Anda di halaman 1dari 54

DIAGNOSIS KEHAMILAN

Pemeriksaan obstetrik
 Mendengar denyut jantung janin
Pada keadaan normal, denyut jantung janin berkisar antara 140-
160 kali per menit. Bunyi ini baru dapat didengar menggunakan
fetostetoskop mulai usia gestasi 17-19 minggu, dan dapat
didengarkan dengan doppler mulai usia gestasi 101-12 minggu.
Beberapa bunyi yang dapat menyulitkan pemeriksa dalam
mendengarkan denyut jantung janin adalah:
 Bising tali pusat
 Bising rahim
 Bising usus
 Bising aorta
 Bising gerakan fetus
Tanda-tanda kemungkinan hamil
 Tanda Hegar
Pada periksa bianual dengan meletakkan 2 jari
pada forniks posterior dengan tangan lainnya
pada dinding perut diatas simpisis pubis, maka
korpus uteri akan seolah-olah terpisah dari
serviks uteri karena isthmus uteri yang sangat
lembek (tanda Hegar). Mulai terlihat pada
kehamilan antara 6-8 minggu.
 Ta n d a G o e d e l
P a d a ke h a m i l a n a n t a r a 6 - 8 m i n g g u
s e r v i k s u te r i b i a s a nya te r a b a l e m b e k
s e k a l i ya n g d i s e b u t d e n g a n t a n d a G o e d e l .

 Ko n t r a k s i B r a x to n H i c k s
U te r u s g r av i d u s ya n g b e r ko n t r a k s i t i d a k
te r a t u r d a n t a n p a d i s e r t a i r a s a nye r i
d i s e b u t d e n g a n ko n t r a k s i B r a x t o n H i c k s ,
p a d a p e r a b a a n u te r u s ya n g l e m b e k
m e n j a d i ke r a s .
 Tanda Piskacek
Tanda Piskacek ialah pembesaran uterus yang
tidak rata karena pertumbuhan uterus lebih
cepat pada bagian implantasi zigot.
 Ballotemen
Pada kehamilan 20 minggu, fetus masih kecil
dibandingkan dengan banyaknya air ketuban
sehingga fetus akan melenting di dalam uterus
jika uterus sekonyong-konyong ditekan atau
digoyang.
 Pembesaran perut
Setelah kehamilan 12 minggu uterus biasanya
dapat diraba dari luar diatas simpisis pubis dan
perut tampak mulai membesar.
FUT pada tiap kehamilan:
Akhir bulan ke 4: setinggi 1-2 jari diatas simpisis pubis
Akhir bulan ke 5: setinggi 2-3 jari dibawah pusat

Akhir bulan ke 6: setinggi pusat

Akhir bulan ke 7: setinggi 2-3 jari diatas pusat

Akhir bulan ke 8: setinggi pertengahan pusat dan


prosesus xiphoideus
Akhir bulan ke 9: setinggi arkus kostarum

Akhir bulan ke 10: kembali setinggi pertengahan pusat


dan prosesus xiphoideus
LETAK FETUS INTRAUTERIN
Letak fetus intrauterin dibedakan menjadi 4
macam, yaitu:
 Situs

 Habitus

 Posisi

 Presentasi
SITUS
Hubungan antara sumbu panjang fetus dan sumbu
panjang ibu
 Situs memanjang atau membujur

 Situs melintang

 Situs miring
HABITUS
Hubungan antara letak bagian-bagian fetus satu
terhadap yang lain.
 Badan dalam keadaan kipose sehingga punggung
sangat konveks,
 Kepala dalam sikap hiperfleksi dengan dagu dekat
pada dada
 Lengan bersilangan dengan dada atau sejajar
disamping badan dengan tali pusat terletak diantara
ekstremitas
 Tungkai terlipat pada lipat paha dan lutut rapat pada
badan
POSISI
Letak salah satu bagian fetus tertentu terhadap
dinding perut ibu atau terhadap jalan lahir.
 Palpasi

 Pemeriksaan dalam
POSISI
Palpasi
 Posisi ditentukan dengan menentukan letak

punggung fetus terhadap dinding perut ibu


PD
 Posisi ditentukan dengan menentukan
kedudukan salah satu bagian dari bagian depan
fetus terhadap jalan lahir; bagian ini disebut
penunjuk.
POSISI
Ubun-ubun kecil, dagu, sakrum dan akromion
(skapula) masing masing merupakan penunjuk
pada presentasi belakang kepala, presentasi
muka, presentasi bokong dan presentasi bahu.
PRESENTASI
Presentasi ialah bagian fetus yang menjadi bagian
terendah.
2 macam posisi, Kanan dan kiri
3 macam variasi, Depan, lintang dan belakang.
 Jika kaput suksedaneum demikian besarnya,

maka posisi dan variasinya sukar ditentukan.


MACAM-MACAM PRESENTASI
1. Presentasi bahu (0,4%) penunjuk akromion
atau skapula
2. Presentasi bokong (3,5%) penunjuk sakrum
3. Presentasi kepala (96,1%) penunjuk UUK / UUB
/ dahi / muka
MENENTUKAN PRESENTASI DAN POSISI

1. Pemeriksaan luar, palpasi abdomen,


2. Pemeriksaan dalam,
3. Pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam,
PEMERIKSAAN LUAR

Pemeriksaan luar baiknya dilakukan secara


sistematik, menurut Leopold, yang terdiri atas 4
bagian: Leopold I, II, III, dan IV. Pada Leopold I, II,
dan III pemeriksa menghadap kearah muka
penderita, sedang pada Leopold IV pemeriksa
menghadap kearah kaki penderita.
PEMERIKSAAN LUAR

Leopold I
 Menentukan tinggi FU dan besar uterus untuk

menentukan umur kehamilan


 Menentukan bagian fetus yang terdapat
didaerah FU
PEMERIKSAAN LUAR

Leopold II
 Menentukan sisi lateral daripada janin

 Jika melintang, ditentukan letak kepala dan letak

bokong pada sisi perut


PEMERIKSAAN LUAR

Leopold III
 Menentukan bagian fetus yang terdapat dibagian

bawah
 Menentukan bagian bawah sudah masuk PAP

atau belum
PEMERIKSAAN LUAR

Leopold IV
 Mentukan bagian fetus yang terdapat dibagian

bawah
 Mentukan sudah sejauh mana bagian fetus

masuk kedalam rongga panggul


AUSKULTASI

Memperkuat hasil palpasi, dapat menentukan


presentasi, posisi, habitus atau kehamilan ganda
PEMERIKSAAN DALAM

Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan pada


keadaan in partu, makin besar pembukaan serviks
makin jelas menentukan presentasi dan posisi:
 Pada presentasi belakang kepala, posisi dan
variasinya ditentukan dengan meraba arah sutura
sagitalis dan UUK.
 Pada presentasi muka, posisi dan variasinya
ditentukan dengan meraba letak dagu
 Pada presentasi bokong, posisi dan variasinya
ditentukan dengan meraba letak sakrum dan tuber
ossis isyii
ANATOMY OF FEMALE PELVIC
PELVIC

A. Solid part : Pelvic bone


B. Soft part : Pelvic ligament &
muscle
A. PELVIC BONE

 2 tulang coxae:
- Os illium
- Os ischium
- Os pubic

 Sacrum
 Coccyx
PELVIC BONE
PELVIC BONE
Sacrum
Tulang Coccygis
Pelvic Inlet/Pelvic brim
 Area bordered by:
 Promontorium

 Sacrum

 Linea inominata
 Ramus Superior
ossis Pubis
 Uper border of
Symphisis pubis
Pelvic outlet

Area bordered by:


 Ujung bawah
Sacrum
 Tulang Tuber
Ischiadica
 Sacro-coccygeal
 Lower border of
symphisis pubis
Normal pelvic measurement

Distansia
Cristarum

Distansia
Spinarum

Distansia Cristarum: 28—29 cm


Distansia Spinarum: 25—26 cm
Inside Pelvic measurement

• Conjugata Diagonalis = 12,5—13cm


• Conjugata Vera = CD – (1,5—2cm)
• Conjugata Obstetrika = terpendek
Hodge line
 H I : Bidang yang sama dengan pintu atas
panggul.
 H II : Bidang sejajar dengan H1 Setinggi tepi
bawah simfisis
 H III: Bidang sejajar dengan H I setinggi spina
ischiadica
 H IV: Bidang sejajar dengan H I setinggi ujung
tilang kelangkung ( os sacrum)
B. PELVIC LIGAMENT & MUSCLE
Bagian lunak : diafragma pelvis, dibentuk oleh :
1. Pars muskularis levator ani,yang terdiri dari :
a. Muskulus Pubococcygeus daro os pubis ke
septum anococcygeum
b. Muskulus iliococcgeus, dari arkus tendineus
muskulus levator ani ke oscoccygis
dan septum anococcsigeumgeus
c. Muskulus ischiococcygeus dari spina
ischiadica ke pinggir os sacrum dan os
coccygis.
2. Pars membranasea
a. Hiatus urogenitalis
- Terletak antara keua muskulus puboccygeus
- Berbentuk segitiga
b. iafragma urogenitalis
- Menutupi hiatus urogenitalis
- Dibagian depannya ditembus oleh utretra dan vagina

3. Regio Perineum
Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi :
a. Bagian Anal : (sebelah belakang)

Terdapat muskulus sfingter ani eksternum mengelilingi anus liang

senggama bagian bawah.

b. Regio urogenitalis
Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinei superfisialis.
PELVIC MUSCLE
Conjugata Vera
Sacral promontory

Left sacro-iliac joint

Iliopectineal line

Sacrospinous ligament

Sacrotuberous ligament

Ischial spine

Symphysis pubis

Ischial tuberosity
PELVIC EXAMINATION
 X-Ray
 Jangka Panggul
• Distansia Cristarum
• Distansia Spinarum
• Conjugata eksterna/Bouldeloque: distance
between upper border symphysis pubis
with prosessus spinosus lumbal 5. the
normal measurement 18—20 cm
 Vaginal Touché
Vaginal Touché Examintion

 Promontorium touched/not
 Conjugata Vera normal/not
 Spina Ischiadica prominent/not
 Arkus pubis wide/narrow
 Sakrum curve/not

Note:
•Touched Promontory usually indicated narrow pelvic
•Height ≤145 cm also indicated narrow pelvic
Differentiation between female and male pelvic
Pelvic Shape
PELVIC SHAPE
1-GYNECOID
 Typical female pelvis found in 50% of women

 Rounded—slightly oval inlet

 Straight pelvic sidewalls with roomy pelvic cavity

 Good sacral curve

 Ischial spines are not prominent

 Pubic arch is wide


2-ANDROID
• Typical male pelvis found in 1/3 white women 1/6
non-white
• Pelvic brim is heart shaped

• Pelvis funnels from above downwards (convergent


sidewalls)
• Narrow pubic arch

• Prominent spines
3-ANTHROPOID
 25% white women & 50% nonwhite

 Pelvic brim APD > TD

 Long & narrow pelvic canal with long sacrum

 Straight pelvic sidewalls

4-PLATYPELLOID
 3% of women

 Pelvic brim TD >>>APD  kidney shape

 Sacral promontory pushed forwards

Anda mungkin juga menyukai