Anda di halaman 1dari 8

OLEH :

I KOMANG SUSILA SEMADI PUTRA


1609511089
LUH GEDE SETYAWATI
1609511090
1. ETIOLOGI
Disebabkan oleh protozoa genus Eimeria. Melakukan
replikasi pada epitel kripta saluran intestinal dan
menyebabkan enteritis. Penularan Coccidiosis terjadi ketika
(menelan) ookista infektif dalam pakan atau air minum.
2. EPIDEMIOLOGI

Coccidiosis tersebar di seluruh dunia kerugian ekonomi


yang besar pada peternakan babi. Di Indonesia tersebar di Bali,
menyerang berbagai jenis babi. Coccidiosis kematian yang
cukup tinggi dan pertumbuhan yang tidak optimal akibat
penurunan feed conversion rate.
3. PATOGENESIS
Babi terinfeksi melepaskan ookista coccidiosis di dalam
feses. Ookista bersporulasi menjadi stadium infektif. Babi
terinfeksi jika memakan pakan atau minum yang terkontaminasi
ookista infektif. Didalam usus, ookista melepaskan sporozoit, yang
kemudian akan melakukan replikasi dan menyebabkan enteritis
yang bersifat kataralis, hemoragika, hingga nekrotika. Kerusakan
pada saluran intestinal tersebut mengkibatkan dehidrasi, anemia,
dan penurunan absorbsi nutrisi pangan.
Mekanisme yang lain, yaitu coccidiosis dapat ditularkan
secara vertikal. Anak babi dapat terinfeksi coccidiosis sebelum
dilahirkan jika induk terinfeksi coccidiosis semasa masih bunting
dan menjadi carrier.
4. GEJALA KLINIS

• Diare berair, berwarna putih atau kuning, berbau amis,


• Enteritis.
• Dehidrasi
• Berat badan rendah
• Anemia
5. DIAGNOSA
Dicurigai jika terjadi diare pada babi yang masih
menyusu pada umur 7-21 hari yang tidak merespon dengan baik
terhadap antibiotik. Diagnosis dilakukan dengan perhitungan
ookista pada feses namun pada infestasi perakut diagnosis harus
dilakukan dengan mengamati parasit pada irisan usus halus
karena anak babi bisa mati sebelum ookista ditemukan di feses.
6. PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN

• Kontrol higienis dan serangga


• Membuang kotoran babi setiap hari
• Mencuci bersih dan disinfektan kandang dengan OO-CIDE
(Antec) atau zat-zat lain yang aktif melawan ookista
• Jauhkan tempat pakan dari tempat pembuangan feses
• Menutup lantai basah dengan serutan kayu dan menggantinya
setiap hari
• Pemberian pakan yang baik, managemen pemeliharaan,
perkandangan
7. Pengobatan
Pengobatan dicampurkan pada pakan babi : amprolium
premix 1kg/ton pakan, monensin sodium 100gr/ton pakan
atau sulphadimidine 100g/ton pakan.
Menyuntikkan masing-masing litter dengan sulphonamide long-
acting pada usia enam hari laktasi
Memberikan susu dengan coccidiostat
dosis oral tunggal 20 mg toltrazuril / kg berat badan sesuai
dengan 0,4 ml suspensi oral per kg berat badan.

Anda mungkin juga menyukai