Anda di halaman 1dari 49

Persamaan-Persamaan Dasar

Persamaan-persamaan dasar yang bisa dipakai menganalisis


problema-problema mekanika fluida adalah :

1. Hukum Kekekalan Massa (conservation of mass/continuity


equation)
2. Hukum Gerakan Kedua Newton (Newton’s second law of
motion)
3. Moment oleh momentum (moment of momentum)
4. Hukum Pertama Thermodinamika (The first law of
thermodynamics)
5. Hukum Kedua Thermodinamika (The second law of
thermodynamics)
Methode Analysis
Untuk menganalisis ataupun memecahkan suatu
problema, maka kita harus terlebih dahulu
menentukan sistem yang akan kita analisis.
Di dalam thermodinamika :
1. Sistem Tertutup
2. Sistem Terbuka
Dalam kuliah ini akan menggunakan istilah
“SISTEM” dan “VOLUME ATUR” (control
volume)
SISTEM
SISTEM adalah sejumlah massa yang tetap dan
teridentifikasikan.
Batas sistem, membatasi sistem dari sekelilingnya.
Batas sistem bisa tetap ataupun bergerak, tetapi
tidak ada massa yang melintasinya.
Pada mekanika fluida, kita umumnya berurusan dengan aliran
fluida melalui peralatan-peralatan tertentu, misalnya pompa,
kompresor, turbin, aliran dalam pipa, nosel dll.
Oleh karena itu sangat SULIT memfokuskan perhatian kita pada
suatu massa yang telah teridenfikasikan. Akan lebih ENAK kalau
kita memfokuskan perhatian kita pada suatu volume tetap di
suatu ruang di mana aliran fluida melaluinya.
Cara penganalisis yang demikian disebut penganalisisan dengan
pendekatan SISTEM VOLUME ATUR
VOLUME ATUR adalah sembarang volume di suatu ruang
dimana aliran fluida melaluinya
MASUK

KELUAR
1.4.2. PENDEKATAN
DIFFERENTIAL DAN INTEGRAL
BENTUK PERSAMAAN DIFFERENTIAL (point by point)
Sistem Pendekatan differential : dalam memecahkan
KECIL problema-problema gerakan fluida, maka kita dapatkan
sifat-sifat detail daripada aliran

HUKUM
DASAR

SISTEM PENDEKATAN INTEGRAL (gross behavior)


Volume Sistem pendekatan sistem dan volume atur : berbentuk
Atur persamaan GLOBAL yaitu persamaan- persamaan yang
menunjukan sifat global dari aliran.

Sering kali kita hanya perlu mendapatkan sifat global aliran


Dan tidak perlu mendapatkan sifat-sifat detailnya
METHODA DISKRIPSI
Seandainya kita DAPAT dengan MUDAH mengikuti jejak
gerakan dari suatu massa yang sudah teridentifikasikan ,
maka kita dapat menggunakan METODA DISKRIPSI
LAGRANGE, misalnya penggunaan Hukum Newton II
terhadap suatu partikel dari pada massa tetap m .

metode Lagrangian :
1. mengikuti masing-masing partikel fluida ketika mereka bergerak
dan
2. menentukan bagaimana sifat-sifat fluida yang berkaitan dengan
perubahan kedudukan partikel ini sebagai fungsi dari waktu.
Artinya, partikel fluida "dipantau" atau diidentifikasi, dan sifat-
sifatnya ditentukan selagi bergerak.
Deskripsi Euler
Kita pertimbangkan kasus yang sama, sebuah mobil yang berjalan dari Jakarta ke
Bandung. Namun kali ini pengamatnya berbeda, anggap ada seorang polisi di sebuah
pos polisi diantara Jakarta-Bandung.
Polisi ini ingin mengetahui kecepatan si mobil tadi yang akan lewat di pos polisi yang dia
jaga. Pertama2, kita harus tahu letak kantor pos polisi tersebut, letaknya katakanlah ada
di .
Sehingga kemudian besarnya kecepatan mobil itu saat lewat didepan pos polisi tersebut
adalah sebesar .

Disini kecepatan mobil yang ingin dicari adalah pada posisi tertentu, sehingga
tentunya posisi akhir mobil dan titik pengamatan, belum tentu berada pada satu titik
yang sama.

Polisi dengan speed gun

Kesimpulannya, dalam deskripsi Euler, yang kita amati adalah besaran pada suatu
titik tertentu yang kita tentukan. Dengan menggunakan deskripsi ini, posisi
pengamat adalah fixed (tidak berpindah2).
Metode Eularian, menggunakan konsep medan
yaitu fluida sebagai fungsi dari koordinat ruang.
dalam hal ini, gerakan fluida diberikan dengan
menggambarkan secara lengkap sifat-sifat yang
diperlukan (tekanan, kerapatan, kecepatan, dll)
sebagai fungsi dari ruang dan waktu.

Dari metode ini, kita memperoleh informasi


mengenai aliran tersebut tentang apa yang terjadi
pada titik-titik yang tetap berada didalam ruang
ketika fluida mengalir melewati titik-titik tersebut.
Kesimpulan dan aplikasi

Deskripsi Lagrange
Pada contoh seorang pengendara yang bepergian dari
Jakarta ke Bandung diatas, sang pengendara dapat
mengetahui nilai kecepatan dari kendaraannya pada
seluruh titik perjalanan yang dilaluinya. Ini adalah esensi
Deskripsi Lagrange, pengamat dan benda yang diamati
berjalan beriringan.

Deskripsi Euler
Seorang polisi yang berjaga di pos polisi diantara Jakarta
Bandung dapat mencatat kecepatan mobil si pengendara
diatas hanya pada saat mobil tersebut melintas didepan
pos polisi yang dia jaga. Ini adalah poin penting Deskripsi
Euler, pengamat berada pada posisi fixed.
Deskripsi Lagrange sangat umum kita gunakan,
misalnya saat ingin memperoleh data kecepatan sebuah
mobil F1, tentunya lebih mudah memasang speedometer
didalam mobil daripada menempatkan 10 orang
pengamat dengan speed gun di 10 titik yang ditentukan.

Namun Deskripsi Euler sangat bermanfaat dalam


mendeskripsikan dan memodelisasi aliran air dalam Fluid
Mechanics. Bila dalam suatu pipa mengalir aliran air, kita
ingin tentukan besarnya kecepatan air selama air
mengalir. Tentunya lebih mudah memasang pencatat
kecepatan di sejumlah titik pengamatan, daripada
mengikuti aliran suatu titik air tertentu disepanjang pipa
tersebut dan menghitung kecepatan.
Tinjauan Medan Kecepatan dan Percepatan
Istilah kecepatan dan percepatan menerapkan konsep “pada
suatu titik” dalam fluida.

Dalam sistem koordinat persegi empat panjang, komponen


kecepatan sepanjang arah x, y dan z dilambangkan dengan u, v
dan w, dan vektor kecepatan pada suatu titik dinotasikan dengan
V. Kita dapat menyatakan kecepatan dalam komponen yang saling
tegak lurus, yaitu :

V= ui + vj + wk

Di mana u, v, dan w adalah komponen-komponen kecepatan


dalam arah x, y, dan z dan i, j, dan k adalah vektor satuan yang
bersesuaian. Tentu saja, masing-masing komponen ini secara
umum akan merupakan sebuah fungsi dari x, y, z, dan t.
Demikian pula, vektor percepatan pada
suatu titik dilambangkan oleh

a = axi + ayj + azk

ax, ay dan az, adalah komponen persegi


panjang percepatan.
SISTEM DIMENSI

Setiap persamaan-persamaan valid yang


mengkaitkan persamaan-persamaan fisik akan
HOMOGEN secara dimensional, artinya setiap
bentuk di dalam persamaan tersebut harus
mempunyai dimensi yang sama.
SISTEM SATUAN
YANG BANYAK DIPAKAI
Dalam diktat ini kita akan memakai sistem satuan SI
maupun Sistem British Gravitasi dan bahkan juga memakai
sistem English Engineering. Sistem satuan SI dan Sistem
British Gravitasi lebih disenangi dipakai karena faktor
proporsionalnya tidak berdimensi dan mempunyai harga 1,
akibatnya Hukum Newton II ditulis sebagai
 

 F  m. a
Pada sistem-sistem satuan-satuan tersebut, gaya Gravitasi
(berat) dari sebuah massa m menjadi W = m . g
BAB II
KONSEP-KONSEP DASAR

FLUIDA SEBAGAI CONTINUM


Semua fluida terdiri dari komposisi molekul-molekul dalam
gerakan konstan. Bagaimanapun dalam pelaksanaannya kita
lebih berkepentingan dengan pengaruh rata-rata atau
pengaruh umum daripada molekul-molekul tersebut,
Pengaruh atau akibat umum daripada molekul-molekul
tersebut dapat kita amati dan dapat juga kita ukur.
Jadi kita memperlakukan suatu fluida sebagai suatu
substansi atau zat yang dapat dipecah-pecah menjadi tak
terhingga banyaknya (sebagai continum) dan kita tidak
berurusan dengan sifat tiap molekul
Konsep tentang continuum merupakan dasar dari
mekanika fulida klasik. Akibat dari pada asumsi
bahwa suatu fluida sebagai continuum adalah
setiap property daripada fluida tersebut
mempunyai harga tertentu pada setiap titik di
ruang. Jadi property-property fluida seperti :
densitas, temperatur, kecepatan dan sebagainya
merupakan fungsi dari letak atau posisi dan
waktu. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut :
ALIRAN STEADY

Property dari pada aliran BISA JADI BERUBAH


dari titik satu ke titik lainnya di medan aliran,
tetapi property tersebut HARUS TETAP BESARNYA
di titik yang sama di setiap saat
DIMENSI ALIRAN
Yang dimaksud dengan dimensi aliran adalah
banyaknya koordinat ruang yang diperlukan untuk
menspesifikasikan medan kecepatan.
Macam-macam aliran menurut dimensinya adalah
aliran satu dimensi, aliran dua dimensi dan aliran
tiga dimensi.
Contoh :
Aliran satu dimensi memerlukan satu koordinat
ruang untuk menspesifikasikan medan
kecepatannya

  dV d
F  m. a  m.
dt
 .(m.
dt

V)
Terdapat dua pendekatan umum dalam menganalisis
masalah-masalah mekanika fluida. metode pertama,
yang disebut metode Eularian, menggunakan
konsep medan yaitu fluida sebagai fungsi dari
koordinat ruang. dalam hal ini, gerakan fluida
diberikan dengan menggambarkan secara lengkap
sifat-sifat yang diperlukan (tekanan, kerapatan,
kecepatan, dll) sebagai fungsi dari ruang dan waktu.
dari metode ini, kita memperoleh informasi mengenai
aliran tersebut tentang apa yang terjadi pada titik-titik
yang tetap berada didalam ruang ketika fluida
mengalir melewati titik-titik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai