Anda di halaman 1dari 16

BEDSIDE TEACHING

DAN COACHING

• Ipik Meinarsih (173112540120053)


• Wilian Artania (173112540120079)
• Istin Murbiyanti (173112540120322)
KELAS G
BEDSIDE TEACHING
• pembelajaran yang dilakukan langsung
didepan pasien
• mahasiswa bisa menerapkan ilmu
pengetahuan, melaksanakan kemampuan
komunikasi, keterampilan klinik dan
profesionalisme, menemukan seni
pengobatan, mempelajari bagaimana
tingkah laku dan pendekatan dokter
kepada pasien.
Tujuan
• Peserta didik mampu menguasai
keterampilan prosedural.
• Menumbuhkan sikap profesional.
• Mempelajari perkembangan
biologis/fisik.
• Melakukan komunikasi dengan
pengamatan langsung.
Prinsip Dasar Bedside Teaching
• Adanya kesiapan fisik maupun psikologis dari
pembimbing klinik peserta didik dan klien.
• Jumlah peserta didik dibatasi idealnya 5-6
orang.
• Diskusi di awal dan akhir demonstrasi didepan
klien dilakukan seminimal mungkin.
• Lanjutkan dengan redemonstrasi.
• Kaji permasalahan peserta didik
sesegera mungkin terhadap apa yang
dilakukan
• Kegiatan yang didemonstrasikan
adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh
peserta didik
Keuntungan
Observasi langsung

Menggunakan seluruh pikiran

Klarifikasi dari anamnesa dan


pemeriksaan fisik

Kesempatan untuk membentuk


keterampilan klinik mahasiswa

Memperagakan Fungsi perawatan &


keterampilan interaktif
Hambatan
– Gangguan (mis. Panggilan telpon)
– Waktu rawat inap yang singkat
– Ruangan yang kecil sehingga padat
dan sesak
– Tidak ada papan tulis
– Tidak bias mengacu pada buku
– Pelajar lelah.
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Bedside Teaching

F. Internal Peserta F. Eksternal / di Luar


Didik Peserta Didik
•Fisiologis : •Sosial :
kematangan fisik, Pembimbing,
keadaan indra, Manusia yg hadir
keadaan •Non Sosial: sarana
kesehatan & prasarana,
•Psikologis: motivasi lingkungan belajar,
& kesiapan, emosi materi & metode
pembelajaran
Pelaksanaan Bedside Teaching
Persiapan sebelum pelaksanaan bedsite
teaching :
1. Persiapan
2. Ingatkan mahasiswa akan tujuan
pembeljaaran
3. Persiapan Pasien
4. Lingkungan/Keadaan
Pastikan keadaan ruangan nyaman
untuk belajar
COACHING
• suatu proses pembelajaran yang
memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada peserta baik
perorangan atau kelompok untuk
memecahkan permasalahannya
sendiri dan didampingi oleh fasilitator
Tujuan
• Menstimulan pengembangan
keterampilan peserta secara individual.
• Membantu peserta menggunakan
pekerjaan sebagai pengalaman
pembelajaran dengan bimbingan
• Meningkatkan kemampuan kemandirian
belajar dari peserta
Proses Coaching
 Sebelum praktek peserta sebaiknya
mengadakan pertemuan untuk mereview
kegiatan
 Dalam praktek, fasilitator mengamati,
membimbing, dan memberikan umpan
balik kepada peserta pada saat mereka
melaksanakan langkah-langkah/kegiatan
termasuk buku penuntun belajar.
 Setelah praktek, umpan balik seharusnya
diberikan secepatnya.
Model Coaching
• CLEAR PERFORMANCE MODEL (MODEL KINERJA YANG JELAS)
C
• OPENESS TO LEARNING (KETERBUKAAN UNTUK BELAJAR)
O
• ASSESSMENT OF PERFORMANCE (PENILAIAN KINERJA)
A
• COMMUNICATION (KOMUNIKASI)
C
• HELP AND FOLLOW UP (MENOLONG DAN TINDAK LANJUT)
H
Keuntungan
• Dapat mendorong kemampuan masing-
masing individu sesuai dengan minatnya
• Dapat menilai masing-masing peserta dengan
berbagai metode penilaian termasuk
observasi dan interview
• Dapat mengikuti lebih dekat setiap
perkembangan peserta
• Coaching/Bimbingan lebih pada pendekatan
personal dibanding dengan training kelompok
• Peserta merasa lebih termotivasi dan
bertanggung jawab
Faktor Penghambat
• Peran yang kurang jelas
• Gaya manajemen kurang sesuai
• Kesulitan dalam kontak pribadi secara
langsung
• Keterampilan komunikasi tidak memadai
• Kurangnya kesediaan atau kemauan
• Kurangnya motivasi
• Tekanan dalam pekerjaan
• Melakukan kesalahan
Cara Mengaktifkan Teknik Coaching

a) Menjadi Contoh (Lead by Example)


b) Pendengar yang Aktif (Active Listening)
c) Alat-alat Peraga (Visual Aids)
d) Dibuat Sederhana (Keep it Simple)
e) Langsung kepada Sasaran (Get
Straight to the Point)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai