Anda di halaman 1dari 39

PRE-EKLAMPSIA

BERAT
Oleh:
Citra Maya Sipta
Dwita Monica Putri
Soraya Ulfa

Pembimbing:
dr. Roziana,
Sp.OG
PENDAHULUAN

PEB

Preeklamsia merupakan masalah kesehatan yang


memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia
adalah penyebab kematian ibu hamil dan perinatal
yang tinggi terutama di negara berkembang.
• Angka kematian ibu di dunia mencapai 529.000 per tahun,
• Di Indonesia, pada tahun 2006 angka kematian ibu yang
disebabkan oleh eklamsia dan preeklamsia adalah
sebanyak 5,8%.
• Namun sampai sejauh ini, penyebab timbulnya
preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui secara
pasti.
• Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
preeklampsia berupa primigravida, primipaternitas,
kehamilan ganda, hidramnion, molahidatidosa,
multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 18
tahun atau lebih dari 35 tahun serta anemia.
Pencegahan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan antenatal care secara
teratur. Serta ibu banyak diedukasikan
mengenai istirahat yang cukup, dan
memperhatikan nutrisi selama hamil.
TINJAUAN PUSTAKA

Defini
si
• Preeklampsia merupakan kelainan malfungsi
endotel pembuluh darah atau vaskular yang
menyebar luas sehingga terjadi vasospasme
yang mengakibatkan terjadinya penurunan
perfusi organ dan pengaktifan endotel yang
menimbulkan terjadinya hipertensi, edema
nondependen, dan dijumpai proteinuria 300 mg
per 24 jam atau 30 mg/dl (+1 pada dipstik) dengan
nilai sangat fluktuatif saat pengambilan urin
sewaktu
Etiologi

• Salah satu teori yang dikemukakan ialah bahwa


eklampsia disebabkan iskemia rahim dan plasenta
(iskemia uteroplasenta).
• Namun penyebab timbulnya preeklampsia pada
ibu hamil belum diketahui secara pasti, tetapi pada
umumnya disebabkan oleh vasospasme arteriola.
Faktor-faktor lain yang diperkirakan akan
mempengaruhi timbulnya preeklampsia antara
lain: primigravida, primipaternitas, kehamilan
ganda, hidramnion, molahidatidosa, multigravida,
malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 18 tahun atau
lebih dari 35 tahun serta anemia.
Teori Kelainan Vaskularisasi
Plasenta

Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi


invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri
spiralis dan jaringan matriks sekitarnya.
Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku
dan keras sehingga lumen arteri spiralis relatif
mengalami vasokontriksi, dan terjadi
kegagalan “remodeling arteri spiralis”,
sehingga aliran darah uteroplasenta menurun,
dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan
Disfungsi Endotel

Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan


menghasilkan oksidan, dimana salah satunya yang penting
adalah radikal hidroksil. Radikal hidroksil akan merusak
membran sel yang mengandung banyak asam lemak tidak
jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan
merusak membrane sel, juga akan merusak nukleus, dan
protein sel endotel. Dan pada hipertensi dalam kehamilan,
antioksidan misalnya vitamin E akan menurun, sehingga terjadi
dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang relatif tinggi.
Akibat sel endotel yang terpapar terhadap peroksida lemak,
maka terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya
dimulai dari membran sel endotel. Kerusakan ini
mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan
rusaknya seluruh struktur endotel
Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan
Janin

Pada saat kehamian adanya human leukocyte


antigen protein G (HLA-G) berperan dalam
mempermudah invasi sel trofoblas ke dalam
jaringan desidua ibu serta untuk menghadapi sel
Natural Killer (NK) ibu. Pada hipertensi dalam
kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G,
sehingga menghambat invasi trofoblas ke dalam
desidua yang untuk memudahkan terjadinya dilatasi
arteri spiralis. HLA-G juga meransang sitikon,
sehingga memudahkan tejadinya reaksi inflamasi.
Teori Adaptasi
Kardiovaskular

Pada hipertensi dalam kehamilan terjadi kehilangan


daya refrakter bterhadap bahan vasokonstriktor,
dan malah terjadi peningkatan kepekaan terhadap
bahan-bahan vasopressor.
Teori Genetik

Ada faktor keturunan dan familial dengan model


gen tunggal. Telah terbukti bahwa pada ibu yang
mengalami preeklampsia, 26% anak perempuannya
akan mengalami preeklampsia pula
Teori Defisiensi Gizi

Konsumsi minyak ikan, dapat mengurangi risiko


preeklampsia. Minyak ikan mengandung banyak
asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat
produksi tromboksan, menghambat aktivasi
trombosit, dan mencegah vasokontriksi pembuluh
darah.
Teori Stimulus
Inflamasi

Lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah


merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Pada preeklampsia terjadi peningkatan
stress oksidatif sehingga produksi debris apoptosis
dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Keadaan ini
menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah
ibu menjadi jauh lebih besar, dibanding reaksi
inflamasi kehamilan normal. Respons inflamasi akan
mengaktivasi sel endotel, dan sel-sel
makrofag/granulosit yang lebih besar pula sehingga
terjadi reaksi sitemik inflamasi yang menimbulkan
gejala-gejala preeklampsia pada ibu.
Komplika
si
TATALAKSANA

Pre-Eklampsia Berat

Tatalaksana antikejangnya berupa MgSO4,


ataupun obat lainnya seperti diazepam atau
fenitoin. Cara pemberiannya berupa MgSO4 4
gram (40% dalam 10 cc) selama 15 menit (loading
dose), dilanjutkan dengan maintenance dose
yakni infus MgSO4 6 gram dalam larutan Ringer/
6 jam.

Tekanan darah diturunkan secara bertahap,


yaitu penurunan awal 25% dari tekanan sitolik
dan tekanan darah mencapai <160/110 mmHg
atau MAP <125. Antihipertensi lini pertamaialah
nifedipin, dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah
30 menit, dan maksimum 120 mg dalam 24 jam
• Antihipertensi

19
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Harnima
Umur : 43 tahun
No. CM : 1154538
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Aceh besar
Suku : Aceh
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : IRT
Tanggal Pemeriksaan : 18 Desember 2017
ANAMNESIS

Keluhan utama

• Darah tinggi

Keluhan tambahan

• Nyeri kepala, keluar air-air


Riwayat penyakit sekarang

• Pasien kiriman Sp,OG datang dengan keluhan tekanan


darah tinggi, yang dialami sejak usia kehamilan 7 bulan.
Pasien mengaku hamil 9 bulan, HPHT 8/4/2017, TTP
15/1/2018 ~ 36-37 minggu. Keluhan mules-mules dan
keluar lendir darah disangkal. Keluhan nyeri kepala juga
dialami pasien sejak 3 hari SMRS. Riwayat mata kabur,
mual, muntah, nyeri ulu hati disangkal. Keluar air-air
dialami pasien sejak 6 jam SMRS. Cairan yang keluar
berwarna putih kekuningan berbau amis. Riwayat
keputihan disangkal. Pasien rutin kontrol kandungan
sebanyak 7 kali di bidan dan 3 kali di Sp.OG. USG
terakhir dikatakan bayi dalam keadaan baik, berat badan
janin 2200 gram, namun air ketuban berkurang. BAB dan
BAK dalam batas normal.
Riwayat penyakit dahulu

• Eklamsia pada hamil pertama


• Preeklampsia berat pada hamil kedua
• Penyakit jantung, asma , alergi, dan diabetes mellitus
disangkal

Riwayat penyakit keluarga

• Riwayat hipertensi pada kedua orang tua pasien,


sedangkan riwayat diabetes mellitus, asma, alergi dan
penyakit jantung disangkal.

Riwayat menarche

• Usia 13 tahun, siklus menstruasi teratur 6-7 hari. Ganti


pembalut 2-3 kali/hari. Dismenorrhea (-)
Riwayat menikah

• Sekali pada usia 25 tahun.

Riwayat persalinan

• Pertama: Perempuan, usia 17 tahun. BBL: 2300 gram. Sektio


caesaria di RSUZA a/i Eklampsia.
• Kedua: Laki-laki, usia 10 tahun. BBL: 2800 gram. Sektio caesaria di
RSUZA a/i Preeklampsia Berat.
• Hamil saat ini

Riwayat KB

• Suntik KB 3 bulan dan IUD

Riwayat pengobatan

• Tidak ada riwayat pengobatan yang sedang dikonsumsi pasien


sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK

84
Compos 170/100 20 kali/
kali 36,5o C
Mentis mmHg menit
/menit
•Mata : Konjungtiva tarsal anemis (-/-),
Sklera ikterik (-/-)
•Hidung: Deviasi (-), Pernafasan cuping
hidung (-), Sekret (-)
•Cor: Bunyi jantung I>II
•Mulut : Sianosis (-)
regular,Gallop (-), Murmur (-)
•Tenggorokan: Dalam batas normal
•Pulmo: Vesikuler (+/+), Rhonki
•Leher : Pembesaran KGB (-),
(-/-), Wheezing (-/-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
•Abdomen: Soepel, membesar
sesuai usia kehamilan

Pemeriksaan Status Obstetrik


•Inspeksi: Membesar sesuai dengan
usia kehamilan
•Palpasi: •Anogenital :
•Leopold I: TFU 30 cm, teraba bagian I : v/u perdarahan (-), varices (-),
yang besar dan lunak, kesan bokong. oedem (-).
•Leopold II: Teraba bagian besar dan Io: Portio licin, OUE terbuka, fluksus
keras di sebelah kanan, kesan (+), lakmus test (+)valsava (+)
punggung. Teraba bagian kecil yang VT : posterior, lunak, t=3 cm, Ø tidak
mobile disebelah kiri, kesan ada, kepala floating
ekstremitas. DJJ 145x/i
•Leopold III : Teraba bagian bulat,
keras, dan melenting. Kesan kepala
•Leopold IV : Bagian terbawah dari •Ekstremitas: Edema(-), Sianosis (-),
janin di Hodge III-IV CRT <2 detik
•TBJ : 2635 gram
Pemeriksaan Laboratorium (18/12/2017)
Kardiotokografi (18/12/2017)

Interpretasi:
Baseline : 140 dpm
Variabilitas : 5-20 dpm
Akselerasi : >2x/10 menit
Deselerasi : Tidak ada
Kontraksi : Tidak ada
Gerakan : Aktif
Kesan : CTG Kategori I
• G3P2A0 Hamil 36-37 minggu, Janin Persentasi Kepala Tunggal
Hidup, Bekas Sectio Caesaria 2 kali (Interval Delivery Time 10
Diagnosis tahun), Ketuban Pecah Dini 6 jam, Ibu dengan permasalahan
Preeklampsia Berat.

• MgSO4 40% 4gr IV bolus perlahan 15-20 menit (loading dose)


dilanjutkan MgSO4 40% 1gr/ jam selama 24 jam (maintenance)
Penata- • Nifedipin 10 mg titrasi settiap 20 menit hingga tercapai MAP >120,
laksanaan dilanjutkan dengan Adalat oros 1x30mg (maintenance)
• Inj. Ceftriaxone 2 gram/24 jam
• Terminasi Kehamilan secara Sectio Caesaria

• Telah lahir bayi laki-laki, pada tanggal 18 Desember 2017, pukul


Laporan 23:25 WIB, anak dari Ny. Harnima secara sectio caesaria. Bayi
Perinatologi dengan berat badan lahir 2400 gram.dengan skor APGAR 8/9.
Menurut skor Ballard, usia gestasi bayi 34-36 minggu.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pasien kiriman Sp.OG datang dengan Hal ini sesuai dengan definisi preeklampsia
keluhan tekanan darah tinggi, yang dialami yaitu hipertensi yang timbul setelah 20
sejak usia kehamilan 7 bulan. Pasien minggu kehamilan disertai dengan
mengaku hamil 9 bulan, HPHT 8/4/2017, proteinuria. Preeklampsia merupakan
TTP 15/1/2018 ~ 36-37 minggu. Pasien juga kelainan malfungsi endotel pembuluh
mengeluhkan adanya nyeri kepala yang darah atau vaskular yang menyebar luas
dialami 3 hari terakhir sehingga terjadi vasospasme yang
mengakibatkan terjadinya penurunan
perfusi organ dan pengaktifan endotel.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pasien merupakan seorang wanita berusia • Beberapa faktor yang memiliki hubungan
43 tahun, dengan riwayat persalinan 2 kali, dengan terjadinya preeklampsia adalah
dan riwayat preeklampsia pada kedua faktor pengetahuan, usia, paritas, riwayat
kehamilan sebelumnya. Pasien juga preeklampsia, genetik dan pemeriksaan
memiliki ibu yang menderita penyakit kehamilan (ANC).
hipertensi dan diabetes mellitus. • Prevalensi preeklampsia meningkat pada
wanita diatas 35 tahun. Bagi wanita yang
Pada kehamilan ini, pasien mulai berusia diatas 35 tahun, selain fisik mulai
mengalami peningkatan tekanan darah melemah, juga kemungkinan munculnya
sejak usia kehamilan diatas 7 bulan. berbagai risiko gangguan kesehatan, seperti
Sebagian besar kasus preeklampsia terjadi darah tinggi, diabetes, dan berbagai
pada usia kehamilan>37 minggu dan makin penyakit lainnya termasuk preeklampsia.
tua kehamilan makin berisiko untuk • Sseorang wanita yang pernah memiliki
terjadinya preeklampsia riwayat preeklampsia kemungkinan akan
mengalami preeklampsia lagi pada
kehamilan berikutnya, terutama jika diluar
kehamilan menderita tekanan darah tinggi
menahun.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan Pada tekanan darah yang setinggi itu, maka
darah pasien yakni 170/110 mmHg. pasien sudah termasuk ke dalam
preeklampsia berat, yang merupakan
preeklampsia dengan tekanan darah sistolik
≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg.
Pada preeklampsia berat dapat diserati
dengan gejala-gejala subjektif berupa nyeri
kepala, gangguan visus, muntah-muntah,
dan nyeri epigastrium yang mengarah
terhadap terjadinya impending eclampsia
seperti yang dialami oleh pasien dalam
kasus ini yang mengeluhkan adanya nyeri
kepala
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pada pemeriksaan urinalisa, didapatkan Proteinuria merupakan ciri khas
pasien mengalami proteinuria +2. preeklampsia yang menunjukkan
vasospasme pembuluh-pembuluh darah
ginjal sehingga terjadinya kebocoran
endotel yang luas. Pada preeklampsia berat
dapat disertai proteinuria lebih 5g/24 jam
atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif.
Namun dikarenakan kepekatan urin sangat
bervariasi, sehingga pembacaan carik celup
juga bervariasi.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pada pasien ini diberikan penatalaksanaan MgSO4 merupakan pilihan pertama sebagai
berupa magnesium sulfat (MgSO4) 40% 4gr antikejang pada preeklampsia. MgSO4
IV bolus perlahan 15-20 menit (loading menghambat atau menurunkan kadar
dose) dilanjutkan Mgso4 40% 1gr/ jam asetilkolin pada ransangan serat saraf
selama 24 jam (maintenance). dengan menghambat transmisi
neuromuskular. Transmisi neuromuskular
membutuhkan kalsium pada sinaps. Pada
pemberian MgSO4, magnesium akan
menggeser kalsium, sehingga aliran
ransangan tidak terjadi (terjadi kompetitif
inhibition antara ion kalsium danion
magnesium). Regimen pemberian MgSO4
pada kasus ini sesuai dengan teori, yaitu
pemberian loading dose berupa MgSO4 4
gram 40 dalam 10 cc) selama 15 menit,
dolanjutkan dengan maintenance dose
yakni infus MgSo4 6 gram dalam larutan
Ringer/ 6 jam.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pada pasien ini juga diberikan Nifedipin merupakan antihipertensi lini
penatalaksanaan berupa nifedipin 10 mg pertama pada preeklampsia seperti pada
titrasi setiap 20 menit hingga tercapai MAP kasus ini. Nifedipin diberikan dengan dosis
<125 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30
menit, dan maksimum 120 mg dalam 24
jam. Tekanan darah diturunkan secara
bertahap, yaitu penurunan awal 25% dari
tekanan sitolik dan tekanan darah mencapai
<160/110 mmHg atau MAP <125.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pada pasien ini juga diberikan Adapun pemberian ceftriaxone merupakan
penatalaksanaan berupa adalat oros sebagai antibiotik profilaksis sebelum
1x30mg (maintenance), injeksi ceftriaxone 2 dilakukan tindakan terminasi Kehamilan
gram/24 jam, serta terminasi kehamilan berupa sectio caesaria pada kasus ini.
secara sectio caesaria Terminasi kehamilan merupakan perawatan
aktif pada penanganan pasien dengan
preekalmpsia berat. Menurut William
Obstetrics, sikap terhadap kehamilan
ditinjau berdasarkan usia kehamilan dan
perkembangan gejala-gejala preeklampsia
berat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai