Anda di halaman 1dari 25

bagian dari rumah yang berfungsi sebagai saluran udara, dimana udara

dapat mengalir dengan baik dari luar rumah ke dalam rumah. Dengan
demikian, udara yang ada di dalam rumah akan tergantikan secara terus
menerus oleh udara dari luar melalui ventilasi tersebut.

Menurut Boutet dalam Seputra


Jackobus A. P. (2013, hlm. 150)
mengemukakan bahwa ventilasi
merupakan proses suplai udara luar
tidak terkondisi ke dalam ruang,
sekaligus membuang udara ke luar
ruang dengan berbagai metode.
Menurut UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

PASAL 22 PASAL 23

1. Sistem pencahayaan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 21 merupakan kebutuhan
pencahayaan yang harus disediakan pada
bangunan gedung melalui pencahayaan alami
dan/atau pencahayaan buatan, termasuk
pencahayaan darurat.
2. Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan
kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan
umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk
pencahayaan alami.
3. Ketentuan mengenai sistem pencahayaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
FUNGSI UTAMA
VENTILASI

1. Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang


pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering
berupa jendela atau pintu);
2. Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari).
VENTILASI VENTILASI UPAYA
ALAMI BUATAN KESEHATAN
VENTILASI ALAMI proses suplai dan pemindahan udara dengan menggunakan celah yang
sengaja dibuat, kekuatan angin dan tekanan akibat perbedaan suhu

Udara panas dari dalam bangunan


Ventilasi alami terjadi Udara dari luar yang
akan terdorong oleh udara bersih
karena adanya bertekanan masuk ke
dari luar, sehingga mengurangi
perbedaan tekanan di dalam bangunan
termal di dalam ruangan
luar suatu bangunan
gedung yang
disebabkan oleh angin
dan karena adanya
perbedaan temperatur,
sehingga
terdapat gas-gas panas
yang naik di dalam
saluran ventilasi. Udara pada ruangan yang telah
terkontaminasi suhu termal dari manusia,
barang elektronik tergantikan oleh udara
dari luar ke dalam bangunan
1. Menghilangkan gas yang tidak sedap (bau
keringat dan gas CO2
2. Menghilangkan uap air di dalam ruangan
3. Menghilangkan kalor yang berlebihan
4. Mendapatkan kenyamanan thermal
5. Menciptakan suatu ruangan yang sehat
TUJUAN
6. Mencegah kerusakan struktural karena
kelembaban melalui ventilasi alami
7. Menghemat biaya pengeluaran (tanpa AC)
8. Mengurangi pemakaian energi
9. Meningkatkan harga bangunan
10. Menambah estetika bangunan
Ventilasi alami yang disediakan harus terdiri dari bukaan
permanen, jendela, pintu atau sarana lain yang dapat dibuka,
dengan :

1. jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap


luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi; dan
VENTILASI ALAMI 2. arah yang menghadap ke :
- halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau
daerah yang terbuka ke atas.
- teras terbuka, pelataran parkir, atau sejenis; atau
- ruang yang bersebelahan
Desain jendela dipengaruhi faktor lokasi, penempatan, dimensi, dan
tipe atau model jendela yang dipilih. Ventilasi silang lebih maksimal
apabila penempatan secara vertikal ikut diperhitungkan.

Jendela yang berfungsi sebagai inlet (memasukkan udara)


VENTILASI ALAMI sebaiknya diletakkan pada ketinggian manusia yaitu 60 cm sampai
dengan 150 cm (aktivitas dudukan maupun berdiri), dikarenakan
agar udar dapat mengalir di sekitaran manusia untuk memperoleh
DESAIN JENDELA rasa nyaman yang diharapkan.

Jendela Outlet (mengeluarkan udara) diletakkan lebih tinggi agar


udara panas dalam ruang dapat dengan mudah dikeluarkan
BENTUK RUANG INLET LEBIH KECIL LETAK INLET DAN OUTLET
RAMPING/PIPIH DARI OUTLET BERSEBRANGAN
INLET LEBIH RENDAH DARI INLET SEJAJAR DENGAN
OUTLET OUTLET
INLET LEBIH RENDAH DARI INLET SEJAJAR DENGAN
OUTLET OUTLET
1. Sistem ventilasi mekanis harus diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi
syarat tidak memadai.
2. Penempatan fan harus memungkinkan pelepasan udara secara maksimal dan juga
memungkinkan masuknya udara segar atau sebaliknya.
3. Sistem ventilasi mekanis bekerja terus menerus selama ruang tersebut dihuni.
4. Bangunan atau ruang parkir tertutup harus dilengkapi sistem ventilasi mekanis
untuk membuang udara kotor dari dalam dan minimal 2/3 volume udara ruang
harus terdapat pada ketinggian maksimal 0,6 meter dari lantai.
5. Ruang parkir pada ruang bawah tanah (besmen) yang terdiri dari lebih satu lantai,
gas buang mobil pada setiap lantai tidak boleh mengganggu udara bersih pada
lantai lainnya.
6. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan harus
sesuai ketentuan yang berlaku lihat Tabel 2.2 Kebutuhan ventilasi Mekanis.
1. Tentukan kebutuhan udara ventilasi yang
diperlukan sesuai fungsi ruangan.
2. Tentukan kapasitas fan.
3. Rancang sistem distribusi udara, baik
menggunakan cerobong udara (ducting)
atau fan yang dipasang pada
dinding/atap.
Dampak
Suhu dalam ruang rumah yang terlalu rendah dapat
menyebabkan gangguan kesehatan hingga hypotermia, sedangkan
suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi sampai Upaya Penyehatan
dengan heat stroke. 1. Bila suhu udara di atas 30ºC diturunkan
dengan cara meningkatkan sirkulasi udara
dengan menambahkan ventilasi
Faktor risiko
mekanik/buatan.
Perubahan suhu udara dalam rumah dipengaruhi oleh beberapa
2. Bila suhu kurang dari 18ºC, maka perlu
faktor antara lain:
menggunakan pemanas ruangan dengan
1) Penggunaan bahan bakar biomassa
menggunakan sumber energi yang aman
2) Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
bagi lingkungan dan kesehatan.
3) Kepadatan hunian
4) Bahan dan struktur bangunan
5) Kondisi Geografis
6) Kondisi Topografi
Dampak
Nilai pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi, sehingga
akan berakibat terhadap kerusakan retina pada mata. Cahaya
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kenaikan suhu pada
ruangan.. Upaya Penyehatan
Pencahayaan dalam ruang rumah diusahakan
agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan
persyaratan minimal 60 Lux.
Faktor risiko
Intensitas cahaya yang terlalu rendah, baik cahaya yang
bersumber dari alamiah maupun buatan.
Dampak Upaya Penyehatan
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun 1) Bila kelembaban udara kurang dari 40%, maka dapat dilakukan
rendah dapat menyebabkan suburnya upaya penyehatan antara lain :
pertumbuhan mikroorganisme. a) Menggunakan alat untuk meningkatkan kelembaban seperti
humidifier (alat pengatur kelembaban udara)
b) Membuka jendela rumah
c) Menambah jumlah dan luas jendela rumah
d) Memodifikasi fisik bangunan (meningkatkan pencahayaan,
sirkulasi udara)
Faktor risiko 2) Bila kelembaban udara lebih dari 60%, maka dapat dilakukan
Konstruksi rumah yang tidak baik seperti upaya penyehatan antara lain :
atap yang bocor, lantai, a) Memasang genteng kaca
dan dinding rumah yang tidak kedap air, b) Menggunakan alat untuk menurunkan kelembaban seperti
serta kurangnya pencahayaan baik buatan humidifier (alat pengatur kelembaban udara)
maupun alami.
Dampak
Pertukaran udara yang tidak memenuhi
syarat dapat menyebabkan suburnya Upaya Penyehatan
pertumbuhan mikroorganisme, yang
mengakibatkan gangguan terhadap Upaya penyehatan dapat dilakukan dengan mengatur pertukaran
kesehatan manusia. udara, antara lain yaitu :
1) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi, minimal 10% luas
lantai dengan sistem ventilasi silang
2) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan
secara berkala sesuai dengan buku petunjuk, serta harus melakukan
Faktor risiko pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi
1) Kurangnya ventilasi (jumlah dan luas hari secara rutin
ventilasi tidak cukup, sesuai persyaratan 3) Menggunakan exhaust fan
kesehatan). 4) Mengatur tata letak ruang
2) Tidak ada pemeliharaan AC secara
berkala.

Anda mungkin juga menyukai