beban tarik
2
P L
U
2AE
L E,I
d
P 31
(2) Strain energy akibat beban geser
d P d
b c
g
L
a d
2
P L AG 2
U , U
2AG 2AG
32
(3) Strain energy akibat beban puntir
A 2
1 d L maks
2
U
Mt 2 4 2G
r dr
L M 2t L
g GI P 2
d/2 U , U j
2GI P 2L
Mt
B j
B’
33
(4) Strain energy akibat beban bending
L
M 2b L
Mb U
E,I 2EI
L P 2
L Mb
U dx
E,I x 0 2EI
34