Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

EMBOLI AIR KETUBAN


Disusun oleh : Nur Dian Afidah (H2A013028P)
PENDAHULUAN
Anaphylactoid syndrome of pregnancy (ASOP) atau dikenal
sebagai amniotic fluid embolism (AFE) atau emboli air
ketuban merupakan suatu sindrom katastrofik yang terjadi
selama kehamilan dan persalinan atau segera setelah
melahirkan (postpartum).

Mortalitas dan morbiditas emboli air ketuban telah


menurun secara dramatis akhir-akhir ini. Kasus terjadi
antara 1 : 20.000 sampai 1 : 80.000 kelahiran. Bahkan
hingga tahun 1950, hanya ada 17 kasus yang pernah
dilaporkan.

Emboli air ketuban merupakan suatu kasus komplikasi


obstetri yang tidak dapat diprediksi dan dicegah,
ditandai dengan hipoksia peripartum akut, kolaps
hemodinamik, dan koagulopathi

Di Indonesia belum ada data yang akurat mengenai


kejadian emboli selama kehamilan karena jarang
terdiagnosis akibat bias dengan komplikasi syok akibat
perdarahan ataupun kejang akibat penyakit gestosis
dalam kehamilan
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Emboli air ketuban Harus ada hubungan Menyebabkan


adalah masuknya langsung antara air kolaps
cairan ketuban atau ketuban dan kardiorespiratori
amnion termasuk pembuluh darah pada ibu baik
unsur lapisan kulit maternal seperti selama kehamilan,
janin yang terlepas, pada keadaan saat persalinan atau
rambut janin, lapisan plasenta akreta, segera setelah
lemak janin, dan setelah tindakan melahirkan
musin ke dalam bedah sesar, ruptur (postpartum)
sirkulasi maternal uteri atau melalui
robekan vena-vena
di daerah
endoserviks
Epidemiologi
Pada tahun 1979, penelitian yang dilakukan
oleh Morgan dari 272 kasus, dilaporkan
insidensi emboli air ketuban berkisar antara
1 : 8000 – 30.000 dan 1 : 80000, dengan
mortalitas maternal sebesar 86%.

Tetapi peningkatan kelangsungan hidup


disertai dengan adanya gangguan neurologis
permanen didapatkan sebanyak 24%

Hanya 15 % pasien yang masih dapat


bertahan hidup dengan adanya gangguan
neurologis tersebut.
Etiologi dan Faktor Risiko
Risk factors of amniotic fluid embolism
Older age Intrauterine fetal death
Multiparity Large fetal size
Physiologic Intense uterine contractions Meconium staining of the amniotic fluid
Instrumental vaginal delivery Placenta abruption
Prolonged gestation Eclampsia
Cesarean section Fetal distress
Uterine rupture Trauma to abdomen
Polyhydramnions Surgical intervention
High cervical tears Saline amnionfusion
Premature placental separation Male fetus meconium
Patofisiologi

Robekan amnion dan korion.


Terbukanya vena ibu baik
melalui vena-vena endoserviks, Cairan amnion dan
sinus venosus subplasenta atau unsurnya masuk melalui Reaksi anafilaktik dan
akibat laserasi segmen bawah sirkulasi maternal saat pengaktifan jalur
uterus. persalinan ataupun komplemen
Tekanan yang mendesak prosedur lainnya
masuknya air ketuban ke dalam
sirkulasi maternal.

Fase 1 : vasospasme arteri Fase 2 : terjadi


pulmonal dengan perdarahan masif dengan
hipertensi pulmonal dan atoni uteri dan DIC. Cairan
peningkatan tekanan ketuban mengandung
ventrikel kanan yang faktor koagulasi II, VII dan
disebabkan hipoksia X
Komposisi air
ketuban yang
dapat
menyebabkan
emboli
Penegakkan Diagnosis
Diagnosis emboli air ketuban biasanya dibuat berdasarkan
gambaran klinis dan kriteria diagnosis dibuat oleh Clark dkk, seperti
pada tabel dibawah ini :
Sistem Sistem Respirasi Hematologi Uretroplasenta Lain-lain
Kardiovaskuler
Hipotensi Pulmonary edema Koagulopati Gawat janin Kejang
Cardiopulmonary ARDS Atonia uteri Nyeri kepala
arrest
Transient Sianosis
hypertension
Spasme bronchus
Batuk
Nyeri dada
Pemeriksaan laboratorium yang menunjang diagnosis emboli air
ketuban
Non specific Specific

Complete blood count Cervical histology

Coagulation parameters including Serum tryptase

FDP, fibrinogen Serum sialyl Tn antigen

Arterial blood gases Zinc coproporphyrin

Electrocardiogram PMV analysis (if PA catheter in situ)

Echocardiogram
Penatalaksanaan
Prognosis

Sebagian wanita yang mampu


bertahan setelah mengalami emboli air
ketuban sembuh dengan kelainan Harapan hidup untuk bayi sebesar
neurologis akibat hipoksia yang berat. 79%, 50% diantaranya hidup dengan
Wanita yang selamat tanpa serangan status neurologis yang normal
henti jantung mempunyai harapan yang Semakin singkat waktu terjadinya
tinggi terhadap luaran neurologis yang cardiopulmonary arrest sampai
normal dibandingkan dengan mereka kelahiran, semakin baik harapan hidup
yang mengalami henti jantung bagi bayi
sebelumnya (15% dibandingkan
dengan 8%)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai