Anda di halaman 1dari 27

YAYASAN WAKAF UMI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MEDICAL EDUCATION UNIT (MEU)
BLOK TUMBUH KEMBANG
DAN GERIATRI
HUKUM DAN SUNNAH NABAWI
BERKAITAN DENGAN ANAK
Disajikam dalam Perkuliahan “Tumbuh
Kembang Anak” pada Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
Tanggal 29 Mei 2013.
Oleh
M. Arfah Shiddiq
I. MUKADIMAH

Salah satu faktor yang berpengaruh


dalam menciptakan suasan kondusif
suatu bangsa adalah terwujudnya
kehidupan rumah tangga yang harmonis
atau keluarga sakinah, mawaddah wa
rahmah. Oleh karena itu, memelihara
keturunan salah satu hal yang sangat
diperhatikan dalam Islam.
ANAK MENURUT ISLAM
Anak (masa kanak-kanak) adalah mereka yang
belum masuk kategori baligh

Baligh PRA BALIGH/ANAK-ANAK


-Indikatornya: Mereka yang Aqil Baligh sudah
-Haid pada anak wanita mendapatkan taklif
-Mimpi basah bagi anak (pembebanan) hukum syara’,
Laki-laki wajib mempertanggungjawabkan
setiap ucapan, sikap, dan
tindakan yang mereka lakukan,
II. Hukum Islam tentang
Pemeliharaan Anak

1. Hak Janin
Janin dalam kandungan meskipun
belum berbentuk manusia sempurna,
tetapi dalam Islam telah dipandang
sebagai layaknya anak manusia.
Karena itu, janin memiliki hak untuk
hidup, harus dihormati.
Adapun hak-hak janin yang dimaksud:

a. Dido’akan agar menjadi anak yang baik


Maryam, ibu Nabi Isa a.s. Ia berharap
sembari berdoa agar anaknya kelak
senantiasa berbakti kepada Allah dan
menjadi anak yang shaleh. Allah SWT.
dalam Q.S. Ali Imran: 35–37
Terjemah Qs. Maryam 35-37
• 35. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha
Suci Dia. apabila dia Telah menetapkan sesuatu,
Maka dia Hanya Berkata kepadanya: "Jadilah",
Maka jadilah ia.
• 36. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan
Tuhanmu, Maka sembahIah dia oleh kamu
sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
• 37. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang
ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari
yang besar
Lanjutan
b. Peniadaan Hukuman (Had) bagi Ibu Hamil
Islam melarang pelaksanaan hukum had
atas perempuan yang tengah mengandung
sebagaimana sabda Nabi saw: “Apabila
seorang perempuan hamil membunuh
dengan sengaja, maka jangan diqishash
sampai ia melahirkan anaknya sampai ia
selesai menyapih dan merawatnya”
Lanjutan
c. Janin mendapatkan jaminan sosial
Islam memerintahkan seorang suami yang
menceraikan istrinya yang tengah hamil untuk
memberikan jaminan sosial kepada mantan
istrinya, sampai ia melahirkan anaknya. Bantuan
finansial dari ayah janin tersebut harus
disediakan secara kontinyu (mulazamah), demi
kesehatan dan kemaslahatan si janin yang masih
dalam kandungan. Allah Swt.. berfirman dalam
QS. al-Thalaq: 6.
Lanjutan
d. Janin mendapat perlindungan yang cukup
selama dalam kandungan.
Islam pada dasarnya melarang
menggugurkan kandungan tanpa ada alasan
yang dibenarkan oleh syara’ dan medik.
Namun Islam memberikan kelonggaran
kepada umat manusia untuk mencegah
terjadinya kehamilan dengan cara
menggunakan alat kontrasepsi.
Lanjutan

