Anda di halaman 1dari 32

OTITIS MEDIA AKUT

Deasy Fatimah Aulia (UPN)


Fanniyah (UPH)
Fabianus Arie (UKRIDA)
Liani Helkifrah (UKRIDA)

Kepaniteraan Klinik THT


RSPAD Gatot Soebroto
Periode 25 Oktober-27 November 2010
1. Aurikel (daun telinga)
 Terdiri dari tulang rawan
dan kulit
 Terdapat konkha, tragus,
antitragus, helix, antihelix
dan lobulus
 Fungsi utama aurikel
adalah untuk menangkap
gelombang suara dan
mengarahkannya ke dalam
MAE
2. Meatus Auditorius Eksternal
 Panjang + 2, 5 cm, berbentuk huruf S
 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak
terdapat kelenjar minyak dan kel. Serumen
 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang ( temporal )
dan sedikit kelenjar serumen.
 Rambut halus dan serumen berfungsi untuk
mencegah serangga kecil masuk.
 MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap
perubahan kelembaban dan temperatur yang
dapat mengganggu elastisitas membran tympani
3. Membrana Tympani
 Terdiri dari jaringan fibrosa elastis
 Bentuk bundar dan cekung dari
luar
 Terdapat bagian yang disebut pars
flaksida, pars tensa dan umbo.
Reflek cahaya ke arah kiri jam tujuh
dan jam lima ke kanan
 Dibagi 4 kwadran ; atas depan, atas
belakang, bawah depan dan bawah
belakang
 Berfungsi menerima getaran suara
dan meneruskannya pada tulang
pendengaran
4.Tulang-tulang Pendengaran
 Terdiri dari Maleus, Incus dan Stapes
 Merupaka tulang terkecil pada tubuh
manusia.
 Brfungsi menurunkan amplitudo getaran
yang diterima dari membran tympani dan
meneruskannya kjendela oval
5. Cavum Tympani
 Merupakan ruangan
yang berhubungan
dengan tulang Mastoid,
sehingga bila terjadi
infeksi pada telinga
tengah dapat menjalar
menjadi mastoiditis
6.Tuba Eustachius
 Bermula dari ruang tympani ke
arah bawah sampai nasofaring
 Struktur mukosanya merupakan
kelanjutan dari mukosa nasofaring
 Tuba dapat tertutup pada kondisi
peningkatan tekanan secara
mendadak.
 Tuba ini terbuka saat menelan dan
bersin
 Berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tekanan udara di
luar tubuh dengan di dalam
telinga tengah
7. Koklea
 Skala vestibuli yang berhubungan dengan
vestibular berisi perilymph.
 Skala tympani yang berakhir pada jendela
bulat, berisi perilymph
 Skala media / duktus koklearis yang berisi
endolymph
 Dasar skala vestibuli disebut membran
basalis, dimana terdapat organ corti dan
sel rambut sebagai organ pendengaran
8. Kanalis Semi Sirkularis
 Terdiri dari 3 duktus semiserkular, masing-
masing berujung pada ampula.
 Pada ampula terdapat sel rambut, krista
dan kupula
 Berkaitan dengan sistem keseimbangan
tubuh dalam hal rotasi
9. Vestibula
 Terdiri dari sakulus dan utrikel yang
mengandung makula
 Berkaitan dengan sistem keseimbangan
tubuh dalam hal posisi
Infeksi Telinga
Akut
tersering tengah
DEFINISI

OTITIS MEDIA

adalah peradangan sebagian atau seluruh


mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
KLASIFIKASI
Akut
Supuratif
Kronis
Otitis
media
Akut
Non-
Supuratif
Kronis

Otitis media akut  Otitis media supuratif akut


EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat

Di dunia

75% anak mengalami minimal satu episode


Usia 1 Usia 3 sebelum usia 3 tahun & hampir setengahnya
mengalami 3 episode atau lebih
tahun tahun

Di Inggris
62% 83%
25% anak mengalami minimal satu episode
sebelum usia 10 tahun.
Streptococcus
Sumbatan tuba Penyebab otitis hemoliticus,
Faktor media akut Haemophilus
Influenzae (27%),
pertahanan silia (OMA) dapat Staphylococcus aureus
mukosa tuba merupakan virus (2%), Streptococcus
terganggu maupun bakteri. Pneumoniae (38%),
Pneumococcus.
Usia
Prematur dan bayi lahir dengan
berat lahir rendah
Alergi / penyakit atopi >> ANAK-ANAK
Tidak menyusui, penggunaan
botol susu terlalu lama
•Sistem Imun
•Anatomis Tuba
Defisiensi Imun Eustachius
Abnormalitas kraniofasial •Adenoid
Kecenderungan genetik
Perokok
Perawatan saat bayi
Gg. Ventilasi
Inflamasi Tuba

Alergi Hperplasia ISPA, Rinitis, Disfungsi


Tumor deformitas
adenoid, Sinusitis silia

OBSTRUKSI/DI
SFUNGSI TUBA

Gg.Ventilasi Telinga
Tengah
Gg.Ventilasi Telinga Tengah
Stadium
Oklusi Tuba

Perubahan P Telinga Tengah

Respon Inflamasi

Stadium Vasodilatasi
Hiperemis

Protein Plasma Keluar

Edema&Eksudasi
Akumulasi Cairan

Stadium Membran timpani menonjol


Supurasi

P eksudat di kavum timpani ↑

Iskemik

Nekrosis membran timpani

Stadium
Perforasi Ruptur, eksudat keluar

Stadium Resolusi
Gejala klinik bergantung pada
stadium dan umur pasien

Dewasa  bayi dan anak


demam, kecil
otalgia,gangguan •Demam tinggi
pendengaran •Nyeri telinga
berupa rasa penuh •Gelisah
atau kurang dengar. •Sulit tidur
•Diare, kejang
Diagnosis
• Sesuai stadium dan umur
Anamn • Anaknyeri, demam, gelisah, riwayat batuk pilek
• Dewasanyeri, gg pndgran, rasa penuh
esis

• Otoskopi  keadaan membran timpani (intak/perforasi,


perubahan warna, ada/tidaknya cairan)
PF • Otoskopi pneumatik ? Timpanosintesis? Tes pendengaran?

• Px. LAB
Px. • Px. Radiologi
Penunjag
Diagnosis OMA harus memenuhi
tiga hal berikut:
1. Penyakitnya muncul mendadak
(akut)
2. Ditemukannya tanda efusi
di telinga tengah adanya
salah satu di antara tanda
3. Adanya tanda/gejala berikut:
peradangan telinga a. menggembungnya
tengah  adanya salah gendang telinga
satu di antara tanda b. terbatas/tidak adanya
berikut: gerakan gendang telinga
a. kemerahan pada c. adanya bayangan cairan
gendang telinga di belakang gendang
b. nyeri telinga yang telinga
mengganggu tidur dan d. cairan yang keluar dari
aktivitas normal telinga
Otitis eksterna
Otitis media efusi
Eksaserbasi akut otitis media
kronik
Infeksi saluran napas atas
Mastoiditis
Barotrauma
Benda asing pada telinga
Sinusitis
PENATALAKSANAAN
• Sekitar 80% OMA sembuh dalam
3 hari
Prinsip • Gx tdk membaik  Antibiotik
Pengobatan • 1st  Amoksisilin

• Bergantung stadium

Pengobatan • Stadium awal ditujukan untuk


mengobati infeksi saluran napas,
OMA dengan pemberian antibiotik,
dekongestan lokal atau sistemik,
dan antipiretik.
St.Oklusi
> membuka kembali tuba St. Hiperemis
Eustachius tekanan negatif di
telinga tengah hilang > antibiotik, obat tetes hidung
dan analgesik
> tetes hidung HCl efedrin
> Sumber infeksi lokal harus > hiperemis difus
diobati. miringotomi.
> Antibiotik  bakteri

St. Perforasi
St. Supurasi
> obat cuci telinga H2O2 3% 3-
> Antibiotik 5 hari
> rujuk  miringotomi bila > antibiotik sampai 3 minggu
membran timpani masih utuh
sehingga gejala cepat hilang > sekret akan hilang dan
dan tidak terjadi ruptur. perforasi akan menutup
sendiri dalam 7-10 hari.

St. Resolusi
> Membran timpani berangsur normal kembali
> sekret tidak ada lagi
> perforasi menutup
> Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. >
> Bila tetap, mungkin telah terjadi mastoiditis.
KOMPLIKASI

Perforasi membran timpani


Mastoiditis
Kolesteatom
Labirinitis
Tuli
Meningitis
Abses otak
PENCEGAHAN
 Pencegahan primer   Penghindaran
mengurangi factor risiko pengeluaran mucus
terutama pada anak-anak dengan paksaan/tekanan
yang berlebihan.
◦ Pencegahan ISPA pada
bayi dan anak-anak.  Jangan mengorek-ngorek
liang telinga terlalu kasar
◦ Pemberian ASI minimal
selama 6 bulan.  Jika ada benda asing yang
masuk, datanglah ke
◦ Penghindaran pemberian dokter
susu di botol saat anak
berbaring.  Jauhkan telinga dari
suara keras
◦ Penghindaran pajanan
terhadap asap rokok.  Lindungi telinga selama
penerbangan
RUJUKAN

Anak dengan efusi Anak dengan
Anak dengan
selama 3 bulan atau kemungkinan
episode OMA yang
lebih, keluarnya komplikasi serius
sering dimana lebih
cairan dari telinga, seperti kelumpuhan
dari 4 episode dalam
atau berlubangnya saraf wajah atau
6 bulan.
gendang telinga. mastoiditis.

Anak dengan
OMA dengan gejala
kelainan kraniofasial,
sedang-berat yang
sindrom Down,
tidak memberi
sumbing, atau dengan
respon terhadap 2
keterlambatan
antibiotik.
bicara.
PROGNOSIS

Prognosis otitis media akut adalah dubia


at bonam, biasanya gejala membaik
dalam 24 jam dan dapat sembuh dalam 3
hari dengan pengobatan yang adekuat

Anda mungkin juga menyukai