Anda di halaman 1dari 34

Metode Pemisahan Dan Penetapan Kadar

Senyawa Golongan Steroid Dalam


Sediaan Farmasi Dan Biologi

Kelompok 2
Anjas Nur Baskoro 151650024
Annisah Nur Fauziyah 151650060
Ariefa Urbach 151650004
Rosa Meidina 151650008
Salma Lailatul Hida 151650009
Annisah Nur
Fauziyah

151650060
Steroid adalah senyawa organic bahan alam
yang dihasilkan oleh organisme melalui
metabolit sekunder, senyawa ini banyak
ditemukan pada jaringan hewan dan
tumbuhan. Steroid merupakan senyawa
turunan dari triterpenoid, yang terdiri dari 17
atom karbon, yang tersusun atas 4 cincin, yaitu
3 sikloheksana dan 1 siklopentana.
Ciri umum steroid ialah sistem empat
cincin yang tergabung. Cincin A, B dan
C beranggotakan enam atom karbon,
dan cincin D beranggotakan lima.

Steroid terdiri atas beberapa


kelompok senyawa berdasarkan
pada efek fisiologis yang diberikan
oleh masing-masing senyawa.
Kelompok-kelompok itu adalah
sterol, asam-asam empedu, hormon
Gambar Struktur Steroid dan seks, hormon adrenokortikoid,
Penomorannya
aglikon kardiak dan sapogenin.
Berdasarkan asalnya sterol dapat
dibagi menjadi :
Sterol adalah senyawa steroid
a. Zoosterol, sterol yang berasal
yang mempunyai rantai
dari hewan dari tanaman,
samping yang cukup panjang,
misalnya kolestrol.
yang terikat pada C17.
b. Fitosterol sterol yang berasal
Senyawa ini biasannya
dari tanaman ,misalnya stigma
mengandung 27 sampai 29
sterol, beta sisterol.
atom karbon .
c. Mikosterol, sterol yang berasal
dari jamur, misalnya
erigonsterol, zymosterol, asam
eburicoat.
Sterol mempunyai kegunaan yang luas dalam
dunia pengobatan yaitu untuk bahan
pembuatan hormon seks yang digunaan
sebagai obat kotrasepsi. Kegunaan lain
misalnnya untuk anti inflamasi, anti alergi,
rhematoid arthithis dan asma.
Salma Lailatul Hida

151650009
Sifat-sifat steroid, seperti senyawa organik lainnya,
pada dasarnya harus dipandang sebagai reaksi-
reaksi dari gugus fungsi yang dikandungnya.
Misalnya, gugus 3β - hidroksil menunjukkan semua
sifat dari alkohol sekunder, tak ubahnya seperti yang
ditunjukkan oleh 2-propanol. Gugus hidroksil ini dapat
diesterifikasi untuk menghasilkan suatu ester atau
dioksidasi dengan berbagai oksidator yang
menghasilkan suatu keton.
Contoh sediaan farmasi yang mengandung
steroid adalah sebagai berikut :
1. Deksametason
2. Betametason
3. Hidrokortison
4. Triamcinolon
5. Siproheptadin
6. Ketotifen
7. Prednison
Alat Bahan
1. Alat kromatografi 1. Sampel ekstrak jamu
A,B, C, D dan E
lapis tipis
2. Etanol 96%
2. Beker glass
3. Baku pembanding
3. Lempeng KLT prednison
4. Etilasetat
4. Mikropipet
5. Kloroform
Sampel jamu A ditimbang kurang lebih 1 gram di
masukkan kedalam gelas kimia, lalu di tambahkan Ekstrak etanol cair sampel jamu rematik A, B, C,
etanol 96 % 20 mL, kemudian di sonikasi selama 20 D dan E diuapkan dengan cara
menit, saring dan tampung ekstrak cair dari sampel dianginanginkan sehingga diperoleh ekstrak
jamu (perlakuan triplo). Lakukan perlakuan yang etanol kental jamu A, B, C, D dan E
sama untuk masing-masing sampel jamu B, C, D dan E

Kemudian kromatogram yang


dihasilkan diamati nodanya di Ekstrak etanol jamu A dan senyawa pembanding
Prednison ditotolkan pada lempeng KLT dengan
bawah sinar ultra violet (UV) ukuran 4 x 7 cm, dimasukkan ke dalam chamber
pada panjang gelombang 254 yang berisi eluen Kloroform : Etil asetat (1 : 9).
nm dan 366 nm

Dibandingkan noda yang terdapat pada senyawa


pembanding dengan ekstrak jamu dan perhatikan ada
tidaknya kesamaan pada penampakan noda dan hitung
nilai Rf-nya.
Pembanding Prednison ditimbang 10 mg kemudian Sampel jamu A, B, C, D dan E hasil meserasi
dilarutkan dengan 10 mL methanol dengan konsentrasi masing-masing ditimbang sebanyak 10 mg
1000 ppm. Dari konsentrasi 1000 ppm tersebut di pipet kemudian dilarutkan dengan 10 mL etanol 96%.
sebanyak 2,5 mL dan di cukupkan hingga 5 mL metanol Kemudian di pipet sebanyak 1 mL dan dilarutkan
sehingga diperoleh konsentrasi 500 ppm dengan 10 mL etanol 96%

Kemudian ekstrak cair jamu A, B,


C, D dan E ditotolkan dengan Disiapkan lempeng KLT dengan ukuran 12 x 10 cm,
menggunakan mikropipet dengan tepi atas ditandai 0,5 cm dan tepi bawah
ditandai 1 cm. Dari larutan baku dengan konsentrasi
sebanyak 2 µL pada lempeng KLT 500 ppm, kemudian ditotolkan dengan
yang sama. Lempeng di elusi menggunakan mikropipet dengan variasi konsentrasi
dalam chamber yang berisi 1 µL, 2 µL, 3 µL, 4 µL, dan 5 µL
kloroform : etil asetat (1 : 9).

Noda yang terpisah diamati dengan lampu UV 254


nm dan diukur dengan KLT-densitometri pada
panjang gelombang maksimum 254 nm, dilakukan
analisis terhadap hasil scan
Ariefa Urbach

151650004
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat satu
jenis jamu yang positif mengandung prednison dari lima jenis
jamu yang diidentifikasi yaitu jamu A. kadar prednison yang
terkandung dalam jamu A yaitu 475,421 µg/mL dengan
persentase 4,754%.
Mengkudu (Morinda citrifolia
L)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
Alat : 1. Rotary evaporator
2. Kolom kromatografi
3. Plat KLT
4. Spektrofotometri UV-VIS
5. Spektroskopi inframerah
Bahan :
1. Metanol 8. Anhidrat asetat

2. Etil asetat 9. Serbuk Magnesium

3. N-heksana 10. Amoniak Pekat

4. Asam klorida pekat 11. Silika Gel

5. Asam sulfat pekat 12. Pereaksi Meyer

6. Aquadest 13. Pereaksi Dragendorf

7. Kloroform 14. Pereksi Wagner


dimaserasi dengan metanol
Sampel daun mengkudu sebanyak
sebanyak 16 liter selama 6 hari
4500 gram dirajang halus.
sambil di aduk sekali-sekali.

disaring dan pelarut nya diuapkan


dengan rotary evaporator sehingga dilakukan sebanyak 3 kali hingga
diperoleh ekstrak kental metanol sampel menunjukkan hasil negativ
berwarna hijau kehitaman sebanyak dengan pereaksi LibermanBurchard.
286,00 gram

fraksi n-heksana dipekatkan


Eksrak kental metanol difraksinasi dengan n-
dengan rotary evaporator,
heksana sebanyak 8x570 mL sampai ekstrak
sampai diperoleh eksrak
metanol menunjukkan uji negativ dengan
pekat n-heksana sebanyak
pereaksi Lieberman – Burchard
42,00 gram.
silika gel sebanyak 50 gram dibuat slury Eluat ditampung dengan vial-
dengan n-heksana, dimasukkan ke vial kecil yang telah diberi
Pemisahan dilanjutkan
dalam kolom dan diikuti sampel nomor, dan dimonitor dengan
dengan kromatografi
sebanyak 5 gram, kemudian dielusi KLT. eluat yang memiliki Rf sama
kolom dan sebagai
secara SGP (Step Gradient Polarity) digabung dalam satu vial
adsorben digunakan
dengan eluen n-heksana : etil asetat kemudian dibiarkan menguap
silika gel (70-230 mesh)
(10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, pelarutnya sampai terbentuk zat
1:9, 0:10) padat amorf

dilanjutkan dengan spektroskopi


Karekterisasi senyawa hasil Pemurnian dilakukan dengan pencucian
Uv-Vis Untuk mengetahui
isolasi ditentukan dengan menggunakan pelarut yang cocok yang
adanya gugus–gugus fungsi
menggunakan pereaksi kimia dapat melarutkan pengotor dan hasil
yang terkandung dalam
air brom dalam karbon isolasi pada suasana panas, tetapi tidak
senyawa tersebut. dari hasil
tetraklorida, hilangnya warna melarutkan salah satunya dalam suasana
pengukuran tersebut didapat
air brom menandakan dingin sehingga diperoleh kristal yang
puncak-puncak serapan
adanya ikatan rangkap bersih
spesifik.
Rosa Meidina

151650008
Maserasi dilakukan dengan pelarut metanol, karena
metanol dapat melarutkan hampir semua senyawa
organik dalam tumbuhan, baik yang bersifat polar
maupun non polar.

Dari 4500 gram daun mengkudu yang dimaserasi


dengan metanol diperoleh ekstrak kental metanol
sebanyak 286,00 gram. Fraksinasi dengan n-heksana
menghasilkan ekstrak kental n-heksana berwarna hijau
kehitaman sebanyak 42,00 gram.
Penetapan kadar steroid dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
1.Reaksi Lieberman-Buchard
Metode ini berdasarkan terbentuknya warna hijau hasil penambahan pereaksi
asam asetat anhidrat dan asam sulfat.
2.Kolorimetri
Pada metode ini di dasarkan atas hasil reaksi dari penambahan pereaksi asam
asetat, asetil klorida dan seng klorida yang menghasilkan warna yang
ditentukan pada 528 mu.
3.Ferri klorida kolorimetri
Digunakan campuran ferri klorida dan asam sulfat terbentuk warna ungu
dengan larutan asam asetat.
4.Tehnik pemisahan
5.Metode lain
Dapat digunakan gravimetri. densitometri.
Brazilian Potato tree
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Solanaceae
Marga : Solanum
Jenis : Solanum Wrightii Bent
Alat Bahan
1. Petroleum eter
1. Satu set alat refluks
2. Aseton
2. TLC scanner 3. Kloroform
4. Metanol
shimadzu CS-930 5. Asam sulfat pekat
6. Asam klorida 2 N
3. Bejana kromatografi 7. Natrium hidroksida 10%
8. Heksana
4. Oven
9. Etil asetat
5. Botol timbang 10. Kalsium karbonat
11. Pereaksi dragendorf
spray
12. Kiesel gel 60
Anjas Nur Baskoro

151650024
Cara penetapan kadar sterol total dengan
Densitometri

• Ditimbang dengan seksama 0,100 gram


Pembuatan larutan kolesterol, kemudian dilarutkan dengan
baku kolesterol kloroform dalam beker glass, larutkan
1000 ppm kedalam labu ukur 100ml lalu ditambahkan
klorofrom sampai garis tanda.

• Ektrak kering dari sampel dilarutkan dengan


kloroform secukupnya kemudian
Penyiapan larutan
sampel dipindahkan kedalam labu ukur 5ml secara
kuantitatif , selanjutnya ditambah sampai
garis tanda.

• Noda dari standart kolesterol yang dihasilkan dari


Penetapan panjang penyiapan kromatografi dilakukan pengukuran
gelombang
maksimum
harga absorbsinya pada panjang gelombang
kolesterol dengan 370nm sampai 700nm. Panjang gelombang
densitometri maksimum ditunjukan oleh harga absorbsi tertinggi
atau puncak kromatogram yang paling tinggi.
Cara penetapan kadar sterol total dengan
Densitometri

• Pada setiap lempeng ditotolkan larutan


pembanding kolesterol sebanyak enam titik.
Setelah dievaluasi dengan eluen heksan :
etil asetat=7:3, dikeringkan pada suhu
kamar dan di semprot dengen penampak
Penetapan noda asam sulfat pekat : metanol = 1:1.
Selanjutnya dikeringkan dalam lemari
kadar sterol
pengering , kemudian diamati luas area
total
dalam lemari pengering, kemudian diamati
dengan luas area dari masing masing noda
Densitometri kromatogram pada panjang gelombang
maksimum dengan koefisien (SX) = 3
dimana merupakan hasil penelitian “posisi
liniarizer” untuk mendapatkan hubungan
yang linier antara konsetrasi dengan luas
area kurva.
Berdasarkan kurva tersebut di dapatkan persamaan garis
regresi y = 2055,7094x – 1257,0021
Luas area : 19361,62
Dengan persamaan garis regresi :
y = 2055,7094x – 1257,0021
19361,62 = 2055,7094x – 1257,0021
2055,7094x = 19361,62 + 1257,0021
19361,62+1257,0021
x = = 10,0299 μg
2055,7094
Maka didapatkan jumlah sterol total = 10,0299 μg.
Jumlah penotolan dari sampel daun muda = 20 μl.
Jadi dalam 5ml ekstrak :
= 5000μl / 20μl × 10,0299μg
= 2507,475 μg

Kadar sterol total dalam 2,6910 gram serbuk daun kering :


= 2507,475 . 10-3 mg/2,6910 g
= 0,9318 mg/g.

Anda mungkin juga menyukai