Anda di halaman 1dari 31

Ayu Ulfah Zakiyah 


Anggita Siti Assifa

Ai Yuliyati

Asti Novianti Rukmana

Eka Nadia Yusmia

Derra Farhan Fauzy


Adam Ramadhan Muslim
Bambang Kurnia Saputra
Materi yang akan
disampaikan :
KONSEP TEORI 
1 Pengertian Appendisitis

2 Etiologi
3 Patofisiologi
4 Pathway

 Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus atau
umbai cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum
(cecum). Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut
sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah
komplikasi yang umumnya berbahaya.(wim de jong et al.2005)

Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-


kira 10 cm (94 inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup
ileosekal. Appendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara
teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan
lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan
terhadap infeksi. (Brunner dan Sudarth, 2002).

 Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermivormis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki
maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki
berusia antara 10 sampai 30 tahun (Mansjoer, Arief,dkk, 2007).

Jadi dapat disimpilkan appendicitis adalah


peradangan pada usus buntu atau umbai cacing yang
disebabkan tersumbatnya luman oleh batu fesses.


Menurut klasifikasi :

•Apendiks akut

•Apendisitis rekeuns

•Apendisiti kronis

Anoreksia, mual, muntah (50%)

Demam

Nyeri perut kanan bawah yang awalnya


timbul pada daerah epigastik atau
periumbilikal

Diare atau konstipasi (18%)

Onset/ timbul dalam waktu 48 jam (80%


dewasa)

Nyeri kanan bawah (jarang)

Afebril/ tidak mengalami demam

nyeri hilang timbul yang dapat


menyerupai kondisi akut selama lebih dari
atau sama dengan tiga minggu

Munculnya nyeri/onset dua minggu atau


lebih (2%)

 Penyakit appendicitis ini disebabkan oleh invasi
dan multipikasi. Usus buntu/ appendicitis
merupakan peradangan pada umbai cacing/usus
buntu sehingga terjadi kerusakan suhu terhadap
inflamasi yang menyebabkan hipertermia.
Appendicitis sering terjadi sekresi mukus berlebih
pada lumen sehingga spasme dinding appendik
dan itulah yang menyebabkan nyeri pada
penderita appendicitis.

 Kebanyakan orang yang mengalami penyakit appendicitis harus
mengalami operasi. Tetapi operasi-operasi tersebut dapat dapat
menimbulkan efek samping atau diagnosa keperawatan lainnya
seperti ansietas (Kecemasan), kerusakan integritas jaringan, nyeri,
gangguan rasa nyaman, resiko kekurangan volume cairan beserta
ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Tetapi pasca operasi diagnosa perawat itu tidak selalu muncul


hanya beberapa diagnosa yang dapat terjadi pada klien sesuai
dengan data yang didapatkan pada saat pengkajian.
Pemeriksaan diagnostik

Laboratorium:
 Darah lengkap  ditemukan jumlah leukosit antara
10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas
75%.
 Test protein reaktif (CRP)  ditemukan jumlah
serum yang meningkat

Radiologi:
 Ultrasonografi  ditemukan bagian memanjang pada
tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks
 CT-scan  ditemukan bagian menyilang dengan
apendikalit serta perluasan dari apendiks yang
mengalami inflamasi serta pelebaran sekum
Penatalaksanaan

 Tindakan pre operatif:
Penderita di rawat, diberikan antibiotik dan kompres
untuk menurunkan suhu penderita, pasien diminta
untuk tirah baring dan dipuasakan.
 Tindakan operatif : appendiktomi.
 Tindakan post operatif,
Klien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur
seama 2 x 30 menit, hari berikutnya makanan lunak
dan berdiri tegak di luar kamar, hari ketujuh luka
jahitan diangkat, klien pulang
Identitas Pasien
 Nama

 Umur
: Tn. A

: 21 tahun
 Identitas
Penanggung Jawab
 Agama : Islam
 Nama : Tn. I
 Pendidikan : SMA

 Pekerjaan : Wiraswasta  Umur : 54 Tahun

 Status Pernikahan : Blm kawin  Agama : Islam


 Suku/Bangsa : Sunda/INA  Pendidikan : SD
 Tanggal masuk : 13-06-2016  Pekerjaan : Buruh Tani
 Tanggal pengkajian : 18-06-2016
 Suku/Bangsa : Sunda/INA
 No. Med. Rec : 210-320-17
 Hub. dengan klien : Ayah
 Diagnosa Medis : Appendicitis
 Alamat : Kp. Selawangi
 Alamat : Kp. Selawangi

 Keluhan Utama
Nyeri

 Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18-06-2016,
klien mengeluh nyeri, lemas pada saat beraktivitas(berjalan),
setelah dilakukan pendeketan nyeri klien mengtakan bahwa
klien merasakan nyeri didaerah perut bagian kanan bawah,
nyeri sangat hebat dirasakan saat klien beraktivitas dan
berjalan. Nyeri yang klien rasakan sangat tajam dan dan
intensitas nyerinya bila dilihat dari raut mukanya berada
pada skala 8 dari rentah 1-10, serata frekuensi nyerinya 20
menit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Hipertermia berhubungan dengan respon sistemik
dari inflamasi gastriointestinal yang ditandai dengan
suhu tubuh 39,2 oC.
 Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi
yang ditandai dengan klien tampak meringgis
kesakitan.
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif, mekanisme kerja peristaltik
usus menurun yang ditandai dengan mukosa mulut
kering, turgor kulit kurang dari 2 detik dan mual
muntah.

 Resiko ketidak efektifan perfusi gastriointestinal
berhubungan dengan proses infeksi, penurunan sirkulasi
darah ke gastriointestinal.
 Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan tubuh.
 Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan distensi
abdomen yang ditandai dengan klien tampak gelisah.
 Ansietas berhubungan dengan proknosis penyakit yang
ditandai dengan klien tampak cemas dan sering bertanya.
Penulisan Diagnosa
Berdasarkan aktual tidaknya

 Aktual (P.E.S)
 Hipertermia berhubungan dengan respon sistemik dari
inflamasi gastriointestinal yang ditandai dengan suhu tubuh
39,2 oC.
 Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi yang
ditandai dengan klien tampak meringgis kesakitan.
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif, mekanisme kerja peristaltik usus menurun yang
ditandai dengan mukosa mulut kering, turgor kulit kurang
dari 2 detik dan mual muntah.
 Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan distensi
abdomen yang ditandai dengan klien tampak gelisah.
 Ansietas berhubungan dengan proknosis penyakit yang
ditandai dengan klien tampak cemas dan sering bertanya.

 Resiko Tinggi
 Resiko ketidak efektifan perfusi gastriointestinal
berhubungan dengan proses infeksi, penurunan
sirkulasi darah ke gastriointestinal.
 Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai