5 Levels of Prevention
5 Levels of Prevention
1. Eka Listia N.
2. Siti Suci Fitriana
Pendahuluan
Pengetahuan tentang kesehatan
organ reproduksi sangat perlu
diketahui oleh kaum wanita, agar
dapat menjaga kesehatan dan
memfungsikan organ reproduksi
secara benar dan bertanggung
jawab, dengan upaya-upaya
penyebarluasan pengetahuan
kesehatan organ reproduksi, maka
kita telah dapat disebut melakukan
pencegahan secara promotif dan
preventif.
1
Pengertian Gender
3
Penanganan Isu Gender dalam
Kesehatan Reproduksi
ruang lingkup kesehatan reproduksi :
4
Upaya Promotif dan Preventif
Menurut Leavel dan Clark
Bermanfaat untuk:
Menurunkan angka kesakitan
Meningkatkan presentasi kasus yang
dideteksi dini pada stadium awal
Menurunkan kejadian komplikasi
Meningkatkan kualitas hidup
5
5 levels of prevention
leavel and clarck
Primary Prevention Secondary Prevention Tertiary Prevention
6
1) Promosi kesehatan (Health
promotion)
Promosi kesehatan adalah program-
program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perubahan (perbaikan), baik di
dalam masyarakat sendiri, maupun dalam
organisasi dan lingkungannya(Australian
Health Foundation).
7
Tujuan
1. Membangun kebijakan
masyarakat sehat
2. Membangun keterampilan
personal
3. Memperkuat partisipasi
komunitas
4. Menciptakan lingkungan yang
mendukung
5. Reorientasi pelayanan
kesehatan
8
Ruang lingkup promosi kesehatan
berdasarkan tatanan pelaksanaan
9
Usaha pencegahan
1. Penyediaan makanan sehat dan cukup
(kualitas maupun kuantitas).
2. Perbaikan hygiene dan sanitasi
lingkungan
3. Pendidikan kesehatan kepada
masyarakat
4. Olahraga secara teratur sesuai
kemampuan individu.
5. Kesempatan memperoleh hiburan demi
perkembangan mental dan social.
6. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks
yang bertanggung jawab
10
2) Perlindungan khusus (Specific
protection)
Spesific protection adalah upaya spesifik
untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit tertentu (Maulana, 2009).
11
Usaha pencegahan
1. Memberikan imunisasi pada golongan
yang rentan untuk mencegah penyakit.
2. Isolasi terhadap penderita penyakt
menular.
3. Pencegahan terjadinya kecelakaan, baik
ditempat umum maupun tempat kerja.
4. Perlindungan terhadap bahan-bahan
yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun, maupun alergi.
5. Pengendalian sumber-sumber
pencemaran.
12
3) Diagnosis dini dan penanganan segera
(early diagnosis and promotif
treatment).
Early diagnosis mengandung pengertian
diagnosa dini atau tindakan pencegahan
pada seseorang atau kelompok yang
memiliki resiko terkena penyakit.
14
Usaha pencegahan
1) Mencari kasus sedini mungkin.
2) Mencari penderita dalam masyarakat dengan
jalan pemeriksaan
3) Mencari semua orang yang telah berhubungan
dengan penderita penyakit menular (contact
person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul
dapat segera diberikan pengobatan.
4) Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap
penderita.
5) Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap
permulaan kasus 15
4) Pembatasan ketidakmampuan
(disability limitation)
Pembatasan kecacatan adalah suatu
tindakan yang dilakukan untuk mencegah
agar pasien atau masyarakat tidak
mengalami dampak kecacatan akibat
penyakit yang ditimbulkan.
16
Usaha pencegahan
1. Pengobatan dan perawatan
yang sempurna agar penderita
sembuh dan tidak terjadi
komplikasi.
2. Pencgahan terhadap
kompikasi dan kecacatan.
3. Perbaikan fasilitas kesehatan
sebagai penunjang untuk
dimungkinkan pengobatan dan
perawatan yang lebih intensif
17
5) Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk
mengembalikan bekas penderita kedalam
masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna
untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimalnya sesuai dengan
kemampuannya
18
Bentuk Rehabilitasi
1. Rehabilitasi fisik
2. Rehabilitasi mental
4. Rehabilitasi aesthetis
19
Usaha pencegahan
1. Mengembangkan lembaga-lembaga
rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat.
2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima
mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan.
3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi
sosial sehingga setiap penderita yang telah
cacat mampu mempertahankan diri.
4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan
yang harus tetap dilakukan seseorang setelah
ia sembuh dari suatu penyakit.
20