e. Untuk menjaga keselamatan janin,


Islam juga telah memberi keringanan
bagi wanita hamil dalam menunaikan
ibadah puasa di bulan Ramadhan. Ia
diperkenankan berbuka apabila ia
tidak mampu atau apabila puasanya
mengganggu pertumbuhan janin. Ia
dapat mengganti puasanya di hari lain.
Lihat Q.s al-Baqarah, (2) : 184
f. Anak merupakan investasi yang tidak
ternilai harganya bagi orang tuanya,
seperti hadist Rasulullah yang
menyatakan:
"Apabila manusia meninggal dunia, maka
terputuslah amalannya kecuali, tiga
perkara: shadakah jariyah, ilmu
bermanfaat, atau anak shaleh yang
mendo'akan orangtuanya." (HR. Muslim,
dari Abu Hurairah)
Lanjutan
َّ َ ْ َ َ ْ َّ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ َ َّ َ ْ َّ ُ ْ ُ َّ َ ُ َ َ َ ْ َ
‫أخبرنا محمد بن ألصل ِت حدثنا منصور بن أ ِبي أْلسو ِد عن أ ِبي ِأسحق ألشيبا ِن ِي عن حما ٍد‬
َ َ ُ َ َ َ ُ َ ْ َ ‫َ ْ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َ َ ٌ َ ْ ي‬
‫عن ِأبر ِأهيم قال يتبع ألرجل بعد مو ِت ِه ثَلث ِخَل ٍل صدقة تج ِر بعده وصَلة ول ِد ِه‬
ُ‫َع َل ْي ِه َو ِع ْل ٌم َأ ْف َش ُاه ُي ْع َم ُل ب ِه َب ْع َده‬
ِ
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin As
Shalt telah menceritakanb kepada kami Manshur bin
Al Aswad dari Abu Ishak As Syaibani dari Hammad
dari Ibrahim ia berkata: "Ada tiga hal yang
mengiringi orang wafat: sedekah yang (pahalanya)
mengalir sepeninggalnya, doa anaknya untuk
kebaikannya, dan ilmu yang ia sebarkan dan
diamalkan orang setelahnya". (Kitab Addarimi)
Lanjutan
َّ‫• و َح َّد َث ِني َع ْن َما ِلك َع ْن َي ْح َي ى ْبن َس ِعي ٍد َأ َّن َس ِع َيد ْب َن ْأل ُم َس َّيب َك َان َي ُق ُول أن‬
ِ ِ ِ
َّ ‫َّألر ُج َل َل ُي ْر َف ُع ِب ُد َع ِاء َو َل ِد ِه ِم ْن َب ْع ِد ِه َو َق َال ِب َي َد ْي ِه َن ْح َو‬
َ‫ألس َم ِاء َف َر َف َع ُُما‬
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Yahya
bin Said bahwa Sa'id bin Musayyib berkata,
"Seseorang itu terangkat dengan doa anaknya
setelah kematiannya." Ia mengatakan dengan
mengangkat kedua tangannya ke langit." (Kitab Al
Muwatta, Imam Malik)
III. Tanggung Jawab Keluarga dalam
Tumbuh Kembang Anak
Al Qur’an Surah At Tahrim, (66):6 menyatakan: “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka ….”
Bertolak dari ayat tersebut, maka keluarga bertanggung
jawab dalam masa tumbuh kembang anak .
1. Dalam keluarga anak mendapatkan pengaruh dari
keluarganya pada masa yang amat penting dan paling
kritis dalam pendidikan anak, terutama tahun-tahun
pertama dalam kehidupanya (usia pra-sekolah).
2. Keluarga mempunyai peranan besar dalam
pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan
unit yang terkecil yang akan membangunan
masyarakat, jika keluarga baik maka baiklah
masyarakat dan bangsa..
3. Hak mendapatkan nama yang baik

a. Islam menganjurkan agar orangtua


memberikan nama yang baik kepada
anaknya untuk menunjukkan identitasnya
sebagai Muslim/Muslimah.
b. Rasulullah saw bersabda: "Baguskanlah
namamu, karena dengan nama itu kamu
akan dipanggil pada hari kiamat nanti."
(HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban)
c. Nama anak adalah penting, karena nama
dapat menunjukkan identitas keluarga,
bangsa, bahkan keyakinan agama.
‫‪Lanjutan‬‬

‫َح َّد َث َنا َع ْم ٌرو َّألن ِاق ُد َو ُم َح َّم ُد ْب ُن َع ْب ِد أ َّ َِّلل ْبن ُن َم ْير َجم ًيعا َع ْن ُس ْف َي َان َق َال َع ْم ٌرو َح َّد َثناَ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ُ ْ َ ُ ْ ُ ُ َ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َّ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ َ ُ ُ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫سفيان بن عيينة حدثنا أبن ألمنك ِد ِر أنه س ِمع جا ِبر بن عب ِد أ َِّلل يقوْل و ِلد ِلرج ٍل‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َّ ُ َ ٌ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫ِمنا غَلم فسماه ألق ِاسم فقلنا ْل نك ِنيك أبا ألق ِاس ِم وْل نن ِعمك عينا فاتى ألن ِبي صلى‬
‫أَّلل َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َف َذ َك َر َذ ِل َك َل ُه َف َق َال َأ ْسم ْأب َن َك َع ْب َد َّألر ْح َمن و َح َّد َث ِني ُأ َم َّي ُة ْبنُ‬ ‫َّ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ِب ْسطام حدثنا ي ِزيد يع ِني أبن ز ي ٍع ح و حدثنا ع ِلي بن حج ٍر حدثنا ِأسم ِعيل يع ِني‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ر‬‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ َ ُ َ َّ َ َ ُ َ َ ْ َ ْو ْ ْ َ َ ْ ُ َ َّ ْ ْ‬
‫يث‬‫أبن علية ِكَلهما عن ر ِح ب ِن ألق ِاس ِم عن محم ِد ب ِن ألمنك ِد ِر عن جا ِب ٍر ِب ِمث ِل ح ِد ِ‬
‫ْأبن ُع َي ْي َن َة َغ ْي َر َأ َّن ُه َل ْم َي ْذ ُك ْر َو َْل ُن ْن ِع ُم َك َع ْيناً‬
‫ِ‬
Lanjutan

• Telah menceritakan kepada kami 'Amru An Naqid dan


Muhammad bin 'Abdillah bin Numair seluruhnya dari Sufyan.
'Amru berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin
'Uyainah; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Munkadir;
bahwa dia mendengar Jabir bin 'Abdullah berkata; Suatu
ketika seseorang diantara kami mempunyai anak, lalu dia
memberinya nama Al Qasim. Maka kami berkata; Kami tidak
akan menjuluki kamu dengan Abu Al Qasim dan kami tidak
senang dengan nama anakmu itu. Kemudian orang tersebut
menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan melaporkan hal
itu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Berilah anakmu nama Abdurrahman." Dan telah menceritakan
kepadaku Umayyah bin Bistham; Telah menceritakan kepada
kami Yazid yaitu Ibnu Zurai'; Demikian juga telah diriwayatkan
dari jalur yang lain; Dan telah menceritakan kepada kami 'Ali
bin Hujr; Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu
'Ulayyah seluruhnya dari Rauh bin Al Qasim dari Muhammad
bin Al Munkadir dari Jabir seperti Hadits Ibnu Uyainah, namun
dia tidak menyebutkan; 'dan kami tidak senang dengan nama
anakmu itu. (HR. Muslim)
a.
Lanjutan
ْ َ َ ُ َ ْ َ َ
‫يع عن أ ِب ِيه عن َ سمرة ب ِن‬ ْ َ ‫ب‬‫ألر‬ َّ ‫ن‬ ْ
‫ب‬ ‫ن‬ ‫ي‬ْ َ
‫ك‬ ُّ
‫ألر‬ ‫ن‬ ْ ‫ع‬ َ ٌ
‫ير‬ ‫ر‬ َ
‫ج‬ ‫ا‬ َ
‫ن‬ َ
‫ث‬ َّ
‫د‬ َ
‫ح‬ ‫يد‬ ‫ع‬ َ
‫س‬ ‫ن‬ ُ ‫ب‬ْ ‫ة‬ُ َ
‫ب‬ ْ
‫ي‬ ‫ت‬ َ ُ
‫ق‬ ‫ا‬‫ن‬َ ‫ث‬ َ َّ
‫د‬ َ
‫ح‬ ‫و‬ •
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
ً‫احا َوْل َي َسارأ‬ً ‫أَّلل َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َْل ُت َسم ُغ ََل َم َك َرَب‬
ُ َّ ‫أَّلل َص َّلى‬
َِّ ‫ُج ْن َدب َق َال َق َال َر ُس ُول‬
ِ َ َ ٍَ ْ َ َ
‫َوْل أفل َح َوْل ن ِاف ًعا‬

Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin •


Sa'id; Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Ar
Rukain bin Ar Rabi' dari Bapaknya dari Samurah bin
Jundab ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Janganlah kamu memberi nama
anakmu dengan 'Rabah' (beruntung), 'Yasar' (Mudah),
Aplah (paling beruntung), dan Nafi' (bermanfaat).
(HR. Muslim)
4. Enam tahun pertama
a. Tunjukkan kasih sayang kedua orangtua, agar
anak belajar juga dapat mengasihi orang lain
b. Mengajar anak disiplin dengan membiasakan
anak untuk menyusu ASI dan buang hajat
pada waktu-waktu tertentu dan tetap
c. Orangtua menunjukkan keteladananm kepada
anak sejak dini.
d. Ajarkan sopan santun pergaulan dan tata cara
bertpakaian yang rapih.
5. Usia setelah enam tahun
a. Orangtua memperkenalkan Allah sesuai
dengan daya serap anak
b. Ajarkan membaca Al Qur'an.
c. Ajarkan tentang hak2 orang tua
d. Ajarkan tentang aturan-aturan yang berlaku
di rumah dan di masyarakat.
e. Kembangkan rasa percaya diri & tanggung
jawab dalam diri anak
6. Masa Remaja
a. Jadikan anak sebagai mitra dialog, beri perhatian
dan dengarkan pendapatnya.
b. Perkenalkan kepada anak hukum-hukum yang
terkait dengan aqil baligh.
c. Beri motivasi untuk melaksanakan kewajibannya
baik kepada Allah maupun terhadap sesama.
d. Arahkan aktifitasnya ke arah hal-hal yang
bermanfaat.
e. Upayakan anak bergaul dengan sahabat yang
berakhlak baik.
IV. KHATIMAH
• Al-Qur'an menempatkan manusia pada posisi
yang mulia dibanding dengan makhluk Tuhan
lainnya. AL-Qur’an menggambarkan manusia
sebagai makhluk Tuhan yang termulia, baik
dari segi kejadian dan struktur pisiknya
maupun dari segi potensi rohaninya (akal dan
kalbu).
• Oleh karena itu, kehadiran anak dalam
sebuah keluarga mendapatkan perhatian
khusus, mulai janin sampai aqil-baligh.
‫َ‬ ‫َ ُ َ ُّ ْ َّ ْ ْ َ ْ‬
‫وهللا و ِلي التو ِفيق وال ِهدا َيه‬

‫لس ََل ُم َع َل ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة ْأ ِهل َو َب َر َكا ُتهُ‬ ‫َ‬


‫وأ َّ‬
‫ع ْقبَةَ‬ ‫ع ْن ُ‬ ‫ع ْن اب ِْن أ َ ِبي ُملَ ْي َكةَ َ‬ ‫ج َ‬ ‫ٍ‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ر‬ ‫َ‬ ‫ج‬ ‫ُ‬ ‫ْن‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ْ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫م‬ ‫ٍ‬ ‫اص‬ ‫ِ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ب‬‫َ‬ ‫• َح َّدثَنَا أ‬
‫س ِعي ٍد‬ ‫َّللا َح َّدثَنَا يَ ْحيَى ب ُْن َ‬ ‫ع ْب ِد َّ ِ‬ ‫ي ب ُْن َ‬ ‫ع ِل ُّ‬ ‫ث ح و َح َّدثَنَا َ‬ ‫ار ِ‬ ‫ب ِْن ْال َح ِ‬
‫ع ْقبَةُ ب ُْن‬ ‫ت اب َْن أ َ ِبي ُملَ ْي َكةَ قَا َل َح َّدث َنِي ُ‬ ‫س ِم ْع ُ‬ ‫ْج قَا َل َ‬ ‫ع ْن اب ِْن ُج َري ٍ‬ ‫َ‬
‫ب قَا َل‬ ‫ت أ َ ِبي ِإ َها ٍ‬ ‫س ِم ْعتُهُ ِم ْنهُ أَنَّهُ ت َزَ َّو َج أ ُ َّم يَ ْحيَى ِب ْن َ‬ ‫ث أ َ ْو َ‬ ‫ار ِ‬ ‫ْال َح ِ‬
‫ِ‬ ‫ي‬ ‫ب‬
‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ن‬‫ل‬‫ل‬‫ِ‬ ‫ك‬‫َ‬ ‫ل‬
‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ذ‬ ‫ت‬ ‫ُ‬ ‫ر‬‫ْ‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫َ‬ ‫ذ‬‫َ‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫م‬
‫َ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ُ‬ ‫ت‬‫ع‬‫ْ‬ ‫ض‬‫َ‬ ‫ر‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫أ‬ ‫ْ‬
‫د‬ ‫َ‬ ‫ق‬ ‫ت‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫َ‬ ‫ق‬‫َ‬ ‫ف‬ ‫ء‬
‫ُ‬ ‫ا‬‫د‬‫َ‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫س‬
‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫ة‬‫م‬‫َ‬ ‫َ‬ ‫تأ‬ ‫فَ َجا َء ْ‬
‫ت ذَ ِل َك‬ ‫ْت فَذَ َك ْر ُ‬ ‫عنِي قَا َل فَتَنَ َّحي ُ‬ ‫ض َ‬ ‫سلَّ َم فَأ َ ْع َر َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫َّللاُ َ‬ ‫صلَّى َّ‬ ‫َ‬
‫ضعَتْ ُك َما فَنَ َهاهُ‬ ‫ت أ َ ْن قَ ْد أ َ ْر َ‬ ‫ع َم ْ‬ ‫ْف َوقَ ْد زَ َ‬ ‫لَهُ قَا َل َو َكي َ‬
Lanjutan

Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim dari Ibnu Juraij dari
Ibnu Abi Mulaikah dari 'Uqbah bin Al Harits. Dan diriwayatkan
pula, telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Ibnu Juraij berkata,
aku mendengar Ibnu Abi Mulaikah berkata, telah menceritakan
kepadaku 'Uqbah bin Al Harits atau aku mendengar darinya bahwa
dia menikahi Ummu Yahya binti Ihab. Dia berkata: "Kemudian
datang seorang sahaya wanita berkulit hitam lalu berkata: "Aku
telahmenyusui kalian berdua". Peristiwa ini aku ceritakan kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun Beliau berpaling dariku.
Kemudian aku berbicara dengan bertatapan muka dengan Beliau
lalu aku ceritakan lagi masalahku kepada Beliau, maka Beliau
bersabda: "Mau bagaimana lagi, wanita itu telah
mengungkapkannya atau dia telahmenyusui kalian berdua". Maka
Beliau melarang dari menikahinya. (HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai